Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI DI DUSUN BILE


KERE DESA UBUNG KECAMATAN JONGGAT WILAYAH
KERJA PUSKESMAS UBUNG

OLEH :

SUSAN SUNDARI, S.Kep.


NIM : 134STYJ17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MATARAM

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Supriyadi, Ners.,M.Kep) (Mutawali)


A. KONSEP LANSIA
1. Proses Menua Pada Lansia
a) Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tidak
terhindarkan dengan karakteristik menurunya interaksi antara lanjut
usia dengan yang lain disekitarnya. Individu yang diberi kesempatan
untuk mempersilahkan dirinya menghadapi ketidakmampuan dan
bahkan kematian (Cox, 1984)

b) Teori Proses Menua


Proses penuan merupakan proses secara berangsur yang
mengakibatkan perubahan secara kumulatif dan merupakan perubahan
serta berakhir dengan kematian.
Teori biologi tentang penuaan dibagi menjadi :
1) Teori instrik
Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul akibat
penyebab dalam diri sendiri.

2) Teori Ekstriksi
Perubahan terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan.
Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut timbul dalam
penyebab diri sendiri dapat berupa :

 Toeri Genetik Clock atau Teori Genetik dan mutasi


Teori tersebut mengatakan bahwa menua telah
terprogram secara genetic untuk spesies-spesies tertentu. Tiap
spesies mempunyai di dalam nucleus (inti sel) satu jam genetic
yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini
akan menghitung mitosis dan akan meghentikan replikasi sel
bila tidak diputar. Jadi menurut konsep ini bila jam kita
berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun menjadi lemah
dan sakit.
 Teori Imunologi Slow Virus
System imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia
dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.

 Teori Stress
Menua menjadi atau terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
bias digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha
dan stress, menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

 Teori Terprogram
Teori yang menua terprogram, sel tubuh manusia hanya
dapat membagi diri sebanyak satu kali. Artinya kemampuan
organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.

 Teori Rantai Silang


Sel-sel yang tua /usang reaksi kimianya menyebabakan
ikatan yang kuat. Khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
meyebabkan kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

c) Perubahan Biologi Yang Berasal Dari Luar Atau Ekstrinsik


1. Teori Radikal
Radikal bebas dapat berbentuk didalam badan, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom), mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan-bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat beregenerasi.

2. Teori Mutasi Sematik


Menurut teori ini factor lingkungan menyebabkan mutasi
sematik, sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia
dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari dapat
memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadi mutasi yang
progresif pada DNA sel sematik akan menyebabkan terjadinaya
penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebagai salah satu
hipotesi yang berhubungan dengan mutasi sel sematik adalah
hipotesis error catasrop.

3. Teori Social
Salah satu teori social yang berkenan dengan proses
openurunan adalah teori pembebasan. Teori tersebut menerangkan
bahwa dengan berubahnya usia seseorang secara berangsur-angsur
mulai melepas diri dari kehidupan social. Keadaan ini
memagkibatkan interaksi social lansia menurun baik secara
kualifikasi maupun kuantitatif.

4. Teori Psikologi
a) Teori Tugas Perkembangan
Menurut Hang Kerst (1992) bahwa setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap
tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan
sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada
manutrasi fisik. Penghargaan cultural masyarakat dari nilai serta
aspirasi individu.

Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi


penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesalahan.
Penerimaan adanya kematian dari pasanganya dan orang-orang
yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan
grup yang seusianya, adopsi dan adaptasi dengan peran social
secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara
memuaskan.

b) Kepribadian Selanjutnya
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berupa pada
lansia. Teori ini merupakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimilikinya.
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketuaan (Nugroho,2000) adalah
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stress
e) Perubahan fisik pada proses penuaan
Penelitian menyakini bahwa kita dialhirkan dengan jam
biologis, jam ini di program untuk rentang hidup yang sudah
ditetapkan, kecelakaan dan proses penyakit dengan beranjaknya usia,
perubahan yang terjadi secara bertahap menjadi semakin nyata.
Perubahan tertentu terjadi disemua system tubuh. Perubahan ini tidak
perlu terjadi bersamaan disetiap system.
B. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakit
kardiovaskuler (Soekarsohardi, 2000)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2005).
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar 95 mmHg (Nasrin, 2003).
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
bertambahnya usia , factor psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 %
hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,
pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun faktor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alkohol dan sosial ekonomi.
3. Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai
berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

