Anda di halaman 1dari 12

PENGESAHAN

PANDUAN TATA NASKAH DOKUMEN

Disusun Oleh :

Kepala Seksi Kepegawaian

NIK.

Disetujui Oleh :

Kepala Bidang SDM dan Kepegawaian

NIK.

Ditetapkan Oleh :

Direktur

Dr. Teguh Saefudin


NIK.

i
BAB I
DEFINISI

Alat pelindung diri adalah sebagai pembatas fisik yang efektif untuk
mencegah penularan infeksi. Pelindung (barier) yang secara umum disebut sebagai
alat pelindung diri, telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien
dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.
Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, topi, gaun, apron, google,
sepatu boot dan pelindung lainnya. Pelindung yang paling baik adalah yang terbuat
dari bahan yang telah di olah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan
lain (darah atau cairan tubuh).
1. Sarung tangan adalah alat pelindung diri yang digunakan pada kedua tangan
sebagai penghalang (barier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran
infeksi.

2. Masker adalah alat pelindung untuk menutupi mulut, hidung, bagian bawah
dagu dan rambut pada wajah (janggut) yang dipakai untuk menahan cipratan
yang keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, batuk, bersin serta untuk
mencegah dari percikan darah memasuki hidung atau mulut petugas.

3. Goggle adalah alat pelindung mata yang digunakan untuk melindungi petugas
dari percikan darah atau cairan tubuh pasien.

4. Topi adalah alat penutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan rambut
tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan.

5. Gaun adalah pelindung untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan
dari sekresi respirasi, percikan darah.

6. Apron adalah penghalang tahan air yang terbuat dari plastik untuk melindungi
bagian depan tubuh dari resiko percikan atau tumpahan darah.

7. Sepatu boot adalah pelindung kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda
berat atau muntahan pasien.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Sarung Tangan
1. Tujuan
Tujuan penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari kontak
dengan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak
utuh dan benda yang terkontaminasi.
2. Indikasi penggunaan sarung tangan (masukkan segitiga who)
1) Apabila kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien
2) Apabila kontak dengan jaringan bawah kulit
3) Apabila melakukan prosedur tindakan invansif
4) Apabila kontak dengan membran mukosa atau kulit yang terlepas
5) Menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan tercemar misal mencuci alat yang penuh darah,
atau membuang alat
3. Penanggulangan sampah sarung tangan
Sarung tangan yang sudah digunakan mengandung banyak sumber
infeksius yang dapat mengkontaminasi peralatan disekitarnya. Jadi setiap
petugas kesehatan setelah menggunakan sarung tangan harus segera
melepaskan dan membuangnya ke tempat sampah medis yang tersedia.
B. Masker
1. Tujuan
Tujuan penggunaan masker adalah menahan cipratan yang keluar sewaktu
bersin, batuk atau berbicara serta mencegah percikan darah atau cairan
tubuh lainnya masuk hidung atau mulut petugas.
2. Indikasi penggunaan masker
1) Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau curiga menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet
2) Petugas kesehatan/karyawan yang terkena virus influenza
3) Pasien yang diketahui atau curiga menderita penyakit menular melalui
udara misal pasien tuberculosis
4) Petugas kesehatan yang bekerja di ruang resiko tinggi misal di ICU,
Perina, OK, KBBL
5) Petugas pantry saat menyiapkan makanan yang akan di sajikan ke
pasien
6) Petugas laundry dalam melakukan pengolahan linen kotor

4
3. Pemeliharaan masker
Untuk masker disposible tidak bisa digunakan kembali dan hanya
digunakan 1 kali pakai, namun untuk masker kain yang digunakan di
laundry dan pantry bisa digunakan kembali dengan proses pencucian.
4. Penanggulangan sampah masker
Masker adalah barang infeksius yang tidak bisa di gunakan lagi setelah
dipakai, tidak bisa di simpan di saku ataupun di gantung di leher tapi
langsung di buang ketempat sampah medis setelah penggunaan selesai.
C. Goggle
1. Tujuan
Tujuan pemakaian goggle adalah untuk melindungi mata petugas dari
percikan darah ataupun cairan tubuh lainnya
2. Indikasi penggunaan goggle
1) Pada tindakan operasi bedah di ruang OK
2) Pada tindakan transfusi tukar
3) Pada tindakan penanganan pasien kecelakaan lalu lintas
4) Pada tindakan-tindakan invansif lain dengan kasus HIV positif
3. Pemeliharaan goggle
Goggle adalah alat yang dapat di pakai ulang tentunya melalui proses
sebagai berikut :
1) Dekontaminasi dengan cara merendam di cairan enzimatik 5cc dalam
1 liter air selama 5-10 menit
2) Di cuci dan di bilas serta keringkan
3) Dalam keadaan alat harus di gunakan lagi dengan persediaan terbatas
cara lain bisa di gunakan yaitu membersihkan dengan larutan klorin
(antiseptik terralin).
D. Topi
1. Tujuan
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat-alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan cairan tubuh pasien.
2. Indikasi penggunaan topi
1) Pada saat melakukan tindakan pembedahan
2) Pada petugas kesehatan yang bekerja di ruang beresiko tinggi misal
ruang ICU, Perinatologi, OK, VK yang memungkinkan terpercik dari
darah atau cairan tubuh pasien
3) Pada petugas laundry dalam pengelolaan linen kotor diruang laundry
4) Pada petugas pantry dalam pengelolaan makanan ataupun penyajian
makanan

5
3. Pemeliharaan topi
1) Untuk topi yang digunakan di ruang ICU, Perinatologi, OK, VK,
Laundry, Pantry dapat digunakan kembali dengan mencuci alat
tersebut
2) Untuk topi yang disposible langsung di buang ke tempat sampah
medis
E. Gaun pelindung
1. Tujuan
Melindungi petugas dari percikan cairan tubuh pasien
2. Jenis Gaun
1) Indikasi
Gaun pelindung kedap air
Gaun pelindung kedap air adalah gaun pelindung yang tidak bisa
ditembus dengan air, percikan darah ataupun percikan cairan tubuh
lainnya, di rumah sakit hermina sendiri gaun ini di gunakan pada
tindakan operasi dengan kasus-kasus hiv positif
2) Gaun pelindung tidak kedap air
Gaun pelindung tidak kedap air adalah gaun pelindung yang tidak
tahan terhadap percikan cairan darah atau tumpahan cairan tubuh
lainnya sehingga dapat merugikan petugas yang memakai
3) Gaun steril
Gaun steril adalah gaun hijau yang sering digunakan di ruang operasi
ataupun di ruangan ICU, Perina jika akan melakukan tindakan bedah
yang mengharuskan ke sterilan
4) Gaun non steril
Gaun non steril biasa di sebut scort. Gaun ini digunakan pada petugas
kesehatan di ruang ICU, perina, KBBL dan VK. Untuk pengunjung di
ruang tersebut harus mengenakan gaun tersebut. Hal ini untuk
meminimalisir kontaminasi debu dari pakaian pengunjung yang di
gunakan dari luar lingkungan rumah sakit.
3. Pemeliharaan gaun pelindung
Gaun pelindung untuk kedap air tidak bisa digunakan kembali tapi satu kali
pakai dibuang ke tempat sampah medis, dan untuk gaun pelindung lainnya bisa
di gunakan kembali dengan proses pencucian dan penyimpanan di tempat yang
tidak lembab. Gaun pelindung steril setelah proses pencucian dilakukan
proses penyeterilan di Autoclave. Dengan penyimpanan di tromol steril dalam
3x24 jam gaun steril tidak digunakan tetap dilakukan sterilisasi ulang.

6
F. Apron
1. Tujuan
Apron terbuat dari plastik atau karet, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Tujuannya adalah untuk
mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan
ketika gaun penutup tidak tahan air.
2. Pemeliharaan apron
Apron bisa di gunakan kembali dengan proses dekontaminasi dengan
menggunakan enzimatik DD1 5 cc dalam 1 liter air selama 5-10 menit, bilas di
air mengalir dan keringkan.
3. Penanganan apron
Apron terbuat dari plastik dan dapat rusak dengan proses pencucian mesin,
maka apron yang sudah tidak layak pakai/rusak dibuang ke tempat sampah
medis.
G. Sepatu boot
1. Tujuan
Melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh
lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau benda berat
(alat kesehatan) yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
2. Pemeliharaan sepatu boot
Sepatu boot tetap dijaga kebersihannya dan bebas kontaminasi darah atau
tumpahan cairan tubuh lainnya dengan melakukan dekontaminasi menggunakan
enzimatik DD1 5 cc dalam 1 liter air selama 5-10 menit, sikat bagian dalamnya
bilas di air mengalir dan keringkan.

7
BAB III
TATA LAKSANA

Prosedur pemakaian APD dilakukan oleh petugas kesehatan yang berhubungan


dengan tindakan invansif , agar menjadi efektif APD harus di pakai secara benar.
1. Faktor-faktor penting yang harus di perhatikan pada pemakaian APD
1) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan
2) Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi
3) Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat sampah infeksius yang telah di
sediakan di ruang ganti khusus, lepas masker di luar ruangan
4) Segera lakukan pencucian tangan dengan 6 langkah cuci tangan
2. Tatalaksana mengenakan APD

1) Urutan penggunaan APD


a. Pelindung kaki
b. Apron, gaun pelindung dan topi
c. Masker
d. Kacamata atau pelindung wajah
e. Sarung tangan

2) Cara memakai APD :


a. Sepatu boot
Kenakan sepatu boot sesuai ukuran sehingga memudahkan
penggunaannya
b. Gaun pelindung
a) Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan kebelakang punggung.
b) Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.
c. Masker
a) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher.
b) Paskan klip hidung dari logam fleksible pada batang hidung.
c) Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik.
d) Periksa ulang pengepasan masker.
d. Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
e. Sarung tangan
a) Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun
b) Kuku tidak boleh panjang karna akan merobek sarung tangan

8
c) Ingat memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan cuci
tangan atau pemakaian antiseptik yang di gosokkan pada tangan.
f. Topi
a) Kenakan topi sesuai ukuran sehingga dapat menutupi semua rambut
b) Jika rambut panjang ikat rambut agar tidak tergerai saat melakukan
tindakan invansif.
3. Tatalaksana melepas APD
Kecuali masker, lepaskan APD di pintu, masker dilepaskan setelah meninggalkan
ruangan pasien dan menutup pintunya.
1) Urutan melepas APD
a. Sarung tangan
b. Kacamata atau pelindung wajah
c. Apron, gaun pelindung dan topi
d. Masker
e. Pelindung kaki
2) Cara-cara melepaskan :
a. Sarung tangan
a) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
b) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya,
lepaskan
c) Pegang sarung tangan yang telah di lepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan
d) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah
sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan
e) Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
f) Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius
b. Kacamata atau pelindung wajah
a) Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi.
b) Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata.
c) Letakkan di wadah yang telah di sediakan untuk di proses ulang atau
dalam tempat sampah infeksius
c. Gaun pelindung
a) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
b) Lepas tali
c) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
peindung saja
d) Balik gaun pelindung

9
e) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
di sediakan untuk di proses ulang atau buang ke tempat sampah
infeksius
d. Masker
a) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi jangan di
sentuh!
b) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian
atas
c) Buang ketempat sampah infeksius
d) Ingat masker tidak boleh di kantongi untuk di gunakan kembali
e. Sepatu boot
a) Lepaskan sepatu boot dengan urutan terakhir kali
b) Ingat bahwa bagian luar sepatu boot telah terkontaminasi jadi
melepas sepatu boot tidak di sentuh
c) Letakkan sepatu boot di tempat yang sudah tersedia

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Hasil kegiatan supervisi penggunan APD di lakukan oleh IPCN


2. Pelaporan dan kesimpulan hasil survei dan audit penggunaan APD di laporkan
ke Ka.Komite PPI RS dan diteruskan ke direktur
3. Pelaporan ini di buat setiap triwulan dengan kegiatan supervisi yang
dilakukan setiap hari oleh IPCN
4. Hasil pelaporan dan kesimpulan yang telah di ketahui oleh direktur di
informasikan ke tiap instalasi dan di presentasikan dalam rapat PPI RS
dengan mengundang bidang pelayanan medis, bidang keperawatan (unit
terkait)
5. Formulir supervisi kepatuhan APD dan ketersediaan APD di masing-masing
instalasi terlampir

Ditetapkan di : Cilacap
Pada tanggal :
DIREKTUR,

dr. Teguh Saefudin


NIK.

11
DAFTAR KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI MASING-MASING UNIT PELAYANAN

UNIT KERJA

KAMAR BERSALIN
KAMAR OPERASI

RUANG JENAJAH
LABORATORIUM
HEMODIALISA

KEBERSIHAN
PERAWATAN

FISIOTERAPI
PERINA /ICU

SPOELHOEK
POLIKLINIK

RADIOLOGI
TATABOGA
LAUNDRY
POLI GIGI

NO JENIS APD FARMASI

ISOLASI
KBBL

CSSU
IGD

TPS
1 Tutup - - - - √ - - √ - √ √ - - - - - √ √ - √
kepala
2 Goggle - √ √ - √ √ - - - √ √ - - √ - - - √ √ - √

3 Face mask - - - - √ √ - - - - - - - - - - - - - - -

4 Masker √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bedah
5 Masker N95 - - - - - - - - - - - - - - - - - √ - - -

6 Masker kain - - - - - - - - - - √ √ - - - - - - - -

7 Apron/ - √ √ - √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ - √
Schort
8 Sarung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ - √ √ √ - √ - √ √
tangan
bersih
9 Sarung √ √ √ √ √ √ - - √ √ - - - √ - - - - - - -
tangan steril
10 Sarung - - - - √ - - - - - - - - - - - - - - - -
tangan
panjang
steril
11 Sarung - - - - - √ - - - - √ - √ - - - √ - √ - -
tangan
rumah
tangga
12 Sandal - - - - √ √ - √ √ √ - √ - - - - - - - - -
13 Sepatu boot - √ - - √ √ - - - - √ - √ - - - √ √ √ - √

12

Anda mungkin juga menyukai