Anda di halaman 1dari 28

Presentasi Kasus

REHABILITASI MEDIK
LAKI-LAKI 57 TAHUN DENGAN
HEMIPARESE SINISTRA, PARESE N.VII SINISTRA UMN,
ET CAUSA RECURRENT STROKE INFARK TROMBOTIK

PERIODE 26 AGUSTUS – 9 SEPTEMBER 2019

Oleh :
Gita Nur Siwi
G99172082

Pembimbing :
dr. Yunita Fatmawati., Sp.KFR

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2019
STATUS PENDERITA

I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. MS
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen
Alamat : Masaran, Sragen
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 25/08/2019
Tanggal Periksa : 27/08/2019
No RM : 01 47 3x xx
B. Keluhan Utama :
Kelemahan anggota gerak bagian kiri.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi dengan
keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri. Keluhan tersebut
muncul secara tiba-tiba sejak 27 jam SMRS saat pasien BAB.
Pasien merasakan lengan dan tungkai kiri terasa semakin lemah
dan tidak bertenaga. Awalnya pasien masih dapat berjalan dengan
menyeret tungkai sebelah kiri namun lama kelamaan pasien merasa
tangan dan kaki kirinya lemah seperti tidak bertenaga. Keluhan
tersebut tidak disertai dengan kesemutan dan rasa tebal pada
anggota gerak dan badan. Pasien menyangkal adanya nyeri kepala,
mual, muntah, kepala terasa berdenyut, demam, penurunan
pendengaran, telinga berdenging, dan rasa ingin pingsan. Pasien
tidak mengalami gangguan buang air kecil dan buang air besar.
Pasien masih dapat makan dan minum tanpa hambatan.

2
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat hipertensi : (+) tidak terkontrol
Riwayat sakit gula : (+) tidak terkontrol
Riwayat stroke : (+) 2 tahun yang lalu
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/ makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat/ makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Keganasan : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Penderita makan tiga kali sehari dengan sepiring nasi dan lauk pauk
berupa daging, tahu, tempe, telur, dan sayur.
Riwayat merokok : (+) 1 bungkus sehari berhenti 2
tahun yang lalu
Riwayat mengonsumsi alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : pasien jarang berolahraga
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai dosen di sebuah universitas. Pasien dirawat di
RSUD Dr. Moewardi sebagai pasien BPJS kelas 1

II. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Keadaan umum sakit sedang, GCS E4V5M6, gizi kesan cukup.

3
B. Tanda Vital
Tekanan darah : 155/98 mmHg
Nadi : 88 x/ menit, isi cukup, irama teratur, simetris
Respirasi : 16 x/menit, irama teratur, tipe thoracoabdominal
Suhu : 36,5 0C per aksiler
VAS :3
C. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider
naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).
D. Kepala
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam
beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
E. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-).
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
G. Telinga
Deformitas (-/-),darah (-/-), sekret (-/-)
H. Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah asimetris (+), lidah
tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
I. Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP tidak meningkat, limfonodi
tidak membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)
J. Thoraks
a. Retraksi (-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat

4
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
c. Paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri,
gerakan paradoksal (-)
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar (vesikuler / vesikuler), suara tambahan
(-/-)
K. Trunk
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-)
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)
Perkusi : nyeri ketok kostovertebra (-)
Tanda Patrick/Fabere : (-/-)
Tanda Anti Patrick : (-/-)
Tanda Laseque/SLR : (-/-)
L. Abdomen
Inspeksi : dinding perut lebih tinggi daripada dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
M. Ekstremitas
Oedem Akral dingin

- - - -
- - - -
N. Status Psikiatri
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Laki-laki, tampak sesuai umur, berpakaian pantas, ,
perawatan diri cukup.
2. Kesadaran : Kuantitatif : compos mentis

