OLEH :
MATARAM
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
2) Teori Ekstriksi
Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan.
Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam
penyebab diri sendiri dapat berupa :
Teori Stress
Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
bias digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha
dan stress, menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
Teori Terprogram
Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya
dapat membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan
organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.
3. Teori Social
Salah satu teori social yang berkenan dengan proses
openurunan adalah teori pembebasan. Teori tersebut menerangkan
bahwa dengan berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur
mulai melepas diri dari kehidupan social. Keadaan ini
memagkibatkan interaksi social lansia menurun baik secara
kualifikasi maupun kuantitatif.
4. Teori Psikologi
a) Teori Tugas Perkembangan
Menurut Hang Kerst (1992) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap
tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan
sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada
manutrasi fisik. Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta
aspirasi individu.
b) Kepribadian Selanjutnya
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada
lansia. Teori ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimilikinya.
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stress
e) Perubahan fisik pada proses penuaan
Penelitian menyakini bahwa kita dialhirkan dengan jam
biologis, jam ini di program untuk rentang hidup yang sudah
ditetapkan, kecelakaan dan proses penyakit dengan beranjaknya usia,
perubahan yang terjadi secara bertahap menjadi semakin nyata.
Perubahan tertentu terjadi disemua system tubuh. Perubahan ini tidak
perlu terjadi bersamaan disetiap system.
B. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakit
kardiovaskuler (Soekarsohardi, 2000)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2005).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar 95 mmHg (Nasrin, 2003).
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
bertambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 %
hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,
pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun faktor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol dan sosial ekonomi.
3. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai
berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
4. Manifestasi Klinis
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis pada beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu:
1) Mengeluh sakit kepala dan pusing
2) Lemas dan kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
5. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala
pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa
gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada
ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,
pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial
Stroke
Gagal jantung
Ginjal
Mata
6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
7. Pathway
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
9. Pentalaksanaan Medis
a. Medis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
b. Keperawatan
Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
1) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
a) Berhenti merokok
b) Mengurangi BB
c) Meningkatkan aktifitas fisik
d) Olahraga teratur
e) Menghindari stress
f) Istirahat
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung
koroner dan penyakit serebravaskuler.
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
atau marah kronik.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.
e. Makanan/ cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan yang
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual muntah,
perubahan berat badan dan riwayat pengggunaan dierutik
h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk
dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat
merokok.
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral
fransie, hipotesi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik,
penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokonstriksi pembuluh darah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular cerebral
d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak
realistic.(Doengoes,2000)
3. Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat
disesuaikan dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai
dengan diagnosa yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan
kepada kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan.
Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis.
Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba
Medika : Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny”S” DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KASUS
HIPERTENSI DI DUSUN BILEKERE DESA UBUNG
KEC. JONGGAT LOMBOK TENGAH
Agama : Islam
3. Riwayat Keluarga
Pasangan
Nama : Tn “S”
Hidup/Mati : Mati
Kesehatan : Sakit
Umur : 82 Tahun
Pekerjaan : Tani
4. Anak
Nama : Tn “M”
Hidup/Mati : Hidup
Tahun Meninggal :-
Penyebab Kematian :-
5. Pengkajian Lingkungan
a. Tipe tempat tinggal : Rumah semi permanen
b. Jumlah kamar : 1 kamar tidur, tidak ada ruang keluarga, teras,
tidak ada kamar mandi
c. Kondisi rumah : rumah sedikit berantakan, ventilasi di buka
pada pagi hari.
d. Jumlah orang yang tinggal di rumah : 1 orang (Klien saja).
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobi :-
b. Keanggotaan organisasi : kelompok pengajian
7. Sumber/System Pendukung Yang Digunakan
System pendukung yang terdapat di lingkungan Ny “S” adalah Puskesmas
Ubung yang terletak > 5 kilo meter.
8. Kebiasaan Ritual
Ny “S” beragama Islam, Ny “S” biasanya tidur siang sekitar 2-3 jam, dan
istirahat malam sekitar 7-8 jam.
9. RIWAYAT KESEHATAN
Ny “S” mengeluh pusing, sakit kepala berdenyut-denyut, nyeri dirasakan pada
skala 6 (1-10) serta sakit di lutut, penyakit yang dirasakan Ny “S” 1 tahun
terakhir adalah pusing, serta sakit lutut, dan pegal-pegal. Pusing di rasakan
apabila Ny “S” bila terlalu lelah. Ny”S” biasanya istirahat jika merasa sakit
kepala, jika tidak hilang Ny “S” pergi berobat ke Puskesmas. Hasil
pemeriksaan TTV : TD = 170/100 mmhg, N = 82 x/menit, RR = 22 x/menit. S
= 36oC
10. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny” S” juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan kadang- kadang masih
b. di rasakan sampai saat ini dan kurang lebih 1 tahun yang lalu.
11. Aktivitas Hidup Sehari-Hari (ADL)
Pola kebiasaan : klien mengatakan tidak merokok dan minum kopi setiap hari.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur
dengan menghabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien
tidak senang makan tanpa garam, klien juga mengatakan makan makanan
yang sama dengan keluarganya tanpa adanya perbedaan makanan, klien
minum 7-8 gelas per hari.
b. Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat
malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering
merenung nasib cucu-cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain
dengan cucu nya.
c. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali
per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa
ada gangguan.
d. Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui
piring, klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.
e. Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
menggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi,
biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.
12. Pengkajian Head to Toe
a. Kepala
Ny “S” mengatakan sakit kepala dan pusing di bagian belakang, tidak ada
riwayat trauma, tidak ada gatal – gatal I kulit.
b. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak
menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
d. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak
ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan
tidak ada kesulitan saat menelan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada
peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus),
tidak ada benjolan, pendengaran masih bagus
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada
bendungan vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa
berat (kaku kuduk).
g. Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
i. Genetalia
Tidak terkaji
j. Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
k. Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan
pada kulit.
JUMLAH Benar : 4
Salah : 6
Interpretasi :
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini
menunjukkan bahwah Ny”S” mengalami gangguan kognitif sedang.
II. DIAGNOSA
1) Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler
serebral di tandai dengan klien Mengeluh pusing kepala dan leher bagian
belakang terasa berat dan sakit/nyeri, pusing dirasakan terutama saat berjalan,
skla nyeri 5, Klien tampak sering memegangi kepalanya, penglihatan kabur,
TTV : TD : 160/100 mmHg, N:82 x/menit, S: 36 oC, RR: 22 x/menit.
2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai
penyakit dan terapi di tandai dengan klien mengatakan kurang tahu tentang
penyakit hipertensinya, klien tampak sering bertanya tentang penyakitnya
TTV : TD160/100 mmHg, N:82 x/menit, S: 36 oC, RR: 22 x/menit.
- Tanda-tanda vital
dalam batas normal
terutama tekanan darah
(TD : normal 110-130
2. Kaji tingkat nyeri klien.
mmHg, diastole 70-80 2. Untuk
mmHg) mengetahui
tingkat nyeri
klien dengan
menggunakan
pengkajian
PQRST.
3. Untuk
3. Kaji lokasi intensitas
mengetahui
dan skala nyeri.
nyeri yang
dirasakan klien
sehingga bisa
ditentukan
intervensi yang
tepat
selanjutnya.
4. Untuk
4. Bantu pasien dalam
menghindari
ambulasi sesuai
inssiden
kebutuhan.
kecelakaan
atau
terjatuhnya
karena klien
pusing.
2. Supaya klien
2. Jelaskan sifat penyakit
tahu dan
dan tujuan dari
memungkinka
p0engobatan dan
n pasien untuk
prosedur.
melanjutkan
pengobatan.
3. Supaya klien
3. Jelaskan pentingnya bisa
lingkungan yang tenang, mengontrol
tidak penuh dengan stress.
stress.
