ABSTRACT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Benda asing di esofagus 80% terjadi pada anak-anak. Hal ini disebabkan
karena anak-anak dibawah 5 tahun cenderung mengeksplorasi lingkungan
sekitarnya dengan menggunakan mulut, gigi geraham yang belum lengkap untuk
mengunyah makanan, kemampuan kognitif yang kurang untuk membedakan
obyek yang dapat dimakan atau tidak dan perhatian yang mudah teralihkan selama
makan. Keadaan ini berpotensi mengancam nyawa. Oleh Karena itu, semua ahli
THT diharapkan mampu mendiagnosis dan menatalaksana keadaan ini.1,2,3,4
Sekitar 80-90% benda asing yang tertelan dapat melewati saluran cerna
dengan spontan, 10-20% memerlukan tindakan endoskopi dan 1% memerlukan
tindakan pembedahan.2 Tempat tersering tersangkutnya benda asing adalah di
bawah krikofaring setinggi vertebra servikalis VI, di esofagus tengah akibat
kompresi arkus aorta/bronkus utama kiri setinggi vertebra torakal IV-VI, dan
esofagus distal yaitu di sfingter esofagus bawah ( setinggi VT IX-X).1,3,5,6,7,8
2
Ekstraksi benda asing dilakukan melalui esofagoskop rigid dan memakai
forsep yang disesuaikan dengan jenis, ukuran dan bentuk benda asing. Prosedur
ini dilakukan dengan anestesi umum. Esofagoskopi bertujuan untuk mengambil
benda asing dan mengevaluasi kondisi esofagus. Sebagian benda asing esofagus
tidak harus dilakukan esofagoskopi segera, esofagoskopi dapat dilakukan 24 jam
hingga 48 jam setelah tertelan benda asing, namun esofagoskopi segera harus
dilakukan bila benda asing yang tertelan adalah baterai kancing atau benda tajam
yang dicurigai dapat menyebabkan perforasi esofagus.7,9,10,11,12
Presentasi kasus ini menitik beratkan pada anamnesis yang detail pada
jenis benda asing di esofagus, sehingga kita dapat memprediksi komplikasi yang
mungkin ditemukan saat dilakukan esofagoskopi. Pada gilirannya juga dapat
menentukan tatalaksana yang tepat.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Pasien hanya dapat makan makanan lunak seperti roti dan biskuit yang
dicelupkan ke dalam minuman dan minum secara pelan – pelan. Muntah dialami
bila makan makanan biasa (keras). Pasien juga mengeluh terdapat rasa tidak
nyaman di dada. Tersedak saat makan dan minum disangkal, batuk disangkal,
demam disangkal, sesak nafas disangkal, buang air besar normal dan lancar,
tenggorokan tidak ada keluhan. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut sejak
tertelan logam tersebut.
4
auskultasi pulmo didapatkan suara nafas vesikuler dikedua apeks paru, suara
ronkhi tidak ditemukan pada kedua lapang paru. Regio abdomen tampak datar,
pada palpasi teraba lemas dan terdapat nyeri tekan pada epigastrium kiri, perkusi
didapatkan suara timpani, dan pada auskultasi bising usus normal. Ekstremitas
superior dan inferior dalam batas normal.
5
Gambar 2. Rontgen Thoraks Posisi Lateral
6
20cm, tampak mukosa hiperemis dan jaringan granulasi ditutupi oleh darah,
dilakukan suction dan evaluasi, benda asing belum terlihat. Dilakukan identifikasi
menggunakan C-Arm, tampak perselubungan opak homogen berbentuk bulat
pipih berlubang bagian tengah di esofagus setinggi VTh 8-9, dengan guiding C-
Arm dilakukan ekstraksi benda asing dengan forsep secara perlahan. Didapati
benda asing berupa logam berbentuk bulat pipih dengan lubang ditengahnya,
lubangnya telah ditutupi jaringan granulasi. Dilakukan evaluasi kembali untuk
menilai laserasi dan perdarahan, dijumpai laserasi di esofagus setentang VTh 8-9,
esofagoskop dikeluarkan secara perlahan, dipasang NGT FR 12, dan tindakan
selesai.
7
Gambar 4. Benda Asing (Ring Baut) Yang Telah Ditutupi Jaringan Granulasi
8
Pada hari kedua post ekstraksi benda asing, keadaan umum pasien baik,
nyeri diperut tidak dikeluhkan lagi, demam tidak ada (T : 36,7°C), makan dan
minum dari mulut tidak ada keluhan, pasien sudah BAB dengan normal dan
lancar. NGT dilepaskan dan pasien pulang berobat jalan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Benda asing di dalam suatu organ adalah benda yang berasal dari luar
tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing
esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut
dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.4,9
10
perempuan pada kasus benda asing di esofagus disebabkan anak laki-laki
umumnya mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar dibandingkan anak
perempuan. Pada penderita perempuan tingkat kewaspadaan dan rasa telaten lebih
tinggi dibandingkan laki-laki sehingga distribusi frekuensi kasus benda asing ini
ditemukan lebih besar pada laki-laki.15 Hussain G, et al (2010) meneliti 212
pasien dengan benda asing di esofagus mendapatkan 128 pasien (60,26%)
berumur < 10 tahun, 45 pasien (21,22%) > 50 tahun dan 39 pasien (18,39%) usia
dewasa muda.16
Pasien datang dengan keluhan utama sulit menelan sejak benda asing
tertelan yaitu 7 hari sebelum masuk rumah sakit, kesulitan menelan dirasakan
sangat berat hingga pasien hanya dapat minum dan makan makan yang lunak.
Hipersalivasi, rasa tidak nyaman di dada dan nyeri diperut juga dikeluhkan. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa gejala klinis benda asing esofagus tergantung pada
jenis benda asing, ukuran, letak, dan lamanya benda asing tertelan.17
Ritclift melaporkan insidensi gejala akibat benda asing di esofagus adalah .17
11
Penelitan Zuleika P dan Ghanie A (2016) mendapatkan keluhan utama
yang paling banyak dijumpai adalah rasa mengganjal dilokasi benda asing tertelan
86,04%, disfagia 48,8% dan odinofagia 41,8%.9 Anita S, dkk (2012) mendapatkan
gejala klinis yang paling banyak ditemukan adalah disfagia sebanyak 43,4% dari
total gejala, odinofagia 28,2% dan muntah 10,5%.15 Erbil B, et al (2013)
melaporkan 53% pasien dengan benda asing esofagus mengeluh sulit menelan,
33% dengan nyeri di tenggorokan, 6% mengalami sulit bernafas, 5% nyeri
abdominal, 4% muntah, 4% keluar darah dari mulut, 2% merasakan sensasi benda
asing di esofagus, 2% batuk, dan 1% nyeri dada.18
Laserasi dan granulasi pada pasien ini tampak jelas saat dilakukan
esofagoskopi eksplorasi setelah benda asing diambil. Anita S, dkk (2012)
melaporkan komplikasi pada pasien dengan benda asing di esofagus sebesar 5,4%,
yaitu laserasi 0,9%, granulasi 2,7% dan perforasi 1,8%.15 Penelitian di korea oleh
Sung S.H, et al (2011) didapatkan 158 (50%) dari 316 pasien mengalami
komplikasi. Komplikasi berupa ulserasi esofagus 68 kasus (21,2%), laserasi 47
kasus (14,9%), erosi 38 kasus (12,0%) dan perforasi 6 kasus (1,9%). Tujuh belas
pasien (5,4%) dengan perforasi dan laserasi membutuhkan perawatan di rumah
sakit.19
12
berlubang bagian tengah dengan diameter ±2 cm setinggi vertebra thoraks 8-9.
Sesuai dengan teori bahwa Foto polos servikal dan torakal anteroposterior (AP)
dan lateral harus dibuat pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing,
pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mengevaluasi lokasi, ukuran serta
kemungkinan adanya benda asing lebih dari satu.1,2,3,5,9,14
13
Hussain et al mencatat benda asing di esofagus dapat keluar secara spontan
pada 4,08% pasien, dan ditatalaksana dengan menggunakan esofagoskopi rigid
dengan anastesi umum pada 87,8% pasien, dengan angka keberhasilan 95,28%. 16
Sumertini Siluh KW dan Sucipta IW (2017) mencatat 90,48% dilakukan tindakan
esofagoskopi pada penderita benda asing di esofagus, sebanyak 2,38% harus
menjalani esofagotomi, karena gagal dilakukan ekstraksi dengan esofagoskopi
kaku.4 Fitri F dan Fitria H mendapatkan 97% kasus benda asing esofagus berhasil
ditatalaksana dengan esofagoskop.17 Altokhais T.I et al melaporkan tindakan
esofagoskopi kaku dilakukan pada ekstraksi benda asing esofagus dengan sukses
sebesar 86%.20
Dapat disimpulkan bahwa pada kasus benda asing esofagus radioopak, bila
benda asing tidak terlihat saat dilakukan esofagoskopi eksplorasi maka dapat
dipertimbangkan penggunaan C-Arm sebagai panduan operator melakukan
esofagoskopi ekstraksi. C-Arm membantu mendeteksi posisi pasti letak benda
asing saat dilakukan ekstraksi menggunakan esofagoskopi rigid.23
14
Jackson C memaparkan bahwa overriding atau tidak terlihatnya benda
asing saat esofagoskopi dapat disebabkan oleh kolaps dinding esofagus sehingga
menutupi objek, diameter esofagskop yang terlalu kecil dan tidak sesuai anatomi
dan benda asing yang tersembunyi di ujung lipatan krikofaring.13
Pengalaman operator
BAB IV
KESIMPULAN
15
Telah dilaporkan satu kasus benda asing di esofagus setinggi vertebra
thorakal 8-9 pada anak laki-laki usia 3 tahun 8 bulan. Dilakukan eksplorasi dan
ekstraksi menggunakan esofagoskopi rigid dengan bantuan C-arm. Operasi
berjalan sukses dan pasien diperbolehkan pulang POD II tanpa keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Yunker WK, Friedman EM. Ingestion Injuries and Foreign Bodies in the
Aerodigestive Tract. Bailey's Head and Neck Surgery Otolaryngology. Fifth
edition. Philadelpia : Lippincott Williams and Wilkins, 2014, pp. 1399-1407.
3. Dhingra PL, Dhingra S. Disease of Ear, Nose, and Throat and Head and Neck
Surgery. 7th ed. India : Elsevier, 2018, pp. 410-13.
4. Sumertini Siluh KW, Sucipta IW. Karakteristik Penderita dengan Benda Asing
dalam Esofagus di RSUP SANGLAH Denpasar Periode Januari 2012-
Desember 2013. Bagian/SMF THT-KL Fakultas Kedokteran, universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Denpasar, Bali : MEDICINA,
2017. hal. 27-31. P-ISN.2540-8313,E-ISSN.2540-8321.
17
Hoesin Palembang Periode Januari 2013-Desember 2015. Kumpulan Naskah
Ilmiah, KONAS PERHATI-KL XVII. Solo : PERHATI-KL, Agustus 2016.
10. Samadi DS. Foreign Bodies of the Upper Aerodigestive Tract and Caustic
Ingestion. In: Pediatric Otolaryngology: The Requisites in Pediatrics. 1st.
Philadelphia : Elsevier, 2007. pp. 163-72.
12. Lalwani AK. Foreign Bodies. In: Current Diagnosis & Treatment
Otolaryngology Head and Neck Surgery. 3rd ed. New York : Mc Graw Hill,
2012. pp. 543-545,547,980.
14. Kornia Gda BR, Sutanegara Sari WD, Sucipta IW. Prevalensi Benda Asing
pada Esofagus dan Bronkus di Bagian/SMF THT-KL FK UNUD/RSUP
SANGLAH Denpasar Tahun 2010-2012. Denpasar : ISM, Vol 5 NO.1,
Januari-April 2013. hal. 1-6. ISSN: 2089-9084.
17. Fitri F, Fitria H. Removal of Foreign Body (Denture) in Esophagus with Rigid
Esophagoscope. Padang : Jurnal Kesehatan Andalas, 2012. pp. 92-7.
18
18. Erbil B, et al. Emergency Admissions Due to swallowed Foreign Bodies in
Aduts. Baishideng : World Jounal of Gastroenterology, October 14, 2013. pp.
6447-6451. ISSN 1007-9327.
19. Sung SH, et al. Factor Predictive of Risk for Complication in Patiens with
Oesophageal Foreign Bodies. Department of Internal Medicine, Kyungpook
National University School of Medicine, Daegu, Republic of Korea. Italiana :
Elsevier Ltd, 2011. pp. 632-5.
23. Ray R, et al. Foreign Body in Ear, Nose and Throat : Experience in a Tertiary
Hospital. Indian J Otolaryngol Head and Neck Surg, Springer, 2014, pp 13-16.
19