4. Manifestasi Klinis
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis pada beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu:
1) Mengeluh sakit kepala dan pusing
2) Lemas dan kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
5. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala
pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa
gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada
ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,
pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial

.Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:


pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:


Gangguan penglihatan, Gangguan saraf, Gagal jantung,Gangguan fungsi ginjal,
Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma,
sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal,
serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi
dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat
kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-
minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu
diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat
disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :

 Stroke
 Gagal jantung
 Ginjal
 Mata

Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat,


bahwa tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan
darah yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk
pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil. Kemudian
bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka pembuluh darah
ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki
prognosis yang tidak baik.

Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan


sebagai pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang
tidak baik.

Dengan adanya faktor-faktor yang dapat dihindarkan tersebut, tentunya


hipertensi dapat dicegah dan bagi penderita hipertensi agar terhindar dari
komplikasi yang fatal.

6. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat


mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
7. Pathway
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
9. Pentalaksanaan Medis
a. Medis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
b. Keperawatan
Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas
rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
1) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
a) Berhenti merokok
b) Mengurangi BB
c) Meningkatkan aktifitas fisik
d) Olahraga teratur
e) Menghindari stress
f) Istirahat
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,


takipnea.

b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung
koroner dan penyakit serebravaskuler.

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, murnius stenosis


valvular.takikardia, berbagai distnenia, DJV/kongesti vena,
ekstermitas (perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian
kapiler mingkin lambat/ tertunda), kulit (pucat, sianosis dan
kemerahan)

c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
atau marah kronik.

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continu perhatian


tangisan yang meledak.

d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.

e. Makanan/ cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan yang
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, mual muntah,
perubahan berat badan dan riwayat pengggunaan dierutik

Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema, kongesti vena,


DJV, glikosuria.
f. Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan
atau kelemahansatu sisi tubuh, dan gangguan penglihatan
(mis, penglihatan kabur)

Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi


bicara, efek, proses piker atau memori).Respon motorik
(penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks
tendo dalam). Perubahan rentina optic.

g. Nyeri/ ketidak nyamanan


Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai dan nyeri
abdomen/massa.

h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja, fakipnnea, batuk
dengan atau tanpa pembentukan sputum dan riwayat
merokok.

i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parastesi unirateral
fransie, hipotesi postural.

j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga: hipertensi,ateroskleris, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko anelik,
penggunaan pil KB atau hormon lain.(Doengoes,2000)

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokonstriksi pembuluh darah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
c. Nyeri akut/ nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular cerebral
d. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak
realistic.(Doengoes,2000)
3. Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional

I Setelah dilakukan 1. Observasi tekanan darah 1. Untuk mengetahu


tindakan keperawatan klien secara terus menerus tekanan darah dalam
diharapkan resiko tinggi rentang normal atau
penuruna curah jantung tidak
dapat teratasi dengan 2. Mengobservasi warna 2. Untuk mengetahui
criteria hasil : kulit, kelembaban, suhu. adanya pucat, dingin,
kulit lembab dan
 Kelayan mau
masa pengisian
berpartisipasi
kapiler berkaitan
dalam aktivitas
dengan
yang menurunka
vasokonstriksi.
TD dan frekuensi
3. Anjurkan klien untuk 3. Menurunkan stress
jantung stabil.
membatasi aktivitas . dan ketegangan yang
 Mempertahankan
mempengaruhi
TD dalam rentang
tekanan darah dan
individu yang dapat
perjalanan penyakit
diterina.
hipertensi.
4. Kolaborasi dan pemberian 4. Untuk menentukan
terapi. intervensi
selanjutnya.

