PENDAHULUAN
Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang teletak dibagian barat
pulau Jawa dengan luas mencapai 9662.92 KM2 (Menurut BPS Banten 2016).
Letak geografis Banten 1050 1’11 - 1060 7’ 122 BT dan 50 7’ 1’12 LS. Provinsi
Banten terbagi kedalam 8 kabupaten/kota yaitu kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Sejarah
Banten dimulai dengan berdirinya konsep penataan ruang kesultananan Banten
pertama kali dilihat dari keputusan Sunan Gunung Djati yang memerintahkan
kepada putranya (Maulana Hasanudin) untuk melakukan hijrah pemerintahan.
Pusat pemerithana kerajaan Banten yang selula di derah pedalaman di Banten
girang (3 Km dari Kota Serang). Dialihkan ke pesisir teluk Banten. Peristiwa
ini terajadi pada tanggal 1 Muharam tahun 933 Hijriah, bertepatan dengan
tanggal 8 Oktober 1526. Tanggal perpindahan ini kemudian dijadikan hari jadi
(HUT) Kabupaten Serang.
BAB II
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
3.1 Tempat Ekpedisi : Tempat penziarahan, Halaman Masjid Agung dan Benteng
Surosoan
HASIL EKSPEDISI
Sejak Bulan September 2018 Banten lama mengalami renovasi seperti yang
sudah dinjanjikan oleh Wahidin Halim selaku Gubernur Banten telah berjanji untuk
merenovasi Banten lama menjadi lebih baik lagi, hal ini dibuktikan dengan
pembangunan yang sudah berjalan 2 bulan lebih dimulai pembangunan
infrastrukutur seperti pembangunan jalan, permbangunan halaman Masjid Agung,
renovasi Menara hingga pembangunan taman dipingir kali tempat masuk pintu
utama para pengunjung. Hal yang baru dan menarik perhatian banyak pengunjung
yaitu adanya payung besar yang menghiasi halaman Masjig Agung menyerupai
Masjid Nabawi di Madinah. Setelah hadirnya keberadaan payung ini seakan
menjadi icon kedua di Banten lama ini. Pembangunan dan renovasi di Banten lama
mengakibatkan semakin banyaknya jumlah pengunjung yang datang untuk melihat
keindahan Wajah Banten Lama yang baru. Sehingga pada bulan Safar pun yang
biasanya jumlah pengunjungnya paling sedikit diantara bulan-nbulan lainnya
mejadi ramai didatangi para pengunjung dikarenakan daya tarik dari pembangunan
tersebut, meskipun belum selesai. Akan tetapi pembangunan ini terpaksa membuat
pengunjung tidak bisa memasuki menara Banten dikarenakan sedang direnovasi.
Selain itu juga jalan utama menuju Masjid Agung Banten ditutup sehingga bagi
para pengunjung yang datang dari arah kota Serang harus menggunakan alternative
jalan lain untuk sampai ke tempat ini.
Ramainya pengunjung yang mendatangi Banten Lama memberikan peluang
untuk masyarakat sekitarnya untuk berjualan, seperti pedangang Telor Asin, kurma,
dodol, jam tangan, kacamata dan pedagang makanan lainnya. Ada juga orang yang
bejualan tentang silsilah kesultanan Banten, buku sejarah banten dll yang berada di
teras menuju tempat penziarahan para Sultan yang pernah memerintah di
kesultanan Banten. Seperti yang telah kami wawancarai salah seorang pedagang
telur asin di Banten Lama yang bernama ibu Fatimah berusia 57 tahun beliau
mengakui bahwa proses renovasi Banten Lama ini membuat pengunjung semakin
ramai berdatangan mengunjungi Banten Lama hal ini tentu membuat pendapatan
para penjual meningkat dengan perubahan ini. Akan tetapi tempat yang bisa
dikunjungi dibatasi seperti tidak boleh memasuki area titik-titik pembangunan.
Dengan adanya renovasi Banten lama ini diharapkan akan memberikan wajah
baru untuk Banten lama yang lebih nyaman dan lebih indah. Sehingga akan
membuat para pengunjung semakin tertarik untuk datang ke Banten Lama selain itu
nilai-nilai sejarah tetap bisa dilestarikan karena nilai-nilai sejarah akan menjadi
pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita sekarang dan masa yang akan
datang. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno yaitu Jas Merah (Jangan sekali-kali
melupakan sejarah).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran