Anda di halaman 1dari 1

Pemberian Obat Keras dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Pemberiann Obat Keras dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter merupakan permasalahan
yang umum dan lama terjadi di masyarakat. Antibiotik dan obat keras memang ada yang boleh
diberikan tanpa resep dokter seperti yang terdaftar dalam DOWA. Namun yang jadi masalah
adalah obat keras dan antibiotik yang harus dengan resep dokter pun tetap diberikan oleh
apoteker kepada pasien. Masalah ini merupakan masalah yang kompleks karena memiliki
multifaktor penyebab. Mulai dari peresepan yang dilakukan oleh dokter yang selalu
memberikan antibiotik untuk penyakit-penyakit umum, menyebabkan pasien menjadi ingin
membeli langsung obat antibiotik tersebut dengan dalih “toh jika ke dokter pasti akan
diresepkan obat antibiotik itu lagi”. Dari pihak yang bekerja di apotek pun ikut andil karena
tingginya permintaan dari pasien untuk membeli obat-obat keras yang harus dengan resep
diikuti dengan potensi tingginya pula keuntungan materil yang akan diperoleh oleh apoteker.
Obat tetap diberikan seolah-olah dilakukan dengan mengharapkan keuntungan semata tanpa
memperhatikan aspek keilmuan farmasi dan kaidah yang telah disepakati. Efek yang
ditimbulkannya pun tidak spele. Meningkatnya resiko resistensi antibiotik pun dapat
berdampak luas terutama lajunya yang tidak seimbang dengan laju penelitian mengenai
antibiotik terbaru untuk mengatasi antibiotic lama yang sudah terlanjur resistensi pada populasi
penduduk di wilayah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai