Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM KMB III

PENGKAJIAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

1. TIAN NOPITA SARI (1711311001)


2. MUTIARA YERIVANDA (1711311017)
3. FIZA ISOLPIA (1711311019)
4. WERISKA OKTRIVANI (1711311023)
5. LILIAN MEUTIA (1711311027)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN

Kata integument ini berasal dari bahsa latin “integumentum”, yang berarti
“penutup”. Sistem integument meliputi kulit, rambut, kulit kepala dan kuku.
Sistem ini berfungsi memberikan proteksi eksternal bagi tubuh, membantu dalam
proses pengaturan suhu tubuh, sebagai sensor nyeri dan indra peraba (Debora,
2011).

A. KULIT
1. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh.Beratnya mencapai 4 kg dan menutupi area
seluas 2 m2. Fungsi utama kulit adalah melindungi tubuh dari lingkungan
eksternal dan menjaga lingkungan internal tubuh agar tetap aman.Kulit tubuh
terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan hypodermis / subkutan yang
banyak mengandung lemak (Debora, 2011)

a. Lapisan Epidermis
Epidermis adalah lapisan kulit paling atas. Tebalnya sekitar 0,1 mm dan lebih
tebal pada telapak tangan dan kaki (Debora, 2011). Fungsi utama nya adalah
barrier pelindung.Sel yang ada pada epidermis adalah keratinosit yang berfungsi
untuk menghasilkan protein keratin. Epidermis terdiri dari empat lapisan, yaitu
sebagai berikut :
 Stratum basalis atau stratum germinativum
Lapisan ini adalah lapisan terdalam, tempat dimana pembelahan sel secara
mitosis terjadi.Stratum germinativum mengandung banyak sel keratinosit baik
yang sudah membelah maupun belum membelah.Sebesar 5-10 % kelompok sel
disini adalah melanosit.Melanosit berfungsi untuk membentuk melanin.Melanosit
banyak ditemukan dikulit yang terdapat sinar matahari.Pada lapisan ini juga
ditemukan sel merkel, yaitu filament terakhir dari serabut saraf kutaneus dan
berperan dalam merasakan sensasi.

 Stratum spinosum
Stratum basalis akan naik dan membentuk lapisan ini. Stratum spinosum
terbentuk dari sel yang berbentuk polyhedral dan dihubungkan oleh
desmosome.Pada lapisan ini banyak ditemukan sel Langerhans.

 Stratum granulosum
Sel menjadi semakin tipis dan kehilangan nukleusnya.Mulai tampak granul
keratohialin di dalam sitoplasma dan bersama dengan granul pelapis membrane
melepaskan lipid ke daerah interseluler.

 Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan paling luar.Hasil akhir maturasi
keratinosit dapat ditemukan di lapisan ini.Lapisan ini selalu mengelupan dan
tersusun dari tumpukan sel yang mati.Salah satu fungsi dari lapisan kulit ini
adalah sebagai barrier pelindung terluar.Lapisan ini bersifat kedap air karena
mengikat lemak. Tanpa lapisan ini, tubuh kita akan luka jika terkena air. Selain
itu, lapisan ini memproduksi protein yang berfungsi untuk membunuh pathogen
dan melindungi tubuh dari bahaya bahan kimia. Selama kulit tidak terluka, bakteri
pathogen tidak akan masuk ke dalam tubuh.

b. Dermis
Dermis mengandung fibroblas. Fibroblas akan menghasilkan kolagen dan
serat elastin. Serat kolagen sangat kuat dan serat elastin mampu kembali pada
bentuk awal setelah di regangkan.Karakteristik dermis adalah kuat dan
elastis.Akan tetapi seiring berjalan nya waktu, serat elastin semakin berkurang dan
kulit kehilangan keelastisitasnya.Hal ini dibuktikan dengan adanya kerutan
diwajah pada masa tua.Dermis banyak mengandung pembuluh kapiler untuk
memberi nutrisi pada dermis sendiri dan stratum germinativum.Epidermis tidak
mempunyai pembuluh darah sendiri sehingga sel yang hidup dilapisan bawahnya
sangat bergantung pada suplai oksigen dan nutrisi dari lapisan dermis. Ada
beberapa struktur lain yang terdapat dalam dermis, yaitu akar rambut, reseptor
saraf sensoris, dan beberapa macam kelenjar. Beberapa diantaranya muncul
hingga epidermis, tetapi bagian aktif struktur tersebut ada dalam dermis.Beberapa
kelenjar yang ada dalam dermis yaitu kelenjar keringat (ekrin), kelenjar seruminus
(penghasil serumen di telinga), dan kelenjar sebasae.