5
Kualitatif : tidak berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik : normo-hipoaktif
4. Pembicaraan : Sesuai isi pikir
5. Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif, kontak mata (+)
b. Afek dan Mood
- Afek : luas
- Mood : eutimik
c. Gangguan Persepsi
- Halusinasi :-
- Ilusi :-
d. Proses Pikir
- Bentuk : realistis
- Isi : waham (-)
- Arus : koheren
e. Sensorium dan Kognitif
- Daya Konsentrasi : konsentrasi penuh
- Orientasi
Orang : baik
Waktu : baik
Tempat : baik
- Daya Ingat
Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
f. Daya Nilai : daya nilai realitas dan sosial sulit dievaluasi
g. Insight :5

O. Status Neurologis
a. Kesadaran : GCS E4V5M6
b. Fungsi Luhur : dalam batas normal
c. Fungsi vegetative : IV line
d. Fungsi Sensorik

6
- Rasa Eksteroseptik Lengan Tungkai
Suhu (+/+) (+/+)
Nyeri (+/+) (+/+)
Rabaan (+/+) (+/+)
- Rasa Propioseptik Lengan Tungkai
Rasa Getar (dbn) (dbn)
Rasa Posisi (dbn) (dbn)
Rasa Nyeri Tekan (+/+) (+/+)
Rasa Nyeri Tusukan (+/+) (+/+)

- Rasa Kortikal
Stereognosis : dalam batas normal
Barognosis : dalam batas normal
Pengenalan 2 titik : dalam batas normal
e. Fungsi Motorik dan Reflek :
Atas Tengah Bawah
Ka/ki ka/ki ka/ki
1. Lengan
- Kekuatan 5/4 5/4 5/4
- Tonus n/↑ n/↑ n/↑
- Reflek Fisiologis
Reflek Biseps +2/+3
Reflek Triseps +2/+3
- Reflek Patologis
Reflek Hoffman -/+
Reflek Tromner -/+
Atas Tengah Bawah
Ka/ki ka/ki ka/ki
2. Tungkai
- Kekuatan 5/4 5/4 5/4
Tonus n/↑ n/↑ n/↑

7
- Klonus
Lutut -/-
Kaki -/-

- Reflek Fisiologis
Reflek Patella +2/+2
Reflek Achilles +2/+2
- Reflek Patologis
Reflek Babinsky -/-
Reflek Chaddock -/-
Reflek Oppenheim -/-
Reflek Schaeffer -/-
Reflek Rosolimo -/-

f. Nervus Cranialis
N. II, III : pupil isokor 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
N. III, IV, VI : gerak bola mata dalam batas normal
N. VII, XII : parese N.VII sinistra UMN
P. Range of Motion (ROM)

NECK
ROM Pasif ROM Aktif
Fleksi 0-700 0-700
Ekstensi 0-400 0-400
Lateral bending kanan 0-600 0-600
Lateral bending kiri 0-600 0-600
Rotasi kanan 0-900 0-900
Rotasi kiri 0-900 0-900

8
Ekstremitas Superior ROM pasif ROM aktif
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Shoulder Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-750
Ekstensi 0-300 0-300 0-300 0-200
Abduksi 0-1800 0-1800 0-1800 0-900
Adduksi 0-450 0-450 0-450 0-300
External Rotasi 0-450 0-450 0-450 0-300
Internal Rotasi 0-550 0-550 0-550 0-450
Elbow Fleksi 0-800 0-800 0-800 0-600
Ekstensi 5-00 5-00 5-00 5-00
Pronasi 0-900 0-900 0-900 0-900
Supinasi 900-0 900-0 900-0 90-00
Wrist Fleksi 0-900 0-900 0-900 0-600
Ekstensi 0-700 0-700 0-700 0-500
Ulnar deviasi 0-300 0-300 0-300 0-200
Radius deviasi 0-200 0-200 0-200 0-100
Finger MCP I fleksi 0-500 0-500 0-500 0-300
MCP II-IV fleksi 0-900 0-900 0-900 0-600
DIP II-V fleksi 0-900 0-900 0-900 0-600
PIP II-V fleksi 0-1000 0-1000 0-1000 0-750
MCP I ekstensi 0-00 0-00 0-00 0-00

Ekstremitas Inferior ROM pasif ROM aktif


Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Hip Fleksi 0-100 0-100 0-1000 0-00
Ekstensi 0-30 0-30 0-300 0-00
Abduksi 0-30 0-30 0-300 0-150
Adduksi 30-0 30-0 300-00 0-00
Eksorotasi 0-45 0-45 0-450 0-00
Endorotasi 0-35 0-35 0-350 0-00
Knee Fleksi 0-135 0-135 0-1350 0-00
Ekstensi 0-0 0-0 0-00 0-00
Ankle Dorsofleksi 0-20 0-20 0-200 0-100
Plantarfleksi 0-50 0-50 0-500 0-300
Eversi 0-5 0-5 0-50 0-00
Inversi 0-5 0-5 0-50 0-00

9
Q. Manual Muscle Testing (MMT)
Ekstremitas Superior Dextra Sinistra
Shoulder Flexor M.deltoideus antor 5 4
M.biceps brachii 5 4
Extensor M.deltoideus antor 5 4
M.teres major 5 4
Abduktor M.deltoideus 5 4
M.biceps brachii 5 4
Adduktor M.latissimus dorsi 5 4
M.pectoralis major 5 4
Rotasi M.latissimus dorsi 5 4
internal
M.pectoralis major 5 4
Rotasi M.teres major 5 4
eksternal
M.pronator teres 5 4
Elbow Flexor M.biceps brachii 5 4
M.brachialis 5 4
Extensor M.triceps brachii 5 4
Supinator M.supinator 5 4
Pronator M.pronator teres 5 4
Wrist Flexor M.flexor carpi radialis 5 4
Extensor M.extensor digitorum 5 4
Abduktor M.extensor carpi radialis 5 4
Adduktor M.extensor carpi ulnaris 5 4
Finger Flexor M.flexor digitorum 5 4
Extensor M.extensor digitorum 5 4

10
Extremitas Inferior Dextra Sinistra
Hip Flexor M.psoas major 5 4
Extensor M.gluteus maximus 5 4
Abduktor M.gluteus medius 5 4
Adduktor M.adductor longus 5 4
Knee Flexor Hamstring muscles 5 4
Extensor M.quadriceps femoris 5 4
Ankle Flexor M.tibialis 5 4
Extensor M.soleus 5 4

S. Index Barthel
Aktivitas Tingkat kemandirian N Nilai
Bladder Kontinensia, tanpa alat bantu 10 10
Bowel Kontinensia, supositoria memakai alat bantu 10 10
Toileting Dibantu 10 5
Kebersihan diri Dibantu 5 3
Berpakaian Dibantu 10 5
Makan Dibantu 10 0
Transfer/ Bantuan mayor secara fisik, tetapi tidak dapat duduk
15 10
berpindah tanpa dibantu
Mobilitas Immobile 15 5
Naik turun tangga Tidak dapat 10 0
Mandi Dibantu 5 0
Total 100 48
Severe dependent
KRITERIA HASIL: 62-90 = Moderate dependent
0-20 = Total dependent 91-99 = Slight dependent
21-61 = Severe dependent 100 = independent

11
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Darah (Tanggal 25/08/2019)
25/08/2019 Satuan Rujukan
GDP 143 Mg/dl 70-110
G2PP 174 Mg/dl 80-140
HbA1c 7.8 % 4.8-5.9
Asam Urat 5.7 Mg/dl 2.4-6.1
Kolesterol Total 219 Mg/dl 50-200
Kolesterol LDL 160 Mg/dl 88-186

Kolesterol HDL 40 Mg/dl 31-75

Trigliserida 108 Mg/dl <150

25/08/2019 Satuan Rujukan


Hemoglobin 14.7 g/dl 13.5-17.5
Hematocrit 43 % 33-45
Leukosit 8.1 Ribu/ul 4.5-11.0
Trombosit 248 Ribu/ul 150-450
Eritrosit 4.96 Juta/ul 4.50-5.90

PT 11.6 Detik 10.0-15.0


APTT 28.4 Detik 20.0-40.0
INR 0.860

25/08/2019 Satuan Rujukan


GDS 124 Mg/dl 60-140
SGOT 24 u/l <35
SGPT 26 u/l <45
Creatinine 0.9 Mg/dl 0,6 – 1,3
Ureum 38 Mg/dl <50
Na Darah 139 Mmol/L 136-145
K Darah 3.5 Mmol/L 3,1 – 5,1
Ca ion 1,17 Mmol/L 1,17 – 1,29
HbsAg Nonreactive Nonreactive

12
Kesimpulan
1. Hiperglikemia tidak terkontrol

B. Foto THORAX PA (Tanggal 25/082019)

Kesan : Cardiomegaly (CTR = 0.63)


C. MSCT Kepala dengan reformat tanpa kontras (25/08/2019)

Kesimpulan:
Lacunar infark di capsula interna dextra, corona radiata dextra
Sinusitis Maxilaris sinistra
Deviasi septum nasi sinistra grade 1

13
IV. ASSESSMENT
Klinis : Hemiparese Sinistra, parese N.VII sinintra UMN.
Topis : Capsula interna dextra
Etiologis : Recurrent stroke non hemoragic susp trombotik dd Stroke
hemoragik

V. DAFTAR MASALAH
 Masalah Medis : Hemiparese sinistra
Parese N.VII UMN sinistra
Stroke infark trombotic
Diabetes Melitus Type 2
Hipertensi stage I
Imobilisasi

 Problem Rehabilitasi Medik


1. Fisioterapi :
 Penderita kesulitan menggerakkan anggota gerak bagian
kiri
 Mobilisasi terbatas
2. Speech Terapi : Tidak ada
3. Okupasi Terapi : Gangguan dalam melakukan aktivitas fisik
4. Sosiomedik : Memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari
5. Ortesa-protesa : Keterbatasan mobilisasi
6. Psikologi : Beban pikiran keluarga dalam menghadapi
penyakit penderita dan kondisi psikis pasien

14
VI. PENATALAKSANAAN
 Terapi Medikamentosa :
1. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
2. Injeksi citicolin 500 mg/12 jam
3. Injeksi mecobalamin 500mg/12jam
4. Injeksi ranitidin 1ampul/12 jam
5. Aspilet 1x80mg
 Rehabilitasi Medik:
- Edukasi pasien dan keluarganya tentang penyakit pasien
- Fisioterapi :
 Mencegah ulcus decubitus: positioning dan turning setiap 2
jam selama terjaga dan setiap 4 jam selama tidur.
 General active exercise
 Stretching exercise
 Mobilisasi dan ambulasi bertahap

- Terapi okupasi :
 Latihan ROM exercise jar-jari tangan
 Latihan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
 Memberikan edukasi kepada keluarga dalam merawat dan
membantu pasien
- Terapi wicara :
Tidak dilakukan
- Sosiomedik :
 Motivasi dan edukasi keluarga tentang penyakit penderita
 Motivasi dan edukasi keluarga untuk membantu dan merawat
penderita dengan selalu berusaha menjalankan program di RS
dan Home program
- Ortesa-Protesa:
 Penggunaan walker sebagai alat bantu mobilisasi

15
- Psikologi :
 Psikoterapi suportif untuk mengurangi kecemasan keluarga
 Memberi motivasi pasien untuk konsisten melaksanakan
program rehabilitasi.

VII. IMPAIRMENT, DISSABILITY DAN HANDICAP


- Impairment :
i. Hemiparesis sinistra
ii. Parese N.VII UMN sinistra
iii. Hipertensi stage I
iv. Reccurent stroke infark
v. Diabetes Melitus type 2
- Disability : Penurunan fungsi anggota gerak bagian kiri
Keterbatasan dalam melakukan ADL
Keterbatasan mobilisasi
- Handicap : Tidak dapat mengikuti kegiatan kemasyarakatan
Tidak dapat melakukan pekerjaan rumah

16
VIII. PLANNING
Planning Diagnostik : -
Planning Terapi : - Rawat bersama dengan spesialis saraf dan
spesialis jantung pembuluh darah
Planning Edukasi : - Penjelasan penyakit dan komplikasi yang bisa
terjadi
- Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan
yang dilakukan
- Edukasi untuk home exercise dan ketaatan
untuk melakukan terapi
Planning Monitoring : - Evaluasi hasil fisioterapi, terapi okupasidan
ROM

IX. TUJUAN
A. Tujuan Jangka Pendek
1. Meningkatkan ROM dan kekuatan otot pada anggota gerak atas
dan bawah
2. Mencegah ulkus dekubitus
3. Mencegah masalah psikososial
B. Tujuan Jangka Panjang
1. Meneruskan program jangka pendek
2. Meningkatkan aktifitas fisik dan kemampuan fungsional secara
mandiri sehingga pasien dapat melaksanakan ADL.
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam

17
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE

1. Definisi

Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak


dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global, berlangsung lebih
dari 24 jam dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan
peredaran darah1.
2. Klasifikasi
Berdasarkan proses yang mendasari terjadinya gangguan peredaran
darah otak, stroke dibedakan menjadi dua kategori yaitu :

1. Stroke Non Hemoragik


Stroke non hemoragik atau stroke iskemik merupakan 88% dari
seluruh kasus stroke. Pada stroke iskemik terjadi iskemia akibat sumbatan
atau penurunan aliran darah otak.2 Berdasarkan perjalanan klinis,
dikelompokkan menjadi :3
1. TIA (Transient Ischemic Attack)
Pada TIA gejala neurologis timbul dan menghilang kurang dari 24
jam. Disebabkan oleh gangguan akut fungsi fokal serebral, emboli maupun
trombosis.4
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gejala neurologis pada RIND menghilang lebih dari 24 jam namun
kurang dari 21 hari.
3. Stroke in Evolution
Stroke yang sedang berjalan dan semakin parah dari waktu ke waktu.
4. Completed Stroke
Kelainan neurologisnya bersifat menetap dan tidak berkembang lagi.
Stroke non hemoragik terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian otak
tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik.
Perubahan ini dimulai dari tingkat seluler berupa perubahan fungsi dan

18
bentuk sel yang diikuti dengan kerusakan fungsi dan integritas susunan sel
yang selanjutnya terjadi kematian neuron.Stroke non hemoragik dibagi lagi
berdasarkan lokasi penggumpalan, yaitu:5
1) Stroke Non Hemoragik Embolik
Pada tipe ini embolik tidak terjadi pada pembuluh darah otak,
melainkan di tempat lain seperti di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada penyakit jantung dengan shunt
yang menghubungkan bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel.
Penyakit jantung rheumatoid akut6 atau menahun yang meninggalkan
gangguan pada katup mitralis, fibrilasi atrium, infark kordis akut dan embolus
yang berasal dari vena pulmonalis.Kelainan pada jantung ini menyebabkan
curah jantung berkurang dan serangan biasanya muncul disaat penderita
tengah beraktivitas fisik seperti berolahraga.
2) Stroke Non Hemoragik Trombus
Terjadi karena adanya penggumpalan pembuluh darah ke otak. Dapat
dibagi menjadi stroke pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis)
merupakan 70% kasus stroke non hemoragik trombus dan stroke pembuluh
darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Trombosis
pembuluh darah kecil terjadi ketika aliran darah terhalang, biasanya ini terkait
dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit atherosklerosis.7

19
2. Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik terjadi keluarnya darah arteri ke dalam ruang
interstitial otak sehingga memotong jalur aliran darah di distal arteri tersebut
dan mengganggu vaskularisasi jaringan sekitarnya. Stroke hemoragik terjadi
apabila susunan pembuluh darah otak mengalami ruptur sehingga timbul
perdarahan di dalam jaringan otak atau di dalam ruang subarakhnoid.8
Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah :
(intracerebral hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain
yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan
hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan
ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai
stroke.