Setelah dilakukan 5. Menganjurkan klien untuk 5. Untuk mengurangi


tindakan keperawatan penghematan energi. penggunaan energi,
diharapkan intoleransi dan membantu antara
aktivitas baik, dengan suplai dan kebutuhan
criteria hasil : oksigen.
 Berpartisipasi 6. Beri dorongan kepada 6. Memberikan bantuan
dalam aktivitas klien untuk melakukan hanya sebatas
II
yang di inginkan. aktivitas secara bertahap kebutuhan akan
 Menunjukkan jika dapat ditoleransi. mendorong
penurunan dalam kemandirian dalam
tanda-tanda melakukan aktivitas.
intoleransi
fisiologi.
7. Untuk meminimalkan
Setelah dilakukan 7. Anjurkan kelayan untuk
stimulasi/meningkatk
tindakan keperawatan mempertahankan tirah
an relaksasi
diharapkan nyeri kepala mempertahankan tirah
berkurang/ tidak ada baring selama fase akut.
dengan criteria hasil
8. Mengkaji intesitas nyeri
 Nyeri akut/nyeri 8. Untuk mengetahui
kepala skala nyeri.
berkurang/tidak
ada 9. Menganjurkan kelayan 9. Untuk menurunkan
untuk kompres hangat tekana vaskuler
pada dahi dan leher serebral
bagian belakang.
10. Melatih kelayan untuk 10. memperlambat
III
melakukan teknik relaksasi respon simpati efektif

dan diktrasi dalam


menghilanhkan sakit.

11. Mengkaji keefektifitas


11. Mekanisme adaptif
strategis koping dengan
perlu untuk
Intoleransi aktivitas b/d mengobsevasi perilaku.
mengubah pola hidup
kelemahan umum
seseorang.
ketidak seimbangan
antara suplai dan keb.
12. Dorong kelayan untuk 12. Membantu
Oksigen.
mengungkapka perasan mengudentifikasi
dasar kesulitan dalam
mekanisme koping.

13. Libatkan kelayan dalam 13. Untuk memperbaiki

proses pengobatan keterampilan koping.

14. Melindungi kelayan


14. Kaji penggunaan
dalam mempengaruhi
mekanisme pertahanan diri
perasan.
kelayan

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan dapat
disesuaikan dengan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan sesuai
dengan diagnosa yang ada.

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang diberikan
kepada kelayan dapat dibuat sesuai dengan perkembangan dari kelayan.
Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Callahan, Barton, Schumaker. 2000. Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Praktis.

Binapura Aksara.: Jakarta

Doengoes Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Umtuk Perencanaan

Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta

Tarwoto, wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba

Medika : Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny”S” DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KASUS
HIPERTENSI DI DUSUN BILEKERE DESA UBUNG
KEC. JONGGAT LOMBOK TENGAH

Hari/ tanggal : Senin, 7 Mei 2018


Tempat : Dusun Bilekere, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Lombok
Tengah
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny ”S”

Tempat dan Tanggal lahir : Bile Kere, ± 80 tahun

Pendidikan terakhir : Tidak sekolah

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin (Cerai mati)

Alamat : Dusun Bile Kere, Desa Ubung,

Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Masuk Panti/RS :-

Orang yang paling dekat dihubungi : Ny “S”

Hubungan dengan usila : Saudara

Alamat : Dusun Bile Kere, Desa Ubung,

Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.


2. Keluhan Utama
Kien mengeluh pusing.

3. Riwayat Keluarga
Pasangan

Nama : Tn “S”

Hidup/Mati : Mati

Penyebab Kematian : Perut Bengkak

Tahun Meninggal : 40 Tahun yang lalu

Kesehatan : Sakit

Umur : 82 Tahun

Pekerjaan : Tani

Alamat :Bile Kere

4. Anak

Nama : Tn “M”

Hidup/Mati : Hidup

Tahun Meninggal :-

Penyebab Kematian :-

Alamat : Bile Kere


a. Genogram

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny “S” Keterangan :

