SEKSIO SESAREA
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
DALAM MENEMPUH PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
Dosen pembimbing :
Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Seksio sesarea didefinisikan sebagai suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim.1 Antara tahun 2003 sampai 2009,
terdapat peningkatan angka kelahiran melalui seksio sesarea dari 26% menjadi 36.5%..
Peningkatan ini sebagian disebabkan oleh “mode”, sebagian karena ketakutan timbul perkara
jika tidak dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian lagi karena pola kehamilan, wanita
menunda kehamilan anak pertama dan membatasi jumlah anak.2
Menurut statistik, indikasi untuk dilakukannya seksio sesarea adalah gawat janin
(32%), partus macet (18%), gestasi multiple (16%), suspek macrosomia (10%), pre-eklamsia
(10%), permintaan ibu (8%), kondisi maternal-fetal (5%), dan kondisi obstetrik lainnya (1%).
Angka kematian langsung pada operasi sesar adalah 5,8 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan angka kesakitan sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan normal hanya
sekitar 0,9%. World Health Organisation (WHO) mematok angka persalinan SC ini 15% dari
seluruh jumlah persalinan, sedang dari Departemen Kesehatan (DEPKES) RI mematok 20%
total persalinan yang ada.2
Angka mortalitas dan morbiditas ibu dengan prosedur seksio sesarea sekitar 2 kali
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Sebagian terkait dengan
prosedur itu sendiri, dan sebagian terkait dengan kondisi yang menjadi indikasi dilakukannya
seksio sesarea. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi mengikuti prosedur seksio sesarea
antara lain infeksi, penyakit tromboembolik, atonia uteri, dan perlambatan fungsi usus.
Komplikasi-komplikasi tersebut sifatnya fatal, namun kemungkinan terjadinya komplikasi
dapat diminimalisir dengan perawatan praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif yang
memadai. 3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Definisi
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui
suaru insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin di atas 500 gram.1
Menurut Williams Obstetrics, seksio sesarea didefinisikan sebagai persalinan
fetus melalui laparotomi, lalu histerotomi. Ada 2 tipe umum seksio sesarea, yaitu primer
dan sekunder. Primer mengacu pada histerotomi pertama kali dan sekunder mengacu
pada uterus dengan satu atau lebih insisi histerotomi sebelumnya. Terkadang, misalnya
dikarenakan komplikasi emergensi,seperti perdarahan hebat, histerektomi diindikasikan
setelah persalinan. Jika dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea, operasi tersebut
dinamakan histerektomi sesarea. Jika dilakukan dalam waktu singkat setelah persalinan,
disebut histerektomi postpartum. Histerektomi peripartum adalah istilah yang lebih luas,
mengkombinasikan 2 definisi terdahulu.4
II. 2. Epidemiologi
Sekitar 15% persalinan di seluruh dunia dilakukan melalui seksio sesarea.
Amerika latin dan Caribbean memiliki angka seksio sesarea tertinggi (29,2%), dan
Afrika memiliki angka terendah (3.5%). Di negara-negara berkembang, proporsi seksio
sesarea sebesar 21.1%, sedangkan di negara yang kurang berkembang hanya sebesar 2%
kelahiran dilakukan melalui seksio sesarea. Analisis menunjukkan perbandingan terbalik
antara angka kejadian seksio sesarea dengan mortalitas maternal, anak, dan neonatus di
negara-negara dengan tingkat mortalitas tinggi.5
Indikasi peripartum histerektomi (histerektomi yang dilakukan saat seksio sesarea atau
setelah seksio sesarea)4:
Atonia uteri
Plasentasi abnormal: perdarahan, akreta sindrom
Ekstensi uterine
Ruptur uteri
Laserasi serviks
Infeksi uteri postpartum
Leiomyoma
Kanker serviks invasive
Gambar 17. Dinding abdomen lainnya direkatkan lapis demi lapis. Kateter
Foley dibiarkan berada di dalam kandung kemih selama 24 jam.9
Gambar 21. Dibuat insisi sagittal Gambar 22. Dinding vagina dipotong
pada dinding depan forniks.1 melingkar setinggi forniks.1
10. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, luka perut ditutup
kembali lapis demi lapis.
Bayi Sungsang
Jika bayi presentasi sungsang, lakukan ekstraksi kaki melalui luka insisi,
selanjutnya lahirkan bahu seperti persalinan sungsang
Kepala dilahirkan secara Mauriceau Smellie Veit
Bayi Lintang
Punggung bayi di anterior
Jika punggung bayi berada di anterior, masukkan tangan ke dalam uterus, cari
pergelangan kaki bayi dan keluar hati-hati. Selanjutnya lakukan versi ekstraksi
dengan memutar bayi.
Plasenta Previa
Jika plasenta terdapat di depan, susuri plasenta, dan lahirkan bayi dengan meluksir
kepala atau dengan ekstraksi kaki.
Sesudah bayi lahir, jika plasenta tidak dapat dilepaskan secara manual, diagnosis
Persiapan Pasien
Terangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. Jika pasien tak
sadar, terangkan pada keluarganya.
Antibiotika
Berikan antibiotika profilaksis sebelum memulai tindakan (ampisilin 2 g IV atau
sefazolin 1 g IV atau antibiotika sesuai panduan setempat). Jika seorang ibu
akan menjalani bedah seksio sesarea, berikan antibiotika profilaksis
perioperatif.
Manipulasi Jaringan
Pegang jaringan secara hati-hati.
Jika memakai klem hanya satu kali klik saja, sehingga tidak menimbulkan
rasa tidak enak dan banyak kerusakan jaringan yang dapat menimbulkan
risiko infeksi.
Hemostasis
Lakukan hemostasis selama tindakan.
Karena komplikasi persalinan menimbulkan anemia, upayakan sedikit
mungkin kehilangan darah.
Jahitan
Pilih jenis dan ukuran benang yang sesuai untuk jaringan. Ukuran ditulis
dengan "0"
o Benang yang lebih kecil mempunyai ukuran "0" yang lebih banyak
(sebagai contoh 000 (3-0) lebih kecil dibandingkan dengan 00 (2-0);
benang berlabel "1" lebih besar diameternya dibanding "0";
o Benang yang terlalu kecil akan lemah dan mudah putus, benang
yang terlalu besar akan mcmutuskan jaringan.
Lihat bagian yang sesuai untuk jenis dan ukuran benang yang
direkomendasikan untuk suatu prosedur.
Fungsi Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal pada pasien obstetri yang tindakannya tidak terlalu berat
akan kembali normal dalam waktu 12 jam. Pada kasus tanpa komplikasi,
makanan padat dapat diberikan dalam 8 jam setelah operasi.4
Jika tindakan bedah tidak berat, berikan pasien diet cair.
Jika ada tanda infeksi, atau jika seksio sesarea karena partus macet atau
ruptura uteri, tunggu sampai bising usus timbul.
Jika pasien bisa flatus mulai berikan makanan padat.
Analgesia
Pemberian analgesia sesudah bedah sangat penting.
Pemberian sedasi yang berlebihan akan menghambat mobilitas yang
diperlukan waktu pascabedah
Antibiotika
Jika ada tanda infeksi atau pasien demam berikan antibiotika sampai
bebas demam selama 48 jam.
Mengambil Jahitan
Jahitan fasia merupakan hal utama pada bedah abdomen.
Melepas jahitan kulit 5 hari setelah hari bedah. Pada pasien dengan
obesitas, jahitan dipertahankan sampai 7-10 hari.
Setelah hari ke 3 postpartum, mandi tidak berbahaya bagi insisi.
Ambulasi/mobilisasi
Ambulasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam, dan
menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal.
Dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin,
biasanya dalam waktu 24 jam.
INDIKASI PERINGATAN
Seksio sesarea (terutama bagi Jangan digunakan untuk pasien dengan
pasien dengan gagal jantung) eklamsia, preeklamsia berat, atau sebelum
laparotomi
Jangan digunakan untuk pasien gemuk, atau
alergi terhadap lidokain
Jangan digunakan jika ahli bedah tidak
berpengalaman
Jangan menyuntik ke dalam pembuluh darah
Tabel 2. Indikasi dan peringatan dalam anestesi lokal pada seksio sesarea.7
Persiapan1
Antasid (misalnya 20 ml magnesium trisilikat).
Pemeriksaan darah.
Pemeriksaan anatomi tulang belakang.
Membawa pasien ke kamar bedah pada posisi lateral.
Periksa tanda vital. Hipotensi terlentang yang tidak dapat diatasi dengan
mendorong uterus ke kiri, tidak dianjurkan dilakukan analgesia regional.
Prahidrasi 500 - 1000 ml cairan garam berimbang.
Teknik1
Analgesia spinal.
Analgesia epidural.
Komplikasi1
Penanganan komplikasi1
Bila tekanan sistolik mulai turun 10 mmHg infus dipercepat, diberi
efedrin 5 mg-10 mg IV, bila perlu dapat diulang.
Bila pasien tidak tenang dan analgesia tidak rata, dapat ditambahkan
diazepam 2,5 mg IV; ketamin 0,25 mg/kgBB IV; N2O 50%+ O2 50%.
6. Yakinkan pipa endotrakeal masuk trakea dan paru-paru kanan dan kiri
mengembang simetris. Dengarkan suara napas dengan stetoskop dan
perhatikan dada kanan dan kiri mengembang pada setiap inflasi. Intubasi
esofagus dapat berakibat fatal.
Mempertahankan anestesi 1
II.8. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi mengikuti seksio sesarea, antara lain3:
Sekitar 2 kali peningkatan mortalitas dan morbiditas ibu secara relatif terhadap
persalinan pervaginam. Sebagian terkait dengan prosedur itu sendiri, dan
sebagian terkait dengan kondisi yang menjadi indikasi dilakukannya seksio
sesarea
Infeksi (Misalnya endomyometritis postpartum, dehisensi fasia, luka, dan
traktus urinarius). Luka yang mengalami infeksi sebaiknya dibuka,
didebridemen, dan ditutup kembali dalam lingkungan steril.
Penyakit tromboembolik (Misalnya deep venous thrombosis, tromboflebitis
pelvis sepsis). Beberapa faktor risiko terjadinya pembentukan thrombus antara
lain obesitas, umur ibu yang lanjut (>35 tahun), paritas yang tinggi (>3), dan
ambulasi post operatif yang kurang baik.
Komplikasi anestesi
Cedera operatif (Misalnya laserasi uteri, buli, usus, uretra)
Atonia uteri
Di tahun 70-an dan awal 80-an seksio sesarea meningkat cepat. Di tahun 90-an
dilaporkan di dunia ini wanita melahirkan dengan seksio sesarea meningkat 4 kali
dibanding 30 tahun sebelumnya. Sebabnya multifaktorial, termasuk di anraranya
meningkatnya indikasi seksio sesarea ulang pada kehamilan dengan parut uterus. Sampai
saat ini belum ada hasil penenelitian berdasarkan Randomised Controlled Trials (RCT)
untuk menilai keuntungan atau kerugian antara persalinan pervaginam dan seksio
sesarea ulang pada kasus kehamilan dengan parut uterus.6
Di tahun 90-an angka seksio sesarea atas indikasi parut uterus menurun dengan
dikembangkannya persalinan pervaginam pada parut uterus, Vaginal Birth After
Cesarean (VBAC) atau dikenal pula sebagai Trial of Labor After Cesarearm (TOLAC).
Di Amerika Serikat pada tahun 2000-an, dari 10 wanita yang melahirkan terdapat 1
wanita dengan parut uterus.6
Kontraindikasi VBAC6:
Kontraindikasi dilakukan persalinan pervaginam secara umum.
Luka parut uterus jenis klasik.
Jenis luka T terbalik atau jenis parut yang tidak diketahui.
Luka parut pada otot rahim di luar SBR.
Bekas uterus ruptur.
