Anda di halaman 1dari 27

KLINIK

BHAKTI PRATAMA MAYANG

PEDOMAN
POLI UMUM

EDISI I

KLINIK BHAKTI PRATAMA MAYANG


JL. TANJUNGSARI NO.32 TELP. (0331)593583
KABUPATEN JEMBER
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan.. ............................................................................................................... 1
C. Sasaran................................................................................................................. 1
D. Ruang lingkup..................................................................................................... 1
E. Baatasan operasional......................................................................................... 2
BAB II STANDAR KETENANGAN........................................................................... 3
A. Kualifikasi sumber daya manusia........................................................................ 3
B. Distribusi ketenagaan.......................................................................................... 3
C. Jadwal kegiatan.................................................................................................... 3
BAB III STANDAR FASILITAS.................................................................................. 4
A. Denah ruang........................................................................................................ 4
B. Standar fasilitas.................................................................................................. 8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN................................................................ 9
A. Lingkup kegiatan................................................................................................ 9
B. Metode................................................................................................................ 9
C. Langkah kegiataan.............................................................................................. 9
BAB V LOGISTIK........................................................................................................ 9
BAB VI KESELAMMATAN PASIEN......................................................................... 10
BAB VII KESELAMATAAN KERJA......................................................................... 10
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.......................................................................... 11
BAB IX PENUTUP....................................................................................................... 12
Referensi ........................................................................................................................ 13
Lampiran ......................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam
proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal
dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan
yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia
setiap saat dan harga terjangkau.
B. Tujuan
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien
secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan.Panduan ini digunakan untuk memberikan panduan kepada petugas tentang
carapemberian layanan upaya pengobatan, melalui proses anamnesis, proses kajian,
penentuan diagnosis hingga proses terapi yang akan dilakukanpada balai pengobatan
umum.

C. Sasaran
Sasaran panduan ini adalah petugas Klinik yang memberi layanan pada Poli
Umum,baik seorang dokter maupun perawat terlatih yang telah mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman upaya pengobatan di Poli Umum KlinikBpm:
a) Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
b) Melakukan pencatatan rekam medis pasien
c) Pengobatan medik dasar di klinik sesuai pedoman
d) Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
e) Konseling medik umum
f) Deteksi dini
g) Menerima rujukan dan melakukan rujukan kasus spesialistik
h) Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani oleh dokter
i) Melakukan rehabilitasi

Lingkup berlakunya pedoman upaya pengobatan ini adalah pelayanan di Poli


umum Klinik BPM. Pelaksanaan pelayanan pengobatan dijaringan Klinik didasarkan
pada standart prosedur yang berlaku serta pendelegasian wewenang oleh dokter kepada
petugas yang terlatih.

E. Batasan Operasional
Pelayanan unit Poli Umum mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan diagnosa
maupun tindakan medis yang dilaksanakan oleh dokter umum ataupun perawat yang
mendapatkan pendelegasian wewenang dari dokter.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Petugas Upaya PengobatanKlinikterdiri dari:
- 1 orang penanggung jawab upaya pengobatan(Dokter umum)
- 3 orang pelaksana upaya pengobatan(Perawat)yang mendapat pendelegasian
wewenang dari dokter
Standar ketenagaan upaya pengobatan adalah minimal perawat lulusan D3.
Berdasarkan hal tersebut artinya, ketenagaan pada pelayanan pengobatan Klinik telah
memenuhi standart yang ditetapkan.
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan di unit rawat jalan adalah ruang yang terdiri dari 1 ruang poli
umum yang di tanggung jawabi oleh dokter umum dan perawat dimana perawat
pelaksana yang bertanggung jawab di runag poli umum setiap jam pelayanan dan di
awasi oleh dokter yang bertugas.
C. Jadwal Kegiatan
Penyelenggaraan upaya pengobatan dilakukan setiap hari. Pagi dimulai pukul
07.00 – 14.00 Wib.Sedangkan sore dimulai pada pukul 17.00 – 21.00 Wib. Setelah
pelayanan dilakukan pencatatan kegiatan serta pengelolaan peralatan yang telah
dipakai selama pelayanan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Fasilitas dan kelengkapan