: Laki- laki : Garis perkawinan


: Perempuan : Tinggal serumah
: Klien : Meninggal
: Garis keturunan

5. Pengkajian Lingkungan
a. Tipe tempat tinggal : Rumah semi permanen
b. Jumlah kamar : 1 kamar tidur, tidak ada ruang keluarga, teras,
tidak ada kamar mandi
c. Kondisi rumah : rumah sedikit berantakan, ventilasi di buka
pada pagi hari.
d. Jumlah orang yang tinggal di rumah : 1 orang (Klien saja).
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobi :-
b. Keanggotaan organisasi : kelompok pengajian
7. Sumber/System Pendukung Yang Digunakan
System pendukung yang terdapat di lingkungan Ny “S” adalah Puskesmas
Ubung yang terletak > 5 kilo meter.
8. Kebiasaan Ritual
Ny “S” beragama Islam, Ny “S” biasanya tidur siang sekitar 2-3 jam, dan
istirahat malam sekitar 7-8 jam.
9. RIWAYAT KESEHATAN
Ny “S” mengeluh pusing, sakit kepala berdenyut-denyut, nyeri dirasakan pada
skala 6 (1-10) serta sakit di lutut, penyakit yang dirasakan Ny “S” 1 tahun
terakhir adalah pusing, serta sakit lutut, dan pegal-pegal. Pusing di rasakan
apabila Ny “S” bila terlalu lelah. Ny”S” biasanya istirahat jika merasa sakit
kepala, jika tidak hilang Ny “S” pergi berobat ke Puskesmas. Hasil
pemeriksaan TTV : TD = 170/100 mmhg, N = 82 x/menit, RR = 22 x/menit. S
= 36oC
10. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny” S” juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan kadang- kadang masih
b. di rasakan sampai saat ini dan kurang lebih 1 tahun yang lalu.
11. Aktivitas Hidup Sehari-Hari (ADL)
Pola kebiasaan : klien mengatakan tidak merokok dan minum kopi setiap hari.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur
dengan menghabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien
tidak senang makan tanpa garam, klien juga mengatakan makan makanan
yang sama dengan keluarganya tanpa adanya perbedaan makanan, klien
minum 7-8 gelas per hari.
b. Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat
malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering
merenung nasib cucu-cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain
dengan cucu nya.
c. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali
per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa
ada gangguan.
d. Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui
piring, klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.
e. Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
menggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi,
biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.
12. Pengkajian Head to Toe
a. Kepala
Ny “S” mengatakan sakit kepala dan pusing di bagian belakang, tidak ada
riwayat trauma, tidak ada gatal – gatal I kulit.
b. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tidak tampak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak
menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
d. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak
ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan
tidak ada kesulitan saat menelan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada
peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus),
tidak ada benjolan, pendengaran masih bagus
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada
bendungan vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa
berat (kaku kuduk).
g. Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
i. Genetalia
Tidak terkaji
j. Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
k. Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan
pada kulit.

13. Pengkajian Perkembangan Untuk Lansia


1) Status Kognitif / Afektif
Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Pertanyaan :
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 9

√ 2 Hari apa sekarang ? Senin

√ 3 Apa nama tempat ini ? Bilekere

√ 4 Dimana alamat anda ? Bilekere


√ 5 Berapa umur anda ? 80 tahun

√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Lupa

√ 8 Siapa presiden Indonesia Lupa


sebelumnya ?

√ 9 Siapa nama kecil anda ? Lupa

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14,


pengurangan 3 dari setiap angka 11, 8, 5,
baru, secara menurun

JUMLAH Benar : 4
Salah : 6

Interpretasi :

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh


Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di
dapatkan hasil 4 benar dan 6 salah ini menunjukkan bahwah fungsi
intelektual Ny”S” mengalami kerusakan intelektual ringan
2) MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2018 (Benar)
Musim :kemarau
Tanggal :11
Hari :Senin (Benar)
Bulan :April
2 Orientasi 5 3 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Provinsi : NTB (Benar)
Kabupaten/kota : loteng (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudia ditanyakan
kepada klien, menjawab :
1. kursi
2. meja
3. kertas
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
93
80
75
63
52
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)
6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan menyalin gambar.
Total nilai 30 18

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini
menunjukkan bahwah Ny”S” mengalami gangguan kognitif sedang.

14. Analisa Data


NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Gangguan
Arteri besar kehilangan kelenterun
- klien mengeluh sakit rasa aman
dan menjadi kaku
kepala nyeri
- sakit kepalanya
Pembuluh darah tidak dapat
berdenyut-denyut
mengembang
- Klien mengatakan
tearasa kaku di
Vasokonstriksi pembuluh darah
kuduknya
- Klien mengatakan sakit
kepalanya datang
sewaktu-waktu Peningkatan tekanan vaskuler serebral
DO:
- Klien tampak sering Nyeri akut
memegangi kepalanya
- Klien tampak lemah
- Skala nyeri 2 (0-10)
sedang.
- TTV
TD: 170/100 mmHg
N: 82 x/menit
S : 36 oC
RR: 22 x/menit