Kontraindikasi relatif, misalnya panggul sempit relatif.
Dua atau lebih luka parut transversal di SBR.
Kehamilan ganda.
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suaru
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 gram. Sekitar 15% persalinan di seluruh dunia dilakukan melalui
seksio sesarea. Terdapat 4 indikasi utama untuk melakukan seksio sesarea yaitu distosia,
gawat janin, kelainan letak, dan parut uterus. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan seksio sesaria, faktor maternal, fetal, dan maternal-fetal harus diperhatikan.
Terdapat beberapa jenis teknik operasi seksio sesarea, antara lain seksio searea klasik,
seksio searea transperitoneal profunda, seksio histerektomi, dan seksio searea
ekstraperitoneal. Sewaktu pembedahan, dapat timbul beberapa permasalahan, antara lain
perdarahan yang terus berlanjut, bayi sungsang, bayi lintang, dan plasenta previa. Setiap
permasalahan memerlukan pengelolaan yang seksama. Selain itu, pasien harus selalu
dipantau pasca tindakan, bahkan selama rawat inap.
Terdapat 2 teknik anestesi yang dapat dipergunakan dalam seksio sesarea, yaitu
anestesia lokal (spinal dan epidural) dan umum. Anestesia lokal cenderung lebih aman
daripada anestesi umum, namun memerlukan pengalaman dan keterampilan tersendiri
sehingga memerlukan banyak waktu dan tidak begitu tepat digunakan untuk keadaan darurat.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi mengikuti seksio sesarea antara lain infeksi,
penyakit tromboembolik, cedera operatif, atonia uteri, dan perlambatan kembalinya fungsi
usus. Dengan perawatan praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif yang baik, diharapkan
kemungkinan terjadinya komplikasi-komplikasi tersebut dapat diminimalisasi.
Di tahun 90-an angka seksio sesarea atas indikasi parut uterus menurun dengan
dikembangkannya persalinan pervaginam pada parut uterus, Vaginal Birth After Cesarean
(VBAC). Untuk menentukan prognosis persalinan pervaginam dengan parut uterus, beberapa
hal yang harus diperhatikan antara lain jenis sayatan uterus yang telah dilakukan pada operasi
terdahulu, indikasi operasi seksio sesarea terdahulu, jenis operasi terdahulu elektif/emergensi,
dan komplikasi operasi terdahulu. Ibu dengan parut uterus yang sedang hamil harus mendapat
DAFTAR PUSTAKA
2. Barber EL, Lundsberg L, Belanger K, Pettker CM, Funai EF, Illuzzi JL. Contributing
indications to the rising cesarean delivery rate [internet]. United States of America:
PubMed Central; 2011 [cited 2015 Jun 25]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3751192/
3. Joy S. Caesarean delivery [internet]. United States of America: Medscape; 2014 [cited
2015 J un 26]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/263424-
overview#a1
4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey
BM, et al. Williams obstetrics, 24th Edition. United States of America: McGraw-Hill
Education; 2014.
5. Betran AP, Merialdi M, Lauer JA, Bing-Shun W, Thomas J, Van Look P, Wagner M.
Rates of caesarean section: analysis of global, regional, and national estimates
[internet]. United States of America: PubMed; 2007 [cited 2015 Jun 26]. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17302638
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga Referat Seksio Sesarea ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Referat Seksio Sesarea ini dibuat dan disusun saat penulis melaksanakan
Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah
Cibinong pada periode 18 Mei – 25 Juli 2015.
Referat ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara serta agar dapat
menambah kemampuan dan ilmu pengetahuan bagi para pembacanya.
Dalam penulisan referat ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena
kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun terhadap referat yang telah penulis
buat ini, sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran kembali bagi penulis untuk
meningkatkan kemampuan penulis sebagai dokter yang dapat berguna bagi masyarakat.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama
dan bantuan yang telah diberikan selama penyusunan Referat Seksio Sesarea ini, kepada :
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf bila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penulisan Referat Seksio Sesarea ini.
Penulis
DAFTAR ISI