Anda di halaman 1dari 39

ASKEP KELUARGA PEMULA

(BARU MENIKAH)

DISUSUN OLEH :

APRIYANTI
HARIATI
FITRAH GIVARI
CITRA LESTARI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahsa Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga Askep Keluarga yang berfokus pada “Keluarga
Baru Menikah” ini dapat kami selesaikan. Askep Keluarga ini diajukan sebagai
bagian dari kegiatan pembelajaran mahasiswa di Stikes Kurnia Jaya Persada Palopo

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang tlah membantu
dalam meyelesaikan Askep Keluarga ini. Adapun dalam Askep Keluarga ini yang
dibahas adalah mengenai tahapan pada pengantin baru atau baru menikah

Dengan adanya pembahasan kasus, referat dan jurnal dalam Aske Keluarga
ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih jauh. Kami menyadari bahwa di
dalam askep ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
askep ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah
membantu sampai selesainya proposal ini. Semoga proposal ini berguna bagi kita
semua
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru (keluarga baru menikah)
ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
keluarga baru menikah
2. Tujuan Khusus :
a. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan keluarga
baru menikah
b. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan pada keluarga dengan
keluarga baru menikah
c. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga baru menikah
d. Agar mahasiswa mampu melakukan implementasi dan evaluasi pada keluarga baru
menikah
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (2009)
membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan dingunakan sebagai referensi
secara luas :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran
sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan,
saudara dan saudari
d. Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari
masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri

Meskipun definisi-definisi ini sering digunakan, namun terbatas kepada kemapuan


aplikasinya dan sifat komprehensifnya definisi apa saja tentang keluarga harus
menggambarkan bentuk-bentuk keluarga yang ada sekarang, dan definis tradisional
seperti diats bisa memberikan gambaran tentang definisi yang dimaksud
Whall (2011) dalam analisa konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat dalam perawatan, ia mendefiniskan keluarga sebagai ”kelompok yang
mendefinisikan diri” dengan anggota sendiri terdiri dua individu atau lebih, yang
asosiasinya dicirikan oleh istilah istilah khusus, yang boleh jadi tidak di ikat oleh
hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menggagap diri meraka sebagai sebuah keluarga. Mengingat siapakah individu-
individu yang diindetifikasikan sebagai anggota keluarga merupakan sebuah
komponen yang sangat penting dari definisi ini

2. Tipe keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family)
adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
b. Keluarga besar (extended family)
adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi) Tipe-tipe keluarga secara umum yang
dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang kelurga.
(friedman, 2005)
c. Keluarga inti (konjugal)
merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah.
Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau
keduanya
d. Keluarga orientasi (keluarga asal)
merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan
e. Keluarga besar
merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang
paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga
inti, berikut ini termasuk “sanak keluarga” seperti kakek atau nenek, tante, paman,
dan sepupu
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain tipe diatas berkembang menjadi :
a. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau
kehilangan pasangannya. Keadaan ini di indonesia juga menjadi tren karena
adanya pengaruh gaya hidup barat yang pada zaman dahulu jarang sekali ditemui
sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangan cenderung hidup sendiri
untuk membesarkan anak-anaknya
b. Orang tua tunggal (single parent family)
adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
perceraian atau ditinggal pasangannya
c. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
d. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone). Kecenderungan di indonesia juga
meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak
jika telah menikah
e. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual
cohabiting family). Biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar),
tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten atau
kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya
f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family)