20
Perbedaan antara stroke perdarahan dengan stroke iskemik
Gejala Stroke perdarahan Stroke iskemik
Permulaan Sangat akut ( dalam Sub akut ( berkembang
beberpa menit bisa terjadi dari ringan sampai berat,
), contoh: tiba-tiba sakit tidak terjadi dalam 1 hari
kepala terus lumpuh )
Waktu Aktivitas ( di tengah- Bangun tidur ( istirahat )
tengah pekerjaan )
Peringatan Tidak ada Sering ada contoh:
kesemutan yang makin
lama makin berat,
biasanya serangan
sembuh, tapi balik lagi di
lain waktu ( TIA )
Nyeri +++ ( karena vol.otak -
tetap, darah bertambah
sehingga mendesak
jaringan otak, timbul
nyeri
Kejang Sering ( ++ ) karena -
cortex tergeser ke tepi
Kesadaran turun +++ +

3. Epidemiologi
Stroke merupakan penyebab ketiga angka kematian di dunia dan penyebab
pertama kecacatan.Tingkat insidensi dari stroke hemorhagik dan nonhemorrhagik
seluruh dunia berkisar antara 10 sampai 20 kasus per 100.000 populasi dan
bertambah dengan umur.Angka morbiditas lebih berat dan angka mortalitas lebih
tinggi pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik.Hanya 20%
pasien yang dapat melakukan kegiatan mandirinya lagi 9.

21
4. Faktor Risiko
Stroke non hemoragik merupakan proses yang multi kompleks dan
didasari oleh berbagai macam faktor risiko. Ada faktor yang tidak dapat
dimodifikasi, dapat dimodifikasi dan masih dalam penelitian yaitu:10
a. Tidak dapat dirubah :
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetik
b. Dapat dirubah :
- Hipertensi
- Merokok
- Diabetes
- Fibrilasi atrium
- Kelainan jantung
- Hiperlipidemia
- Terapi pengganti hormon
- Anemia sel sabit
- Nutrisi
- Obesitas
- Aktifitas fisik
c. Dalam penelitian lebih lanjut:
- Sindroma metabolik
- Penyalahgunaan zat
- Kontrasepsi oral
- Obstructive Sleep Apnea
- Migrain
- Hiper-homosisteinemia
- Hiperkoagulabilitas
- Inflamasi
- Infeksi

22
5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari berat
ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala yang
umum dijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu:11

Gangguan global berupa gangguan kesadaran


Gangguan fokal yang muncul mendadak, dapat berupa :
a. Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu extremitas, kelumpuhan
b. Otot-otot penggerak bola mata, kelumpuhan otot-otot untuk proses
menelan,
c. Wicara dan sebagainya
d. Gangguan fungsi keseimbangan
e. Gangguan fungsi penghidu
f. Gangguan fungsi penglihatan
g. Gangguan fungsi pendengaran
h. Gangguan fungsi Somatik Sensoris
i. Gangguan Neurobehavioral yang meliputi :
• Gangguan atensi
• Gangguan memory
• Gangguan bicara verbal
• Gangguan mengerti pembicaraan
• Gangguan pengenalan ruang
• Gangguan fungsi kognitif lain
Pada Pemeriksaan Fisik didapatkan :
• Penurunan GCS
• Kelumpuhan saraf kranial
• Kelemahan motorik
• Defisit sensorik
• Gangguan otonom
• Gangguan neurobehavior

23
Pada kriteria Diagnosis Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah
satu/beberapa deficit neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti
gambaran neuroimaging (CT-Scan atau MRI).

6. Penatalaksanaan

1. Medikamentosa
Penanganan medika mentosa pada stroke non hemoragik meliputi:
1. Anti agregasi platelet : Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol,
cilostazol
2. Trombolitik : Alteplase (recombinant tissue plasminogen activator (rt-
PA))
Indikasi : Terapi trombolitik pada stroke non hemoragik akut.
Terapi harus dilakukan selama 3 – 4,5 jam sejak onset terjadinya
simptom dan setelah dipastikan tidak mengalami stroke perdarahan
dengan CT scan.

Kontra Indikasi : rtPA tidak boleh digunakan pada pasien yang


mengalami resiko tinggi perdarahan, pasien yang menerima antikoagulan
oral (warfarin), menunjukkan atau mengalami perburukan pendarahan,
punya riwayat stroke atau kerusakan susunan saraf pusat, hemorrhage
retinopathy, sedang mengalami trauma pada external jantung (<10 hari),
arterial hipertensi yang tidak terkontrol, adanya infeksi bakteri
endocarditis, pericarditis, pancreatitis akut, punya riwayat ulcerative
gastrointestinal disease selama 3 bulan terakhir, oesophageal varicosis,
arterial aneurisms, arterial/venous malformation, neoplasm dengan
peningkatan resiko pendarahan, pasien gangguan hati parah termasuk
sirosis hati, portal hypertension (oesophageal varices) dan hepatitis aktif,
setelah operasi besar atau mengalami trauma yang signifikan pada 10
hari, pendarahan cerebral, punya riwayat cerebrovascular disease,
keganasan intrakranial, arteriovenous malformation, pendarahan internal
aktif. Dosis : dosis yang direkomendasikan 0,9mg/kg (dosis maksimal 90

24
mg) secara infusi selama 60 menit dan 10% dari total dosis diberikan
secara bolus selama 1 menit. Pemasukan dosis 0,09 mg/kg (10% dari
dosis 0,9mg/kg) secara iv bolus selama 1 menit, diikuti dengan 0,81
mg/kg (90% dari dosis 0,9mg/kg) sebagai kelanjutan infus selama lebih
dari 60 menit. Heparin tidak boleh dimulai selama 24 jam atau lebih
setelah penggunaan alteplase pada terapi stroke.

Efek Samping : 1% sampai 10% : kardiovaskular (hipotensi),


susunan saraf pusat (demam), dermatologi (memerah(1%)),
gastrointestinal (perdarahan saluran cerna(5%), mual, muntah),
hematologi (pendarahan mayor (0,5%), pendarahan minor (7%)), reaksi
alergi (anafilaksis, urtikaria(0,02%), perdarahan intrakranial (0,4%
sampai 0,87%, jika dosis ≤ 100mg)

3. Antikoagulan : heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli)


4. Neuroprotektan.

2. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi pasien stroke dimulai sesegera mungkin setelah
hemodinamik pasien stabil sesuai kondisi pasien sehingga dapat
membantu memaksimalkan kualitas hidup pasien pasca serangan stroke,
baik dalam aktifitas sehari-hari (ADL), adaptasi dengan lingkungannya,
mencegah komplikasi, serta edukasi kepada keluarga pasien agar
memberikan dukungan bagi perbaikan kondisi pasien.9

Intervensi rehabilitasi pada stroke secara khusus, ditujukan


untuk10:
1. Mencegah timbulnya komplikasi akibat tirah baring
2. Menyiapkan/mempertahankan kondisi yang memungkinkan
pemulihan fungsional yang paling optimal
3. Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas
sehari-hari

25
4. Mengembalikan kebugaran fisik dan mental

Intervensi rehabilitasi medik yang dapat diberikan, antara lain:

1. Okupasi terapi, terfokus pada latihan dalam ADL, termasuk


makan, minum, mandi, menulis, dan lain-lain
2. Fisio terapi, terfokus pada latihan perpindahan, mobilisasi, dan
kegiatan-kegiatan gross motor lainya.
3. Terapi wicara, untuk pasien yang mengalami gangguan dalam
berbicara dan menelan.
Berikut ini merupakan pedoman dasar rehabilitasi pasien pasca stroke11:
Hari 1-3 (di sisi 1. Kurangi penekanan pada daerah yang sering tertekan
tempat tidur) (sakrum, tumit)
2. Modifikasi diet, bed side, positioning
3. Mulai PROM dan AROM
Hari 3-5 1. Evaluasi ambulasi
2. Beri sling bila terjadi subluksasi bahu

Hari 7-10 1. Aktifitas berpindah


2. Latihan ADL: perawatan pagi hari
3. Komunikasi, menelan
2-3 minggu 1. Team/family planning
2. Therapeuthic home evaluation
3-6 minggu 1. Home program
2. Independent ADL, transfer, mobility
10-12 minggu 1. Follow up
2. Review functional abilities

26
7. Prognosis

Secara umum, perbaikan stroke digambarkan sebagai berikut :


1. 10% penderita stroke mengalami pemulihan hampir sempurna
2. 25% pulih dengan kelemahan minimum
3. 40% mengalami pemulihan sedang sampai berat tidak membutuhkan
perawatan khusus.
4. 10% membutuhkan perawatan oleh perawat pribadi di rumah atau
fasilitas perawatan jangka panjang lainnya.
5. 15% langsung meninggal setelah serangan stroke.
Terdapat dua tipe perbaikan stroke yang mempengaruhi perilaku aktifitas
kehidupan sehari-hari yaitu tingkat defisit neurologis dan tingkat fungsional.
Perbaikan neurologis merujuk adanya peningkatan hubungan spesifik antara
stroke dengan defisit neurologis seperti defisit motorik, sensorik, visual, atau
bahasa. Perbaikan fungsional merujuk adanya peningkatan pada aktifitas
perawatan diri sendiri dan mobilitas yang dapat terjadi sebagai konsekuensi
dari perbaikan neurologis.Perbaikan paling sering melibatkan beberapa
kombinasi dari peningkatan neurologis dan fungsional. 11

27
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. WHO STEPS Stroke Manual: The WHO


STEPwise Approach to Stroke Surveillance. World Health Organization;
2005.
2. Hartwig M. Penyakit Serebrovaskular. Dalam : Sylvia Anderson Price,
Lorraine McCarty Wilson, editor. Patofisisologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Ed 6. Jakarta : EGC, 2005; 53: 1106-32.
3. Noerjanto. Stroke Non Hemoragis. Dalam : Hadinoto S, Setiawan, Soetedjo,
editor. Stroke, Pengelolaan Mutakhir. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 1992: 29-45.
4. Anderson, Jane A. The Golden Hour : Performing an Acute Ischemic Stroke
Workup. In : The Nurse Practitioner. Vol 39 No 9. 2014; 25.
5. Mardjono M. Mekanisme Gangguan Vaskuler Susunan Saraf. Dalam:
Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. 2006; 270-293.
6. Mahoney FI, Barthel DW. Functional Evaluation: The Barthel Index. Md
State Med J 1965; 14:61-65.
7. Hassmann KA. Stroke, Ischemic. [Online]. Cited 2019 August 15th.
Available from URL : http://emedicine.medscape.com/article/793904-
overview#showall
8. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Paduan Praktek Klinis
Neurologi. Jakarta: PERDOSSI; 2016.
9. Edward C Jauch. Ischemic Stroke [Internet]. Medscape. 2019 [cited
15August 2019]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview
10. Goldstein L, Adams CR, Alberts MJ et all. Primary Prevention of Ischemic
Stroke. Circ AHA Journal. 2006; 113:873-923.
11. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2011.
Jakarta: PERDOSSI; 2011.

28

Anda mungkin juga menyukai