Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP,


KARAKTERISTIK, IMPLIMENTASI, PETA KONSEP
BIDANG STUDI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


(Pendidikan Akidah Akhlak MI)
Dosen Pembimbing:
Miftahul Jannah, M. Pd.

Oleh:

Kelompok 1

1. Faizatul Hasanah (17.11.20.0112.00192)


2. Isfi Norol Amini (17.11.20.0112.00200)
3. Maria Ulpah (17.11.20.0112.00214)
4. Nita ul Hasanah (1.11.20.0112.00239)
5. Nor Cahaya (17.11.20.0112.00234)
6. Rismilawati (17.11.20.0112.00260)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat dan salam kita haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. beserta
seluruh keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Akidah Akhlak MI pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ)
Amuntai.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Pengertian, Tujuan Dan
Ruang Lingkup, Karakteristik, Implimentasi, Peta Konsep Bidang Studi
Pembelajaran Akidah Akhlak”, penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik dalam bentuk dukungan, bimbingan ataupun arahan serta
motivasi yang sangat besar nilainya. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan makalah ini memiliki beberapa kekurangan atau kejanggalan. Oleh
karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Saberan Affandi, MA, selaku ketua Sekolah tinggi
Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) Amuntai yang telah berkenan menyetujui judul
makalah ini.
2. Miftahul Jannah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) yang
ikhlas memberikan pengetahuan yang berharga selama penulis
mengikuti perkuliahan di lembaga pendidikan ini dapat menyelesaikan
tugas kuliah.
4. Semua pihak yang memberikan bantuan, fasilitas dan data maupun
informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Atas bantuan dan dorongan yang tak ternilai harganya. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi
tingginya teriring do‟a yang tulus semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang
berlipat ganda. Amiin.
Akhirnya penulis harapkan kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin YaRabbal‘Alamiin

Amuntai, 25 Agustus 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran Akidah Akhlak di MI............................ 3
B. Tujuan pembelajaran akidah akhlak di MI.................................... 7
C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah
Ibtidaiyah ...................................................................................... 8
D. Karakteristik pendidikan akidah akhlak MI .....................................10
E. peta konsep transfer: transfer of knowledge, transfer of
methodology, dan transfer of values dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak MI ........................................................................................13
BAB III PENUTUP
Simpulan........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan tidak boleh diabaikan, hal ini dikarenakan dengan pendidikanlah
manusia dapat berubah dari yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, dan dengan
pendidikan juga manusia dapat merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik.
Dengan pendidikan manusia dapat merencanakan masa depan yang baik
untuknya dan untuk orang lain, sehingga kehidupan manusia akan terus
berkembang seiring dengan berkembangnya pendidikan yang dijalaninya.
Pendidikan mencakup semua ilmu yang ada, termasuk juga Akidah
Akhlak, akidah merupakan pembelajaran tentang keyakinan seseorang, tentang
apa yang ia yakini, sedangkan akhlak adalah bagaimana cara seseorang
berprilaku terhadap orang lain dimasyarakat, seperti menghormati yang lebih
tua dan menyayangi yang lebih muda.
Pendidikan akidah akhlak hendaknya sudah ditanamkan pada seseorang
sejak ia kecil, sehingga ia dapat menjadikan seseorang yang memiliki akidah
yang kuat dan akhlak yang baik. Dengan memiliki akidah dan akhlak yang baik
seseorang akan lebih mudah dalam menjalani masa depan dan menghadapi
masalah-masalah yang akan datang.
Pendidikan akidah akhlak untuk anak tentu berbeda dengan pendidikan
akidah akhlak untuk yang dewasa, pada anak-anak diperlukan penjelasan yang
konkrit agar seorang anak benar-benar memahami apa yang disampaikan dan
dapat diamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Agar dapat memberikan pendidikan akidah akhlak yang benar dan
mudah dipahami untuk anak, maka kita perlu memahami apa itu akidah akhlak
dan memahami apa-apa saja yang ada didalamnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis akan
membahas sebuah makalah dengan judul” PENGERTIAN, TUJUAN DAN
RUANG LINGKUP, KARAKTERISTIK, IMPLIMENTASI, PETA KONSEP
BIDANG STUDI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK”
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran Akidah Akhlak di MI?
2. Apa tujuan pembelajaran akidah akhlak di MI?
3. Apa-apa saja ruang lingkup akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah?
4. Bagaimana karakteristik pendidikan akidah akhlak MI?
5. Bagaimana Peta Konsep Bidang Studi pembelajaran Aqidah Akhlak MI?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran Akidah Akhlak MI.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran akidah akhlak MI.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pendidikan akidah akhlak MI.
5. Untuk mengetahui bagaimana Peta Konsep Bidang Studi pembelajaran
Aqidah Akhlak MI.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak


1. Pembelajaran
Secara sederhana pembelajaran adalah proses membelajarkan orang.
Pendidikan berusaha membantu agar orang yang belajar lebih terarah, lebih
lancer, lebih mudah, dan lebih berhasil.1 Pembelajaran adalah usaha
mengelola lingkungan belajar dengan sengaja agar seseorang membentuk
diri secara positif tertentu dalam kondisi positif tertentu.
Dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencpai hasil
pembelaaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran lebih
memfukoskan pada bagaimana membelajarkan orang, bukan pada apa yang
dipelajari orang.2 Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu
kegiatan atau proses mengelola kondisi-kondisi linkungan secara sistematik
sehingga orang yang belajar dapat mencapai tingkat kemampuan tertentu.3
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:4
a. Relevansi, Prinsip relevansi artinya materi pembelajaranhendaknya
relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Relevan disini berarti antara materi pembelajaran
dengan standar kompetensi dasar atau kompetensi dasar saling ada
keterkaitan, bahan ajar yang ada seharusnya harus dapat mendukung
dalam memenuhi target atau tujuan dalam proses pembelajaran.
b. Konsistensi, Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan
ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Konsisten disini
dimaksudkan dalam target kompetensi dasar yang harus dicapai harus
selaras dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan, tidak boleh
melebihi dari kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.
c. Kecukupan, Prinsipkecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar
1
Dina Gasong, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Deepublish, t.t.), h. 64.
2
Gasong, h. 65.
3
Gasong, h. 67.
4
Fitri Erning Kurniawati, “Pengembangan Bahan Ajar Akidah Ahklak Di Madrasah
Ibtidaiyah,” Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen 9 (Jawa Tengah: Agustus 2015): h. 375-376.
yang diajarkan.Materi yang disajikan seharusnya memadai dan dapat
membantu siswa dalam memenuhi kompetensi dasar yang ditetapkan,
materi harus selalu sejalan dan searah dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
2. Akidah
Secara bahasa akidah diambil dari bahasa arab yaitu „aqada-ya‟qidu-
uqdatan-wa‟aqidatan yang berarti ikatan atau perjanjian, maksudnya
sesuatu yang menjadi tempat bai hati nurani terikat kepadanya. Setelah
berbentuk akidah maka maknanya menjadi keyakinan. Adapun pengertian
Akidah secara istilah memiliki arti perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati setiap orang, sehingga menjadi suatu kenyataan
yang teguh dan kokoh serta tidak ada keraguan dan kebimbangan
didalamnya. Akidah biasanya ditumbuhkan dengan istilah iman, yaitu
“sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan angota tubuh.5
Para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam mengenai
pengertian akidah, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menurut Syaikh Thahir al-Jazairy
Akidah Islamiyah merupakan perkara-perkara yang diyakini oleh
orang-orang muslim yang berarti mereka teguh terhadap kebenaran
perkara-perkara yang ada pad akidah tersebut.
b. Menurut Hasan al-Banna
Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, menentramkan jiwa dan menjadikan keyakinan yang tidak ada
keraguan dan kebimbangan padanya.
Akidah diibaratkan sebagai pondasi bangunan. Sehingga akidah
harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu dibanding bagin-
bagian lain. Akidah pun harus dibangun dengan kuat dan kokoh agar
tidak mudah goyah yang akan menyebabkan bangunan menjadi
runtuh. Bangunan yang dimaksud disini adalah Islam yang benar,
menyeluruh, dan sempurna. Akidah merupakan misi yang
ditugaskan Allah untuk semua Rasul-Nya, dari pertama sampai
dengan yang terakhir. Akidah tidak dapat berubah karena
pergantian nama, tempat, atau karena perbedaan pendapat suatu
golongan.6

