Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“SASARAN DAN OBJEK PENILAIAN 1 DAN 2”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


(Evaluasi Pendidikan)
Dosen Pembimbing:
Dony Ahmad Ramadhan M.Pd.I

Oleh:

Kelompok 5

1. Maria Ulpah (17.11.20.0112.00214)


2. Nor Cahaya (17.11.20.0112.00234)
3. Rismilawati (17.11.20.0112.00260)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat dan salam kita haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. beserta
seluruh keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas mata pelajaran
Evaluasi Pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Sasaran Dan Objek
Penilaian 1 Dan 2”, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik dalam bentuk dukungan, bimbingan ataupun arahan serta motivasi yang
sangat besar nilainya. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan makalah
ini memiliki beberapa kekurangan atau kejanggalan. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Saberan Affandi, MA, selaku ketua Sekolah tinggi
Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai yang telah berkenan menyetujui judul
makalah ini.
2. Dony Ahmad Ramadhan M.Pd.I, selaku pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
dalam proses penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) yang
ikhlas memberikan pengetahuan yang berharga selama penulis
mengikuti perkuliahan di lembaga pendidikan ini dapat menyelesaikan
tugas kuliah.
4. Semua pihak yang memberikan bantuan, fasilitas dan data maupun
informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Atas bantuan dan dorongan yang tak ternilaih harganya. Penulis bias
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang
berlipat ganda. Amiin.
Akhirnya penulis harapkan kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin YaRabbal‘Alamiin

Amuntai, 16 Maret 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sasaran dan objek yang harus dinilai dalam evaluasi .......................... 3
B. Aspek-aspek yang perlu diukur dalam pelaksanaan evaluasi .............. 6
C. kata kerja operasional setiap aspek dalam menentukan sasaran
penilaian ............................................................................................... 14
BAB III PENUTUP
Simpulan .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sejalan dengan perkembangan pendidikan di Indonesia kita
tentunya mengenal istilah evaluasi di dalam dunia pendidikan. Kita
mengetahui bahwa setiap jenjang dan jenis pendidikan dalam setiap
periode pendidikan tertentu selalu mengadakan evaluasi. Kegiatan ini di
lakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik di dalam
memahami materi pembelajaran, perkembangan hasil belajar, bakat
khusus, minat, hubungan sosial sikap dan kepribadian siswa atau peserta
didik dan juga apakah sudah tepat metode dan materinya sesuai dengan
tujuan yang telah di rumuskan.
Akan tetapi dalam realita yang terjadi di dalam dunia pendidikan
saat ini seorang guru yang terkait langsung dengan pembelajaran tak
sedikit yang mengalami kesulitan dalam memahami sasaran dan obyek
penilaian hasil belajar peserta didik, selain itu evaluasi yang di lakukan
seorang evaluator tersebut hanya sebatas penilaian semata. Guru
hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik yang mampu dan terampil
dalam melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan
proses belajar.
Oleh sebab itu salah satu upaya untuk mengatasi masalah
tersebut perlu adanya pamahaman mengenai sasaran dan obyek penilaian
dalam pembelajaran sehingga jika terjadi kekurangan ataupun kelemahan
didalamnya dapat segera di perbaiki untuk kedepannya agar tujuan pem-
belajaran yang telah di rumuskan pada kurikulum dapat tercapai sesuai
yang di harapkan, kemudian pemakalah akan menguraikan beberapa
bagian dari sasaran dan objek pembelajaran di antaranya mengenai unsur-
unsur sasaran penilaian meliputi input, transformasi, dan output.
Kemudian yang menjadi obyek penilaian di antaranya yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotor.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis akan
membahas sebuah makalah dengan judul “SASARAN DAN OBJEK
PENILAIAN 1 DAN 2”

B. Rumusan masalah
1. Apa saja sasaran dan objek yang harus dinilai dalam evaluasi?
2. Apa saja aspek-aspek yang perlu diukur dalam pelaksanaan evaluasi?
3. Apa saja kata kerja operasional setiap aspek dalam menentukan sasaran
penilaian?

C. Tujuan makalah
1. Untuk menjelaskan sasaran dan objek yang harus dinilai dalam
evaluasi.
2. Untuk menjelaskan aspek-aspek yang perlu diukur dalam pelaksanaan
evaluasi.
3. Untuk menjelaskan kata kerja operasional setiap aspek dalam
menentukan sasaran penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sasaran evaluasi
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu
yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang di jadikan
pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin
memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu
tersebut. Dengan menggunakan diagram tentang transformasi maka untuk
unsur-unsur sasaran objek evaluasi pendidikan meliputi :
1. Input
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari
beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang
digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani
setidak-tidaknya mencakup 4 hal :
a. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu
lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki
kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.
b. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia
dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal
tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk
mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau
pesonality test.1

1
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
31.
c. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku
manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar
keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling
menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak
orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk
mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude
test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap
atau attitude scale.
d. Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes
inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal
ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal
dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain
misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan
diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.
2. Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam
tranformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau obyek penilaian
demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur
dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain :
a. Kurikulum/materi.
b. Metode dan cara penilaian.
c. Sarana pendidikan/media.
d. Sistem administrasi.
e. Guru dan personal lainnya.2
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka

2
Mahmudi, Evaluasi Pendidikan Agama Islam (Amuntai Hulu Sungai Utara: Hemat
Publising, 2014), h. 143.
selama mengikuti program pendidikan. Alat yang digunakan untuk
mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

B. Objek evaluasi
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di
sekolah, input atau bahan mentah yang siap untuk di olah, tidak lain adalah
para calon pesserta didik. Di lihat dari segi input ini maka objek evaluasi
pendidikan ini meliputi aspek kemampuan, aspek kepribadian, dan aspek
sikap. Bloom bersama rekan-rekannya telah menjadi pelopor dalam
menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan pembelajaran (educational
objectives).
Ada tiga ranah yang selanjutnya di sebut taksonomi
(pengelompokan) yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun
taksonomi yang dimaksud adalah:
1. Ranah kognitif (cognitive domain)
Menurut bloom dan kawan-kawannya mencakup : pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
2. Ranah afektif (affective domain)
Menurut taksonomi Krathwohl, Bloom, dan kawan-kawan
meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi (responding),
penilaian/penentuan sikap (valuing), organisasi (organization),
pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
complex).3
3. Ranah psikomotorik (psykomotoric domain)
Menurut klasifikasi simpson mencakup: persepsi ( perception),
kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang
terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex

3
Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
122.
response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreatifitas
(creativity).

C. Aspek-aspek evaluasi
1. Aspek kepribadian
Aspek kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri
seseorang dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum
mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu
terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik
buruknya kepribadian peserta secara psikologis akan dapat
mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
pendidikan tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau
mengungkap kepribadian seseorang adalah dengan jalam menggunakan
tes kepribadian (personality test).4
2. Aspek kognitif (kemampuan)
Aspek kognitif (kemampuan) adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Yang menjadi tujuan pengajaran di SD, SMP,
dan di SMU pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa
dalam aspek kognitif. Dalam aspek kognitif itu terdapat enam jenjang
proses berpikir menurut taksonomi Bloom (1956), yang diurutkan
secara hierarki piramidal. Sistem klasifikasi Bloom itu dapat
digambarkan sebagai berikut:
Penilaian (Evaluation)
Sintesis (Synthesis)

Analisis (Analysis)

Penerapan (Aplication)

Pemahaman (Comprehension)

Pengetahuan (Knowledge)

4
Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 27.
Keenam aspek ini bersifat kontinum dan overlap (saling
tumpang tindih). Aspek yang kebih tinggi meliputi semua aspek di
bawahnya. Overlap antara aspek-aspek kognitif ini dapat digambarkan
seperti gambar di bawah ini, dengan demikian :
Aspek 2 meliputi juga aspek 1;
Aspek 3 meliputi juga aspek 2 dan 1;
Aspek 4 meliputi juga aspek 3, 2 dan 1;
Aspek 5 meliputi juga aspek 4, 3, 2 dan 1;
Aspek 6 meliputi juga aspek 5, 4, 3, 2 dan 1;
Berikut ini penjelasan singkat tiap aspek sebagaimana
dalam taksonomi Bloom.
a. Pengetahuan (knowledge)
Adalah aspek yang paling dasar, seringkali juga di sebut
aspek ingatan atau mengingat-ingat kembali (recall). Kemampuan
seseorang untuk mengingat atau mengenali kembali tentang nama,
istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa harus
mengerti atau dapat menggunakannya. Dalam penilaiannya bentuk
soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-
salah, menjodohkan isian atau jawaban singkat, dan pilihan ganda.5
b. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan
kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar-mengajar. Sisiwa di tuntut
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang di komunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal
yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah
pilihan ganda dan uraian.

5
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 105.
Kemampuan pemahaman dapat di jabarkan menjadi tiga,
yaitu :
1) Menerjemahkan (translation)
Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan
(translation) arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dapat
juga dari konsepsi abstrak menjadi model, yaitu model simbolik
untuk mempermudah orang mempelajarinya. Kata kerja
operasional yang di gunakan untuk merumuskan dan mengukur
kemampuan menerjemahkan ini adalah: menerjemahkan,
mengubah, mengilustrasikan dan sebagainya.
2) Menginterprestasi ( interpretation)
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan. Ini
adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama
suatu komunikasi. Misalnya: diberikansuatu diagram, table,
grafik, atau gambar-gambar lainnya kemudian peserta didi di
minta untuk menafsirkannya.
3) Mengekstrapolasi ( extrapolation)
Berbeda dengan menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi
lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang
lebih tinggi.
Contoh yang sederhana: 2-4-6-8-10…-…
Siswa diminta mengisi dua bilangan yang merupakan
kelanjutan dari deret itu. Selain ekstrapolasi ada juga intrapolasi
perbedaannya hanya pada letak titik-titik, jika letak titiknya di
tengah disebut intrapolasi.
Kata kerja operasional yang dapat dipalai untuk mengukur
kemampuan ini adalah memperhitungkan, mempakirakan,
menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan,
menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.6

6
Daryanto, h. 108.
c. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Pengukuran kemampuan ini
umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving). Melalui pendekatan ini siswa dihadapkan dengan suatu
masalah. Masalah riil atau hipotesis, yang perlu dipecahakan dengan
menggunakan pengetahuan yang milikinya. Bentuk soal yang sesuai
untuk mengukur aspek penerapan antara lain pilihan ganda dan
uraian. Kata kerja operasional untuk merumuskannya adalah
menggunakan, meramalkan, menghubungkan, meng-generalisasi,
memilih, mengembangkan, mengorganisasi, meng-ubah, menyusun
kembali, mengklasifikasi, menghitung, menerap-kan, menentukan
dan memecahkan masalah.
d. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian
atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Dengan
jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas. Bentuk
soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan
danda dan uraian.
e. Sintesis (synthesis)
Merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian
atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola
yang berstruktur atau berbentuk pola baru.7
f. Penilaian (evaluation)
Merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Kemampuan ini

7
Daryanto, h. 112.
seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan,
pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
3. Aspek afektif (sikap)
Aspek afektif (sikap) adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai. Aspek afektif pada dasarnya adalah merupakan bagian
dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian
yang memencar keluar. Aspek afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan
kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu :
a. Menerima atau memperhatikan (receiving or attending)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan
siswa untuk ikut dalam fenomena khusus (kegiatan dalam kelas,
music, baca buku, dan sebagainya). Di pandang dari segi pengajaran
jenjang ini ber-hubungan dengan menimbulkan, mempertahankan,
dan mengarahkan perhatian siswa.
b. Menanggapi/ partisipasi (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada
tingkat ini siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu
tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil
belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk
menjawab.
c. Menilai atau menghargai/ penentuan sikap (valuing)8
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa
terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang
ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan nilai ( ingin
memperbaiki keterampilan kelompok) sampai pada tingkat
komitmen yang lebih tinggi ( menerima tanggung jawab untuk
fungsi kelompok yang lebih efektif), penentuan sikap ini mencakup

8
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),
h. 56.
kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu yang
memposisikan diri sesuai denagn penilaiannya itu.
d. Mengatur atau mengorganisasikan (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai
yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan konflik di antara nilai-
nilai itu, dan mulai membentuk suatu system nilai yang konsisten
secara internal.
e. Karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization
by a value or value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang
mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama
sehingga membentuk karakteristik “ pola hidup”. Jadi tingkah
lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan.hasil belajar
meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekankan lebih besar
diletakan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas
atau karakteristik siswa itu.
4. Aspek psikomotorik (ketrampilan)
Aspek Psikomotor (ketrampilan) adalah aspek yang
berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.9 Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berprilaku).
Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam aspek
kognitif dan aspek afektifnya. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari :
persepsi ( perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing
(guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical response),

9
Sudjiono, h. 57.
gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan
(adjustment), dan kreatifitas (creativity)
a. Persepsi (perception)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan
antar ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang
dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukan kesadaran
akan hadirnya rangsangan (stimulation) dan perbedaan antara
rangsangan yang ada. Misalnya siswa akan mampu membedakan
huruf d dan g atau antara bentuk angka 6 dan 9 yang di tulis di papan
tulis.
b. Kesiapan (set)
Mencakup kemampuan untuk menempatkan diri
dalamkeadaan akan memulai sesuati gerakan atau rangkaian gerakan
yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
Misalnya siswa akan mampu mengambil posisi tubuh yang tepat,
sebelum meninggalkan garis start dalam perlombaan lari cepat.
c. Gerakan terbimbing (guided response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik, yang dinyatakan dengan menggerakan
anggota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi
contoh yang diberikan, karena ia sudah mendapat latihan yang
cukup, yang dinyatakan dengan menggerakan anggota-anggota
tubuh. Misalnya siswa akan mampu meloncat dan menitipkan bola
volley dalam 10 menit, dengan membuat kesalahan selama 5 kali.10

10
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 118.
e. Gerakan yang kompleks (complex response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
ketrampilan yang terdiri atas berbagai komponen, dengan lancar,
tepat dan efisien, yang dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan
yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan
menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur. Misalnya siswa
mampu membuat sebuah sekrup yang panjangnya 3cm dan tebalnya
0,5 cm, dalam waktu setengah jam dengan menggunakan mesin
listrik di bengkel.
f. Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau
dengan menunjukan suatu taraf ketrampilan yang telah mmencapai
kemahiran. Misalnya seorang pemain yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari lawannya dengan kondisi
lapangan.
g. Kreatifitas (creativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-
gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
Hanya orang yang berketrampilan tinggi dan berani berfikir kreatif
akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini.
Menilai tujuan belajar psikomotor berbeda dengan cara
menilai tujuan belajar kognitif. Tidak semua tujuan psikomotor dapat
diukur dengan tes, melainkan tujuan belajar yang bersifat
ketrampilan ini dapat diukur dengan kemampuan atau ketrampilan
siswa dalam mengerkajan sesuatu.11

11
Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, h. 142.
D. Kata kerja operasional
1. Ranah kognitif

2. Ranah afektif12

12
Jurdik Fisika FPMIPA UPI, “kata kerja operasional” 01 (2003): h. 12.
3. Ranah psikomotorik13

13
Fisika FPMIPA UPI, h. 13.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Dalam penilaian hasil pembelajaran terdapat objek dan sasaran penilaian di
antaranya terdapat unsur-unsur objek penilaian yang pertama yaitu input yang
meliputi kemampuan, kepribadian, sikap-sikap, dan intelegensi. Selanjutnya unsur
yang kedua yang menjadi objek penilaian yaitu transformasi yang meliputi
kurikulum/materi, metode dan cara penilaian, sarana pendidikan/media, system
administrasi, guru dan personal lainnya. Yang ketiga adalah output yaitu
penilaian terhadap lulusan suatu sekolah. Kemudian yang mejadi sasaran dalam
penilaian yang di sebut sebagai taksonomi yang dimaksud adalah: Ranah kognitif
(cognitive domain) menurut bloom dan kawan-kawannya mencakup :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif
(affective domain) menurut taksonomi Krathwohl, Bloom, dan kawan-kawan
meliputi : penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan
sikap (valuing), organisasi (organization), pembentukan pola hidup (characteri-
zation by a value or value complex). Ranah psikomotorik (psikomotoric domain)
menurut klasifikasi simpson mencakup: persepsi ( perception), kesiapan (set),
gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical
response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan
(adjustment), dan kreatifitas (creativity).
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.


Fisika FPMIPA UPI, Jurdik. “kata kerja operasional” 01 (2003).
Mahmudi. Evaluasi Pendidikan Agama Islam. Amuntai Hulu Sungai Utara:
Hemat Publising, 2014.
Sudaryono. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sudjiono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003.
Suharsimi, Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.

Anda mungkin juga menyukai