Oleh :
Siti Rahma
Pembimbing :
1
The Latest modalities treatment for endometriosis
PENDAHULUAN
2
The Latest modalities treatment for endometriosis
Pada makalah ini, kami fokus terhadap perkembangan terbaru dalam hal
pilihan terapi endometriosis, berdasarkan review literature.
PROGESTOGEN - DIENOGEST
Salah satu terapi yang saat ini telah digunakan dalam terapi endometriosis
adalah dienogest, derivate 19-nortestosterone, suatu progestin yang selektifitasnya
tinggi terhadap reseptor progesterone. Selain itu, memiliki efek antiovulasi, yang
secara tidak langsung menghambat progresifitas endometriosis. Dienogest
menghambat proliferasi sel stroma endometriotic dan produksi sitokin inflamasi sel
tersebut.(8, 9)
3
The Latest modalities treatment for endometriosis
Penelitian Fischer, Reiche, dan Moeller pada binatang coba yang diinduksi
jaringan endometriosis memperlihatkan bahwa dengan pemberian dienogest 0,3
mg/kg/hari vs danazol 100 mg/kg/hari, mengurangi area lesi endometriosis, efek
yang ekuivalen juga diberikan oleh danazol. Dienogest terbukti memiliki efek
hambatan terhadap perkembangan jaringan endometriosis pada model.(11)
Dienogest juga telah diteliti pada suatu model binatang coba untuk melihat
perannya dalam menghambat proses angiogenesis pada endometriosis. Penelitian
ini dilakukan oleh Hiroko Kiyatama dkk di Japan dengan mengisolasi jaringan
4
The Latest modalities treatment for endometriosis
endometrial pada binatang coba (tikus). Dienogest diberikan pada hari 0, 2, 4, 7, 10,
dan 14 setelah transplantasi jaringan endometriosis pada kulit model. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa pada model yang diberi dienogest, secara
signifikan terjadi supresi angiogenesis pada jaringan endometrium, dengan
konfirmasi perubahan struktur pada mikrovaskular.(13)
5
The Latest modalities treatment for endometriosis
LNG IUD sebelum terapi dan setelah terapi, dengan hasil perbaikan skor VAS
pasien endometriosis yang difollow up 1, 3, dan 6 bulan dan setiap 6 bulan dalam 3
tahun.(18)
AROMATASE INHIBITOR
6
The Latest modalities treatment for endometriosis
7
The Latest modalities treatment for endometriosis
8
The Latest modalities treatment for endometriosis
9
The Latest modalities treatment for endometriosis
10
The Latest modalities treatment for endometriosis
Penggunaan TNF α blocker telah dilakukan pada model binatang untuk terapi
endometriosis. D’Antonio dkk melaporkan r-hTBP1, bentuk terlarut TNF tipe I,
terbukti mereduksi ukuran lesi endometriotic sebesar 33 % pada hari kedua
setelah pemberian dan 64 % pada hari kesembilan setelah pemberian r-
hTBP1. Penelitian yang sama juga dilaporkan oleh D’Hooghe dkk, dimana
penelitian tersebut dilakukan pada baboon, pemberian r-hTBP1 menghambat
perkembangan lesi endometriotic dan mencegah adhesi jaringan
endometriosis. Siklus menstruasi babon tidak terpengaruh pada pemberian r-
hTBP1. Ini merupakan keuntungan r-hTBP1 dibandingkan dengan terapi
medical lainnya. Efek samping penggunaan r-hTBP1 dan anti TNF lainnya
adalah sepsis. Penelitian pada manusia menunjukkan r-hTBP1 ditoleransi
dengan baik dan efektif memblok TNF α pada fase I, tetapi pada uji klinik fase
3, terdapat 2 pasien yang terdiagnosis sepsis, sehingga penelitian dihentikan.
(34)
b. Etanercept
Etanercept merupakan salah satu kandidat generasi terbaru untuk terapi
endometriosis. Etanercept menghambat aktifitas TNF α dengan kompetitif dan
mencegah interaksi reseptor sel permukaan. Obat ini dikategorikan B, dimana
tidak ada bukti risiko pada fetus pada manusia.