c. Hipodermis
Hipodermis tersususn dari lapisan lemak.Sering juga disebut lapisan
subkutan atau fasia superfisialis.Jaringan ini menghubungkan lapisan dermis
dengan otot yang ada dibawahnya.Jaringan ini tersusun dari jaringan ikat longgar
yang mengandung kolagen, serat elastin, dan banyak sel darah putih yang keluar
dari pembuluh darah kapiler. Sel darah putih ini akan berkeliling dan membunuh
bakteri pathogen yang masuk melalui kulit yang rusak. Selain itu, pada lapisan ini,
pada lapisan ini juga ditemukan sel mast yang akan melepaskan histamine,
leukotrin, dan bahan kimia lain yang berperan dalam proses inflamasi saat terjadi
luka.

2. Pemeriksaan Fisik Pada Kulit

Pemeriksaan pada kulit adalah pemeriksaan non-invasif. Lesi pada kulit bisa
saja hanya terjadi pada epidermis, tapi juga bisa hingga jaringan kulit yang lebih
dalam (Debora, 2011). Beberapa warna kulit adlah sebagai berikut :

1. Melanin (pigemn tubuh yang berwarna kecoklatan) warnanya makin gelap


pada daerah yang tertekan. Albinisme : kelainan kongenital : tubuh tidak
memproduksi melanin. Vetiligo kehilangan melanin secara bertahap.
2. Sianosis (warna keubuan pada bibir, membrane mukosa, dan kuku)
disebabkan oleh penurunan hemoglobin dalam darah karena lingkungan
yang dingin atau penyakit paru
3. Jaundis (kulit berwarna kekuningan) disebabkan karena peningkatan kadar
bilirubin karena pemecahan sel darah merah di hepar. Bisa dilihat pada
sclera mata, membrane mukosa, kemudian pada seluruh tubuh.
4. Karotenimia (kulit berwarna kuning tua) dikatakan normal disebabkan
karena peningkatan pigmen karotenoid ditelapak tangan, telapak kaki dan
wajah karena diet tinggi karoten (misalnya wortel). Selain itu juga muncul
pada penyakit miksedema, hipopituarisme dan diabetes.

Inspeksi

1. Lihat warna kulit klien dibawah sinar matahari. Normalnya kulit berwarna
cerah merah muda hingga kecoklatan ataupun hitam. Kulit yang tidak
terkena sinar matahari akan berwarna lebih terang dan tampak pucat pada
orang yang tidak pernah/jarang terpapar sinar matahari
2. Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder)
3. Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.

Palpasi

1. Raba permukaan kulit, rasakan kelembabannya. Normalnya kulit terasa


lembab, tetapi tidak basah
2. Rasakan suhu pada permukaan kulit, normalnya tubuh akan terasa hangat
3. Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Tugor kulit
akan kembali pada waktu < 2 detik (nilai normal)
4. Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah
pretiialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema. Pada
daerah yang ditekan akan Nampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali
dengan lambat (>2 detik)

Pemeriksaan Fisik Pada Kulit


Pemeriksaan penderita seharusnya ditempat yang terang. Dan seharusnya
selalu memeriksa pasien mulai dari kepala hingga kaki. Inspeksi dan palpasi lesi
atau kelainan kulit yang ada (menggunakan kaca pembesar). Hal- hal pokok
dalam pemeriksaan dermatologis yang baik adalah: (Idrianti Indrus, et al. dalam
Keterampilan Klinik & Laboratorium Indera Khusus – Kulit: 2015)

