Anda di halaman 1dari 3

Abortus Spontan Komplit

No. Dokumen : / PPT/KES/I/2017


No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

1. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Abortus komplit
adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan
kurang dari 20 minggu.
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan abortus spontan komplit yaitu Dokter
2. Tujuan mampu mendiagnosis abortus spontan komplit dan memberikan terapi yang
tepat sehingga mampu mencegah terjadinya komplikasi.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Padang Tiji Nomor:
/PPT/KES/I/2017 Tentang
4. Referensi 1. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer edisi 1.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015

5. Prosedur Persiapan Alat dan bahan


1. ATK
2. Status pasien
3. Inspekulo
4.Tensimeter
5. Laboratorium sederhana untuk pemeriksan tes kehamilan
6. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin.

6. Langkah- 1. Petugas mempersiapkan rekam medik pasien


langkah 2. Perawat melakukan pengkajian awal
3. Dokter menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang sederhana.
Keluhan :
 Riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
 Perdarahan sedikit
 Nyeri perut atau kram ringan
 Mulut rahim sudah tertutup
 Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana :
 Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
 Penilaian tanda-tanda syok
 Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
 Mencari ada tidaknya massa abdomen
 Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
 Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
- Osteum uteri tertutup
- Perdarahan sedikit
- Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai
7-10 hari setelah abortus.
 Pemeriksaan darah perifer lengkap

5. Dokter memberikan terapi yang sesuai :


Medikamentosa : Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi:
 Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
 Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
 Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
 Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita
anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya
makanannya mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.

6. Dokter memberikan konseling dan edukasi :

 Memberikan dukungan emosional


 Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena
kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk
mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau
diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran
antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi
serius lain dari abortus.
 Follow up dilakukan setelah 2 minggu.

7. Dokter memberikan rujukan bila :


 Bila terdapatnya anemia berat
 Bila terjadi komplikasi

7. Bagan Alur
Mempersiapkan
status pasien

Mencocokkan identitas

Pengkajian awal klinis

Anamnesa pasien

Pemeriksaan fisik

Menegakkan diagnosa Rujukan diberikan bila ada


indikasi
Penatalaksanaan dan pengobatan

Konseling dan edukasi

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Poli KIA

10. Dokumen Rekam medik


Terkait

11. Rekaman No Yang diubah Isi Tanggal mulai


Historis Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai