Anda di halaman 1dari 10

GENESA DAN PARAMETER YANG MENENTUKAN

KUALITAS BATUBARA

ROMIE HENDRAWAN, ST

Staff Pengajar Jurusan Teknik Pertambangan


Universitas Palangka Raya

ABSTRAK : Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari organik kayu-kayuan/tumbuhan
ditambah proses pematangan thermal, biokimia, fisika dan waktu, dalam suasana an-oxid (tanpa O2)
dan pemanasan tanpa/sedikit oksigen (pyrolysis). Batubara terbentuk dengan cara yang sangat
kompleks dan memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh
fisika, kimia ataupun keadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan perlu diketahui di mana batubara terbentuk dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya
(Sukandarumidi, 1995).

Jenis analisa atau parameter untuk menentukan kualitas suatu batubara banyak sekali baik analisa fisik
atau disebut physical property, chemical property, pilut scale test, dan lain-lain. Contoh yang masuk
kedalam physical property misalnya ; HGI, Sieve analysis, Drop shatter, bulk density dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk kedalam chemical property adalah misalnya Proximate, Ultimate, Ash
analysis, dan lain-lain. Dan beberapa contoh pilot scale test misalnya ; Test Sponcomb, Test burn, Wet
tumble test, dan lain-lain. Begitu banyak test atau analysis yang dilakukan terhadap batubara dengan
tujuannya masing-masing. Setiap test atau analyisis sudah pasti ada tujuan atau ada yang ingin
diketahui. Ditinjau dari tujuannya, coal analysis dapat dibagi kedalam dua tujuan utama yaitu tujuan
studi, dan tujuan komersial.

Kata Kunci : Batubara, Genesa batubara, Kualitas Batubara

A. GENESA BATUBARA air lebih dari 75 %, dan kandungan mineral


lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering.
Batubara adalah batuan sediment (padatan)
yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan, yang 2. Tahap pembentukan batubara dari gambut
pada kondisi tertentu tidak mengalami proses yang disebut proses coalification. Lapisan
pembusukan dan penghancuran yang sempurna gambut yang terbentuk kemudian ditutupi
karena aktivitas bakteri anaerob, berwarna coklat oleh suatu lapisan sediment, maka lapisan
sampai hitam yang sejak pengendapannya gambut tersebut mengalami tekanan dari
terkena proses fisika dan kimia, yang mana lapisan sediment di atasnya. Tekanan yang
mengakibatkan pengayaan kandungan karbon. meningkat mengakibatkan peningkatan
temperature. Disamping itu temperature
Proses pembentukan batubara dari
juga akan meningkat dengan bertambahnya
tumbuhan melalui dua tahap, yaitu :
kedalaman, disebut gradient geotermik.
1. Tahap pembentukan gambut (peat) dari Kenaikan temperature dan tekanan dapat
tumbuhan yang disebut proses peatification. juga disebabkan oleh aktivitas magma,
Gambut adalah batuan sediment organic yang proses pembentukan gunung api serta
dapat terbakar yang berasal dari tumpukan aktivitas tektonik lainnya.
hancuran atau bagian dari tumbuhan yang Peningkatan tekanan dan temperatur pada
terhumifikasi dan dalam keadaan tertutup lapisan gambut akan mengkonversi gambut
udara (dibawah air), tidak padat, kandungan menjadi batubara dimana terjadi proses
pengurangan kandungan air, pelepasan gas Contoh : pengendapan delta di aliran sungai
gas ( CO2, H2O, CO, CH4 ), penigkatan Mahakam.
kepadatan dan kekerasanb serta penigkatan
nilai kalor. Reaksi Pembentukan Batubara
Komposisi batubara terdiri dari unsur C, H, a. Proses biokimia
O, N, S, P, dan unsur unsur lain (air, gas, abu).
Secara horisontal maupun vertikal endapan Setelah tanaman mati, maka proses
batubara bersifat heterogen. Perbedaan secara degradasi kimia lebih banyak berperan. Bila
horisontal disebabkan oleh : tanaman yang telah mati tersebut terakumulasi
di dalam lingkungan rawa maka akan jenuh air
- Perbedaan kondisi lapisan tanah penutup sehingga akan terjadi proses penghancuran.
Pada proses ini terjadi aktivitas mikrobiologi
- Mineral pengotor yang dibawa oleh sedimen yang berupa penghancuran bagian tanaman
rawa. yang lunak seperti cellulose, photoplasma dan
pasti oleh bakteri dan fungi. Sedangkan bagian
Perbedaann vertical terjadi karena
yang keras seperti lilin, damar, kulit kayu dan
pengendapan berkali-kali, endapan yang paling
fragmen akan tertinggal.
bawah yang paling tua dengan kualitas terbaik.
Reaksi pembentukan batubara
Teori Berdasarkan Tempat Terbentuknya
5(C6H10O5) → C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O
Teori Insitu : + 6CO2 + CO

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara cellulosa lignite gas metan


terbentuk ditempat dimana tumbuh-tumbuhan 6(C6H10O5) → C22H20O3 + 5CH4 + 10H2O
asal itu berada. Dengan demikian setelah + 8CO2 + CO
tumbuhan mati, belum mengalami proses
cellulosa bituminous gas metan
transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen
dan mengalami proses coalification.
b. Proses dinamokimia
Ciri : Pada tahap ini proses degradasi
biokimia tidak berperan lagi tetapi lebih
- Penyebaran luas dan merata
didominasi oleh proses dinamokimia. Pada
- Kualitas lebih baik proses ini yang berperan adalah tekanan yang
berasal dari tekanan sedimen penutup dan suhu,
Contoh : Muara Enim sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
dari gambut menjadi batubara dalam berbagai
Teori Drift: peringkat. Selama proses ini akan terjadi
pengurangan kadar air (moisture content),
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara oksigen dan zat terbang yang diikuti oleh
terjadi ditempat yang berbeda dengan tempat bertambahnya prosentase karbon dan
tumbuhan semula hidup dan berkembang. kandungan abu.
Dengan demikian tumbuhan yang telah mati
mengalami transportasi oleh media air dan Bentuk Lapisan-Lapisan Batubara
terakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh
lapisan sedimen dan mengalami coalification. Berdasarakan lapisan batubara dibagi
menjadi 2 (dua) :
Ciri :
- Plies (lapisan utuh)
- Penyebaran tidak luas tetapi banyak
- Split (terdapat 2 lapisan atau lebih)
- kualitas kurang baik (mengandung material
pengotor). Pada awal pembentukan gambut
sebagian besar perlapisan mendatar (tergantung
dari topografi cekungan pengendapannya).
Setelah bekerja gaya geologi akan terdapat untuk pertumbuhan flora dibandingkan wilayah
bermacam-macam bentuk perlapisan batubara. yang lebih dingin. Hasil pengkajian
menyatakan bahwa hutan rawa tropis
1. Horse Back (terjadi post depositional) mempunyai siklus pertumbuhan setiap 7 - 9
tahun dengan ketinggian pohon sekitar 30 m.
2. Pinch (terjadi post depositional) Sedangkan pada iklim yang lebih dingin
ketinggian pohon hanya menyampai 5 - 6 m
3. Burriea Hill (terjadi krn adanya intrusi dalam selang waktu yang sama.
magma)
d. Penurunan
4. Fault (patahan) dan Lipatan
Patahan bukan hanya terjadi karena gempa Penurunan cekungan batubara
namun juga bisa karena lapisan dibawahnya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika
adalah pasir yg dalam keadaan jenuh bisa penurunan dan pengendapan gambut seimbang
berpindah. akan dihasilkan endapan batubara tebal.
Pergantian regresi dan transgresi
Cara terbentuknya batubara merupakan mempengaruhi pertumbuhan flora dan
proses yang kompleks, dalam arti harus pengendapannya. Hal tersebut menyebabkan
dipelajari dari berbagai sudut yang berbeda. adanya infiltrasi material dan mineral yang
Terdapat serangkaian faktor yang diperlukan mempengaruhi mutu dari batubara yang
dalam pembentukan batubara yaitu : terbentuk.

a. Posisi geoteknik e. Umur geologi

Posisi geoteknik adalah suatu tempat Proses geologi menentukan


yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya berkembangnya evolusi kehidupan berbagai
tektonik lempeng. Dalam pembentukan macam tumbuhan. Dalam masa perkembangan
cekungan batubara, posisi geoteknik merupakan geologi secara tidak langsung membahas
faktor yang dominan. Posisi ini akan sejarah pengendapan batubara dan
mempengaruhi iklim lokal dan morfologi metamorfosa organik. Makin tua umur batuan
cekungan pengendapan batubara maupun makin dalam penimbunan yang terjadi,
kecepatan penurunannya. Pada fase terakhir, sehingga terbentuk batubara yang bermutu
posisi geoteknik mempengaruhi proses tinggi. Tetapi pada batubara yang mempunyai
metamorfosa organik dan struktur dari lapangan umur geologi lebih tua selalu ada resiko
batubara melalui masa sejarah setelah mengalami deformasi tektonik yang
pengendapan akhir. membentuk struktur lipatan atau patahan pada
lapisan batubara. Di samping itu faktor erosi
b. Topografi (Morfologi) akan merusak semua bagian dari endapan
batubara.
Morfologi dari cekungan pada saat
pembentukan gambut sangat penting karena f. Tumbuhan
menentukan penyebaran rawa-rawa tempat
batubara tersebut terbentuk. Topografi mungkin Flora merupakan unsur utama
mempunyai efek yang terbatas terhadap iklim pembentuk batubara. Pertumbuhan dari flora
dan keadaannya bergantung pada posisi terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona
geotektonik. fisiografi dengan iklim dan topografi tertentu.
Flora merupakan faktor penentu terbentuknya
c. Iklim berbagai tipe batubara. Evolusi dari kehidupan
menciptakan kondisi yang berbeda selama
Kelembaban memegang peranan penting masa sejarah geologi. Mulai dari Paleozoic
dalam pembentukan batubara dan merupakan hingga Devon, flora belum tumbuh dengan
faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi baik. Setelah Devon pertama kali terbentuk
yang sesuai. Iklim tergantung pada posisi lapisan batubara di daerah lagon yang dangkal.
geografi dan lebih luas lagi dipengaruhi oleh Periode ini merupakan titik awal dari
posisi geoteknik. Temperatur yang lembab pada pertumbuhan flora secara besar-besaran dalam
iklim tropis dan subtropis pada umumnya sesuai
waktu singkat pada setiap kontinen. Hutan Terbentuknya batubara pada cekungan
tumbuh dengan subur pada selama masa Karbon. batubara pada umumnya mengalami deformasi
Pada masa Tersier merupakan perkembangan oleh gaya tektonik, yang akan menghasilkan
yang sangat luas dari berbagai jenis tanaman. lapisan batubara dengan bentuk-bentuk
tertentu. Di samping itu adanya erosi yang
g. Dekomposisi intensif menyebabkan bentuk lapisan batubara
tidak menerus.
Dekomposisi flora yang merupakan
bagian dari transformasi biokimia dari organik j. Metamorfosa organik
merupakan titik awal untuk seluruh alterasi.
Dalam pertumbuhan gambut, sisa tumbuhan Tingkat kedua dalam pembentukan
akan mengalami perubahan, baik secara fisik batubara adalah penimbunan atau penguburan
maupun kimiawi. Setelah tumbuhan mati proses oleh sedimen baru. Pada tingkat ini proses
degradasi biokimia lebih berperan. Proses degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi
pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja lebih didominasi oleh proses dinamokimia.
mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini Proses ini menyebabkan terjadinya perubahan
berkerja dalam suasana tanpa oksigen gambut menjadi batubara dalam berbagai mutu.
menghancurkan bagian yang lunak dari Selama proses ini terjadi pengurangan air
tumbuhan seperti selulosa, protoplasma dan pati. lembab, oksigen dan zat terbang (seperti CO2,
Dari proses di atas terjadi perubahan dari kayu CO, CH4 dan gas lainnya) serta bertambahnya
menjadi lignit dan batubara berbitumen. Dalam persentase karbon padat, belerang dan
suasana kekurangan oksigen terjadi proses kandungan abu. Perubahan mutu batubara
biokimia yang berakibat keluarnya air (H2O) dan diakibatkan oleh faktor tekanan dan waktu.
sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan
karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) sedimen penutup yang sangat tebal atau karena
dan metan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau tektonik. Hal ini menyebabkan bertambahnya
senyawa tersebut jumlah relatif unsur karbon tekanan dan percepatan proses metamorfosa
akan bertambah. Kecepatan pembentukan organik. Proses metamorfosa organik akan
gambut bergantung pada kecepatan dapat mengubah gambut menjadi batubara
perkembangan tumbuhan dan proses sesuai dengan perubahan sifat kimia, fisik dan
pembusukan, bila tertutup oleh air dengan cepat, optiknya.
maka akan terhindar oleh proses pembusukan,
tetapi terjadi proses disintegrasi atau penguraian B. PARAMETER YANG MENENTUKAN
oleh mikrobiologi. Bila tumbuhan yang telah KUALITAS BATUBARA (Coal Analysis)
mati terlalu lama berada di udara terbuka, maka
kecepatan pembentukan gambut akan berkurang, Jenis analisa atau parameter untuk
sehingga hanya bagian keras saja tertinggal yang menentukan kualitas suatu batubara banyak
menyulitkan penguraian oleh mikrobiologi. sekali baik analisa fisik atau disebut physical
property, chemical property, pilut scale test,
h. Sejarah sesudah pengendapan dan lain-lain. Contoh yang masuk kedalam
physical property misalnya ; HGI, Sieve
Sejarah cekungan batubara secara luas analysis, Drop shatter, bulk density dan lain-
bergantung pada posisi geotektonik yang lain. Sedangkan yang termasuk kedalam
mempengaruhi perkembangan batubara dan chemical property adalah misalnya Proximate,
cekungan batubara. Secara singkat terjadi proses Ultimate, Ash analysis, dan lain-lain. Dan
geokimia dan metamorfosa organik setelah beberapa contoh pilot scale test misalnya ; Test
pengendapan gambut. Di samping itu sejarah Sponcomb, Test burn, Wet tumble test, dan
geologi endapan batubara bertanggung jawab lain-lain. Begitu banyak test atau analysis yang
terhadap terbentuknya struktur cekungan dilakukan terhadap batubara dengan tujuannya
batubara, berupa perlipatan, pensesaran, intrusi masing-masing. Setiap test atau analyisis sudah
magmatik dan sebagainya. pasti ada tujuan atau ada yang ingin diketahui.
Ditinjau dari tujuannya, coal analysis dapat
i. Struktur cekungan batubara dibagi kedalam dua tujuan utama yaitu tujuan
Study, dan tujuan komersial.
Di dalam jurnal ini coal analysis yang • Air dried moisture / inherent moisture /
akan dibahas dibatasi hanya untuk beberapa moisture in the analysis sample
parameter khususnya yang ternmasuk ke dalam
basic analysis dan parameter yang biasa • Transportable moisture limit / flow moisture
ditentukan untuk kepentingan komersial
batubara. Parameter-parameter tersebut adalah :
1.1.Equilibrium moisture
• Moisture
• Ash Equilibrium moisture adalah parameter
• Volatile matter penentuan moisture sebagai pendekatan
• Fixed carbon untuk menentukan inherent moisture atau
• Sulfur insitu moisture dalam batubara. EQM ini
• Calorific Value biasanya ditentukan pada saat explorasi
batubara yang kegunaanya adalah untuk
1. Moisture memperkirakan nilai TM pada saat
batubara tersebut ditambang. Nilai EQM ini
Moisture di dalam batubara dapat dibagi relative tidak fluktuasi nilainya pada satu
menjadai dua bagian yaitu inherent moisture dan seam yang sama. Selain untuk
extraneous moisture. Dua istilah tersebut di atas memperkirakan TM, juga EQM berguna
merupakan istilah pengertian bukan istilah dalam menentukan golongan atau rank dari
parameter. Inherent moisture adalah moisture suatu batubara terutama untuk Low rank
yang terkandung dalam batubara dan tidak dapat coal yang penentuan ranknya menggunakan
menguap atau hilang dengan pengeringan udara nilai calorific value pada basis mmmf
atau air drying pada ambien temperature (moist, mineral matter free basis), di mana
walaupun batubara tersebut telah di milling ke basis ini memerlukan data insitu moisture
ukuran 200 mikron. Inherent moisture ini hampir atau EQM. EQM ini adalah istilah
menyatu dengan struktur molekul batubara penentuan dalam standard ASTM,
karena berada pada kapiler yang sangat kecil sedangkan dalam ISO standard istilah
dalam partikel batubara. Nilai Inherent moisture parameternya adalah MHC (Moisture
ini tidak fluktuatif dengan berubah-ubahnya Holding Capacity). Belakangan ini
humiditas ruangan. Dan moisture ini baru bisa penentuan untuk inherent moisture ini bisa
dihilangkan dari batubara pada pemanasan lebih dilakukan pada sample channel yang not
dari 100 derajat Celsius. Extaraneous moisture visible surface moisture dengan prosedur
adalah moisture yang berasal dari luar dan sampling tertentu.
menempel atau teradsorpsi di permukaan
batubara atau masuk dan tergabung dalam 1.2. Total Moisture
retakan-retakan atau lubang-lubang kecil
batubara. Sumber extraneous moisture ini Total moisture biasanya ditentukan pada
misalnya ; air dari genangan, air hujan, dan lain- batubara mulai dari explorasi sampai
lain. Moisture ini dapat dihilangkan atau transhipment. Nilainya sangat penting sekali,
diuapkan dengan cara air drying atau pemanasan karena dalam penjualannya nilai TM sangat
di oven pada ambien temperature. Ada yang diperhatikan dan menentukan harga jual dari
mengistilahkan untuk moisture ini adalah batubara tersebut selain berpengaruh pada nilai
Surface moisture atau Free moisture. parameter-parameter lain dalam basis as
received. Dalam explorasi, TM ditentukan
Parameter – parameter yang termasuk kedalam untuk menaksir atau memperkirakan nilai TM
penentuan kadar moisture adalah ; batubara in-situ sekaligus untuk menentukan
nilai surface moisturenya dari selisih antara
• EQM / MHC / Inherent moisture / Bed TM dan EQM. Karena TM adalah jumlah dari
moisture / In situ Moisture EQM dengan Surface moisture. ( TM = EQM +
SM ). Selain itu, nilai TM yang didapat dari
• Total Moisture / as received moisture / as sample core pada saat explorasi banyak
sampled moisture / as despatched moisture digunakan oleh geologist-geologist untuk
menampilkan data dalam basis as received
pada saat batubara tersebut belum ditambang.
Yang paling menentukan dalam penentuan TM spesifikasi dinyatakan dalam basis air
ini adalah samplingnya. Dimana sesaat setelah dried.
sample batubara disampling sesegera mungkin
sample tersebut harus dimasukan kedalam 1.4. Transportable Moisture Limit ( TML )
kontainer yang ditutup sangat rapat sehingga
tidak ada moisture yang masuk ataupun keluar Batubara in bulk yang diangkut dengan
dari sample tersebut. Apabila ini terlaksana menggunakan palka tertutup seperti kapal-
dengan baik maka nilai TM yang diperoleh dapat kapal besar, dalam kondisi tertentu yang
dianggap mewakili nilai moisture batubara yang diakibatkan oleh angin dan ombak,
diambil samplenya tersebut pada saat dan memungkinkan terjadinya segregasi moisture
keadaan batubara tersebut disampling. Prinsip ini dan finer coal dari bulk dan membentuk
biasanya sulit terlaksana pada sample core dari semacam “liquefaction” dan pada kondisi
sample pit atau bor dalam, karena dari sample tertentu dapat membahayakan kapal tersebut
core tersebut masih ada beberapa data yang terutama pada stability kapal selama dalam
harus dicatat dan diamati. Sehingga sample pelayarannya. Oleh karena itu IMO
tersebut tidak segera dapat dimasukan kedalam (International Marine Organisation)
kontainer yang kedap udara sesaat setelah mensyaratkan untuk setiap kapal yang
disampling. Selain itu pada saat pemboran mengangkut batubara terutama low rank coal,
biasanya menggunakan air selama coring harus meminta statement dari Shipper
dilakukan. Sehingga kontaminasi batubara mengenai nilai transportable moisture limit
tersebut oleh air yang bukan berasal dari dari batubara yang akan dimuat. Ada satu
batubara mungkin sekali terjadi. Oleh karena itu metoda yang dikembangkan di National Coal
nilai TM tersebut menjadi tidak begitu reliable Board (UK) untuk menentukan nilai TML ini
untuk menunjukan nilai TM batubara in-situ. yaitu dengan cara; Sebanyak 10 kg batubara
Nilai TM yang diperoleh juga biasanya sangat dimasukan ke dalam suatu silinder di mana di
fluktuatif nilainya. bawah silinder tersebut diletakan dua bola tenis
meja. Kemudian silinder tersebut diletakan
Pada coal in bulk, nilai TM ini diatas “Vibrating table”. Penentuan ini
dipengaruhi oleh luas permukaan batubara (size dilakukan pada nilai moisture batubara yang
distribusi), juga oleh cuaca, sehingga nilai TM bervariasi. Flow Moisture ditentukan sebagai
pada coal in bulk relatif fluktuatif seiring dengan nilai moisture pada saat bola tenis meja
keadaan cuaca atau musim dan ukuran distribusi tersebut masuk naik ke atas batubara dalam
dari batubara tersebut terutama setelah di silinder tersebut. Sedangkan TML adalah 90 %
crushing. dari nilai Flow moisture tersebut.

1.3.Air dried moisture 2. Ash Content.


Sebenarnya batubara tidak mengandung
Sesuai dengan namanya, air dried moisture ash melainkan mengandung mineral matter.
adalah nilai moisture batubara pada saat Ash adalah istilah parameter di mana setelah
setelah batubara tersebut di air drying. Nilai batubara dibakar dengan sempurna, material
moisture ini sangat penting karena pada yang tersisa dan tidak terbakar adalah ash atau
dasarnya semua parameter ditentukan pada abu sebagai sisa pembakaran. Jadi ash atau abu
sample setelah air drying sehingga basisnya merupakan istilah umum sebagai sisa
adalah air dried basis. Nilai parameter dalam pembakaran. Pada material yang lain mungkin
basis ini merupakan aktual hasil analisa dari ash ini dapat mencerminkan langsung mineral
laboratorium. Sedangkan basis-basis lainya matter yang terkandung dalam material yang
dalam coal analysis merupakan kalkulasi saja dibakar tersebut. Akan tetapi di dalam batubara
dari nilai-nilai air dried basis ini. Jadi hal tersebut tidak selamanya terjadi karena
jelaslah bahwa tanpa nilai air dried moisture, terjadinya reaksi-reaksi kimia selama
parameter-parameter yang lain tidak dapat pembakaran atau insinerasi batubara tersebut,
diubah kedalam basis lainnya. Selain itu nilai sehingga nilai ash yang didapat relative akan
ADM ini berpengaruh pada nilai parameter lebih kecil dibanding dengan nilai mineral
lainnya pada basis air dried, seperti CV, matter yang sebenarnya. Ada pula yang
VM, Sulfur dan lain-lain. Sehingga nilai
ADM menjadi lebih penting lagi apabila
menggolongkan mineral dalam batubara kedalam • Di Victoria, Australia, ash ditentukan dari
tiga kategori yaitu ; suatu lignite hasilnya adalah 3.9 %, Pada
waktu batubara dibakar di power station
• Mineral matter
boiler yield ashnya kurang dari 2 %. Dari
• Inherent ash
hasil investigasi menunjukan bahwa
• Extraneous ash
tingginya sodium dalam batubara tersebut
Mineral matter adalah unsur-unsur yang terikat kebanyakan terikat pada molekul batubara
secara organik dalam rantai carbon sebagai bukan bagian dari mineral matter Dalam
kation pengganti hidrogen. Unsur ini biasanya applikasi di industri seperti pada power
ada dalam batubara pada saat pembentukan station sodium jenis ini atau ada pula yang
batubara yang berasal dari tumbuhan atau pohon menyebutnya sebagai sodium organik,
pembentuk batubara tersebut. Unsur yang hilang meninggalkan furnace tervolatilisasi
biasanya ditemukan sebagai mineral matter ini sehingga tidak terjadi reaksi dengan mineral
adalah Kalsium, Sodium, dan juga ditemukan yang lainnya. Sedangkan pada waktu test di
besi dan alumina pada low rank coal. Inherent laboratorium sodium ini fixed sebagai ash.
ash adalah superfine discrete mineral yang masih Oleh karena itu nilainya lebih tinggi
dapat tertinggal dalam partikel batubara setelah dibanding dengan setelah batubara tersebut
dipulverize. Dan yang ketiga adalah extraneous dibakar di power station.
ash, yang termasuk kedalam kategori ini adalah
• Di Thailand ada batubara yang pada waktu
tanah atau pasir yang terbawa pada saat
dianalisa hasilnya adalah sebagai berikut ;
penambangan batubara dan mineral yang keluar
dari partikel batubara pada saat dipulverize. Moisture (ar) = 32 %
Ketiga jenis ash tersebut sangat tergantung pada Ash (ad) = 22 %
lingkungan pada saat pembentukan batubara Total Sulfur = 4 %
serta bahan pembentuk batubara sehingga Calsium in ash = 40 %
memiliki sifat-sifat thermal masing-masing,
akibatnya juga setiap type ash tersebut memiliki Sedangkan hasil dari online analyser yield
kontribusi yang berbeda terhadap slagging dan ashnya 5 % lebih rendah daripada hasil test
fouling. Penentuan di laboratorium yaitu dengan laboratorium. Hal tersebut diakibatkan oleh
membakar batubara pada temperature 750 atau fixation sulfur pada saat penetapan di
800 derajat celsius sampai dianggap pembakaran laboratorium. Dalam basis dry mineral
telah sempurna. Dalam prosedure standard matter free basis (dmmf) untuk penentuan
temperature dan waktu pembakaran ditentukan rank batubara di ASTM, Ash yang
yang nilainya tergantung kepada standard digunakan adalah hasil kalkulasi dimana ash
masing-masing. Penentuan secara prosedur di dinyatakan sebagai ash bebas sulfat.
atas untuk batubara tertentu yang mengandung
banyak pyrite dan carbonat, menjadi tidak begitu Dalam utilisasinya batubara yang digunakan
teliti karena selama pembakaran terjadi beberapa sebagai fuel murni ash tinggi tidak
reaksi akan terjadi. Reaksi reaksi yang mungkin diharapkan karena selain ash merupakan
terjadi selama pembakaran adalah; material yang incombustible, juga akan
menambah beban dalam pengolahan
• Decomposisi Pyrite : limbahnya. Namun untuk keperluan tertentu
4 FeS2 + 15 O2 2 Fe2 O3 + 8 SO3 ash tinggi justru dibutuhkan asalkan calori
yang dibutuhkan juga terpenuhi. Dari tipe
• Dekomposisi Carbonat : batubara yang sama semakin tinggi nilai ash,
CaCO3 + CaO + CO2 maka semakin kecil nilai kalorinya dalam
basis adb, dan ash received karena antara
• Fixation of sulfur
ash dan CV memiliki korelasi yang jelas.
CaO + SO3 CaSO4
Inherent ash yang tinggi akan sulit sekali
Na2O + SO3 Na2SO4
dipisahkan dari batubara akan tetapi
Dari reaksi-reaksi yang terjadi seperti extraneous ash masih bisa dikurangi dengan
disebutkan di atas, berikut adalah beberapa memperkecil dilusi yang terjadi pada saat
contoh dalam aplikasi di lapangan. penambangan atau dengan suatu proses
pencucian.
3. Volatile Matter bahwa Fixed carbon merupakan kadar karbon
yang pada temperature penetapan volatile
Volatile Matter adalah zat terbang yang matter tidak menguap. Sedangkan carbon yang
terkandung dalam batubara. Zat yang terkandung menguap pada temperature tersebut termasuk
dalam volatile matter ini biasanya gas kedalam volatile matter. Sedangkan total
hidrokarbon terutama gas methane. Volaitile carbon yang ditentukan pada Ultimate analysis
matter ini berasal dari pemecahan struktur merupakan semua carbon dalam batubara
molekul batubara pada rantai alifatik pada kecuali carbon yang berasal dari karbonat. Jadi
temperature tertentu. Di laboratorium sendiri baik hidrokarbon yang termasuk kedalam
penentuannya dengan cara memanaskan Volatile matter atau Fixed carbon termasuk di
sejumlah batubara pada temperature 900 derajat dalamnya. Penggunaan nilai parameter ini
Celsius dengan tanpa udara. Volatile matter sama dengan volatile matter yaitu sebagai
keluar seperti jelaga karena tidak ada oksigen parameter penentu dalam klasifikasi batubara
yang membakarnya. Volatile matter merupakan dalam ASTM standard. Serta untuk keperluan
salah satu indikasi dari rank batubara. Dalam tertentu fixed carbon bersama volatile matter
klasifikasi batubara ASTM, Volatile matter dibuat sebagai suatu ratio yang dinamakan fuel
digunakan sebagai parameter penentu rank untuk ratio (FC/VM).
batubara high rank coal. Volatile matter juga
memiliki korelasi yang jelas dengan salah satu 5. Sulfur
maceral yaitu Vitrinite. Apabila volatile matter
dalam basis DMMF di plot dengan reflectance Sulfur di dalam batubara sama seperti
dari vitrinite, maka akan diperoleh suatu garis halnya material yang lain terdiri dari dua jenis
yang relative lurus yang korelatif dengan rank yaitu sulfur organik dan sulfur anorganik.
batubara. Selain itu pada saat penentuan di Sulfur organik biasanya ada dalam batubara
laboratorium, juga dapat digunakan sebagai seiring dengan pembentukan batubara dan
prediksi awal apakah batubara tersebut memiliki berasal dari tumbuhan pembentuk batubara
sifat agglomerasi atau tidak. tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan juga
berasal dari luar tumbuhan yang dikarenakan
Sifat dalam coal combustion, volatile suatu reaksi kimia yang terjadi pada saat
matter memegang peranan penting karena ikut peatifikasi dan coalifikasi pada saat perubahan
menentukan sifat-sifat pembakaran seperti diagenetik dan perubahan kimia. Sedangkan
efisiensi pembakaran karbon atau carbon loss on anorganik sulfur berasal dari lingkungan di
ignition. Volatile matter yang tinggi mana batubara tersebut terbentuk atau bisa juga
menyebabkan batubara mudah sekali terbakar dari mineral yang berada disekeliling batubara
pada saat injection ke dalam suatu boiler. Low atau bahkan yang berada dalam seam batubara
rank coal biasanya mengandung Voloatile yang membentuk parting, spliting, band dan
matter yang tinggi sehingga memiliki efisiensi lain-lain. Sulfur anorganik ini biasanya dibagi
yang sangat tinggi pada saat pembakaran di lagi menjadi dua jenis yaitu Pyritic sulfur dan
power station. sulfat sulfur. Dalam analysis di laboratorium
sulfur-sulfur ini ditentukan dengan parameter
Volatile matter juga digunakan sebagai yang disebut form of sulfur. Dimana
parameter dalam memprediksi keamanan laporannya terdiri dari pyritic sulfur, sulfate
batubara pada Silo Bin, Miller atau pada sulfur dan organik sulfur, yang ditentukan di
tambang-tambang bawah tanah. Tingginya nilai laboratorium dengan test adalah hanya piritic
volatile matter semakin besar pula resiko dalam sulfur dan sulfate sulfur sedangkan organik
penyimpananya terutama dari bahaya ledakan. sulfur merupakan hasil kalkulasi selisih antara
Total sulfur dan jumlah dari piritic dan sulfate
4. Fixed Carbon sulfur. Form of sulfur biasa digunakan untuk
memprediksi secara awal apakah sulfur dari
Fixed carbon adalah adalah parameter batubara tersebut dapat dikurangi dengan cara
yang tidak ditentukan secara analisis melainkan separasi media atau washibility density.
merupakan selisih 100 % dengan jumlah kadar Organik sulfur secara teoritis tidak dapat
moisture, ash, dan volatile matter. Fixed carbon dipisahkan dari batubara dengan metoda
ini tidak sama dengan total carbon pada separasi yang menggunakan dens medium plan
Ultimate. Perbedaan yang cukup jelas adalah atau washing karena sulfur tersebut terikat
secara organik dalam molekul batubara. mencapai hal tersebut pengguna batubara
Sedangkan anorganik sulfur secara teoritis dapat biasanya membeli batubara dari shipper
dihilangkan atau dikurangi dengan cara separasi tertentu yang memiliki nilai kalori sesuai
media karena termasuk ke dalam mineral matter dengan yang dibutuhkan dan konsisten. Dalam
yang memiliki density lebih tinggi dibanding hal ini pengguna batubara tersebut
batubara. Selain itu pyrtic sulfur juga digunakan menggunakan single type coal. Akan tetapi ada
sebagai bahan acuan dalam memprediksi pula pengguna batubara yang membeli
kecenderungan batubara tersebut untuk terbakar batubara dengan nilai kalori yang bervariasi
secara spontan pada waktu penyimpanannya di dari yang rendah, sedang ,sampai tinggi.
stockpile. Karena pyritic sulfur dapat Namun coal feed yang dimasukan kedalam
mengkatalisasi terjadinya self heating pada boiler nilai kalorinya harus tetap sesuai dengan
batubara yaitu dengan reaksi oksidasi yang design boiler tersebut. Dalam hal ini batubara
menghasilkan panas. Selain itu dari reaksi yang bervariasi tersebut diblending. Yang
tersebut dapat menyebabkan disintegrasi partikel kedua ini biasanya disebabkan oleh alasan
batubara sehingga menambah luas permukaan ekonomi dan di mana dengan cara ini harga
batubara yang juga dapat menambah batubara dapat diatur. Dan juga supaya
kecenderungan batubara tersebut untuk terjamin bahwa supply batubara yang
teroksidasi yang pada akhirnya akan diperlukan dapat terus secara konsisten
menyebabkan terjadinya pembakaran spontan. sehingga tidak terjadi kekurangan bahan bakar.
Hidrogen disulfida atau FeS2 di dalam batubara Menggunakan single supplier biasanya riskan
terdiri dari dua type yaitu cubic yellow pyrite dan konsistensinya karena apabila perusahaan
rombik marcasite, dan marcasite inilah yang tersebut mengalami masalah dan stop
disinyalir lebih reaktif terhadap oksigen produksinya maka akan berdampak sangat
dibanding pyrite. besar terhadap kelangsungan industri tersebut
terutama dalam supply energy.
Dalam utilisasi di industri sulfur yang
tinggi sangat tidak diharapkan karena dapat Calorific Value batubara biasanya
menimbulkan emisi SO2 yang konsentrasinya dinyatakan dalam Kcal/kg, atau cal/g. Namun
tidak boleh tinggi karena dapat menyebabkan ada juga yang menggunakan MJ/kg, dan
hujan asam. Batasan konsentrasi SO2 yang Btu/lb. Sedangkan basis yang digunakan dalam
diijinkan tergantung dari negara di mana industri transaksi jual beli batubara tersebut bervariasi
tersebut berada, karena peraturan masing-masing ada yang menggunakan adb, ar dan ada pula
negara berbeda. Selain itu SO2 juga termasuk yang menggunakan NAR (Net as Received).
corrosive constituent bersama chlorine yang Basis ketiga ini dianggap yang lebih mendekati
dapat merusak metal atau peralatan yang terbuat dengan energy yang akan dihasilkan pada saat
dari logam di dalam boiler tersebut. batubara tersebut dibakar.

C. KESIMPULAN

6. Calorific Value Batubara adalah batuan sedimen yang


berasal dari organik kayu-kayuan/tumbuhan
Calorific Value atau disebut juga Specific ditambah proses pematangan thermal,
Energy, higher heating value merupakan biokimia, fisika dan waktu, dalam suasana an-
parameter yang sangat penting, karena pada oxid (tanpa O2) dan pemanasan tanpa/sedikit
dasarnya yang dibeli dari batubara adalah oksigen (pyrolysis). Batubara terbentuk dengan
energy. Nilai CV yang dibutuhkan oleh cara yang sangat kompleks dan memerlukan
pengguna batubara bervariasi tergantung dari waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta
design peralatan yang dibuat. Ada yang tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia ataupun
memerlukan Calorific value tinggi, ada yang keadaan geologi.
menengah, bahkan ada pula yang kalori rendah.
Pada prinsipnya batubara yang dibakar pada Jenis analisa atau parameter untuk
suatu industri atau boiler harus memiliki nilai menentukan kualitas suatu batubara banyak
kalori yang sesuai dengan capasitas energy yang sekali baik analisa fisik atau disebut physical
ditargetkan dapat tersupply yang telah property, chemical property, pilut scale test,
disesuaikan dengan design boiler tersebut. Untuk dan lain-lain. Contoh yang masuk kedalam
physical property misalnya ; HGI, Sieve
analysis, Drop shatter, bulk density dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk kedalam chemical
property adalah misalnya Proximate, Ultimate,
Ash analysis, dan lain-lain. Dan beberapa contoh
pilot scale test misalnya ; Test Sponcomb, Test
burn, Wet tumble test, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://bahangaliantambang.blogspot.com/2011/1
2/jenis-jenis-batubara.html Jenis-jenis Batubara

http://pangea05uh.blogspot.com/ Batubara

http://www.infogue.com/article/2011/10/18/gen
esa_batubara. Genesa Batubara

http://methdimy.blogspot.com/2008/06/genesa-
batubara.html Genesa Batubara

Anda mungkin juga menyukai