a. Lokasi dan /atau distribusi dari kelainan yang ada : Hal ini bisa sangat
membantu : sebagai contoh, dermatitis seboroik mempunyai tempat
predileksi pada wajah, kepala, leher, dada, telinga, dan suprapubis; pada
anak, eksema cenderung terjadi di daerah fleksor; akne terutama pada
wajah dan tubuh bagian atas; karsinoma sel basal biasanya lebih sering
muncul di kepala dan leher.
b. Karakterisitik lesi individual:
Tipe :
 Karakteristik lesi :makula, papula, nodul, plak, vesikel, bulla,
pustula, ulkus, urtikaria (untuk mencari gambar gambar effloresensi
lainnya, cobalah cari di buku buku rujukan)
 Karakteristik permukaan lesi : Skuama, Krusta, Hiperkeratosis,
Eskoriasi, Maserasi dan Likenifikasi

Makula Pustul Vesikel


Bulla Skuama Krusta

Urtikaria Likenifikasi Nodul

Kista Ekskoriasi Ulkus

 Ukuran, bentuk , garis tepi dan batas-batasnya. Ukuran sebaiknya


diukur dengan tepat, daripada hanya membandingkan dengan kacang
polong, jeruk atau koin. Lesi bisa mempunyai berbagai macam
bentuk, misalnya bulat, oval, anular, liniear atau “tidak beraturan”;
tepi-tepi yang lurus atau bersudut mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor eksternal.
 Warna, selalu ada manfaatnya untuk membuat catatan tentang
warna: merah, ungu, cokelat, hitam pekat dan sebagainya
 Gambaran Permukaan. Telusuri apakah permukaan lesi halus atau
kasar, dan untuk membedakan krusta( serum yang mengering)
dengan skuama (hiperkeratosis); beberapa penelusuran pada skuama
dapat membantu, misalnya terdapat warna keperakan pada psoriasis.
 Tekstur—dangkal?dalam? Gunakan ujung jari Anda pada
permukaan kulit; perkirakan kedalaman dan letaknya apakah di
dalam atau di bawah kulit; angkat sisik atau krusta untuk melihat apa
yang ada dibawahnya; usahakan untuk membuat lesi memucat
dengan tekanan.
c. Pemeriksaan lokasi-lokasi “sekunder” : Carilah kelainan-kelainan di
tempat lain yang dapat membantu diagnosis. Contoh yang baik antara
lain:
 Kuku ada psoriasis
 Jari-jemari dan pergelangan tangan pada scabies
 Daerah sela-sela jari kaki pada infeksi jamur
 Mulut pada liken planus
d. Tehnik- tehnik pemeriksaan “khusus” : Diperlukan tehnik tehnik khusus
dalam melakukan pemeriksaan kulit seperti kerokan kulit dengan Kalium
Hidroksida untuk memeriksa adanya hifa dan spora untuk pemeriksaan
jamur pada kulit

Pedoman untuk melakukan pemeriksaan fisik pada pasien penyakit


kulit adalah sebagai berikut : (Muh. Eko Irwanto : dalam buku manual skills
lab pemeriksaan dermatologi, 2018)

a. Kesan umum pasien


a) Keadaan umum: baik atau sakit
b) Berat badan: obesitas, kurus atau normal
c) Warna kulit: derajat pigmentasi, pucat (anemia), ikterik
d) Suhukulit: hangat, dingin, lembab
e) Karakteristik permukaan kulit: xerosis (kering), sebore
(minyak berlebih), turgor, hiperhidrosis atau hiperhidrosis
(keringat berlebih atau kurang) dan tekstur kulit
f) Derajat fotoaging: lentigo,purpura aktinik, kerut.
b. Distribusi lesi
Distribusi lesi kulit apakah: lokalisata, berkelompok, regional,
generalisata, universal, simetris, sunexposed, sunprotected,fleksural,
ekstensor, sakral, intertriginosa,ataudermatomal
c. Lesi Primer
Pada pemeriksaan lesi primer dilihat:
a) Tipe (misal papul, plakat, bula)
b) Bentuk (misal anular,linier)
c) Perubahan sekunder (misal kusta, ekskoriasi)
d. Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi dilihat:
a) Superfisial (misal skuama, kasar, halus)
b) Dalam (keras, lunak, mudah digerakkan)
c) Nyeri tekan
d) Peninggian kulit
e. Pemeriksaan umum Pemeriksaan umum yang dapat membantu
menegakkan diagnosis penyakit kulit yaitu:
a) Tanda vital
b) Pemeriksaan abdomen untuk hepatosplenomegali
c) Pemeriksaan kelenjar limfe (khususnya pada kasus infeksi
atau keganasan)

