Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI KEUANGAN RUMAH SAKIT

Shandy Suwanto Putra (7220160)


Dosen pembimbing : Dr.Erliany Syaodih, M.Pd.
Dibuat untuk memenuhi tugas UTS Mata kuliah Manajemen Keuangan

I. SISTEM AKUNTANSI
I.1.Definisi
Prianthara (2020) mendefinisikan sistem sebagai hubungan satu bagian dengan bagian
yang lain bersifat kerjasama melakukan suatu tindakan yang sudah ditentukan secara
permanen bersifat mengulang-ulang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan bersama.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem adalah perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Menurut Murdick,R.G sistem adalah seperangkat dari berbagai elemen yang mana
membentuk suatu kumpulan dari beberapa prosedur/berbagai bagian pengolahan dalam
mencari tujuan bersama dengan menggunakan cara mengoperasikan data dan juga barang
untuk memperoleh suatu informasi, energi dan juga barang.
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi merupakan sebuah proses
pengidentifikasian, pencatatan, pengukuran, dan laporan transaksi keuangan dari suatu
organisasi yang dijadikan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihak yang membutuhkan. Sedangkan Charles Thomas Horngren dan Walter T. Harrison
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang mengukur aktifitas bisnis,
memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan bisnis.
Marom (2002) menyatakan sistem akuntansi sebagai gabungan dari formulir-formulir,
catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola dalam suatu badan
usaha, dengan tujuan menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan
manejemen dalam mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Sedangkan Prianthara (2020) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai organisasi
formulir/catatan, prosedur-prosedur, media akuntansi/ catatan, serta peralatan yang
digunakan untuk mengolah atau meproses rekam data transaksi untuk menjadi sebuah
laporan keuangan standar yang mengikuti prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum guna
diperuntukkan untuk pengambil keputusan bisnis.
I.2. Unsur Sistem Akuntansi
Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya suatu sistem merupakan
sekelompok unsur-unsur yang satu sama yang lain saling berhubungan dan berfungsi secara
bersama-sama dalam mencapai tujuan tertentu dan pada sistem akuntasi terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut :
• Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
Formulir sering disebut juga dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini
peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik
kertas.
• Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Sumber informasi
pencatatan dalam jurnal ini adalah: Formulir, contoh jurnal adalah jurnal penerimaan
kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.
• Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data
keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku
besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
• Buku pembantu, jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan
rinciannya lebih lanjut dapat dibentuk buku pembantu, buku pembantu terdiri dari
rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu. Contoh rekening piutang dagang dalam buku besar dibuatkan rincian
untuk setiap langganan.
• Laporan. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa:
Laporan Posisi Keuangan (LPK) (Neraca), Laporan Rugi-Laba (LR), dan Laporan
Perubahan Modal (LPM).

I.3. Tujuan dan Manfaat Sistem Akuntansi


Sistem akuntansi mendukung pencapaian tujuan sistem akuntansi dengan
memberikan informasi, memperbaiki mutu dan lain-lain. Menurut Mulyadi (2001)
menyatakan tujuan dan manfaat sistem akuntansi adalah:
• Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan bagi usaha baru
• Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem yang sudah ada
baik mengenai mutu, maupun struktur informasinya.
• Untuk memperbaiki tingkat keadaan informasi dan untuk menyediakan catatan
lengkap untuk mempertanggung jawabkan dan perlindungan kekayaan
perusahaan.
• Untuk mengurangi biaya clerical dalam peyelenggaraan akuntansi.
Sistem akuntansi juga mempunyai manfaat lainnya yaitu membantu menyediakan
informasi, meningkatkan mutu informasi sehingga dalam proses pengambilan keputusan
dapat lebih cepat, tepat serta berdaya guna. Dan dapat membantu mengurangi
kemungkinan terjadinya kecurangan dan korupsi perusahaan.

II SISTEM AKUNTASI RUMAH SAKIT


II.1 Definisi
Sistem akuntansi rumah sakit adalah organisasi formulir/catatan, prosedur-prosedur,
media akuntansi/catatan, serta peralatan yang digunakan untuk mengolah atau meproses
rekam data transaksi fasilitas medis untuk menjadi sebuah laporan keuangan standar rumah
sakit yang mengikuti prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum guna pengambil keputusan.
(Prianthara, 2020)
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan
data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang menjadi
kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah
Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip
akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan
tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun dirasakan
menjadi beban petugas Rumah Sakit.
Dalam peraturannya, rumah sakit dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)]
Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi
yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standards board-FASB (Dewan
Standar Akuntansi Keuangan)
2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)
Dalam hal ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi
yang dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board-GASB (Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan)

II.2 Struktur Dana di Rumah Sakit


Struktur Dana di Rumah Sakit meliputi
1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)
Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi
penggunaanya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya Dana Umum
(General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted
Current Fund)dalam akuntansi universitas yang dibentuk untuk menjalankan operasi
organisasi sehari-hari.
2. Dana Terikat (Restricted Fund)
Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu
tujuan tertentu yang biasanya muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang
memberikan sumbangan. Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi
(1) Dana Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund), yaitu dana dengan
pembatasan yang bersifat sementara, dan (2) Dana Terikat Permanen (Permanently
Restricted Fund), yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat permanen.