11
The Latest modalities treatment for endometriosis
c. Infliximab
Suatu studi acak placebo controlled dengan menggunakan infliximab pada 21
wanita dengan nyeri pelvik berat dan endometriosis rektovaginal dilaporkan
oleh Koninckx et al. Setelah observasi selama 1 bulan, digunakan infliximab
(5 mg/kg) atau plasebo dan pembedahan dilakukan setelah 3 bulan. Derajat
nyeri dinilai dengan VAS, menunjukkan penurunan 30% selama terapi pada
kedua kelompok dan tidak ada efek infliximab yang diamati. Setelah
pembedahan, skor nyeri menurun pada kedua kelompok tanpa adanya
perbedaan. Oleh karenanya, data klinis awal tersebut menyarankan bahwa
inhibitor TNF α tidak mempengaruhi nyeri yang berhubungan dengan
endometriosis.(34, 36) 39
d. Pentoxifylline
Pentoxifylline, merupakan suatu turunan methylxanthine yang bekerja
menghambat phosphodiesterase dan menurunkan produksi sitokin inflamasi,
telah diuji dalam terapi endometriosis.
Pentoxifylline mereduksi pertumbuhan jaringan endometriotic pada model
binatang. Pada wanita tidak ada bukti yang menunjukkan efektifitas
Pentoxifylline sehubungan dengan fertilitas. Akan tetapi salah satu
randomized controlled trial, melaporkan 31 % angka kehamilan pada wanita
dengan endometriosis yang diterapi dengan Pentoxifylline 800 mg/hari
dibandingkan dengan control (12 %), walaupun secara statistic tidak
bermakna.(34)
12
The Latest modalities treatment for endometriosis
13
The Latest modalities treatment for endometriosis
TERAPI ANTI-ANGIOGENIK
Salah satu hal yang penting dalam proses invasi jaringan lain oleh sel-sel
endometrium adalah vaskularisasi jaringan endometriotik. Peritoneal environment
adalah sangat angiogenik dan angiogenik faktor meningkat dalam jumlah dan
aktivitas pada carian peritoneal wanita dengan endometriosis. Angiogenesis berada
dalam kontrol sejumlah inducer (temasuk fibroblast growth factor, hepatocyte growth
factor, transforming growth factor α dan ß) dan inhibitor (seperti angiostatin,
endostatin dan thrombospondin).(42) 44
Glikoprotein dari famili vascular endothelial growth factor (VEGF), yang
terutama tampak semakin meningkat secara signifikan dalam proses yang
melibatkan angiogenesis psikologik atau patologik. Ekspresi VEGF oleh implant
endometriotik menyediakan mekanisme untuk neovaskularisasi yang biasanya
diamati di sekitar lesi tersebut. VEGF immunostaining telah diamati pada epitel
implant endometriotik, khususnya implant hemoragik. Peningkatan kadar VEGF-A
juga tampak pada cairan peritoneal wanita dengan endometriosis; kadar yang paling
tinggi terjadi selama fase proliferasi dari siklus, yaitu waktu dimana peritoneum
terpapar oleh endometrium retrograd. 45 Terdapat korelasi positif antara derajat
endometriosis dan kadar VEGF-A dalam cairan peritoneal. Asal seluler dari VEGF
dalam cairan peritoneal belum diketahui secara pasti dan meskipun bukti
menyarankan bahwa VEGF diproduksi oleh lesi endometriotik, makrofag peritoneal
yang teraktivasi juga memiliki kemampuan untuk sintesis dan sekresi VEGF. Terapi
anti-angiogenik seperti inhibitor VEGF dan agen angiostatik (AGM1470 [TNP470],
endostatin, sirolimus) telah menunjukkan pengurangan dalam pembentukan dan
progresi dari lesi endometriotik berbagai laboratorium dan model hewan yang
berbeda.(43, 44)
Di bawah ini beberapa pilihan terapi anti angiogenesis :(34)
a. Endostatin
Endostatin merupakan angiogenesis inhibitor yang menghambat aktivitas
proangiogenesis seperti VEGF dan basic fibroblast growth factor (bFGF/FGF-
2). Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa endostatin menginduksi
apoptosis pada sel endothelial dan menghambat proliferasi sel endothelial.
Endostatin telah dibuktikan menekan jaringan endometrium pada ayam yang
14
The Latest modalities treatment for endometriosis
c. Anginex
Anginex menghambat proliferasi, adhesi, dan migrasi serta apoptosis sel
endothelial. Anginex terlihat menghambat perkembangan jaringan
endometriosis dan mengurangi lesi endometriosis pada model tikus. Sampai
saat ini belum ada data penelitian uji klinis terhadap manusia.
d. TNP-470 dan Rapamycin : Angiogenic Inhibitor
Satchi Fainaro dkk telah mendemonstrasikan bahwa TNP-470 menghambat
VEGF. Penelitian terbaru, TNP-470 mengurangi lesi > 50 % pada model tikus
dan 95 % pada model ayam.
Rapamycin terbukti mengurangi jumlah dan ukuran lesi endometriotic pada
model hamster. Efek ini sehubungan dengan inhibisi angiogenesis seperti
reduksi densitas pembuluh adarah mikro dan pembentukan new vascular.
e. VEGF Inhibitor
VEGF Inhibitor mempunyai efek anti tumor dan menginduksi apoptosis sel
epitellial. Pada model tikus endometriosis, terapi VEGF inhibitor menghambat
pertumbuhan jaringan endometriotic. Efek samping yang ditimbulkan berupa
sakit kepala, phlebitis, muntaah, anoreksia, diare dan asthenia.
15
The Latest modalities treatment for endometriosis
16
The Latest modalities treatment for endometriosis
Sejauh ini, hanya SPRMs tipe II yang telah digunakan dalam terapi
endometriosis dan agen ini dapat bekerja secara berbeda, tergantung dosis, ada
tidaknya progesteron dan tempat bekerjanya. SPRMs memiliki kemampuan untuk
supresi pertumbuhan endometrium yang estrogen-dependent dan induksi amenorea
reversibel tanpa efek sistemik terhadap kehilangan estrogen.(49, 50)
Beberapa alasan yang dikemukakan untuk efek anti-proliferatif yaitu: agen ini
dapat bersifat sekunder terhadap inhibisi transkripsi gen reseptor estrogen oleh
isoform PRA, atau menyebabkan atropi arteri spiralis melalui blokade progesterone-
dependent growth factors, inhibisi angiogenesis, blokade siklus sel atau modulasi
apoptosis via growth factors. 48 Selain itu, SPRMs memiliki kemampuan untuk
supresi produksi prostaglandin endometrial, yang alasan tambahan untuk digunakan
sebagai terapi nyeri yang berhubungan dengan endometriosis.(50)
17
The Latest modalities treatment for endometriosis
KESIMPULAN
18
The Latest modalities treatment for endometriosis
REFERENSI
19
The Latest modalities treatment for endometriosis
20
The Latest modalities treatment for endometriosis
43. Donnez J SP, Gillerot S, et al. Vascular endothelial growth factor (VEGF) in endometriosis.
Hum Reprod. 1998;3:1686-90.
44. Becker CM SD, Rupnick MA, et al. Endostatin inhibits the growth of endometriotic lesions
but does not affect fertility. Fertil Steril 2005 Oct;84:1144-55.
45. Tinelli A MR, Vergara D, Leo G, Malvasi A and Tinelli R. Endometriosis Management :
Workflow on Genomics and Proteomics and Future Biomolecular Pharmacotherapy. Current
Medicinal Chemistry. 2008;15:2099-107.
46. Xu Zhangye ZF, Lin F, Chen J, and Huang Y. Lipoxin A4 Inhibits the Development of
Endometriosis in Mice: The Role of Anti-Inflammation and Anti-Angiogenesis. American Journal of
Reproductive Immunology. 2012;67:491-97.
47. Laschke MW OV, Scheuer C, and Menger MD In Vitro and In Vivo Evaluation of The Anti-
Angiogenic Action of 4-Hydroxybenzyl Alcohol. British Journal of Pharmacology. 2011;163:835-44.
48. Saito T YM, Yamauchi Y, et al. Effects of the novel orally active antiestrogen TZE-5323 on
experimental endometriosis. . Arzneimittelforschung Drug Res. 2003;53:507-14.
49. Chabbert-Buffet N MG, Bouchard P, et al. Selective progesterone receptor modulators and
progesterone antagonists: mechanisms of action and clinical applications. Hum Reprod Update
2005;11:293-307.
50. ChwaliszK P, DeMannoD, et al. Selective progesterone receptor modulator (SPRM)
development and use in the treatment of leiomyomata and endometriosis. Endo Reviews.
2005;26:423-38.
21