Riwayat Penyakit

Pertanyaan dimulai dengan masalah kesehatan/keluhan yang dirasakan


(misalnya gatal-gatal atau benjolan di kulit), pola sehat-sakit, pola pemeliharaan
kesehatan, dan pola peranan kekerabatan (Morton, 1991).
Untuk mengkaji pola sehat sakit, pertanyaan yang diajukan meliputi
masalah kesehatan sekarang, dahulu, sosial dan keluarga (Robert, 2006)

a. Riwayat penyakit sekarang


- Keluhan utana dan riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama : Apakah gejala yang dirasakan, misalnya gatal atau nyeri
- Lama : Kapan pertama kali muncul dan kapan mengalami kekambuhan
atau sembuh
- Periode : Misalnya apakah keluhan dirasakan terus-menerus, memburuk
ketika malam hari atau memburuk pada musim dingin
- Evolusi : Bagaimana penyakit tersebut menyebar atau berkembang
- Beratnya penyakit : Khususnya pada kadaan gatal atau nyeri, yang dapat
diguakan untuk mengevaluasi perkembangan penyakit
- Faktor yang memperberat an mengekserbasi penyakit : aakah diperberat
atau dieskserbasi setelah terpapar sinar matahari, panas dingin, trauma,
bahan kimia terentu, produk topical, atau yang lain
- Penyakit yang mendahului, pengobatan yang baru diberikan, riwayat
paparan
- Pengobata peuh yang dilakukan : baik obat dari dokter atau obat bebasm
dan bagaimana respon terhadap pengobatan tersebut : apakah penyakitnya
membaik atau memburuk, atau tidak ada pengaruh sama sekali
- Keluhan yang sama sebelumnya, diagnosis sebelumnya, hasil biopsy, atau
pemeriksaan penunjang yang pernah dilakukan
- Kelainan sistemik
1. Gejala konstitusional ( demam, menggiigil, kelelahan, kehilangan berat
badan, berkeringat dimalam hari)
2. Gejala penyakit akut ( sakit kepala, fotopobia, kaku leher, mual,
muntah, batuk, pilek, bersin, myalgia, arthralgia)
3. Keluhan lain atritis psoriatic (nyeri sendi, bengakak dan kaku sendi)
yang dapat menyertai kelainan kulit.

b. Riwayat penyakit dahulu


- Riwayat penyakit kronis yang dapat bermanifestasi pada kulit
- Riwayat penyakit yang berkaitan dengan penyakit kulit ( asma, alergi)
- Riwayat tindakan pembedahan
- Keadaan imunosupresi oleh karena obat-obatan
- Kehamilan
- Penyakit jiwa
- Riwayat sunburn atau radiasi
- Riwayat pengobatan
- Alergi

c. Riwayat social
- Informasi tentang pekerjaan, hobi, travelling, lingkungan, diet, hewan
peliharaan diperlukan untuk menunjang penegakan diagnosis.

d. Riwayat keluarga
- informasi tentang penyakit kulit, riwayat atopi (dermatitis atopic, asma
rhinitis alergi), kanker kulit pada keluarga diperlukan untuk menunjang
penegakan diagnosis.
-
I. Alat-alat
Alat-alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan kulit
lengkapyaitu:
a) Kaca pembesar dan/ dermatoskop
b) Lampu senter
c) Kaca slideuntuk diaskopi
d) Kapas atau tisu dengan air untuk mengangkat make up
e) Sarung tangan
f) Penggaris
g) Pisau skalpel
h) Kamera
i) Lampu Wood
j) Mikroskop
k) Pengecatan gram, giemsa, ZnF
II. Teknik pemeriksaan fisik penyakit kulit
Pendekatan pemeriksaan kulit lengkap yaitu:
a) amati pasien pada jarak dimanadapat melihatkesan umum
(misalnya asimetris akibat stroke, obesitas, pucat, ikterik)
b) Periksa pasien secara sistematik, biasanya mulai dari kepala sampai
ujung kaki
c) Gerakkan pasien (misal dari duduk menjadi terbaring) dan
hidupkan senter untuk mendapatkan gambaran terbaikpada
masing-masing area tubuh
d) Palpasi lesi untuk menentukan apakah lunak, keras, nyeriatau
berisi cairan
e) Jika perlu gunakan kaca pembesar
f) Setelah pemeriksaan lengkap, catattemuan termasuk tipe lesi
dan lokasinya
g) Dokumentasikan dengan kamera

3. Beberapa Jenis Lesi Kulit

Menurut (Debora, 2011) yaitu:

a. Lesi Primer Kulit

Jenis Lesi Keterangan Gambar


Bula Lesi yang berisi cairan,
berdiameter . 2cm (disebut
juga blister)
Disebabkan oleh keracunan
getah pohon ek (jenis pohon
yang batangnya keras)
dermatitis ivy (sejenis tanaman
menjalar), bullous pemfigoid
bulosa, luka bakar derajat 2
Komedo Disebabkan karena tertutupnya
duktus pilosebaceous,
eksfoliatif, terbentuk dari
sebum dan keratin.
Komedo hitam => komedo
terbuka , komedo putih =>
Komedo tertutup
Kista Masa semi padat atau kapsul
yang berisi cairan yang berada
dalam kulit (misalnya jerawat)

Makula Datar, berpigmen, bentuknya


melingkar, luasnya < 1cm
(misalnya bekas rubella

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih


tinggi dari jaringan sekitar dan
lebih dalam dari pada papula.
Meluas hingga lapisan dermal
berdiameter 0,5-2cm
Papula Imflamasi dengan lesi naik
hingga 0,5 cm. warnanya bisa
sama atau berbeda dengan
warna kulit
Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari
kulit sekitar meluas hingga
jaringan dermal dan subkutan

Vesikel Permukaan kulit naik, berbatas


jelas, terisi cairan ,
diameternya , 0,5 cm
b. Table Lesi Sekunder Kulit

Jenis lesi Keterangan Gambar


Atropi Penipisan kulit pada bagian
tubuh tertentu (misalnya
proses penuaan)

Krusta Sebum yang mongering,


eksudat serosa, purulent, atau
sanguineous, dibawah kulit
yang mengalami erosi
sehingga muncul pada
permukaan kulit, sebagai
vesikel, bula, atau pustule
Erosi Lesi berbatas tidak
tegas/tegas, kehilangan lapisan
jaringan epidermis superfisial

Ekskoriasi/ Garuka/ goresan linear, dengan


abrasi daerah sekitarnya mengalami
abrasi. Biasanya dilakukan
oleh diri sendiri

Likenifikasi Lapisan kulit yang menebal,


kulit yang tampak sering
digaruk (misalnya, atopic
dermatitis kronis)
Fisura Belahan pada kulit yang
bertepi rata, dapat meluas ke
lapisan dermal

Skar Jaringan ikat yang disebabkan


oleh trauma, imflamasi dalam,
atau pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi, jika
sudah lama akan tampak
bewarna lebih muda dan datar
Ulikus Kerusakan pada lapisan
epidermal dan dermal, dapat
meluas kejaringan subkutan.
Biasanya sembuh dengan
menyisakan skar.

B. RAMBUT
1. Anatomi dan Fisiologi Rambut

Anatomi Rambut

Rambut berupa benang keasin


yang berkembang dari epididymis
dan tersebar disekujur tubuh kcuali
telapak tangan, telapak kaki,
permukan dorsal falang distal, sekitar
lubang dubur, dan urogenital.
Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akar yang tertanam
didalam kulit. Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung,
terdiri dari epididymis (epitel) dan berasal dari dermis (jaringan ikat). Pada ujung
bawah folikel menggembung mebentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar sebasea,
dan berkas otot polos (erector pili), kontraksi otot ini menyebabkan tegaknnya
rambut.

Struktur rambut :

1. Medulla

Bagian tengah rambut yang terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel kubis mengerut
satu sama lain, dipisahkan oleh ruang yang berisi udara. Bulu halus pendek jenis
bulu roma, sebagian rambut kepala, dan rambut pirang tidak mempunyai medulla.
Sel-sel sering mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel muda termasuk keratin
lunak

2. Korteks

Bagian utama rambut beberapa jenis sel gepeng, panjang berbentuk,


gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar dan granula
pigmen terdapat didalam dan di antara sel-selnya. Rambut hitam mengandung
pigmen. Oksidsi udara yang berkumpul diantara rug sel korteks mengubah warna
rambut.

3. Kutikula

Terdapat pada permukaan sel selapis jernih, yaitu kutikula tidak berinti
keculi yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya ersusun seperti genting dengan
ujung menghadap ke atas. Penampang melintang rambut beragam ssuai dengan
ras. Misalnya rambut lurus pada bangsa Mongol, Eskimo. Sedangkan Indian
Amerika tampak bundar pada potongan melintang dan rambut berombak. Pada
beberapa bangsa Afrika dan Papua penampangnya tampak lonjong.

Folikel rambut merupakn selubung yang terdiri dari sarung jaringan kat
bagian luar ( sarung akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel
bagian dalam yang berasal dari epidermis. Folikel yang mengembung membentuk
bulbus rambut yang berhubungan dengan papilla tempat persatuan akar ambut dan
selubungnya.

Sarung akar asal dermis :

a) Lapisan paling luar

Berkas serat kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai dengan lapisan
reticular dermis.

b) Lapisan tengah

Lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan ini padat sel dan
mengandung jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.

c) Lapisan dalam

Berupa sabuk homogen sempit yang disebut glassy memban basal dibawah
epidermis.

Sarung akar dermis( epitel) mempunyai lapisa luar yang menyambung


denga n lapis-lapis epidermis yang seduai dengan lapis-lapis permukaan yang
sudah berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai selapisan sel polygonal
yang menyerupai sel-sel stratum spinosim epidermis. Sarung akar rambut dalam
adalah sarung berzat tanduk membungkus akar rambut yag sedang
tumbuh,meghasilkan kratin lunak, juga ditemukan pada epidermis. Sarung ini
tidak tampak lagi di atas muara kelenjar sebasea dalam folikel.

Susunan rambut :

1. Batang rambut

Merupakan bagian rambut yang terdapat diluar kulit. Bila dibuat potongan sebuah
rambut akan terlihat dari luar ke dalam :

a. Selaput rambut (kutikula)


Merupakan lapisan yang paling luar terdiri sel-sel tanduk yang tersusun seperti
sisik ikan, dapat diketahui bila rambut di sasak dengan baik. Rambut yang
sering di sasak akan meregangkan hubungan sel0sel selaput rambut sehingga
merusak selaput rambut san cairan mudah masuk ke dalam rambut.

b. Kulit rambut

Korteks rambut meupakan lapisan kulit yang paling tebal, erdiri dari lapisan
tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang mengandung butiran-butiran
myelin. Sel tanduk terdiri dari serabuk keratin. Masing-masing sel tanduk
disebut fibril diuraikan menjadi satuan serat yang lebih halus disebut
myofibril. Rambut mempunyai sifat daya elastisitas yang akan bertambah
apabila dalam keadaan basah dan dihangatkan.

c. Sumsum rambut (medulla)

Bagian yang paling dalam yang dibentuk oleh sel tanduk. Bentuknya seperti
anyaman dengan rongga berisi udara. Bagian ini sangat tipis, mengandung
medulla dan sum-sum rambut. Ini terdapat pada rambut yang tebal, misalnya
pada alis, kumis dan sebagian rambut kepala.

2. Akar rambut

Merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit, terselubung oleh
kandung rambut (folikel rambut. Akar rambut ini tertanam amat dalam, dapat
mencapai lapisan hypodermis.

a. Kandung rambut

Adalah tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari permukaan kulit
sampai bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini terdapat unsur-unsur :

- Unsur lapisan dermis

Jaringan ikat yang berasal dari lapisan sermis atau kulit jangat membentuk tiga
lapisan. Lapisan serabut kolagen dan elastis yang teratur mengandung
pembuluh darah dan saraf, srta lapisan serabut sirkuler yang tersusun selang-
seling dengan sel yang berbentuk kumparan dan selaput bening (hialin) yang
tidak mempunyai bentuk tertentu.

