Oleh:
Kelompok 1
Dengan nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat dan salam kita haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. beserta
seluruh keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Akidah Akhlak MI pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ)
Amuntai.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Pengertian, Tujuan Dan
Ruang Lingkup, Karakteristik, Implimentasi, Peta Konsep Bidang Studi
Pembelajaran Akidah Akhlak”, penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik dalam bentuk dukungan, bimbingan ataupun arahan serta
motivasi yang sangat besar nilainya. Walaupun demikian, tidak menutup
kemungkinan makalah ini memiliki beberapa kekurangan atau kejanggalan. Oleh
karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Saberan Affandi, MA, selaku ketua Sekolah tinggi
Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) Amuntai yang telah berkenan menyetujui judul
makalah ini.
2. Miftahul Jannah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) yang
ikhlas memberikan pengetahuan yang berharga selama penulis
mengikuti perkuliahan di lembaga pendidikan ini dapat menyelesaikan
tugas kuliah.
4. Semua pihak yang memberikan bantuan, fasilitas dan data maupun
informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Atas bantuan dan dorongan yang tak ternilai harganya. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi
tingginya teriring do‟a yang tulus semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang
berlipat ganda. Amiin.
Akhirnya penulis harapkan kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin YaRabbal‘Alamiin
Kelompok 1
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran Akidah Akhlak MI.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran akidah akhlak MI.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pendidikan akidah akhlak MI.
5. Untuk mengetahui bagaimana Peta Konsep Bidang Studi pembelajaran
Aqidah Akhlak MI.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Rosihan Anwar, Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 13.
6
Dedi Wahyudi, Pengantar Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya (Yogjakarta: Lintang
Rasi Aksara Books, 2017), H. 2.
Hasan Al-Banna menunjukkan empat bidang yang berkaitan dengan
lingkup pembahasan mengenai akidah, yaitu:
a. Ilahiyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan illah (tuhan) seperti wujud Allah, asma Allah, sifat-sifat yang
wajib pada Allah, dan lain-lain.
b. Nubuwwat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan rasul-rasul Allah, termasuk Kitab Suci, Mukjizat dan lain-lain.
c. Ruhaniyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan alam roh atau metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan, roh,
dan lain-lain.
d. Sam‟iyyat, pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui melalui sam‟i (dalil Al-Quran dan As-Sunnah), seperti
surga-neraka, alam barzah, akhirat, kiamat dan lain-lain.
3. Akhlak
Secara etimologis akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, tingkah laku atau tabiat. Kesamaan akar kata diatas
mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya
keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk
(manusia). Dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain
dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala
tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq
(Tuhan). Apabila khuluq seseorang itu baik maka ia akan mendapatkan
kebaikan (kebahagiaan) di akhirat nanti.7
Secara terminologis akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa
seseorang yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan dapat disifati
baik buruknya untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akhlak
merupakan manifestasi Iman, Islam, dan Ihsan yang merupakan refleksi
sifat dan jiwa secara spontan yang terpola pada diri seseorang sehingga
dapat melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada
pertimbangan tertentu. Sifat dan jiwa yang melekat dalam diri seseorang
menjadi pribadi yang utuh dan menyatu dalam diri orang tersebut sehingga
7
Nur Prawiti, Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di MIN
Jejeran Wonokoromo Pleret Bantul (Yogjakarta: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga, 2013), H. 13.
akhirnya tercermin melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
bahkan menjadi adat kebiasaan.8
Akidah akhlak di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan
dengan pengenalan dan penghayatan terhadap asmaul-husna, serta
penciptaan suasana keteladan dan pembiasaan dalam mengamalkan
akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh
perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.9
8
Prawiti, H. 14-15.
9
Prawiti, H. 32-33.
10
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, h.
20-21 .
11
Prawiti, Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di Min Jejeran
Wonokoromo Pleret Bantul, H. 33.
adalah penciptaan fitrah siswa yang berakhlakul karimah. Pentingnya
pendidikan karakter karena sebagian permasalahan generasi sekarang
adalah krisis akhlak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
kualitatif dengan penelitian lapangan menggunakan pendekatan deskriptif.
Berdasarkan analisis data ditemukan Bentuk materi pendidikan karakter
dalam pembelajaran akidah akhlak di MI memerlukan pengajaran,
keteladanan, dan refleksi akhlak, ibadah, dan aqidah. Poin terpenting
dalam pendidikan karakter mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai
dengan tuntunan al-Quran dan Sunnah. Implementasi Pendidikan Karakter
dalam pembelajaran akidah akhlak di MI dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu
kegiatan pembelajaran di dala m kelas, kegiatan diluar kelas, dan kegiatan
di luar sekolah. Sarana dan prasarana yang ada, diakui atau tidak telah turut
memberikan kemudahan dalam pendidikan karakter dalam pembelajaran
akidah akhlak di MI dengan materi-materi yang ada dan menggunakan
metode pembiasaan, keteladanan, dan refleksi serta metode-metode yang
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
12
Prawiti, H. 33-36.
c. Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat
thayyibah, al-asma‟ al-husna dan pengenalan terhadap salat lima waktu
sebagai manifestasi iman kepada Allah.
d. Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan
Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).
2. Aspek akhlak meliputi:
a. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada
tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah,
sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin,
percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan
patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana,
teguh pendirian, dermawan, optimis, qana‟ah, dan tawakal.
b. Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada
tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar,
bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang,
munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan
murtad.
3. Aspek adab Islami, meliputi:
a. Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air
besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin,
belajar, dan bermain.
b. Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
c. Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman,
dan tetangga.
d. Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di
tempat umum, dan di jalan.
4. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi
Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW,
masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan‟an, kelicikan
saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa‟labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu
Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus
dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat
terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan
dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi dasar
dan indikator.
b. Landasan Yuridis
13
Made Pidarta, Landasan pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2013). H. 33
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang
berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan
hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang
tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah
dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya
sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali
belum ada.
Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
c. Landasan Psikologis.
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos
berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya”. Namun pengertian antara ilmu jiwa dan
psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan dalam
Khodijah) karena Ilmu jiwa adalah ilmu jiwa secara luas termasuk
khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu. Ilmu psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan
metode-metode ilmiah.14
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang
berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar Dengan demikian,
psikologi adalah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi
14
Made Pidarta. H. 35
dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan
psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan
demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam
proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi
menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik
memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya,
sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara
efektif.