Kelengkapan fasilitas pengobatan di Poli Umum Klinik sebagai berikut:
- Ruangan
Standart Ruangan :
 Arah angin harus dari belakang petugas
 Mempunyai cross ventilation (ventilasi cukup dan terbuka)
 Mempunyai fasilitas air mengalir untuk cuci tangan
 Kondisi riil :
 Luas poli umum Klinik adalah 4x4 m2
 Telah memiliki fasilitas air mengalir
 Memiliki cross ventilation
- Peralatan
Standart peralatan :
 Set pemeriksaan umum
 Set pemeriksaan mata
 CHN kit
 Mebelair
 Bahan habis pakai
 Kondisi Riil :
 Berdasarkan daftar infventaris poli umum peralatan yang tersedia seperti
pada daftar terlampir (lampiran 2)
 Masih terdapat kesenjangan peralatan yang harus dipenuhi oleh klinik
bpm demi peningkatan kualitas pelayanan di poli umum
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pasien BP Umum merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang
langsung diberikan kepada pasien pada tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
proses, berpedoman pada standar, dilandasi etik dan etika, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab.Proses tersebut meliputi tahap:

 Pengkajian
 Diagnose
 Perencanaan
 Pelaksanaan/pengobatan
 Dokumentasi

Proses tersebut sebagai salah satu pendekatan utama dalam proses pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah.

1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan seseorang yang berkunjung ke Klinik, apakah
keadaan seseorang tersebut sehat atau sedang sakit.
2. Standar Asuhan
 Standar I : Pengkajian
 Standar II : Diagnosa
 Standar III : Pengobatan
 Standar IV : Pendokumentasian

A. Standar I (Pengkajian)
Pengkajian memerlukan data yang lengkap tentang keadaannya untuk menentukan
kebutuhan pengobatan. Komponen pengkajian meliputi :
a. Keluhan pasien
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1) Keluhan Pasien (anamnesa)
Berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang sering disampaikan oleh
pasien maupun keluarga pasien.Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini,
penyakit lainnya yang merupakan faktor resiko, riwayat keluarga, riwayatsosial,
dan riwayat alergi menjadi informasi lainnya pada bagian ini.Pada beberapa
penyakit, bagian ini memuat informasi spesifik yang harus diperoleh dokter dari
pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.

Wawancara terhadap pasien atau keluarganya meliputi :


 Identifikasi Data
 Mengidentifikasi data seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan (biasanya saat pendaftaran, hal ini sudah ditanyakan oleh
petugas pendaftaran)
 Sumber riwayat medis, biasanya pasien, tetapi dapat juga anggota
keluarga, surat rujukan atau rekam medis
 Keluhan Utama : Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran yang menyebabkan
pasien pergi berobat
 Riwayat Penyakit Sekarang : Memperjelas keluhan utama, menguraikan
bagaimana setiap gejala itu terjadi.Gejala utama harus di terangkan secara jelas
dengan menyebutkan lokasi, kualitas, kuantitas atau intensitas, waktu termasuk
awitan, durasi dan frekuensi, situasi ketika gejala tersebut timbul, faktor yang
memperberat atau meringankan gejala, dan manifestasi yang menyertainya.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Daftar penyakit yang dialami pada waktu kanak-kanak
 Daftar penyakit pada usia dewasa beserta tanggal kejadiannya, setidaknya
meliputi empat kategori, medis, pembedahan, obstetric ginekologi
(wanita), dan psikiatri.
 Meliputi praktek pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, tes skrening,
masalah gaya hidup, dan keamanan dirumah.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Membuat diagram mengenai usia dan kesehatan, atau usia dan penyebab
kematian saudara sekandung, orang tua, dan kakek atau nenek.
 Catatan tentang ada atau tidaknya penyakit spesifik dalam keluarga,
seperti hipertensi, penyakit jantung coroner, dan lain-lain.
 Lamanya Sakit : Lamanya dia menderita sakit sekarang.Jika sakit yang
sekarang dikeluhkan merupakan kembuhan, maka ditanyakan juga lamanya
sakit mulai terjangkit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan
 Daftar obat-obatan yang sudah digunakan selama ini.
 Riwayat alergi obat : Riwayat terjadinya alergi terhadap obat-obatan yang
pernah dikonsumsi selama ini. Ini merupakan catatan buat petugas kesehatan
sehingga tidak memberikan obat dari golongan yang sama.

