Fungsi Pengawasan
Fungsi Pengawasan
PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAB
3
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas
yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana
pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi
sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
4
muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang
bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan
merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya
dengan penerapan good governance itu sendiri.
5
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam
rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat
pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam planning, yaitu standard.
6
1. Meningkatkan kinerja organisasi secara continue, karena kondisi
persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap
saat mengawasi kinerjanya.
2. Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan
menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi
penyalahgunaan alat atau bahan.
3. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai,
dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang
pegawai.
4. Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan.
5. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.
7
2.3.1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)
8
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-
petunjuk dikomunikasikan tetapi ia meliputi juga sikap orang-orang yang
memberikan penyerahan.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
9
1. Inspeksi Total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja
atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah standar
kualitas minimum sudah tercapai, dan bila belum, bagaimana
memperbaikinya.
2. Pengecekan Pada Area Tertentu, dilakukan melalui pengecekan kinerja
pegawai di suatu departemen atau divisi tertentu, seperti departemen
keuangan, yang dilakukan secara periodik. Penggunaan komponen statistik
akan menambah validitas data yang diperoleh dalam fungsi pengawasan.
3. Pengontrolan Kualitas dengan Statistik. Apabila inspeksi total belum
diperlukan dan pengecekan pada divisi tertentu tidak terlalu akurat,
Manajer Administrasi dapat menggunakan teknik ini dengan memakai data
yang berbasis sampel yang dipilih untuk menjamin validitas dan
reliabilitas hasil pengukuran.
4. Kesalahan Nihil, merupakan teknik preventif terhadap potensi kesalahan
yang dilakukan oleh pegawai sejak pertama kali mengerjakan tugasnya.
Hal ini juga dapat memotivasi pegawai untuk selalu bebas dari kesalahan.
Ketika teknik ini diterapkan, mereka seharusnya diberi imbalan yang
setimpal atas tiadanya kesalahan yang dilakukan dan peningkatan kinerja
yang telah dilakukan.
10
1. Observasi
2. Pengawasan berkala
3. Laporan lisan dan tertulis
4. Penilaian kegiatan
5. Diskusi antara manajer dan karyawan.
1. Pengawasan Anggaran.
11
3. Analisis Rasio.
4. Analisis Break-Even.
A. Pengawasan Langsung
12
1. Inspeksi langsung
2. On the spot observation, dan
3. On the spot report.
13
1. Lisan.
2. Tertulis.
14
2.5 Proses Pengawasan
Standar yang ditentukan itu berupa standar masukan yang berupa usaha
kerja, dan standar keluaran berupa ukuran kuantitas,kualitas, biaya atau waktu
pengukuran kinerja senyatanya adalah untuk melihat adanya penyimpangan atau
varians antara apa yang terjadi senyatanya dengan apa yang di harapkan.
Bila penyimpangan yang terjadi itu besar maka perlu tindakan korektif yakni
perbaikan agar hasilnya sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
15
Pengawasan itu dapat intern, dapat pula ekstern. Pengawasan intern
melalui disiplin diri dan latihan tanggung jawab individual atau kelompok.
Pengawasan ekstern terjadi melalui supervise langsung atau penerapan system
administrative seperti aturan dan prosedur. Pengawasan efektif yang akan di
uraikan kemudian, merupakan kombinasi dari keduanya.
16
3) Adanya kesalahan-kesalahan memerlukan pengawasan agar dapat
dilakukan tindakan perbaikan; dan
4. Meningkatkan pelayanan
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
18
organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang
tepat dalam merumuskan suatu masalah. Lebih baik dilakukan secara langsung
oleh pimpinan organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan
seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan dilakukan
secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari yang baik
menjadi lebih baik lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://malikazisahmad.wordpress.com/2012/01/13/pengertian-pengawasan/
http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/layanan-informasi/pengawasan/maksud-
fungsi-tujuan-pengawasa
http://proseapengawasan.blogspot.com/
http://tyoset.blogspot.com/2012/01/tipe-tipe-pengawasan.html
http://purwantiw.wordpress.com/2011/04/30/teknik-teknik-pengawasan/
20