2. DS: Hipertensi Kurang


- Klien mengatakan pengetahuan
kurang tahu tentang
penyakit hipertensi. Kurang informasi mengenai penyakit
- Klien tidak tahu dan terapi
penyebab hipertensi
- Klien mengatakan
makan makanan yang
sama dengan
keluarganya, tampa
adanya perbedaan
DO:
- Klien bertanya tentang
penyakitnya.
- TTV
TD: 170/100 mmHg
N: 82 x/menit
S : 36 oC
RR: 22 x/menit

II. DIAGNOSA
1) Gangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler
serebral di tandai dengan klien Mengeluh pusing kepala dan leher bagian
belakang terasa berat dan sakit/nyeri, pusing dirasakan terutama saat berjalan,
skla nyeri 5, Klien tampak sering memegangi kepalanya, penglihatan kabur,
TTV : TD : 160/100 mmHg, N:82 x/menit, S: 36 oC, RR: 22 x/menit.
2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi mengenai
penyakit dan terapi di tandai dengan klien mengatakan kurang tahu tentang
penyakit hipertensinya, klien tampak sering bertanya tentang penyakitnya
TTV : TD160/100 mmHg, N:82 x/menit, S: 36 oC, RR: 22 x/menit.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

No No.Dx Tujuan dan Kriteris Hasil Intervensi Keperawatan Rasional

1 Setelah dilakukan 1. Kaji keadan umum 1. Keadan umum


kunjungan rumah selama klien. menunjukkan
2x60 menit diharapkan keadaan klien
pasien dapat mengontrol secarautuh dan
nyeri atau sakit kepala dengan
hilang atau berkurang mengetahui
dengan kriteria hasil : tanda-tanda
vital terutama
- Klien tidak
tekanan darah.
mengungkapkan adanya
Untuk
nyeri atau sakit kepala. menentukan
tindakan
- Klien tampak
selanjutnya.
nyaman.

- Tanda-tanda vital
dalam batas normal
terutama tekanan darah
(TD : normal 110-130
2. Kaji tingkat nyeri klien.
mmHg, diastole 70-80 2. Untuk
mmHg) mengetahui
tingkat nyeri
klien dengan
menggunakan
pengkajian
PQRST.

3. Untuk
3. Kaji lokasi intensitas
mengetahui
dan skala nyeri.
nyeri yang
dirasakan klien
sehingga bisa
ditentukan
intervensi yang
tepat
selanjutnya.

4. Untuk
4. Bantu pasien dalam
menghindari
ambulasi sesuai
inssiden
kebutuhan.
kecelakaan
atau
terjatuhnya
karena klien
pusing.

5. Berikan tindakan non 5. Mengurangi


farmakologis atau
menghilangkan
sakit kepala.

6. Berikan penjelasan cara 6. Aktifitas yang


untuk meminimalkan meningkatkan

aktifitas vasokontriksi vasokontriksi


menyebabkan
sakit kepala.

7. Kolaborasi dalam 7. Analgecik


pemberian obat dapat
analgesic sesuai mengurangi
indikasi. rasa nyeri

2 Setelah dilakukan 1. Jelaskan tentang batas 1. Memberikan


kunjungan rumah selama tekanan darah normal, dasar untuk
2x60 menit diharapkan tekanan darah tinggi dan pemahaman
pasien mengetahui efeknya. tentang
informasi tentang peningkatan
hipertensi dengan kriteria tekanan darah
hasil : mengklarifikas
ikan istilah
- klien
medis yang
mengungkapkan
pengetahuan akan sering
hipertensi. digunakan.
Pemahaman
- Melaporkan
bahwa tekanan
pemakaian obat-obatan
darah tinggi
sesuai program.
dapat terjadi
tanpa gejala
shingga
memungkinka
n pasien untuk
melanjutkan
pengobatan
meskipun
sudah merasa
sehat.

2. Supaya klien
2. Jelaskan sifat penyakit
tahu dan
dan tujuan dari
memungkinka
p0engobatan dan
n pasien untuk
prosedur.
melanjutkan
pengobatan.