3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, fungsi perawatan kesehatan.
a. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai perlindungan dan
dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melakukan tugas-tugas yang
menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosioemosional anggotanya, Mulai dari tahun-tahun
awal kehidupan individu dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Pemenuhan
fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit
keluarga.
Komponen fungsi afektif meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga
menjalankan tujuan-tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat-sifat
kemanusiaan dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin berhubungan secara lebih akrab dan harga diri
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function)
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn menjaga kelangsungan keluarga
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi perawatan kesehatan (the health care function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan
Dimensi struktur dasar keluarga Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan
(2005) yang diadopsi oleh friedman mengatakan ada empat struktur keluarga yaitu :
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal
dan informal
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah- ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota
keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti
d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga
yang mendukung kesehatan
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya dan aktualisasi keluarga
dimasyarakat, serta memperhatikan perkembangan negara indonesia menuju negara
industri, indonesia menginginkan keluarga dikelompokan menjadi lima tahap yaitu
sebagai berikut :
a. Keluarga prasejahtera
adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal
yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau
keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator Keluarga
Sejahtera Tahap I
b. Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga,
interaksi dengan liungkungan tempat tinggal, dan transportasi
c. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta
telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
d. Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologisnya, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan (konstribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara
teratur(dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk sosial
kemasyarkatan, juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasasn sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan
dan lain sebagaianya
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
adalah keluarga yang telah dapat memenuhhi seluruh kebutuhannya, baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat
4. Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga sudah
dianggap sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Perananan perawat keluarga
membantu keluarga untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dengan
meningkatkan kesanggupan mereka untuk melaksanakan tugas-tugs kesehatan. Proses
membantu keluarga meningkatkan kesanggupan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan, perawat dapat berperan sebagai :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
d. Facilitator
e. Educator
f. Advocat

B. Konsep Keluarga Dengan Keluarga Baru Menikah


1. Definisi
Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing

2. Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah


a. masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing
b. Mempersiapkan keluarga yang baru
c. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
d. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya
e. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
f. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan
jumlah yang diharapkan

3. Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah


a. Tidak menghadapi masalah utang
b. Mengasingkan diri dari pertemanan
c. Tidak cukup seks
d. Tidak menjaga tubuh
e. Mertua dan ipar
f. Pertengkaran tak penting
g. Terobsesi dengan bayi

4. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri. Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri. Orang tuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan :
Kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas
perkembangan keluarga baru menikah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
1) Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
2) Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan
3) Peran berubah
4) Fungsi baru diterima
5) Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar
6) Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan
saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB


Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan.
Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran
perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat
untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan
kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode
kontrasepsi itu sendiri.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini
Perkembanga keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi
 Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan
 Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara
legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk
menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
 berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
 berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:


a. Masalah aktual/risiko
● Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
● Menarik diri dari lingkungan social
● Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
● Mudah dan Sering marah
● Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
● Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
● Keengganan melakukan kewajiban agama
● Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
● Gangguan komunikasi verbal
● Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain)
● Nyeri (akut/kronis)
● Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

b. Potensial atau sejahtera


● Meningkatnya kemandirian anak
● Peningkatan daya tahan tubuh
● Hubungan dalam keluarga yang harmonis
● Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
● Pemeliharaan kesehatan yang optimal

3. Penilaian Skoring
Tabel : skala prioritas masalah keluarga
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah
a. Mudah 2
2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Sumber : Baylon & Maglaya
Cara melakukan skoringnya adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa keperawatan
keluarga
Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk
kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada
tidak/kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan disadari dan dirasakan
oleh keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan sejahtera skor satu.
Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan faktor-fakor berkut :
1) yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan
dukungan masyarakat
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
a. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
b. Tujuan jangka menengah.
c. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

5. Perencanaan Keperawatan keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria
dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan

6. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP
secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan
intervens keperawatan
Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan
Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Kasus :

Dikeluarga Tn. D yang berusia 1 tahun terdat seorang istri Ny. J yang berusia 24 tahun. Mereka
berdua termasuk dalam golongan keluarga yang baru menikah. Mereka menikah kurang lebih
sudah 4 bulan lamanya. Tn. D yang bekerja sebagai petani dan istrinya Tn. J yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT)

