Anda di halaman 1dari 2

Reaktor 1 (R1) di Plant Intermediate

Pada R1, terjadi reaksi Timah (Sn) dengan MeCl menjadi Trimethyltin Chloride
(bersifat toxic) dan selanjutnya akan bereaksi dengan Stannic (IV) Chloride / SnCl4
sehingga salah satu gugus methyl (-CH3) pada Trimethyltin Chloride akan tergantikan oleh
gugus klor (–Cl) menjadi Dimethyltin Dichloride.
Sn memiliki BM = 118,71 gram/mol & Melting Point Sn = 231,9 oC dan Sn ini
dicairkan pada tangki penampung Sn dengan menggunakan Hot Oil yang suhunya 240 oC
sehingga suhu Sn yang charging ke R1 bersuhu sekitar 240 oC.
Methyl Chloride (MeCl) memiliki Boiling Point = -24,2 oC; Freezing Point = -97,6
o
C; Vapor Pressure = 0,506 mPa pada T = 20 oC; & BM = 50,488 gram/mol.
SnCl4 memiliki Boiling Point = 114,15 oC; Melting Point = -33 oC; Vapor Pressure =
0,0024 mPa pada T = 20 oC; BM = 260,51 gram/mol.
TMAC memiliki BM = 109,62 gram/mol; Boiling Point = 102 oC; Vapor Pressure =
0,0033 mPa.

Gambar 1. Grafik T dan P pada Reaktor 1 di Plant Intermediate

Dari grafik di atas, dari kondisi awal menuju Sn cair charging menaikkan T dan hal
ini sesuai karena suhu Sn yang masuk sekitar 240 oC, lalu setelah itu TMAC Charging
(berbentuk garam) sebanyak 1 kg ke dalam R1 dan setelah 1 menit di dalam R1 terjadi
peningkatan T karena pengaruh dari Sn cair yang masuk dan karena suhu dalam R1 berkisar
pada T = 150 oC maka selama 1 menit setelah TMAC Charging menyebabkan TMAC
berubah fasa dari solid menjadi gas (baru sebagian kecil dari TMAC). Setelah itu Hot Oil
dinyalakan dan menyebabkan T naik dan sedangkan pada P terjadi kenaikan karena ada
pengaruh dari TMAC yang berubah menjadi gas pada R1 setelah itu dilakukan proses
pemancingan P oleh MeCl karena MeCl memiliki Vapor Pressure yang besar pada suhu 20
o
C yaitu 0,506 mPa. Lalu setelah T mencapai 200 oC, barulah agitasi pada R1 dan SnCl4
dimasukkan dan dibantu dengan Charging MeCl sehingga P naik menjadi sekitar 1,165 mPa.

Anda mungkin juga menyukai