3. Supaya klien
3. Jelaskan pentingnya bisa
lingkungan yang tenang, mengontrol
tidak penuh dengan stress.
stress.
4. Mengurangi
4. Diskusikan tentang obat- resiko
obatan : nama obat, keracunan dan
dosis obat, waktu over dosis obat
pemberian obat, dan dan supaya
tujuan pemberian obat pengobatan
dan efek samping obat. lancar karena
pasien sudah
paham dan
tahu mengenai
obat-obatan
yang diberikan.

5. Berikan pendidikan 5. Menambah

kesehatan tentang cara pengetahuan

mencegah dan klien sehingga

mengatasi hipertensi. klien bisa


mencegah dan
mengatasi
hipertensi.

6. Anjurkan klien untuk 6. Untuk


tidak mengonsumsi menghindari
makanan dan minuman peningkatan
yang dapat tekanan darah.
meningkatkan tekanan
darah.

7. Evaluasi tingkat 7. Mengetahui


pengetahuan klien.
sejauh mana
klien
mengetahui
dan memahami
tentang
penyakitnya

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Jam No Dx Implementasi Respon hasil Paraf

Selasa, 8 Mei 1 1. Mengkaji keadaan 1. Hasil keadaan umum


2018 umum klien dan tanda-tanda klien sedang. TTV :
vital (Td, S, N, Rr).
11.00 TD : 170/100 mmHg,

S : 36 C,

N : 82x/menit,

RR:22x/menit.

2. Mengkaji tingkat nyeri


2. P: Nyeri dirasakan
klien dengan menggunakan
pada kepala
skala PQRST.
Q: nyeri dirasakan
berdenyut-denyut

R:Nyeri kepala

S : Skala nyeri sedang 5


(0-10)

T: nyeri dirasakan
sewaktu waktu

3. Klien mengatakan
3. Mengkaji lokasi,
nyeri dirasakan pada
intensitas, dan skala nyeri.
kepala dan leher dibagian
belakang (kaku kuduk),
nyeri dirasakan terus-
menerus semakin berat
saat berjalan, nyeri
dirasakan pada angka 5
(skala 0-10).
4. Memberikan
4. Klien tampak
penjelasan cara untuk
memperhatikan dan
meminimalkan aktivitas
mendengarkan penjelasan
vasokontriksi seperti
perawat
mengejan saat BAB, batuk
panjang dan membungkuk

5. Memberikan terapi 5. Obat sudah diberikan


obat sesuai indikasi : ke pasien dan
captopril 12,5 mg 1x1. menjelaskan cara
penggunaan obat dan
efek samping obat, klien
tampak mengerti dengan
penjelasan perawat.

Selasa 2 1. Menjelaskan pengertian 1. Klien tapak


hipertensi kepada pasien mendengar pnjelasan
8 mei 2018
perawat
11.30 2. Menjelaskan kepada 2. Klien tampak
klien tentang pentingnya mendengarkan dan
menjaga lingkungan memperhatikan saat
yang tenang. diberikan penjelasan
oleh perawat, dan
klien mengerti.

3. Klien mengerti
3. Berdiskusi atau
dengan penjelasan
memberitahu klien
yang diberikan oleh
tentang obat-obatan
perawat dank lien
nama obat yang
mengatakan akan
diberikan captopril 12,5
meminum obatnya
mg diminum 1x1 setelah
secara teratur.
makan,

4. Menjelaskan factor yang


4. Klien tampak
memperberat hipertensi,
memperhatikan dan
seperti Menganjurkan
tampak mengangguk dan
klien untuk tidak
akan melakukan saran
mengkonsumsi makanan
yang diberikan perawat.
yang tinggi garam dan
jangan meminum kopi,
the, merokok karena
dapat meningkatkan
tekanan drah.

Rabu, 1 1. Mengukur tanda-tanda 1. TD : 160/90 mmHg


vital TD, N, S, RR N : 87 x/mnt
9 Mei 2018
S : 36,7oC
10.00 RR : 20x/mnt

2. BB: 45 Kg
2. Menimbang berat badan
klien
3. Menanyakan keluhan
3. Klien mengeluh sakit
klien
kepala

4. Mengkaji penybab sakit


4. Tekanan darah
kepala
160/100 mmHg

5. Menganjurkan klien
5. Klien tampak tirah
untuk mempertahankan
baring, tampak
tirah baring.
mengiuti anjuran
perawat

6. Klien tampak mau


6. Menganjurkan klien
mendengar anjuran
untuk diet rendah garam
perwat
Rabu 2. 1. Mengobservasi Tanda- 1. TD : 140/90 mmHg
tanda Vital klien. N : 84x/mnt
9 Mei 2018
S:36,7oCt
10.20 RR: 20x/mnt
2. Memantau keadaan 2. Keadaan umum klien
umum klien baik, sudh tidak ada
keluhan
3. Memberikan klien 3. Klien tampak
penyuluhan tentang mendengar dan
hipertensi mengerti