A. Pengkajian
1. Identitas Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Dedi irawan
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl.Raya Kemabang seri

b. Komposisi Keluarga
Status
No Nama L/P Umur Hub Pend. Pekerjaan Kesehatan

1. Dedi L 31 KK S1 Petani sehat


Irawan pertanian
2. Jeni Juita P 24 Istri SMA Ibu Sehat
rumah
tangga
c. Genogram

31 24
2

: Laki-laki
: Perempuan

: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah

d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pemula atau baru menikah
e. Suku Bangsa
Keluarga Tn D berasal dari Kerinci sedangkan keluarga Ny.J berasal dari Bengkulu
tengah.Ny.J Mengatakan mempunyai kebiasaan memasak makanan yang bersantan
dan gorengan
f. Agama
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan
dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.J biasanya Ny.J mengikuti pengkajian RT
yang diadakan setiap seminggu sekali
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn.D mengatakan saat ini bekerja sebagai petani, dan istrinya yang hanya sebagai
ibu rumah tangga (IRT)
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton televisi
dan terkadang berlibur ke pantai panjang

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap Keluarga pemula
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ny.jeni Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
keluarga berencana(keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua)
c. Riwayat Keluarga Saat inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama.Ny.J mengatakan
keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan akhirnya menikah
pada 08-05-20011.Ny.J juga mengatakan setelah mereka menikah mereka masih
tinggal bersama orang tua
Saat ini kondisi kesehatan kedua orang tua baik.Tn.D mengatakan dia cemas karena
belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan Tn.D memiliki riwayat merokok 1
bungkus sehari
d. Riwayat keluarga Sebelumnya
Ny.J mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah
mengalami penyakit malaria,dan Tn.D juga mengatakan dulu pernah mengalami
sakit malaria, tetapi sampai saat ini tidak pernah sakit malaria lag
3. Pengkajian Lingkungan
a. Denah Rumah
10 meter

tidur 3 WC
Kamar

Ruang Keluarga

Dapur
Ruang
Pintu
Makan
Belak
ang
tidur 2
8 meter

Kamar

b. Karakte Ruang
Tamu
c.
tidur 1
Kamar

Pintu
Depan

b. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah orang tua Ny.J. Rumah keluarga ini
merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan lebar 8 meter.
Di rumah tersebut terdapat :
 Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di belakang samping
ruang keluarga, 2 kamar tidur berada di depan samping ruang tamu )
 Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat
perabotan
 Ruang makan Tn. A biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang
menonton TV
 Kamar mandi terpisah dengan WC
 Lantai rumah Tn. A terbuat dari semen dan dilapisi tehel. Atap rumah dari
genting/seng. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang
keluarga, di 3 kamar tidur, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit, < 10 m luas
lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga terdapat bola
lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu neon 15 watt.
 Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air,
kualitas air bagu. Sumber air minum keluarga menggunakan air galon dan air
sumur yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan
sumur ± 9 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung
ke kolam dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam
penampungan. Untuk pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di
ember sampah kemudian di pindah kedepan untuk diangkut oleh truk sampah
yang lewat. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. A menggunakan listrik
semuanya.
c. Karakteristik Tetangga dan komunitas
Lingkungan dimana keluarga tinggal merupakan tempat hunian yang padat.Jarak
antara satu rumah dengan rumah yang lainnya kurang dari 2 meter.Ny.J
mengatakan tetangganya cukup ramah,baik,dan sangat kompak denagn berbagai
kegiatan.mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol diteras salah
satu rumah
d. Jarak masjid sekitar 500 meter dari rumah Ny.J.Menurut Ny.J diseberang jalan
rumahnya ada tempat praktek bidan,sehingga apabila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan,mereka pergi ke tempat praktek bidan tersebut atau
kepuskesmas yang berjarak 100 meter dari rumah Ny.J.kegiatan posyandu biasanya
diadakan di posyando terpadu yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah Ny.J
e. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.D Mengatakan mereka sejak menikah masih tinggal di rumah Ny.J di
Bengkulu tengah,dan untuk saat ini belum ada rencana untuk pindah rumah.
f. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.D Mengatakan berinteraksi sangat baik.Ny.J sering mengikuti
pengajian ma’jlis ta’lim di desa nya.begitu juga dengan Tn.D semenjak tinggal
dilingkungan Bengkulu tengah, mengikuti kegiatan yang ada disana,seperti
mengikuti pengajian
4. Struktur Keluarga
a. Sistem Pendukung Keluarga
Tn.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Tn.D dan
Ny.J.apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua dari Ny.J akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah
b. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn.D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka,Bila timbul
masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan balik
yang tepat.Dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga
c. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan dengan hal
pengambilan keputusan Tn.D bertanggung jawab untuk mengendalikan masalah
dengan mengambil keputusan secara kompromi dengan Ny.J
d. Strukur Peran
Tn.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena ia masih
tinggal bersama mertuanya. Tn.D merupakan pemimpin keluarga, sedangkan Ny.J
sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Tn. D di dalam keluarga dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Menurut Tn.D ia selalu berusaha menjadi suami yang baik. Tn.D pun
tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ny.J untuk
memberikan masukan
e. Nilai atau Norma Keluarga
Nilai yang mereka anut adalah nilai-nilai lembak karena mereka berdua tinggal
dilingkungan orang-orang lembak. Tn.D dan Ny.J merupakan pekerja keras. Namun
menurut Ny.J,mereka sendiri tidak tahu yang seperti apa nilai lembak sehingga mereka
menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.Norma yang dianut adalah norma agama.
Apabila menurut agama tidak baik maka mereka tidak akan melakukan hal itu