5
Rosihan Anwar, Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 13.
6
Dedi Wahyudi, Pengantar Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya (Yogjakarta: Lintang
Rasi Aksara Books, 2017), H. 2.
Hasan Al-Banna menunjukkan empat bidang yang berkaitan dengan
lingkup pembahasan mengenai akidah, yaitu:
a. Ilahiyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan illah (tuhan) seperti wujud Allah, asma Allah, sifat-sifat yang
wajib pada Allah, dan lain-lain.
b. Nubuwwat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan rasul-rasul Allah, termasuk Kitab Suci, Mukjizat dan lain-lain.
c. Ruhaniyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan alam roh atau metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh,
dan lain-lain.
d. Sam‟iyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui melalui sam‟i (dalil Al-Quran dan As-Sunnah), seperti
surga-neraka, alam barzah, akhirat, kiamat dan lain-lain.
3. Akhlak
Secara etimologis akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, tingkah laku atau tabiat. Kesamaan akar kata diatas
mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk
(manusia). Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain
dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala
tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq
(Tuhan). Apabila khuluq seseorang itu baik maka ia akan mendapatkan
kebaikan (kebahagiaan) di akhirat nanti.7
Secara terminologis akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa
seseorang yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan dapat disifati
baik buruknya untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akhlak
merupakan manifestasi Iman, Islam, dan Ihsan yang merupakan refleksi
sifat dan jiwa secara spontan yang terpola pada diri seseorang sehingga
dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada
pertimbangan tertentu. Sifat dan jiwa yang melekat dalam diri seseorang
menjadi pribadi yang utuh dan menyatu dalam diri orang tersebut sehingga

7
Nur Prawiti, Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di MIN
Jejeran Wonokoromo Pleret Bantul (Yogjakarta: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga, 2013), H. 13.
akhirnya tercermin melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
bahkan menjadi adat kebiasaan.8
Akidah akhlak di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan
dengan pengenalan dan penghayatan terhadap asmaul-husna, serta
penciptaan suasana keteladan dan pembiasaan dalam mengamalkan
akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh
perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.9

B. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak


Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan al-akhlakul
karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari
keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-
rasulNya, hari akhir, serta Qada dan Qadar Al-akhlak al-karimah ini sangat
penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif
era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara
Indonesia.10
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan11
1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan,pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman tentang akidah islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
2. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela dalam kehiduupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu
maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah islam.
Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya menanamkan kecerdasan
dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam
bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati
dirinya. Pendidikan karakter yang ditanamkan dalam pendidikan Islam

8
Prawiti, H. 14-15.
9
Prawiti, H. 32-33.
10
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, h.
20-21 .
11
Prawiti, Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di Min Jejeran
Wonokoromo Pleret Bantul, H. 33.
adalah penciptaan fitrah siswa yang berakhlakul karimah. Pentingnya
pendidikan karakter karena sebagian permasalahan generasi sekarang
adalah krisis akhlak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
kualitatif dengan penelitian lapangan menggunakan pendekatan deskriptif.
Berdasarkan analisis data ditemukan Bentuk materi pendidikan karakter
dalam pembelajaran akidah akhlak di MI memerlukan pengajaran,
keteladanan, dan refleksi akhlak, ibadah, dan aqidah. Poin terpenting
dalam pendidikan karakter mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai
dengan tuntunan al-Quran dan Sunnah. Implementasi Pendidikan Karakter
dalam pembelajaran akidah akhlak di MI dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu
kegiatan pembelajaran di dala m kelas, kegiatan diluar kelas, dan kegiatan
di luar sekolah. Sarana dan prasarana yang ada, diakui atau tidak telah turut
memberikan kemudahan dalam pendidikan karakter dalam pembelajaran
akidah akhlak di MI dengan materi-materi yang ada dan menggunakan
metode pembiasaan, keteladanan, dan refleksi serta metode-metode yang
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah


Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:12
1. Aspek akidah (keimanan) meliputi:
a. Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha
illallaah, basmalah, alhamdulillaah, subhanallaah, Allaahu Akbar,
ta‟awwudz, maasya Allah, assalaamu‟alaikum, salawat, tarji‟, laa haula
walaa quwwata illaa billah, dan istighfaar.
b. Al-asma‟ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-
Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as- Samai‟, ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-
Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-
„Azhiim, al- Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib,
al-Wahhiab, al-‟Aliim, azh-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-
Mu‟min, al-Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii,
al-Hakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww,
ash-Shabuur, dan al-Haliim.

12
Prawiti, H. 33-36.
c. Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat
thayyibah, al-asma‟ al-husna dan pengenalan terhadap salat lima waktu
sebagai manifestasi iman kepada Allah.
d. Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan
Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).
2. Aspek akhlak meliputi:
a. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada
tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah,
sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan
patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana,
teguh pendirian, dermawan, optimis, qana‟ah, dan tawakal.
b. Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada
tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar,
bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang,
munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan
murtad.
3. Aspek adab Islami, meliputi:
a. Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin,
belajar, dan bermain.
b. Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
c. Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman,
dan tetangga.
d. Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di
tempat umum, dan di jalan.
4. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi
Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW,
masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan‟an, kelicikan
saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa‟labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu
Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus
dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat
terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan
dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi dasar
dan indikator.

D. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak


Setiap materi memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya
materi pelajaran agama aspek lainnya. Adapun karakteristik materi Aqidah
dan Akhlaq adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan materi yang dikembangkan
dari ajaran ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber
dari Al-Quran dan Al-Hadits.
2. Prinsip-prinsip dasar Aqidah adalah keimanan atau keyakinan yang
tersimpul dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa atau hati manusia yang
diperkuat dengan dalil-dalil naqli, aqli, dan wijdani atau perasaan halus
dalam meyakini dan mewujudkan rukun iman yang enam yaitu, iman
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,
dan iman kepada takdir. Prinsip-prinsip Akhlaq adalah pembentukan sikap
dan kepribadian seseorang agar berakhlak mulia atau Akhlaq Al-Mahmudah
dan mengeliminasi akhlak tecela atau akhlak Al-Madzmumah sebagai
manifestasi akidahnya dalam perilaku hidup seseorang dalam berakhlak
kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada diri sendiri, kepada sesama manusia,
dan kepada alam serta makhluk lain.
3. Materi Aqidah dan Akhlaq merupakan salah satu rumpun materi
pembelajaran agama di madrasah (Al-Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlaq,
Syari‟ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang
secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang
kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman, termasuk
kajian Aqidah dan Akhlaq yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni
dan budaya.
4. Materi Aqidah dan Akhlaq tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk
menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang Aqidah dan Akhlaq dalam
ajaran Islam, melainkan yang terpenting adalah bagaimana peserta didik
dapat mengamalkan Aqidah dan Akhlaq itu dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Aqidah dan Akhlaq menekankan keutuhan dan keterpaduan antara
pengetahuan, sikap, dan perilaku atau lebih menekankan pembentukan
ranah efektif dan psikomotorik yang dilandasi oleh ranah kognitif.
5. Tujuan materi Aqidah dan Akhlaq adalah untuk membentuk peserta didik
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlaq mulia.
Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi
Muhammad SAW, untuk memperbaiki akhlak manusia. Dengan demikian,
pembelajaran Aqidah dan Akhlaq merupakan jiwa pembelajaran agama
Islam. Mengembangkan dan membangun akhlak yang mulia merupakan
tujuan sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan
tujuan itu maka semua materi atau bidang studi yang diajarkan kepada
peserta didik haruslah memuat pembelajaran akhlak dan oleh karena itu
setiap guru mengemban tugas menjadikan dirinya dan peserta didiknya
berakhlak mulia.
6. Landasan terbagi 3 yaitu landasan Teologis, Yuridis, Psikologis
a. Landasan Teologis
Hadis Nabi SAW merupakan sumber kedua ajaran Islam sesudah
kitab suci al-Qur‟an. Semua ayat al-Qur‟an diterima oleh para sahabat
dari Rasulullah SAW secara mutawatir, ditulis dan dikumpulkan sejak
zaman Nabi SAW masih hidup baik fi as-suthur (dalam tulisan) maupun
fi ash-shudur (melalui hafalan), serta dibukukan secara resmi sejak
zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq RA (W.13H), karena itu al-Qur‟an
bersifat Qath‟i al-subut.13