4. Menganjurkan klien 4. Klien tampak

untuk menghindari mengikuti saran dari

makan makanan tinggi perawat.

garam

2. 1. Memberikan pendidikan 1. Klien tampak


kesehatan kepada klien mendengarkan
perawat
2. Memberikan penyuluhan 2. Klien tampak
tentang makanan yang mengerti dan
harus di konsumsi pada mengikuti serta
psien hipertensi berpartisipasi dalam
penyembuhannya

3. Menjelaskan kepada 3. Klien mengatakan


klien untuk menghindari semenjak sakit tidak
merokok dan ngopi pernah merokok dan
jarang ngopi
4. Menganjurkan klien 4. Klien tampak rileks
untuk istirahat yang dan segar tidur 6-7
cukup untuk jam perhari
menghindari stress
Selasa, 14 Mei 1. 1. Mengkaji keadaan 1. Keadaan umum klien
umum klien dan sedang, TTV (TD :
2018
mengkaji TTV (TD, N, 170/90 mmHg, N :
10.30 S, RR). 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit

2. Mengkaji pola makan 2. Klien makan 3xsehari


dengan lauk pauk
seadanya dengan
sajian yang sama
dengan keluarganya.

3. Menimbang berat badan 3. BB 55 kg


klien.

4. Menjelaskan pada pasien 4. Klien dan keluarga


dan keluarga tentang mengerti

pembatasan masukan
garam
5. Mengukur Tanda-tanda 5. TD 140/90 mmHg
vital
6. Menganjurkan kepada
keluarga untuk tetap
mempertahankan
lingkungan yang aman
dan nyaman.

1. Memberikan
Senin, 14 Mei 2 1. Klien tampak
pendidikan
mendengarkan
2018 kesehatan kepada
perawat
klien
10.50 2. Klien tampak
2. Menjelaskan kepada
mengerti dan
klien untuk
mengikuti serta
menghindari
berpartisipasi
merokok dan ngopi
dalam
penyembuhannya
3. Menganjurkan klien
3. Klien tampak
untuk istirahat yang
rileks dan segar
cukup untuk
tidur 6-7 jam
menghindari stress
perhari
V. EVALUASI

No
Hari/Tgl/jam Catatan Perkembangan Paraf
Dx
S :Klien mengatakan masih pusing
15 Mei 2018
10.30 O:
- Keadaan umum klien sedang
- Klien tampak rileks
- Tanda-tanda vital klien 170/100
mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit
1
A:
- Masalah keperawatan gangguan
nyaman nyeri belum teratasi
P : intervensi dihentikan
I:
- Anjurkan klien untuk tetap
mempertahankan kesehatannya
- Anjurkan klien untuk diet rendah
garam
- Anjukan klien untuk istirahat cukup
S : klien mengatakan sudah tau apa itu
hipertensi, dan penyebab terjadinya
hipertensi
O:
- keadaan umum klien baik
- klien tampak mengerti,
menyebutkan penyebab yang
2 memperberat hipertensi
- klien tampak mau mengikuti saran
perawat
- TTV dalam batas normal
- 140/90 mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36,8 C,
RR : 18x/menit
A: masalah keperawatan kurang
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:
- Kaji tingkat pengetahuan klien
- Berikan penyuluhan mengenai
penyakitnya
- Evaluasi tingkat pengetahuan setiap
selesai member penyuluhan.

S:
- Klien mengatakan makan makanan
yang sama dengan keluarganya
- Klien mengatakan tidak bia makan
tampa garam
O:
- Keadaan umum klien baik
- Tidak ada tanda-tanda edema
A : Maslah keperawatan resiko kelebihan
3
volume cairan dapat teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
- anjurkan klien untuk batasi asupan
cairn jika terjadi oedema
- anjurkan klien untuk membatasi
konsumsi rendah garam

Anda mungkin juga menyukai