2) Pemeriksaan tanda – tanda vital


 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran suhu tubuh
 Pengukuran nadi
 Pengukuran pernapasan
3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu system atau organ bagian tubuh.

Tujuan pemeriksaan adalah :


 Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien.
 Mengklarifikasi dan memastikan kelianan sesuai dengan keluhan dan riwayat
kesehatan pasien.
 Mendapatkan data untuk menegakkan diagnose medis dan
keperawatan/kebidanan.
 Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan pasien.
Cara pemeriksaan meliputi :
 InspeksiAdalah memeriksa dengan melihat dan mengingat.Hasil pemeriksaan
yang didapat :
 Kesan umum penderita
 Warna permukaan tubuh
 Bentuk dan postur tubuh
 Ukuran tubuh dan bagiannya
 Gerakan dan gaya tubuh

Langkah kerja :
 Atur pencahayaan yang cukup
 Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
 Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
 Buka bagian yang diperiksa
 Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi, penampilan umum,
pakaian, postur tubuh, dan gerakan dengan waktu cukup.
 Lakukan inspeksi secara sistemis, bila perlu bandingkan bagian sisi tubuh
pasien.
 Palpasi
Adalah pemerksaan dengan perabaan menggunakan rasa propioseptif ujung
jari dan tangan.
Hasil pemeriksaan :
 Permukaan : halus/kasar, menonjol/datar, keras/lunak, dingin dll.
 Getaran dan denyutan : denyut nadi dan vena, pukulan jantung, dll.
 Keadaan organ dibawah permukaan : keadaan hepar, massa abnormal, dll.
Cara kerja :
 Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi
 Yakinkan tangan hangat tidak dingin
 Lakukan perabaan secara sistematis, untuk menetukan ukuran, bentuk,
konsistensi dan permukaan :
 Jari telunjuk dan ibu jari untuk menentukan besar/ukuran
 Jari 2,3,4 bersama untuk menentukan konsistensi dan kualitas massa
atau organ
 Sedikit tekanan untuk menetukan rasa sakit
 Perkusi
Dengan perkusi diketahui isi jaringan dibawah permukaan tubuh. Ada 5
kualitas dasar bunyi perkusi :
 Pekak : massa padat
 Redup : suara perkusi hati
 Sonor : suara perkusi paru normal
 Hypersonor : paru emfisematous
 Tympani : suara normal abdomen
Cara kerja :
 Lepas pakaian sesuai dengan keperluan
 Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari tekan pada permukaan yang
akan diperkusi
 Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri, dengan
lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan pergelangan tangan
 Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan
alat stetoskop.Hasil pemeriksaan :
Bunyi dalam tubuh normal dihasilkan oleh :
 Paru : bunyi nafas
 Jantung : bunyi karena menutupnya katup jantung
 Usus/abdomen : bunyi bising dan peristaltic usus
 Pembuluh darah : bunyi aliran darah
Cara kerja :
 Ciptakan suasan tenang dan aman
 Pasang ear piece pada telinga
 Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar
 Pada bagian sisi mebran dapat digosok biar hangat
 Lakukan pemeriksaan dengan sistematis sesuai dengan kebutuhan
Pemeriksaan fisik dari atas ke bawah (Head to Toe) :
a. Kulit dan system musculoskeletal
b. Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan
c. Leher
d. Punggung
e. Thorax termasuk paru dan jantung
f. Abdomen
g. Ekstremitas (atas dan bawah)

Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang


spesifik, mengarah pada diagnose penyakit. Meskipun tidak memuat
rangkaian pemeriksaan fisik lainyya, pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter layanan
primer untuk memastikan diagnostic serta menyingkirkan diagnostic
banding.

B. Standar II : Diagnosa
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.Beberapa penyakit membutuhkan hasil pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis atau karena telah menjadi standar algoritma
penegakan diagnosis.Selain itu, bagian ini juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis
banding dan komplikasi penyakit.