4. Mengurangi
4. Diskusikan tentang obat- resiko
obatan : nama obat, keracunan dan
dosis obat, waktu over dosis obat
pemberian obat, dan dan supaya
tujuan pemberian obat pengobatan
dan efek samping obat. lancar karena
pasien sudah
paham dan
tahu mengenai
obat-obatan
yang diberikan.
S : 36 C,
N : 82x/menit,
RR:22x/menit.
R:Nyeri kepala
T: nyeri dirasakan
sewaktu waktu
3. Klien mengatakan
3. Mengkaji lokasi,
nyeri dirasakan pada
intensitas, dan skala nyeri.
kepala dan leher dibagian
belakang (kaku kuduk),
nyeri dirasakan terus-
menerus semakin berat
saat berjalan, nyeri
dirasakan pada angka 5
(skala 0-10).
4. Memberikan
4. Klien tampak
penjelasan cara untuk
memperhatikan dan
meminimalkan aktivitas
mendengarkan penjelasan
vasokontriksi seperti
perawat
mengejan saat BAB, batuk
panjang dan membungkuk
3. Klien mengerti
3. Berdiskusi atau
dengan penjelasan
memberitahu klien
yang diberikan oleh
tentang obat-obatan
perawat dank lien
nama obat yang
mengatakan akan
diberikan captopril 12,5
meminum obatnya
mg diminum 1x1 setelah
secara teratur.
makan,
2. BB: 45 Kg
2. Menimbang berat badan
klien
3. Menanyakan keluhan
3. Klien mengeluh sakit
klien
kepala
5. Menganjurkan klien
5. Klien tampak tirah
untuk mempertahankan
baring, tampak
tirah baring.
mengiuti anjuran
perawat
garam
pembatasan masukan
garam
5. Mengukur Tanda-tanda 5. TD 140/90 mmHg
vital
6. Menganjurkan kepada
keluarga untuk tetap
mempertahankan
lingkungan yang aman
dan nyaman.
1. Memberikan
Senin, 14 Mei 2 1. Klien tampak
pendidikan
mendengarkan
2018 kesehatan kepada
perawat
klien
10.50 2. Klien tampak
2. Menjelaskan kepada
mengerti dan
klien untuk
mengikuti serta
menghindari
berpartisipasi
merokok dan ngopi
dalam
penyembuhannya
3. Menganjurkan klien
3. Klien tampak
untuk istirahat yang
rileks dan segar
cukup untuk
tidur 6-7 jam
menghindari stress
perhari
V. EVALUASI
No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx
S :Klien mengatakan masih pusing
15 Mei 2018
10.30 O:
- Keadaan umum klien sedang
- Klien tampak rileks
- Tanda-tanda vital klien 170/100
mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit
1
A:
- Masalah keperawatan gangguan
nyaman nyeri belum teratasi
P : intervensi dihentikan
I:
- Anjurkan klien untuk tetap
mempertahankan kesehatannya
- Anjurkan klien untuk diet rendah
garam
- Anjukan klien untuk istirahat cukup
S : klien mengatakan sudah tau apa itu
hipertensi, dan penyebab terjadinya
hipertensi
O:
- keadaan umum klien baik
- klien tampak mengerti,
menyebutkan penyebab yang
2 memperberat hipertensi
- klien tampak mau mengikuti saran
perawat
- TTV dalam batas normal
- 140/90 mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit
A: masalah keperawatan kurang
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Berikan penyuluhan mengenai
penyakitnya
- Evaluasi tingkat pengetahuan setiap
selesai member penyuluhan.
S:
- Klien mengatakan makan makanan
yang sama dengan keluarganya
- Klien mengatakan tidak bia makan
tampa garam
O:
- Keadaan umum klien baik
- Tidak ada tanda-tanda edema
A : Maslah keperawatan resiko kelebihan
3
volume cairan dapat teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
- anjurkan klien untuk batasi asupan
cairn jika terjadi oedema
- anjurkan klien untuk membatasi
konsumsi rendah garam