A. Latar Belakang
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi
modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas
Kelompok StimulasiPersepsi. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi
yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis. Pengertian
TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi
persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005) TAK
stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus
dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi
P P F P P
L
O
CL
P P F P P
OP
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator
G. Pembagian Tugas
1. Pemimpin kelompok (leader)
a. Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai berikut.
b. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal).
c. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
d. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberikan umpan balik.
e. Sebagai “role model”.
f. Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir
anggota kelompok.
3. Fasilitator Tugasnya adalah sebagai berikut.
a. Membantu pemimpin memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota.
b. Memfokuskan kegiatan.
c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
4. Observer
Tugas observer antara lain sebagai berikut.
a. Mengobservasi semua respons pasien.
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
c. Memberikan umpan balik pada kelompok.
H. Klien
1. Karakteristik/kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
I. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
a. Leader :
b. Co. Leader :
c. Fasilitator :
d. Observasi :
e. Operator :
J. Proses Keperawatan
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Formulir Jadwal kegiatan klien
2. Pulpen
3. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart
D. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini. Terapis menanyakan
cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari. Terapis menanyakan
pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara
mengontrol halusinasi: menghardik. Terapis menjelaskan aturan main
berikut, jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis. Lama kegiatan 45 menit. Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesia.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan
melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan
formulir terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang telah
disusun. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah
dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau
dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan, tetapi diingatkan
terlebih dahulu oleh perawat, dan T kalau tidak dilaksanakan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
kegiatan dan membacakannya. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjur klien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan sesuai jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasikan adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian
untuk mencegah timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.
6. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian
dan menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
C. Alat
1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart
2. Jadwal kegiatan harian dan Pulpen
D. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien .
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien. Klien dan terapis memakai papan
nama.
b. Evaluasi/validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini. Menanyakan
pengalaman klien setelah melakukan dua cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Terapis menjelaskan aturan main berikut, jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. Lama
kegiatan 45 menit. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesia.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“Suster, ada suara di telinga, saya mau mengobrol saja dengan suster”
atau “Suster saya mau ngobrol tentang kegiatan harian saya”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
di sebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
Terapis menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap keerja. Aspek yang dievaluasikan adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4,
kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap. Formulir sebagai berikut.
6. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-
cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat
dan kien lain dari ruang rawat.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNW MATARAM
No KOMPONEN KEGIATAN
No KOMPONEN KEGIATAN