C. Standar III : Pengobatan


Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada pasien
yang terbagi atas dua bagian yaitu : penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
Selain itu bagian ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga,
aspek komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk pasien (kriteria rujukan).

Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu kriteria berikut :

1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi


..................................kronis atau melewati golden time standard
2. Usia (age) : jika usia pasien dalam kategori yang dikawatirkan
....................................meningkatkan resiko komplikasi serta resiko kondisi
....................................penyakit lebih berat
3. Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi
...................................pasien
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
....................................memperberat kondisi pasien.

Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar
bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan
dengan persetujuan pasien.

Terapi diberikan sesuai dengan diagnose dan hasil pemeriksaan penunjang (jika
ada). Pemberian terapi meliputi :

a. Pemberian terapi supportif, seperti meningkatkan daya tahan tubuh


b. Pemberian terapi farmakologis, berupa terapi symptomatis dan atau terapi kausatif
c. Konseling dan edukasi
Prognosis
Kategori prognosis :
1. Ad vitam : menunjuk pada pengaruh penyakit pada proses
....................................kehidupan
2. Ad functionam : menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi
...................................organ atau fungsi manusia dalam melakukan tugasnya
3. Ad sanationam : menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total
...................................sehingga dapat beraktifitas seperti biasa
Prognosis digolongkan sebagai berikut :
1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik
Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek
Untuk menentukan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi pasien saat
diagnosis ditegakkan.

D. Standar IV : Pendokumentasian
Catatan pemeriksaan, pengobatan rawat jalan ditulis di rekam medis sehingga
dapat digunakan sebagai bahan bukti informasi, tindakan dan laporan
Penulisan catatan medis dilakukan sesegera mungkin sebelum data hilang dari
ingatan. Jika ditulis dengan tangan, sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap sah
secara hukum
a. Urutan Rekam Medis
Urutannya harus konsisten dan jelas sehingga prang yang membaca di kemudian
hari dapat dengan mudah menemukan informasi tertentu yang diperlukan
b. Tingkat kerincian
Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan subjek atau
permasalahannya tetapi jangan sampai berlebihan.
BAB V
LOGISTIK

Petugas penanggung jawab pelayanan upaya pengobatan wajib memastikan logistik


peralatan dan bahan habis pakai terpenuhi dengan cara melakukan perencanaan kebutuhan,
melakukan pengecekan secara berkala dan segera membuat permintaan kebutuhan logistik
yang diperlukan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Program upaya pengobatan harus memperhatikan keselamatan dengan cara


melakukan identifikasi terhadap potensi yang mungkin terjadi yaitu :
- Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
- Menggunakan peralatan tidak steril

Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi seperti yang telah disebutkan
diatas maka dilakukan :
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
- Umpan balik dari unit pelayanan tentang kesesuaian identifikasi pasien dengan Rekam
Medis
- Monitoring secara berkala oleh tim mutu Puskesmas Wongsorejo
Adapun untuk Penanganan/ tindak lanjut Hasil identifikasi, temuan audit internal,
pelaporan dan keluhan atau pengaduan dibahas dan ditindak lanjuti oleh Tim Mutu dalam
Rapat Tim Mutu atau Rapat Tinjauan Manajemen. Dan hasil rapat dilakukan umpan balik
kepada penanggung jawab pelayanan balai pengobatan umum.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja petugas pelayanan balai pengobatan dilaksanakan dengan


memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman serta fasilitas kerja yang aman.
Program keselamatan kerja yang dimaksud melalui program pencegahan dan pengendalian
infeksi, meliputi :
1. Cuci tangan 6 langkah
Basahi dengan air mengalir, bersabun
1. Gosok 2 telapak tangan
2. Gosok punggung tangan kiri dan kanan
3. Juga telpaka dan sela jari
4. Dua tangan kuncikan
5. Ibu jari kiri gosok memutar, ibu jari kanan gosok memutar
6. Ujung jari putarkan
Bilas dengan air mengalir, keringkan dengan sempurna pakai lap sekali pakai /
tissu
2. Penggunaan APD yang baik dan benar
 Pemakaian alat pelindung diri untuk pernafasan (masker)
APD (Alat Pelindung diri) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Prosedur :
1. Petugas merenggangkan terlebih dahulu tali masker menggunakan kedua
tangan anda dengan cara menarik/ merenggangkan pelan tali masker
2. Petugas menggunakan masker dengan posisi nose clip berada di depan
atas.
3. Petugas meletakkan masker menutupi hidung dan mulut anda, aturlah
posisi masker serapat dan senyaman mungkin sesuai dengan kontur
wajah anda.
4. Petugas menariklah tali masker pertama lalu masukkan ke kepala anda
dan posisikan tali masker di mahkota kepala anda, tali masker melingkar
melalui atas telinga anda.
5. Petugas menariklah tali masker kedua (bawah), lalu maskukkan ke
kepala anda dan tempatkan tali masker di pertemuan antara kepala dan
leher anda, tali masker melingkar melalui bawah telinga anda
6. Petugas memastikan tali tidak terpelintir
7. Petugas merapatkan dan bentuklah nose clip sesuai dengan bentuk tulang
hidung anda, dengan cara menekan nose clip di kedua sisi secara
bersamaan menggunakan kedua tangan anda (gunakan jari telunjuk dan
jari tengah untuk menekan nose clip)
 Pemakaian apd sarung tangan
Prosedur :
1. Ambil sarung tangan yang disediakan
2. Pastikan sarung tangan dalam keadaan bersih dan baik
3. Buka telapak tangan dan renggangkan jari-jari tangan
4. Masukkan jari-jari ke sarung tangan yang berbentuk jari-jari sesuai
dengan bentuknya
5. Sarung tangan digunakan oleh petugas Rumah Sakit apabila yang
bersangkutan bersentuhan dengan:
a. Bahan-bahan yang mengandung infeksi
b. Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan iritasi
6. Buang sarung tangan bila telah selesai digunakan di sampah medis non
tajam
3. Penanganan dekontaminasi alat
Rumus larutan klorin 0,5 % dari konsentrat berbentuk cair
% larutan konsentrat
Jumlah bagian air : -1
% larutan yang diinginkan
Contoh : Bahan larutan 5,25 %
5,25%
Jumlah air : -1 = 10 - 1 = 9
0,5 %
Jadi air mentah : 9 bagian, klorin 1 bagian
PEMROSESAN ALAT BEKAS PAKAI
DEKONTAMINASI
RENDAM DALAM LARUTAN KLORIN 0,5 % SELAMA 10’
CUCI BILAS
GUNAKAN DETERJEN DAN SIKAT
PAKAI SARUNG TANGAN TANGAN TEBAL / KERJA

STERILISASI D.T.T
OTOKAF PANAS KERING REBUS/KUKUS KIMIAWI
106 KPa 170֯ c PANCI RENDAM
30’ terbungkus TERTUTUP
20’ tak terbungkus 60 MENIT 20 MENIT
20 MENIT
DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN

Alat yang sudah diproses dapat disimpan dalam wadah tertutup yang DTT

selama 1 minggu (asal tidak dibuka)


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan upaya bengobatan umum
dilaporkan kepada Tim Mutu Klinik Bpm. Sasaran mutu upaya pengobatan umum ditetapkan
oleh Tim Mutu Klinik dan dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian
sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Klinik.
Setiap adanya kesalahan dalam upaya pelayanan pengobatan umum dilaporkan kepada Tim
Mutu Klinik Bpm.
Indikator Mutu & Defenisi Operasional :
 Kelengkapan Pengisian Kartu Rawat Jalan
Indikator : Kelengkapan pengisian kartu rawat jalan
Definisi Operasional : Pengisian kartu rawat jalan adalah kelengkapan data identitas
pasien dan riwayat keluhan maupun riwayat penyakit yang diderita sebelumnya dan
saat ini.
 Pemberi Pelayanan Adalah Dokter
Indikator : Pemberi pelayanan adalah dokter
Definisi Operasional : Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat
kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia,
dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna,
bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan
lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta
menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral.
 Insiden Tertusuk Jarum
Indikator : Insiden tertusuk jarum
Definisi Operasional : Insiden tertusuk jarum adalah peristiwa yang di akibatkan
karena tusukan atau robekan dari jarum suntik, pisau, skalpel, gunting, pecahan kaca
seperti objek glass, dan tabung, guntingdan benda tajam lain nya yang mengenai
mahasiswa yang sedang praktik.
 Kepatuhan Cuci Tangan
Indikator : kepatuhan cuci tangan
Definisi Operasional : Kepatuhan cuci tangan adalah suatu prosedur tindakan
membersihkan tangan dengan menggunakan sabun / antiseptik di bawah air yang
mengalir selama 40-60 detik atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol
selama 20-30 detik. Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan
setelah kontak dengan lingkungan pasien yang dilakukan perawat di ruang rawat inap
Klinik Bhakti Pratama Mayang
1.Sebelum menyentuh pasien;
2. Sebelum melakukan tindakan prosedur bersih/ aseptik;
3. Setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien;
4.Setelah menyentuh pasien;
5.Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.
 Indeks Kepuasan Masyarakat
Indikator : Indeks Kepuasan Masyarakat
Definisi Operasional : Indeks kepuasan masyarakat adalah data dan informasi tentang
tingkat puas yang dirasakan masyarakat terhadap pelayanan di poli umum
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan klinis adalah bagian pelayanan kesehatan klinik yang
mengedepankan tangguang jawab, disiplin, kebersamaan dan mengutamakan keselamatan
pasien. Semoga dengan adanya pedoman pelayanan klinis ini pelayanan klinis dapat berjalan
dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.
REFERENSI

1. Buku standart klinik


2. Permenkes 75
3. Buku 101 diagnosis
4. Permenkes 9 / 2014
Lampiran 1

STANDAR PERALATAN POLI UMUM

Peralatan Medis

No Jenis Peralatan Jumlah Alat (Jenis)


1 Set pemeriksaan umum 14
2 Set pemeriksaan mata 2
3 CHN kit 15
4 Mebelair 6
5 Bahan Habis Pakai 5
Jumlah 42
Lampiran II

Daftar Inventaris Poli Umum

No Peralatan Poli Umum Jumlah alat yang berfungsi baik


A Set Pemeriksaan Umum
1. Stetoskop 1
2. Tensimeterraksa, tensimeter manual, tensimeter 1
digital
3. Lampu senter/pen light 1
4. Kaca kepala 1
5. Kaca pembesar 1
6. Termometer klinis ( ketiak) dewasa 1
7. Palu pengukur refleks 1
8. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm 1
9. Torniquet karet 1
10. Timbangan dewasa atau timbangan dengan 1
pengukur tinggi badan
11. Meteran 1
12. Tempat sampah medis bertutup 1
13. Tempat sampah non medis bertutup 1
14. APD ( sarung tangan, masker) 1
Jumlah 14

B Set Pemeriksaan Mata


1. Lembar kartu tes baca 1
2. Tes buta warna (Buku Ishihara-Kanehara) 1
3. Kartu tes penglihatan dekat(snellen chart) 1
Jumlah 3

No Peralatan Poli Umum Jumlah


C CHN Kit
1. Stetoskop Duplex Dewasa 1
2. Tensimeter 1
3. Palu pengukur refleks 1
4. Pen light 1
5. Alat pengukur tinggi badan 1
6. Timbangan Badan 1
7. Termometer air raksa 1
8. Nierbeken (bengkok) 1
9. Bak instrumen 1
10. Kom 1
11. Kom tutup 1
Jumlah 11

D Mebelair
1. Tempat tidur periksa 1
2. Meja kerja 1
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Meja instrumen/alat 1
Jumlah 5

E Bahan habis pakai sesuai kebutuhan


1. Masker sesuai kebutuhan
2. Sarung tangan disposible sesuai kebutuhan
3. Hand towel(tissu) sesuai kebutuhan
4. Sabun cair sesuai kebutuhan
5. Safety box sesuai kebutuhan
Jumlah 5 Item

Lampiran 3
ALUR PELAYANAN POLI UMUM

LOKET PENDAFTARAN

RUANG TUNGGU

POLI UMUM
LAB  ANAMNESA KIE
 PEMERIKSAAN
 DIAGNOSA
 TERAPI

APOTIK

PULANG

Anda mungkin juga menyukai