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Tn.D dan Ny.J selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik anatar
mereka berdua, maupun orang tua dari ny.Jeni. mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka
b. Fungsi Sosialisasi
Ny.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan diri
terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk peran
suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Tn.D mudah berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik
dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera.
Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada istri(Ny.J) namun
apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan
bersama. Kelaurga mengatakan, bila nanti mempunyai anak, mereka akan mencoba
menerapkan kedisiplinan kepada semua anak mereka
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk filek,
hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri belum mengalami
sakit/membutuhkan pelayanan perawatan
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.Dedi saat ini belum memiliki anak, karena baru 1 minggu menikah.
Kedua pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi mereka
juga mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau member mereka anak berapa,
mereka akan bahagia
e. Fungsi Ekonomi
Saat ini keluarga Tn.Dedi belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua. Sehingga mereka
memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ny.J

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika terus-
terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan kedepanya
akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan anak, dan
kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan
sekarang ini
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
1. Sistem dukungan keluarga sangat kuat. Keluarga besar saling membantu dalam
menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluarga saat ini
2. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau oleh
keluarga
3. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga

c. Strategi koping yang digunakan


Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu. Keluarga
mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan sosialnya yaitu dari
keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan pertolongan
dikemudian hari
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ny.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu pada saat
banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan membiarkan
menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada Ny.J

7. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi kesehatan
secara fisik, Ny.J mengalami penurunan BB drastic dan Tn.D ada masalah cemas
terhadap masa depan dan ada riwayat merokok

Pemeriksaan
No Tn. D Ny. J
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut berwarna hitam, Simetris, rambut berwarna hitam, tidak
tidak ada ketombe. ada ketombe.

2. Leher Leher terlihat simetris, tidak ada Leher terlihat simetris, tidak ada
gangguang fungsi dan kelainan gangguang fungsi dan kelainan
anatomis. Akan tetapi Tn. S anatomis, tidak teraba adanya
mengatakan terasa berat pada pembesaran kelenjar tiroid (struma).
tengkuk.