b. Landasan Yuridis

13
Made Pidarta, Landasan pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2013). H. 33
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan
hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang
tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah
dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya
sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali
belum ada.
Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
c. Landasan Psikologis.
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos
berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya”. Namun pengertian antara ilmu jiwa dan
psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan dalam
Khodijah) karena Ilmu jiwa adalah ilmu jiwa secara luas termasuk
khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu. Ilmu psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan
metode-metode ilmiah.14
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang
berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar Dengan demikian,
psikologi adalah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi

14
Made Pidarta. H. 35
dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan
psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan
demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam
proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi
menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik
memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya,
sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara
efektif.

E. Transfer Of Methodology, Transfer Of Values dan Transfer Of


Knowlegde
1. Transfer Of Methodology
Transfer adalah terjadi ketika seseorang mengaplikasikan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajari atau
memecahkan masalah dalam situasi baru. Methodology adalah ilmu yang
digunakan untuk memperoleh kebenarannya menggunakan penelusuran
dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari
realitas yang sedang dikaji.
2. Transfer Of Values
Transfer of value adalah mentransfer nilai-nilai moral dan
kebaikan. Setiap pengajar seharusnya mempunyai 2 tujuan ini didalam
pembelajaran sehingga diklat tidak saja mencetak orang-orang yang
pandai, tetapi juga mencetak orang-orang bermoral.
3. Transfer Of Knowlegde
Transfer Of knowledge adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan
pemahaman.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Akidah secara istilah memiliki arti perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati setiap orang, sehingga menjadi suatu kenyataan yang
teguh dan kokoh serta tidak ada keraguan dan kebimbangan didalamnya.
Sedangkan akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa seseorang yang berkaitan
dengan perbuatan manusia dan dapat disifati baik buruknya untuk kemudian
memilih melakukan atau meninggalkannya.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi aspek akidah yang berisi tentang kalimat thayyibah, Al-asma‟ al-
husna dan meyakini rukun iman. Aspek akhlak yang meliputi tentang
pembiasaan akhlak karimah dan mengindari akhlak tercela. Sedangkan pada
aspek abad islami berisi adab terhadap diri sendiri, kepada Allah, kepada
sesama dan terhadap lingkungan. Dan yang terakhir aspek kisah teladan yang
mempelajari tentang kisah para Nabi, orang shaleh pada jaman dahulu, orang-
orang yang membela agama Allah dan yang menentang agama Allah.
Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan al-
akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai
manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.Mata pelajaran
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan menumbuhkembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan,pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman tentang akidah islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam kehidupan individu maupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. Akidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia, 2008.


Gasong, Dina. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogjakarta: LPPI, 2010.
urniawati, Fitri Erning. “Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak Di
Madrasah Ibtidaiyah.” Jurnal Penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten
Sragen, Jawa Tengah 9 (Agustus 2015).
Prawiti, Nur. Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa
Di Min Jejeran Wonokoromo Pleret Bantul. Yogjakarta: Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Pidarta, Made. Landasan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah.
Wahyudi, Dedi. Pengantar Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya. Yogjakarta:
Lintang Rasi Aksara Books, 2017.

Anda mungkin juga menyukai