Anda di halaman 1dari 3

KARSINOMA LARING

Bakti Surarso

BATASAN
Karsinoma yang mengenai laring (supraglotik, glotik, subglotik).

ETIOLOGI
Diduga rokok dan alkohol berpengaruh besar. Faktor risiko yang lain meliputi: diet, GERD,
radiasi sebelumnya, infeksi virus HPV tipe 16 dan 18, mutasi genetik, pekerjaan yang
berhubungan dengan debu kayu, hidrokarbon polisiklik dan asbes.
Merupakan keganasan kedua tersering daerah kepala dan leher.
Umum tersering 40-45 tahun, laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan perbandingan
6:1.

1. Gejala Kilinis:
Gejala dini: suara parau. Suara parau pada orang tua lebih dari 2 minngu perlu
pemeriksaan laring dengan seksama.
Gejala lanjut: sesak nafas dan stridor inspirasi, sedikit demi sedikit, progresif. Kesulitan
menelan terjadi pada tumor supraglotik, atau apabila tumor sudah meluas ke faring dan
esofagus.
Pembesaran kelenjar leher (kadang-kadang).
2. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan THT-KL: pada laringoskopi indirekta (LI) dan laringoskopi direkta (LD)
atau laringoskopi serat optik (LSO) dapat dilihat tumor laring.
Pemeriksaan leher:
 Inspeksi: terutama untuk melihat pembesaran kelenjar leher, laring dan tiroid.
 Palpasi: untuk memeriksa pembesaran pada membran krikotiroid atau tirohioid,
yang merupakan ekstensi tumor ke ekstra laringeal. Infiltrasi tumor ke kelenjar
tiroid menyebabkan tiroid membesar dan keras. Memeriksa pembesaran kelenjar
getah betting leher.
3. Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan radiologik:
 X-foto leher AP dan Lateral (jaringan lunak)
 USG leher
 CT scan, MRI atau PET scan (bila fasilitas tersedia).
 Tes Faal Pam
4. Biopsi, bisa dilakukan dengan LI, LD atau LSO. LD untuk mengevaluasi:

Lokasi, ukuran dan perluasan tumor:

 Bila supraglotis ke: valekula, dasar lidah, dinding faring, dinding medial sinus
piriformis, aritenoid/ventrikel.
 Bila Glotis, ke arah: subglotis, aritenoid,supraglotis, komisura anterior dan
epiglotis.

Mobilitaskorda vokalis

Pemeriksaan traktus aerodigestif bagian atas

DIAGNOSIS BANDING
Tuberkulosis laring
Tumor jinak laring (papiloma, kista polip)
Nodul vocal

PENATALAKSANAAN
Trakeotomi --> pada penderita yang sesak nafas
Operasi:
Laringektomi parsial

Laringektomi total

Dapat dikombinasi dengan: Diseksi leher fungsional

Diseksi leher radikal

Radioterapi dan kemoterapi:

Stadium I : Radiasi, bila gagal diteruskan dengan pembedahan


Laringektomi parsial atau total
Stadium II : Laringektomi parsial atau laringektomi total
Stadium III : Dengan/ tanpa Ni: laringektomi total dengan/tanpa
diseksi leher,diikuti radiasi

Stadium IV : Tanpa N/M laringektomi total diikuti kemoradiasi


Stadium IV lainnya : Radioterapi dan kemoterapi
DAFTAR PUSTAKA

1. Sinha P, Okuyemi 0, Haughey BH. Early laringeal cancer. In: Johnson JT, Rosen CA,
eds. Baileys' s head and neck surgery-otolaryngology. 5 th ed. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins; 2014. p. 1941-60.
2. Loehn BC, Kunduk M, Mcwhorter A. Advanced laryngeal cancer. In: Johnson JT,
Rosen CA, eds. Baileys's head and neck surgery-otolaryngology. 5 th ed. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins; 2014. p. 1961-77.
3. Dhanisetty S, Johnson J. Tumors of the larynx. In: Lee KJ, than Y, Das S, eds.
Essential otolaryngology head & neck surgery. 10th ed. New York: Mc Graw Hill
Medical; 2012. p. 657-66.
4. Strome M, Solares A. Neoplasm of the larynx. In: Snow JB, Wackym PA, eds.
Ballenger's otorhinolaryngology head and neck surgery. 17th ed. Connecticut: BC
decker Inc; 2009. p.1121-30.

Anda mungkin juga menyukai