3. Mata Konjungtiva tidak terlihat anemis, Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak
tidak ada katarak, penglihatan jelas ada katarak, penglihatan jelas

4. Telinga Simetris, keadaan bersih,Fungsi Simetris, keadaan bersih,Fungsi


pendengaran baik pendengaran baik

5. Hidung Simetris, keadaan bersih,Tidak ada Simetris,keadaan bersih,Tidak ada


kelainan yang ditemukan kelainan yang ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut lembab,keadaan Mukosa mulut lembab,keadaan


bersih,Tidak ada kelainan bersih,Tidak ada kelainan

7. Dada Pergerakan dada terlihat simetris, Pergerakan dada terlihat simetris, suara
suara jantung S1 dan S2 jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara terdapat palpitasi, suara mur-mur (-),
mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-), wheezing (-)

8. Abdomen Pada pemeriksaan abdomen tidak Pada pemeriksaan abdomen tidak


didapatkan adanya pembesaran didapatkan adanya pembesaran hepar,
hepar, tidak kembung, pergerakan tidak kembung, pergerakan peristaltik
peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka
bekas luka operasi operasi

9. TTV dan TD : 140/100 mmHg, TD : 110/90mmHg,


ekstremitas
N : 94 x/m, N : 80 x/m,

S : 36 0C S : 36 0C

R: 20x/m R: 20x/m
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap kepada team pelayanan kesehatan, agar tidak memandang
warna, jenis kelamin, status social, ekonomi dalam melayani pasien/orang-orang yang
butuh pengobatan. Serta berharap Keluarga mendapatkan pekerjaan secepatnya

B. Analisa Data
Interpretasi
No Data Masalah
Data
1 Ds : Ketidakma Penurunan berat
mpuan badan setelah
 Menurut Ny. J pekerjaan persiapan
mengenal pernikahan sehingga
pernikahan terlalu banyak sehingga sering
masalah terjadi mudah lelah
lupa makan
pada keluarga Tn. D
 Ny. J mengatakan sekarang ini mudah lelah
irawan khususnya
 Ny. J mengatakan terjadi penurunan BB
Ny. J
sebanyak 4 kg dari 40 kg menjadi 36 kg
dalam 1 bulan (selama persiapan
pernikahan)
Do :

 BB = 36 kg
 TB = 157 cm
 Ny. J tampak kurus
 Badan tidak idealis
2 Ds : Ketidak Resiko tinggi
mapuan terjadinya penyakit
 Tn.D mengatakan merokok 1 bungkus
mengenal akibat merokok pada
sehari
masalah keluarga Tn.D
 Tn.D tidak bisa meninggalkan kebiasaan
kesehatan khususnya Tn.D
merokok
 Tn.D mengatakan tersa seperti ada yang
kurang kalau tidak merokok
Do :

 Tn.D merokok saat dikaji

C. Perumusan Diagnosa
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga terjadi Penurunan berat badan
setelah pernikahan menyebabkan mudah lelah, BB jauh dari rentang ideal pada
kelaurga Tn.D khususnya Ny.J B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan
b. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Tn.dedi khususnya Tn.D B.d
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

D. Prioritas Masalah
Dx.I. Penurunan berat badan setelah pernikahan sehingga terjadi mudah lelah pada
keluarga Tn.D khususnya Ny.J B.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan.

No Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1 1 Masalah penurunan berat badan telah
Aktual terjadi pada Ny.J dikarenakan terlalu
banyak pekerjaan dalam
mempersiapkan penikahan dan setelah
pernikahan dan akhirnya terjadi mudah
lelah.
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumberdaya yang
untuk d ubah: cukup kuat untuk mengatasi masalah
Tinggi yaitu:
1. Karena tidak memiliki pekerjaan,
jadi lebih banyak istirahat dan
makan yang teratur.
2. Pola komunikasi yang baik dalam
keluarga
3 Potensial di 2/3 x 1 = 1 Masalah sidah berlangsung belum
cegah : 2/3 terlalu lama, sekitar kurang lebih 2
Cukup minggu terakhir ini.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di anggap hal yang
masalah : biasa oleh keluarga
Masalah ada tapi
tidak perlu
segera diatasi
Total 41/2