- Unsur lapisan epidermis

Terdapat pada umbi rambut yag terdiri dari lapisan-lapisana kandung akar luar
dan kandung akar dalam. Kandung akar dalam tersusun dari luar ke dalam
lapisan henlem terdiri dari selapis sel kuboid dengan inti gepeng , dan terdiri
dari 1-2 lapis lapis sel tanduk yang mengandung inti dan selaput kutikula.
Kandung akar rambut bentuknya seperti sisik ikan. Kandung akar rambut
(akarluar dan akar dalam) seperti umbi, makin keatas makin tipia, pada
setinggi muara kelenjar lapisan ini tidak ada lagi.

b. Papil rambut

Bagian bawah folikel rambut berbentuk lonjong seperti telur yang ujung
bawahnya terbuka, berisi jaringa ikat tanpa serabut elastis, ke dalamnya masuk
pembuluh kapiler untuk menyuplai nutrisi ke umbi rambut. Di antara sel-sel
papil terdapat sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang
memberi warna pada kulit yang disebarkan ke dalam korteks medulla rambut.

c. Umbi rambut (tunas rambut)

Merupakan bagian akar rambut yang melebar, merupakan sel bening yang
terus menerus bertambah banyak , berkembang secara mitosis. Daerah ini
subur, berdekatan dengan pembluh-pembuluh papil rambut, dan menghasilkan
sel-sel baru untuk korteks ambut pengganti sel-sel, yang sudah tua akan
terdorong keatas.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Keadaan Fisiologik

1. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan


kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita
daripada pria. Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat
pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan,
dada, tungkai lakilaki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit
kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil
diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen.
Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya
hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi
memperpanjang anagen (Soepardiman, 2008).

2. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi


protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya
kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna.
Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman,
2008).

3. Kehamilan

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih
dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%
(Kusumadewi, dkk). 4. Masa baligh Pada masa ini terjadi peningkatan kadar
hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan,
tetapi rambut kepala justru akan rontok (Kusumadewi, dkk).

Fisiologi Rambut

1. Pengaturan Suhu Badan

Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya
ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat
mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori
rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut
berlaku sebaliknya (M. Ridwan).
2. Fungsi Sebagai Alat Perasa

Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan


terhadap bulu mata menimbulkan reflek menutup kelopak mata. Kepekaan kulit
terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut.
Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka
terhadap sentuhan (Kusumadewi, dkk).

Rambut meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan. Pada


beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan.
Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang lebih
penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak
begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).

3. Fungsi proteksi

Melindungi kulit dari pengaruh buruk, alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).

4. Menyaring udara pada hidung, serta berfungsi sebagai pengatur suhu


5. Pendorong penguapan keringat, serta merupakan inra peraba yang sensitive

2. Pemeriksaan Fisik Pada Rambut


1. Inspeksi
Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan
tampak lebih banyak pada dibandingkan wanita, lihat kebersihannya, catat
adanya tinea kapitis, tinea korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya,
warna rambut berbeda-beda tergantung dnegan suku bangsanya
2. Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).

Inspeksi dan palpasi pada rambut

 Pemeriksaan meliputi penyebaran, kuantitas, dan tekstur


 Normal : Hitam, Halus, tidak bercabang

 Abnormal : Kasar, bercabang, mudah rontok, beruban, merah, sangat


halus, tipis

C. KUKU
1. Anatomi dan Fisiologi Kuku

Kuku dapat ditemukan diujung jari kaki dan tangan dan tangan. Folikel
kuku terdapat pada pangkal kuku yang berfungsi menumbuhkan kuku, sama
seperti folikel rambut yang menumbuhkan rambut. Akar kuku melakukan mitosis
dan sel baru hasil mitosis tersebut memproduksi keratin yang lebih keras dari pada
yang dihasilkan rambut lalu mati. Walaupun kuku yang tumbuh adalah tumpukan
sel yang mati, dasar kuku tersusun dari sel epidermis dan dermis yang hidup. Oleh
karena itu, saat kita memotong kuku terlalu pendek akan terasa sakit. Kuku
berfungsi melindungi ujung jari dari cedera mekanis dan memberikan kemampuan
pada jari untuk memungut benda yang lebih kecil. Kuku juga berfungsi untuk
menggaruk jika timbul rasa gatal. Gatal bisa disebabkan oleh parasit atropoda,
nyamuk atau kutu. Garukan kuku yang cepat dan terus menerus dapat membunuh
atau mengusir hewan-hewan tersebut. kuku tumbuh dengan kecepatan 3
mm/bulan (Debora, 2011)

Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus


permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan
dengan dermis dan epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar
lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.

Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat di


bawah menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh
lipatan kulit dinding kuku. Di sini terdapat kelenjar keeingat dan folikel. Sel-
selnya banyak mengandung fibril. Sitoplasma hilang pada tahap akhir setelah sel
menjadi homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak
pernah dijumpai granula keratohialin di dalam sel matrik dan keratin kuku. Pada
lapisan dalam matrik kuku mengandung melanosit sehingga lempeng kuku
mungkin berpigmen pada ras kulit hitam.

Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena
ada pembuluh kapiler darah dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas
dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau
kutikula. Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku menghasilkan
geseran lambat lempeng kuku di atas dasar kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-
rata 0,5 mm per minggu. Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan dari pada
jari kaki dan bila lempeng kuku dicabut paksa, asalkan matriksnya tidak rusak,
kuku akan tumbuh kembali.

Bagian kuku terdiri dari:

 Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
 Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit
arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas
(free edge) menebal.
2. Pemeriksaan Fisik Pada Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi,
pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga
dapat diungkapkan dari adanya bukti – bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji
kuku, perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling dapat
dilihat adalah plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi bantalan
kuku. Vaskularitas bantalan kuku memberi warna lapisan di bawah kuku.
Semilunar, area putih dibagian dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu
merupakan dari nama plat kuku terbentuk.
Menurut Debora (2011), pemeriksaan fisik pada kuku yaitu :
a. Inspeksi
 Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya
dasar kuku berwarna merah muda cerah karena mengandung
banyak pembuluh darah.
 Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160
derajat.
 Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.
b. Palpasi
 Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT)
yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali
dalam waktu < 2 detik
3. Kelainan pada kuku
Menurut Debora (2011)

Jenis Keterangan Gambar


Jari gada Terjadi karena kondisi
(Clubbing hipoksia dalam waktu yang
Finger) lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya >180˚

Koilonika Bentuk kuku seperti sendok


(Koilonychia) disebabkan karena anemia
dalam jangka waktu yang
lama

Paronikia Ditandai dengan adanya


(Paronichia) edema pada dasar kuku
Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local

Garis beau Biasa terjadi karena


penyakit infeksi yang
kronis.
ditandai dengan garis
transversal pada permukaan
kuku

Onikomikosis Terjadi karena adanya


infeksi jamur pada kuku
Onycholysis Proses pelepasan kuku
karena onikomikosis yang
tidak di tanganu
DAFTAR PUSTAKA

Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Integumen. Jakarta : Salemba Medika

Aceng, Nusirwan, dkk. 2011. Buku Ajar Diagnosis Fisik. Pusat Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas: Padang.

Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang :


Salemba Medika

Irwanto, Muh. Eko., dkk. 2018. “Buku Manual Skills Lab Pemeriksaan
Dermatologi Semester 3”. Kementrian Riset. Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Universitas Sebelas Maret: Fakultas kedokteran

Idrus, Idrianti, dkk. 2015. “Manual Keterampilan Klinik & Laboratorium Indera
Khusus-Kulit”. Fakultas Kedokteran Unhas.

Priharjo, Robert.2006.Pengkajian Fisik Keperawatan ed,2. Jakarta:EGC.

Syaifuddinn, AMK. Drs.H. 2013. Anatomi Fisiologi Untuk Kepeawatan dan


Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai