Anda di halaman 1dari 7

SENYAWA B3

1. IDENTIFIKASI SENYAWA
Nama Produk : Hidrogen Sulfida
Formula : H2S
2. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
A. Sifat Fisik
1. Titik didih : -59,6°C
Titik lebur : -82.9°C
2. Terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur Sulfur.
3. Tidak bewarna.
4. Bau seperti telur busuk.
5. Dalam kosentrasi agak tinggi dapat menyebabkan orang jadi pingsan secara
cepat bila mencium baunya.
6. Pada kosentrasi yang lebih tinggi mempunyai bau dan rasa yang agak manis.
Dan segera dapat melumpuhkan saraf penciuman sehingga gas H2S ini tidak
dapat diketahui berdasarkan penciuman.
7. Konsentrasinya sangat rendah.
8. Sangat beracun.

9. Berbahaya bagi lingkungan

10. Berat jenis Hidrogen sulfida sekitar 20% lebih berat daripada berat jenis
udara.
11. Dapat larut dalam air
12. Bersifat korosif, sehingga dapat menyebabkan karat pada peralatan logam.

13. Bersifat iritasi terhadap mata, dan saluran pernafasan.


14. Bersifat flammable ( mudah terbakar ).

15. Bila terbakar menghasilkan asam belerang (SO2) yang kurang berbahaya dari
H2S. Tetapi mengganggu mata dan paru-paru yang menyebabkan infeksi
kimiawi dalam beberapa jam saja.
16. Mempunyai nilai ambang batas (NAB) : 10 PPM (part per million).
B. Sifat Kimia
1. Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait
dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang
sama di tabel periodik.
2. Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous
(mengandung air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid.
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L; pKa = 6.89.
3. Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan
aqueous (oksida).
4. Merupakan asam lemah. Bila terdapat ion-ion hidroksil akan terbentuk
Hydrogen sulfide dan sulfide.
5. Sebagai pereduksi.
Hydrogen sulfide terbakar di udara dan menghasilkan belerang, namun
belerang akan terbakar dan terbentuk belerang dioksida.

3. PENGGUNAAN
Hidrogen sulfida memiliki berbagai kegunaan industri. Penggunaan utamanya
adalah dalam produksi sulfur elemental dan asam sulfat. Hidrogen sulfida juga digunakan
dalam pembuatan logam sulfida dan senyawa thioorganic dan merupakan perantara
untuk produksi asam sulfat dan sulfur elemental. Hidrogen sulfida digunakan dalam
pemurnian nikel dan mangan sebagai aktivasi katalis dan keracunan, dan dalam
pengobatan permukaan logam. Selain itu juga digunakan dalam metalurgi, produksi
air berat untuk industri nuklir dan sebagai reagen analitis. Hidrogen sulfida juga
digunakan sebagai disinfektan pertanian.
4. PENYIMPANAN
 Simpan hanya di tempat bersuhu tidak akan melebihi 125 ° F (52 ° C).
 Pasang tanda-tanda “Tanpa Rokok / Tanpa Api Terbuka” di area penyimpanan
dan penggunaan. Jangan sampai ada sumber nyala api.
 Pisahkan paket dan lindungi dari kemungkinan kebakaran dan / atau kerusakan
akibat ledakan mengikuti kode dan persyaratan yang sesuai (misalnya, NFPA 30,
NFPA 55, NFPA 70, dan / atau NFPA 221 di AS) atau sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan oleh Otoritas Memiliki Yurisdiksi (AHJ ).
 Selalu kencangkan wadah agar tidak jatuh atau terjatuh.
 Pasang tutup pelindung katup, jika disediakan, dengan kuat di tempat dengan
tangan saat wadah tidak digunakan. Simpan wadah penuh dan kosong secara
terpisah.
 Gunakan sistem inventaris masuk pertama, keluar pertama untuk mencegah
penyimpanan kontainer penuh untuk jangka waktu lama.
 Saat menangani produk di bawah tekanan, gunakan perpipaan dan peralatan yang
dirancang secara memadai untuk menahan tekanan yang harus dihadapi. Jangan
pernah bekerja pada sistem bertekanan.
 Gunakan perangkat pencegahan aliran balik dalam perpipaan. Gas dapat
menyebabkan mati lemas dengan cepat karena kekurangan oksigen,simpan dan
gunakan dengan ventilasi yang memadai.
 Jangan sekali-kali menempatkan wadah di tempat yang dapat menjadi bagian dari
rangkaian listrik.

5. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN


A. Terhadap Manusia
1. Efek pada Mata
Hidrogen sulfida merupakan gas yang bersifat iritan. Efek pada mata disebabkan
karena kontak langsung mata dengan gas hidrogen sulfida yaitu dapat merusak
jaringan mata.
2. Efek Pernapasan
Efek pernapasan akibat paparan hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi
menyebabkan edema paru non-kardiogenik, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak.
Sebuah studi tindak lanjut baru-baru ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa paparan
jangka panjang untuk tingkat rendah senyawa sulfur berbau busuk meningkatkan risiko infeksi
saluran pernafasan akut dan gejala saluran pernapasan.
3. Efek Neurologis
Paparan hydrogen sulfide dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan mual,
sakit kepala, delirium, gangguan keseimbangan, daya ingat menurun, perubahan
neurulogis, terganggunya indra penciuman, kehilangan kesadaran, tremor, dan kejang-
kejang. Keluhan kesehatan seperti kelelahan, menurunnya kesadaran, pusing, dan
lekas marah telah diamati pada pekerja yang terpapar hidrogen sulfida.
4. Efek Reproduksi
Bukti menunjukkan bahwa paparan hidrogen sulfida dapat dikaitkan dengan
peningkatan tingkat aborsi spontan.

Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala
sebagai berikut:

 Sakit kepala atau pusing


 Badan terasa lesu
 Hilangnya nafsu makan
 Rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada
 Batuk – batuk
 Kulit terasa perih

B. Terhadap Lingkungan

Di atmosfer, hidrogen sulfida teroksidasi oleh oksigen (O2) dan ozon (O3)
membentuk sulfur dioksida (SO2), dan senyawa sulfat lainnya. Senyawa sulfur
dioksida inilah yang dapat memberikan dapak kerusakan terhadap lingkungan.

1. Efek Pada Tanaman


Kerusakan tanaman di tandai dengan gejala pada beberapa bagian daun menjadi
kering dan mati, biasanya warnanya memucat. Pada konsentrasi yang rendah dalam waktu
yang lama menyebabkan kerusakan kronis yang ditandai dengan menguningnya warna
daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan klorofil.
2. Efek Pada Binatang
Misalnya terjadinya migrasi burung karena udara ambient yang terpapar senyawa
asam sulfat (SO2) (Environment Management Development in Indonesia, 1992 dalam
Mukono, 2008)
3. Efek Terhadap Bahan Lain
Kerusakan bahan lain akibat senyawa asam sulfat yang diproduksi bila SO2 bereaksi
dengan uap air di atmosfer adalah terhadap cat, dimana waktu pengeringan dan
pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami kontak dengan SO2. Penyebab
lain adalah korosi pada kebanyak bahan metal (besi, baja, zink) yang diakibatkan dari
lingkungan yang terpolusi sulfur dioksida.

6. PENANGANAN JIKA TERKENA SENYAWA H2S

1. Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup :


Angkat ke udara segar dan jaga posisi istirahat yang nyaman untuk bernafas.
Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, personel
terlatih harus memberikan oksigen. Panggil dokter.

PENANGANAN KERACUNAN H2S :

 Penanganan pertama adalah memindahkan korban dari daerah terkontaminasi ke


tempat dengan udara segar.
 Dalam kasus yang berat, perlu dilakukan intubasi, untuk menjamin kelancaran
airway.
 Pasang IV line.
 Periksa kantung baju korban, karena bila uang coin berubah warna, merupakan
suatu diagnosis.
 Di UGD pemberian high flow oxygen 100% merupakan hal yang terpenting.
 Jika ada hipotensi bisa diberikan obat vaso pressor.
 Jika ada sesak napas, bisa diberikan bronchodilator.
 Koreksi asidosis berdasarkan pemeriksaan arterial blood gas dan serum laktat.
 Ada persamaan dengan penanganan keracunan Cyanida, yaitu induced
methemoglobinemia.
 Berikan 10 ml 3% Sodium Nitrit dalam 2 – 4 menit ( dewasa).
 Check kadar methemobloginemia dalam 30 menit.
 Bisa dirawat di ICU.
 Jika korban tidak berespon dengan pengobatan nitrit IV atau punya gangguan
syaraf, maka harus dipertimbangkan pengobatan Hyperbaric Oxygen Therapy
( HBO)

2. Tindakan pertolongan pertama setelah kontak dengan kulit :


Cairan dapat menyebabkan radang dingin. Untuk terkena cairan, segera
hangatkan area radang dingin dengan air hangat tidak melebihi 105 ° F (41 ° C). Suhu
air harus dapat ditoleransi untuk kulit normal. Pertahankan pemanasan kulit selama
setidaknya 15 menit atau sampai pewarnaan dan sensasi normal telah kembali ke area
yang terkena. Jika terpapar besar-besaran, lepaskan pakaian saat mandi dengan air
hangat. Cari evaluasi dan perawatan medis sesegera mungkin.
3. Tindakan pertolongan pertama setelah kontak mata :
Segera basuh mata sampai bersih dengan air setidaknya selama 15 menit. Pegang
kelopak mata terbuka dan jauh dari bola mata untuk memastikan bahwa semua
permukaan memerah secara menyeluruh. Hubungi dokter spesialis mata segera.
4. Tindakan pertolongan pertama setelah tertelan :
Penelanan tidak dianggap sebagai rute paparan potensial.

7. PERATURAN TENTANG SENYAWA H2S

Menurut Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 paparan gas H2S yang


diperkenankan terhadap pekerja adalah sebesar 1 ppm. American National Standards
Institute (ANSI) telah mengeluarkan standard efek paparan H2S terhadap kesehatan
manusia beserta dengan efek fisik gasnya berdasarkan tingkatan konsentrasi gas
tersebut yang terlihat pada tabel berikut.

Standar yang telah ditetapkan ini disusun dan digunakan secara umum. Paparan
terhadap H2S secara terus menerus berpotensi terhadap gangguan kesehatan.
Beberapa peraturan yang terkait dengan ambang batas gas H2S tertera pada tabel
berikut :

ACGIH SNI 19-0232-2005 Permenakertrans KepMenLH No.


Nomor KEP50/MENLH/1
PER.13/MEN/X/2 1/1996
011
10 ppm (TWA) 10 ppm (TWA) 1 ppm 0,02 ppm

Anda mungkin juga menyukai