Dx.II Resiko Tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada keluarga Tn.D Khususnya
Tn.D yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah.
No. Kriteria Perhitunga Bobot Pembesaran
n
1. Sifat 2/3x1=2/3 2/3 Merokok dapat mengakibatkan berbagai
masalah:R masalah kesehatan baik untuk yang merokok
esiko maupun yang pasif. Resiko penyakit yang
timbul karena merokok sangat banyak
diantaranya PPOM, bronchitis, sampai dengan
Kanker Paru.
2. Kemungki 1/2x2=1/2 ½ Keluarga memiliki sumber daya diantaranya:
nan untuk  Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
dirubah:  Hubungan keluarga yang harmonis
sebagian  Keluarga terutama Ny.J mempunyai
keinginan agar Tn.D berhenti merokok.
 Namun, kebiasaan merokok ini sudah
sangat lama jadi susah untuk dengan cepat
merubahnya.
3. Potensial 1/3x1=1/3 1/3 Perilaku merokok ini sudah lama Tn.D
dicegah:R lakukan. Keluarga tidak pernah memanfaatkan
endah fasilitas kesehatan untuk mengurangi perilaku
merokok karena belum ada yang memotivasi
kuat untuk berhenti merokok.
4. Menonjoln 0/2x1=0 0 Keluarga tidak merasakan adanya masalah
ya karena Tn.D selama ini tidak pernah menderita
masalah: sakit yang diakibatkan oleh rokok.
masalah
tidak
dirasakan.

E. Rencana Asuhan Keperawatan

No
Tujuan Kriteria Intervensi
Dx
1. Setelah dilakukan intervensi Respon 1. Diskusikan bersama keluarga
keperawatan selama 2x45 Verbal penurunan BB drastic.
menit, keluarga mampu: 2. Ajak keluarga untuk
1. Mengenal masalah menceritakan penyebab-penyebab
2. Menjelaskan kembali lain terjadinya penurunan Bb
tetntang penurunan BB drastic.
drastic 3. Menjelaskan pada keluarga tanda
3. Menjelaskan kembali dan gejala akibat penurunan BB
penyebab penurunan BB drastic.
drastic 4. Jelaskan pada keluarga dampak
4. Menyebutkan kembali dari penurunan BB drastic jika
tanda dan gejala penurunan berkelanjutan.
BB drastic 5. Berikan kesempatan keluarga
5. Menjelaskan kembali bertanya.
dampak yang dapat terjadi 6. Bantu keluarga untuk mengulangi
bila BB tidak ideal. apa yang telah didiskusikan atau
dijelaskan
Beri pujian atas perilaku yang
benar.
2. Setelah dilakukan kunjungan Verbal 1. Diskusikan bersama keluarga
2x45 menit, keluarga mampu: tentang pengertian
1. mengenal bahaya atau ketergangungan
penyakit lanjut akibat 2. Jelaskan pada keluarga tentang
merokok. penyebab seseorang merokok:
 Pengertian ketergantungan karena pengaruh keluarga, teman,
rokok atau karena kepribadiannya
 Penyebab ketergantungan 3. Beri kesempatan keluarga untuk
rokok bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti
4. Bimbing keluarga untuk
mengulangi apa yang telah
didiskusikan atau dijelaskan
5. Beri pujian atas kemampuan
keluarga menyebutkan kembali
apa yang telah dijelaskan atau
didiskusikan.

F. Implementasi dan Evaluasi

No Dx dan Implementasi Evaluasi


Tanggal
1 Sabtu,02 1. Diskusikan bersama keluarga S:
juli 2019, penurunan BB drastis Ny.J Mengatakan ia sekarang
Pukul 10.00 2. Ajak keluarga untuk menceritakan mengerti mengenai masalah
wib penyebab-penyebab lain terjadinya penurunan BB drastis yang
penurunan BB drastic mempunyai dampak.
3. Menjelaskan pada keluarga tanda O:
dan gejala akibat penurunan BB • Ny.J dapat menjelakan
drastis kembali masalah penurunan
4. Jelaskan pada keluarga dampak BB drastis
dari penurunan BB drastis jika • Ny.J sebelumnya
berkelanjutan mengangkap bukan masalah
5. Berikan kesempatan keluarga dengan penurunan BB drastic
bertanya dan BB tidak ideal saat
6. Bantu keluarga untuk mengulangi pertama kali dijelaskan,
apa yang telah didiskusikan atau namun setelah terlibat
dijelaskan diskusi, Ny.J banyak sekali
7. Beri pujian atas perilaku yang melontar pertanyaan
benar A:
8. Jelaskan pada keluarga mengenai • Keluarga sudah mengetahui
tindakan yang harus dilakukan saat masalah mengenai penurunan
Ny.J sakit akibat penurunan BB BB drastis dan telah
drastis ini mengambil keputusan yang
9. Bimbing dan motivasi keluarga tepat yaitu Ny.J banyak
untuk mengambil keputusan dalam makan kalori,vitamin, makan
menangani masalah penurunan BB teratur,istirahat teratur.
drastis P:
10. Beri pujian atas keputusan yang • Lakukan pemantauan BB
diambil untuk mengatasi masalah sampai BB ideal
gizi kurang pada Ny.J

2 Senin,04 1. Diskusikan bersama keluarga S :


juli 2019, tentang pengertian Tn.D mengatakan ia sekarang
Pukul 09.00 ketergangungan mengerti mengenai
WIB 2. Jelaskan pada keluarga tentang ketergantungan merokok
penyebab seseorang merokok: O :
karena pengaruh keluarga, teman, 1. Tn.D menjelaskan kembali
atau karena kepribadiannya. tentang ketergantungan
3. Beri kesempatan keluarga untuk merokok.
bertanya tentang hal yang tidak 2. Tn.D menjelaskan kembali
dimengerti. tentang dampak/akibat dari
4. Bombing keluarga untuk merokok.
mengulangi apa yang telah 3. Tn.D yang awalnya belum
didiskusikan atau dijelaskan. antusias saat dijelaskan
5. Beri pujian atas kemampuan mengenai dampak-dampak
keluarga menyebutkan kembali dari merokok, namun setelah
apa yang telah dijelaskan atau terlibat dalam diskusi, Tn.D
didiskusikan banyak melontarkan
6. Jelaskan kepada keluarga tentang pertanyaan-pertanyaan
akibat lanjut dari merokok A:
7. Bimbing keluarga untuk Keluarga sudah mengetahui
menyebutkan kembali akibat akibat/dampak dari merokok,
merokok dan telah mengambil keputusan
8. Bimbing dan motivasi keluarga yang tepat untuk mengurangi
untuk mengambil keputusan atau berhenti merokok
dalam mengatasi ketergantungan P :
rokok Lakukan pemantauan terhadap
Tn.D dalam mengurangi atau
berhenti merokok.
BAB IV

ROLE PLAY

Lampiran Naskah

Nama kelompok 1

Citra Lestari : Ibu Citra

Apriyanti : Petugas Kesehatan

Fitrah Givari : Bapak Fitrah

Hariati : Petugas Kesehatan

Perawat hariati : “Assalamu Alaikum, permisi ibu”

Ibu citra : “walaikum salam. Silahkan masuk

Perawat hariati :”iya terima kasih ibu”

Ibu citra :” maaf kalau boleh tau ibu ada perlu apa yaa datang kerumah kami ?

Perawat hariati :”begini bu. Terlebih dulu perkenalkan kami dari puskesmas mau mendata
keluarga ibu yang tergolong keluarga baru menikah.”apakah ibu dan bapak
mempunyai waktu luang?

Ibu citra :”oh iya bu. Silahkan”

Perawat hariati : “baiklah kami meminta waktunya ibu dan bapak mulai dari jam 10.00 sampai
jam 11.00 untuk berikan konsultasi tentang rencana ibu dan bapak untuk
memiliki momongan.”

Ibu citra :”oh, begitu ya sus, ya sudah nanti saya akan bantu konsultasi yang suster berikan.”
Perawat apri : sebelumnya apakah saya oleh meminta Kartu Keluarga Ibu dan Bapak, agar saya
bisa mengisi datanya

Ibu citra : ohiya, sebentar saya ambil dulu

~~~~Mengisi Data pengkajian

Perawat apri :”pekerjaan suami ibu apa?

Ibu citra :” pekerjaan suami saya sebagai petani.”

Perawat apri :”kalau ibu sendiri pekerjaannya apa?

Ibu citra :”saya cuman sebagai ibu rumah tangga saja.”

Perawat apri :”rencana ibu menikah ingin memiliki anak berapa.”

Ibu citra :”rencana ingin memeliki 2 anak saja.”

Perawat apri :”apakah ibu sudah siap untuk memiliki momongan saat ini.”

Ibu citra :”sebenarnya saya belum siap soalnya saya takut ketika sudah melahirkan badan saya
akan berubah tidak seperti dulu lagi.”

Bapak fitra :”tidak usah takut bu. Aku tidak akan berpaling kewanita lain.”

Perawat hariati :”ibu tidak usah takut tentang perubahan badan ibu yang penting ibu memiliki
keyakinan dari hati bahwa ibu akan memeliki momongan.”

Ibu citra :”lalu baiknya saya harus bagaimana sus ?

Perawat apri :” yang terpenting ibu siap dari hati karena dalam kehamilan mood atau perasaan
ibu hamilnya mempengaruhi kondisi dari janin anak dikandungnya”

Bapak fitrah :”apakah ada pengaruhnya sus ?

Perawat hariati :’’pengaruhnya kan kalo janin itu sangat bergantung pada ibu nya, apa yang
dirasakan ibu juga dirasakan oleh janin dan jika yg dirasakan buruk akan
berdampak pada perkembangan janin’’
Ibu citra :’’ohhh begitu yahh sus

Bapak fitrah :’’ separah itukah pengaruhnya sus …?

Perawat apri :’’ iya pak maka dari itu harus disiapkan untuk yang dipersiapan pertama kali
adalah psikologi terlebih dahulu ”

Ibu citra :’’iya sus terus saya harus gimana lagi..?

Perawat hariati :’’ “ sebelum persalinan faktor kesiapan juga akan berpengaruh pada psikologi
persiapan menjadi orangtua, maka sangat penting pak bu “

Bapak fitrah :’’ “sayang kamu bisa kok melalui itu semua kan ada aku , ada ibu bapak dan
pastinya juga bu perawat akan membantu kita sayang “

Perawat apri :’’iya saya akan membantu ibu dan bapak semampu saya..tinggal tergantung ibu
saja kapan ingin program kehamilan

Ibu citra :’’setelah mendengar penjelasan suster saya akan segera ingin memiliki momongan

Bapak fitrah :’’ saya akan selalu mendukung ibu dan selalu mendampingi selama proses program
kehamilan

Ibu citra :’’beneran yah mas akan selalu mendampingi saya

Bapak fitrah :’’iya sayang saya akan selalu ada untuk kamu

Perawat hariati :’’ berarti ibu sudah siap untuk melakukan program kehamilan..?

Ibu citra :’’ iya sus bismillah

Perawat apri :’’ iya bu yg yakin saja , oia bu saat akan hamil juga sebaiknya mempersiapkan
nutrisi utk hamil bu, misalnya banyak mengonsumsi asam folat seperti susu,
daging, minyak ikan bgtu bu “

Ibu citra,dan bapak fitrah :’’ohh begitu yah sus kami sudah paham terima kasih atas penjelasan
dan pengertian yang dibarikan”
Perawat hariati :’’iya bu pak kembali kasih..bila ada yang ingin ditanyakan lagi silahkan bisa
hubungi kami atau datang saja kepuskesmas kami siap membantu kapan saja

Ibu citrah dan bapak fitrah :’’iya kami permisi dulu yah sus assalamu’alaikaum

Perawat apri :’’walaikum salam’’


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana
punya anak

B. Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.

Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.EGC:Jakarta.

Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.

Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai