Anda di halaman 1dari 1

" Kontak IDAI " IDAI Mail # Login

$ Beranda ∠ Public Articles ∠ Klinik ∠ Keluhan Anak

Pengasuhan Anak Keluhan Anak Imunisasi ASI

« Kenali Lebih Dini Gejala Lupus pada Anak

Keterlambatan Bicara »

BAGAIMANA
MENANGANI DIARE
PADA ANAK
19.09.2014

Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering


dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama
terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit
! secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan

kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang


diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana
proses penyerapan belum terganggu, berbagai cairan yang
diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi. Lebih
kurang 10% episode diare disertai dehidrasi /kekurangan
cairan secara berlebihan. Bayi dan anak yang lebih kecil
lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang
lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau
mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam
penanganan diare pada anak

diare

Etiologi
Infeksi baik itu oleh virus, bakteri dan parasit merupakan
penyebab diare tersering. Virus, terutama Rotavirus
merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada
anak, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang
dari 10% adalah parasit.

Cairan rehidrasi oral


Cairan rehidrasi oral (CRO) atau yang dikenal dengan
nama ORALIT adalah cairan yang dikemas khusus,
mengandung air dan elektrolit digunakan untuk mencegah
dan mengatasi dehidrasi saat diare.

Tata laksana
Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting
dalam serangkaian penanganan diare pada anak, terutama
dalam hal menemukan derajat dehidrasi. Adanya darah di
dalam tinja harus dipikirkan adanya infeksi usus oleh
bakteri patogen. Peningkatan jumlah leukosit dalam tinja
merupakan petanda adanya infeksi bakteri.

Terapi rehidrasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah
atau mengatasi dehidrasi pada anak yang mengalami
diare, yaitu (1) mengganti kehilangan cairan yang telah
terjadi, (2) mengganti kehilangan cairan yang sedang
berlangsung, dan (3) pemberian cairan rumatan.

Tanpa dehidrasi

Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa.


ASI diteruskan, tidak perlu membatasi atau
mengganti makanan, termasuk susu formula. Dapat
diberikan CRO 5-10 ml setiap buang air besar cair.

Dehidrasi ringan-sedang

Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai


berkurang. Mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit
menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak
harus diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawsan
tenaga medis, sehingga anak perlu dibawah ke rumah
sakit. CRO diberikan sebanyak 15-20 ml/kgBB/jam.
Setelah tercapai rehidrasi, anak segera diberi makan
dan minum. ASI diteruskan. Pemberian minuman
seperti cola, gingerale, aple juice, dan minuman olah
raga (sports drink) umumnya mengandung kadar
karbohidrat dan osmolaritas yang tinggi. Minuman
tersebut dapat menyebabkan diare osmotik yang
lebih berat disamping mengandung kadar Na yang
rendah sehingga sering menyebabkan hiponatremia.
Teh sebaiknya tidak digunakan sebagai cairan
rehidrasi karena juga mengandung kadar Na yang
rendah. Makanan tidak perlu dibatasi karena
pemberian makanan akan mempercepat
penyembuhan. Pemberian terapi CRO cukup
dilaksanakan pada ruang observasi di UGD atau
Ruang Rawat Sehari.

Muntah bukan larangan untuk pemberian CRO. CRO


harus diberikan secara perlahan-lahan dan konstan
untuk mengurangi muntah. Keadaan anak harus
sesering mungkin direevaluasi

Dehidrasi Berat

Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-


sedang, pada keadaan ini juga terlihat napas yang
cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun,
denyut nadi cepat, dan kekenayalan kulit sangat
menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah Sakit
untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.

Dietetik
Memuasakan anak yang menderita diare akut hanya akan
memperpanjang durasi diarenya. Air susu ibu harus
diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah mendapat
susu formula, susu formula bebas laktosa hanya diberikan
kepada bayi yang mengalami dehidrasi berat dan bayi
yang secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa
berat dan diarenya bertambah pada saat diberikan susu.
Susu tersebut dapat diberikan selama 1 minggu.
Intoleransi laktosa umumnya bersifat sementara akibat
adanya kerusakkan mukosa usus. Aktivitas laktase akan
kembali normal begitu epitel mukosa usus mengalami
regenerasi. Gejala intoleransi laktosa mencakup diare cair
profus, kembung, sering Zatus, sakit perut, kemerahan di
sekitar anus dan tinja berbau asam.

Antibiotika
Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut,
meskipun dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab
keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut
merupakan self limiting. Pemberian antibiotika yang tidak
tepat akan memperpanjang keadaan diare akibat
disregulasi mikroZora usus.

Lintas diare
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

-----------------------------------------------------------------------------------------
-------------

Badriul Hegar

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia

Ikatan Dokter Anak Indonesia

« Kenali Lebih Dini Gejala Lupus pada Anak

Keterlambatan Bicara »

Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda


bermanfaat bagi oranglain.

Cari tulisan.. (

Klinik Konsultasi IDAI

Anda dapat bertanya seputar masalah kesehatan


anak anda. Pertanyaan akan dijawab oleh Dokter
spesialis anak.

Name

Email

Pertanyaan Anda

Kirim Pertanyaan

Artikel Lainnya

Kenali Lebih Dini Gejala Lupus pada Anak


% 10.05.2018

Dermatitis Atopik: Lesi Kemerahan dengan Rasa


Gatal
% 24.04.2018

Gejala Lamban/Canggung Pada Remaja: Kelainan


atau normal?
% 12.01.2018

Penanganan kesulitan makan (Feeding Difficulty)


pada Si Kecil
% 31.08.2017

Yang Harus Dilakukan jika Anak Tersedak


% 21.08.2017

IKATAN DOKTER ANAK


INDONESIA
Register ∠

Website IDAI merupakan wadah informatif, baik bagi para


dokter anak, maupun seluruh masyarakat, pemerintah, dan
stakeholder kesehatan lain di Indonesia dalam bersinergi
mewujudkan putra-putri bangsa yang lebih sehat. Dalam
website ini, tersedia berbagai referensi, rekomendasi, dan
informasi seputar kesehatan anak lainnya yang selalu up to
date.

Komite Website IDAI


& Gedung IDAI,
Jl. Salemba I no. 5
Jakarta Pusat, 10430,
Indonesia

' +6221-3148610

" komitewebsite@idai.or.id

Copyright © 2015, Ikatan Dokter Anak Indonesia, developed by


PT Virtudraft Intermedia Telematika. All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai