A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs) adalah
meningkatkan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar tiga per
empatnya antara tahun 1990-2015, serta mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
pada tahun 2015. Dua target ini berkaitan erat karena kematian ibu sangat dipengaruhi oleh
kondisi kesehatan reproduksinya sejak sebelum masa kehamilan, saat masa kehamilan, dan
proses persalinan hingga pasca persalinan.
Penyebab langsung kematian ibu biasanya terkait dengan kondisi kesehatan ibu selama
masa kehamilan, proses persalinan, hingga pasca persalinan, sementara penyebab tidak langsung
lebih terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografi, serta perilaku budaya masyarakat. Hal ini
terangkum menjadi “4 Terlalu, 3 Terlambat”. Yang dimaksud 4 Terlalu yaitu terlalu tua usia,
terlalu muda usia, terlalu banyak melahirkan dan terlalu sering/rapat melahirkan. Sedangkan
yang dimaksud dengan 3 Terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat membawa,
dan terlambat mendapatkan pelayanan.
AKI dan AKB di Indonesia yang masih cukup tinggi membutuhkan pelayanan kesehatan
yang sesuai standar dan tenaga kesehatan yang memiliki muatan pengetahuan, keterampilan dan
skill yang berkualitas. Untuk terlaksananya pelayanan d Puskesmas yang sesuai standar, maka
dibuatlah panduan layanan.
B. TUJUAN
Tujuan pedoman ini adalah sebagai panduan bagi tenaga bidan, dokter, dan petugas
kesehatan lainnya yang ada di Puskesmas dalam memberikan pelayanan sesuai standar dan bisa
mencegah terjadinya risiko kecelakaan kerja baik pada pasien maupun kepada petugas kesehatan.
C. SASARAN
Sasaran pedoman ini adalah bidan, dokter, dan petugas kesehatan lainnya.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan
pelayanan KB (keluarga berencana)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib Puskesmas,
dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi dan kompeten di bidangnya. Ada 10 tenaga
bidan yang ada di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan yang mempunyai tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Satu orang bidan bertanggung jawab di ruang KB, 1 orang
di ruang kesehatan ibu, 1 orang di kesehatan anak, 1 orang dikesehatan reproduksi remaja, 1
orang diruang Infeksi Menular Seksual, 1 orang dikesehatan lansia dan 1 orang perawat
pemegang imunisasi.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. RUANG KB
Pelayanan KB di Puskesmas sebaiknya memiliki sarana dan kelengkapan sebagai
berikut :
Ruangan pelayanan, ukuran ruangan minimal 3x4 m
Materi KIE
Alat bantu pengambil keputusan
Tensimeter
Obgyn bed
Safety box
IUD kit
Implan removal kit
Sterilisator
Formulir, register, kartu pencatatan dan pelaporan KB
B. RUANG KIA
Pelayanan KIA di Puskesmas sebaiknya memiliki sarana dan kelengkapan sebagai berikut
:
Ruangan pelayanan, ukuran ruangan minimal 3x4 m
Set pemeriksaan Kesehatan Ibu :
½ klem kocher
Anuskop
Bak instrumen dengan tutup
Baki logam tempat alat steril bertutup
Doppler
Gunting benang
Gunting verband
Kocher Tang
Mangkok untuk larutan
Meja instrumen/alat
Meja periksa ginekologi dan kursi pemeriksa
Palu refleks
Pin lancet
Pinset anatomi panjang
Pinset anatomi pendek
Pinset bedah
Silinder korentang steril
Sonde mulut
Spekulum vagina (cocor bebek) besar
Spekulum vagina (cocor bebek) kecil
Spekulum vagina (cocor bebek) sedang
Spekulum vagina (sims)
Sphygmomanometer dewasa
Stand lamp untuk tindakan
Stetoskop dewasa
Stetosokop janin/fetoskop
Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 12 cm
Sudip lidah logam/spatula lidah logam panjang 16,5 cm
Tampon tang
Tempat tidur periksa
Termometer dewasa
Timbangan dewasa
Torniket karet
Set pelayanan KB :
Baki logam tempat alat steril bertutup
Implant kit
IUD kit
Set imunisasi :
Vaccine carrier
Vaccine refrigerator
Perlengkapan :
Ari timer
Bantal
Baskom cuci tangan
Celemek plastik
Duk bolong, sedang
Kasur
Kotak penyimpan jarum bekas
Lemari alat
Lemari obat
Meteran (untuk mengukur tinggi fundus)
Perlak
Pispot
Pita pengukur LILA
Pompa payudara ASI
Sarung bantal
Selimut
Sprei
Set tumbuh kembang
Sikat untuk membersihkan peralatan
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup
Tirai
Toples kaca/kassa steril
Tromol kassa/kain steril
Waskom bengkok kecil
Meubelair :
Kursi kerja
Lemari arsip
Meja tulis
Kesehatan Remaja
Phantom alat reproduksi pria dan wanita
Celemek alat reproduksi pria dan wanita
Lembar balik konseling remaja
Raport remaja
Form Kuisioner
Kohort remaja
Buku register konseling
Infeksi Menular Seksual
Lembar balik konseling IMS
Alat peraga alat kontrasepsi
Form Kuisioner
Buku register konseling
Lansia
KMS lansia
Pengukur Lingkar perut
Lansia kit
BAB IV
TATA LAKSANA
PELAYANAN KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK)
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi ibu hamil di semua fasilitas
kesehatan
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat
6. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi semua bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi semua anak balita seluruh sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar
A. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
penerapannya terdiri atas :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrinning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan
7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Konseling termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta
KB pasca persalinan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis
anak, dokter, bidan, dan perawat.
PELAYANAN KB BERKUALITAS
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak
individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam
menurukan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan
yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan
yang ingin memiliki anak
Pelayanan KB yang bertujuan untuk menunda (merencanakan kehamilan). Bagi pasangan
usia subur yang ingin menjarangkan/ menghentikan kehamilan dapat menggunakan metode
kontrasepsi meliputi :
KB alamiah (sistim kalender, metode amenore laktasi, coitus interuptus terputus
Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk)
Metode KB non hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi/tubektomi)
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program KIA/KB direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program KIA/KB perli diperhatikan
keselamatan sasaran dengan menimalisir resiko terhadap segala kemungkinan yang terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan program KIA/KB perlu diperhatikan
keselamatan kerja petugas terkait dalam usaha mengurangi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman ini dibuat sebagai acuan bagi petugas KIA/KB dan lintas program terkait dalam
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.