II.3 Laporan Keuangan Rumah Sakit.


Dalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan keuangan utama yang
dihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:
1. Neraca (laporan posisi keuangan)
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban dan aktiva bersih, informasi mengenai hubungan diantara unsur-
unsur tersebut waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam keuangan lainnya, dapat membantu para
pengguna laporan keuangan rumah sakit untuk menilai:
a. Kemampuan rumah sakit untuk memberikan jasa secara berkelanjutan
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal
Neraca terdiri dari :
a. Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:
✓ Aktiva lancar – aktiva tetap
✓ Utang lancar – utang jangka panjang
b. Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:
✓ Aktiva bersih tidak terikat
✓ Aktiva bersih terikat temporer
✓ Aktiva bersih terikat permanen
Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi
maupun proses penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan
neraca perusahaan yang sering kita kenal disektor komersial namun demikian ada
beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan antara lain:
a. Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat
yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai
wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana
Umum.
e. Aktiva yang Disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang
penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori
dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang, Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang dimiliki
oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat sementara
waktu, dan terikat permanen.
2. Laporan Operasional
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan
Operasional (Statement of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan,
beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama
periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja
seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hal kegiatan operasi
rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba
ataupun rugi operasional selama periode berjalan maupun laba langsung yang
diperoleh selama operasional berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode
berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja
Tujuan utama laporan Laba Rugi adalah menyediakan mengenai:
o Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih;
o Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain
o Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
jasa..
Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian:
• Pendapatan Jasa Pasien
Pendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah bruto dengan menggunakan tarif
standar. Jumlah tersebut kemudian di kurangi dengan penyesuaian kontraktual
(contractual adjusments) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
• Penyesuaian Kontraktual
Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses
penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang
dari jumlah tarif standar penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang
menjadi tanggunan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk
jasa yang diberikan, namun rumah sakit menjalin kontrak dengan pembayar pihak
ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk
jasa tersebut.
• Pendapatan dari Kegiatan Lainnya
Pendapatan dari kegiatan lain mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber
bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya
mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
• Transfer Antardana
Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam dana Terikat ketika
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor atau donor sudah terpenihi. Dalam
hal ini aktiva tersebut harus ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer antar dana ini dilaporkan dalam Laporan
Operasi sebagai “Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai penambahan atas
Dana Tidak Terikat. Contoh Pendapatan:
1. Pendapatan operasional rawat jalan: karcis umum dan karcis spesialis.
2. Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite.
3. Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan keperawatan
4. Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium, fisioterapi,
farmasi, dan rehab medik.
• Beban Dana Umum
Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada
entitas komersial. Contoh beban :
✓ Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan, pemeliharaan,
asuransi, langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian.
✓ Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor, penyusutan,
pemelihataan, langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian
• Sumbangan
Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk jasa dan
berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang
berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika
terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi
jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah
yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar
pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya
dibatasi oleh pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat
Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku
lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum.
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih yang
Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan terikat Permanen.
4. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan dasar untuk para pengguna
laporan keuangan untuk menilai kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan kebutuhan rumah sakit untuk menggunakan arus kas tersebut. Format
dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial.
Laporan arus kas terdiri dari:
a. Aktivitas operasi
b. Aktivitas investasi
c. Aktivitas pendanaan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan, terdiri dari :
a. Gambaran umum RS
b. Iktisar kebijakan akuntansi
c. Penjelasan pos-pos laporan keuangan
d. Rasio-rasio keuangan
e. Pengungkapan hal-hal penting lainnya untuk pengambilan keputusan

II.4. Siklus Akuntansi di Rumah Sakit


Siklus akuntansi merupakan proses akitivitas-aktivitas akuntansi pada rumah sakit.
Secara general, aktivitas akuntansi terdiri atas pengumpulan bukti transaksi,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan. Siklus akuntansi di rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi berikut :
1. Jurnal Umum
Jurnal umum merupakan tempat melakukan pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi
keuangan pada BLUD dalam periode tertentu. Jurnal umum berfungsi untuk melakukan
pencatatan historis dan dilakukan secara kronologis.
2. Buku Besar
Buku besar merupakan tempat untuk pengikhtisaran dari setiap akun yang berasal dari
transaksi dan telah dicatatkan pada jurnal umum. Buku besar berfungsi untuk
mengetahui satuan moneter pada setiap akun. Posting adalah memindahkan catatan dari
buku jurnal ke dalam Buku Besar/Buku Besar Pembantu sesuai dengan jenis transaksi
dan nama akun masing-masing.
3. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah laporan akuntansi yang berisikan saldo tiap akun padabuku besar.
Neraca saldo berfungsi untuk mengetahui kesalahan perhitungan saldo masing-masing
akun. Dengan membandingkan jumlah antara sisi debit dan kredit neraca saldo sesuai
saldo masing-masing akun pada buku besar. Saldo akun akan dianggap benar ketika
tidak ada selisih antara sisi debit dan kredit pada neraca saldo.
4. Jurnal Penyesuaian
Jumal penyesuaian adalah jumal yang bermanfaat untuk menetapkan saldo akun pada
buku besar di periode akhir sesuai dengan kondisi sebenamya. Transaksi yang masuk
dalam penyesuaian adalah transaksi yang belum masuk pada jumal umum yang sudah
tutup buku dan transaksi penerimaan dan pengeluaran yang bersifat paket.
5. Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
Neraca saldo yang disesuaikan adalah laporan yang dibuat untuk melihat neraca saldo
setelah adanya penambahan atau pengurangan dari jumal penyesuaian.
6. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi ringkasan pencatatan uang dan transaksi
yang teijadi daiam bisnis, baik transaksi pembelian, penjualan, dan transaksi lainnya
yang memiliki nilai ekonomi dan moeneter. Laporan keuangan memiliki beberapa jenis,
diantaranya:
i) Laporan Operasional
ii) Laporan Realisasi Anggaran
iii) Laporan Pembahan SAL
iv) Laporan Arus Kas
v) Laporan Perubahan Ekuitas
vi) Laporan Neraca, dan
vii) Catatan Atas Laporan Keuangan
7. Jurnal Penutup
Jumal penutup adalah jumal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup
akun-akun nominal sementara agar akun tersebut akan menjadi 0 pada awal periode
akuntansi. Akun nominal akan ditutup menggunakan akun riil sebagai induknya.
8. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca saldo setelah penutupan adalah laporan neraca yang dibuat setelah adanya jumal
penutup. Hal ini berfungsi untuk memastikan total saldo yang ada dalam buku besar
setelah adanya jumal penutup sesuai antar akun. Akun yang terdapat dalam neraca saldo
setelah penutupan adalah akun riil.
9. Jurnal Pembalik
Jumal pembalik adalah jumal untuk membalik jumal penyesuaian yang menimbulkan
akun neraca. Fungsi jumal pembalik untuk memunculkankembali akun nominal yang
sudah ditutup pada jumal penutup.

II.5. Manfaat akuntansi rumah sakit


Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dan perencanaan
untuk keberhasilan pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari
biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan menghasilkan akuntansi biaya
yang berbeda pula serta berdampak pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan
demikian untuk pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan
diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara optimal.
Sistem akuntansi Rumah Sakit Pemerintah bertujuan untuk memberikan pengendalian
dan pengawasan terhadap jalannya keuangan rumah sakit, terlebih lagi saat ini Rumah
Sakit telah ditetapkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun sebagai
Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke Negara melalui Kantor Kas
Negara. Dan membantu dalam upaya memantau peningkatan perkembangan kinerja dan
nilai Rumah Sakit.

II.6. Implementasi Akuntansi Rumah Sakit


Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Sistem keuangan Rumah
Sakit mengalami perubahan secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh
Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari
tahun ke tahun.
Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan,
juga membuka peluang untuk menghindari penyalahgunaan dalam pengelolaan
keuangan negara. Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari
manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat
memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam
pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan dalam Rumah
Sakit. Kendala pada Rumah Sakit yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah Rumah
Sakit melakukan dua sistem pencatatan dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip
akuntansi yang lazim (Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis) untuk memenuhi
ketentuan yang berlaku yang diharapkan dapat berjalan secara paralel, independen dan
tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal), namun hal ini dirasakan
menjadi beban bagi petugas Rumah Sakit.
Dalam penerapannya RS Pemerintah menggunakan Sistem Cash Basis atau Kas
Stelsel yaitu sistem yang hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga
sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah dikerjakan dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadi lebih mudah. Penerimaan akan
dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran dalam satu tahun anggaran yang
ditentukan. Serta menggunakan Sistem Accrual Basis yaitu sistem transaksi dan peristiwa
diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat serta
dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata lain penghasilan diakui pada
saat penyerahan jasa, bukan pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya,
buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta di akui pada saat diperoleh
kepemilikannya.
Rumah Sakit Pemerintah dalam mengelola keuangannya menggunakan sistem
akuntansi yang hasil akhirnya adalah Laporan keuangan. Walaupun Rumah Sakit
Pemerintah berorientasi sosial atau nir laba, namun dengan perubahan menjadi Unit
Swadana, maka mencari laba usaha adalah penting walaupun bukan menjadi tujuan
utama pendirian Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit Pemerintah menggunakan Laporan
Hasil Usaha dalam melaporkan hasil usahanya, tetapi berbeda dengan badan usaha
lainnya atau Rumah Sakit yang berbentuk PT, pada Rumah Sakit Swadana tidak ada
bagian yang diserahkan kepada pemilik sebagai dividen.

II.7. Kelebihan Dan Kekurangan


Dengan adanya penggunaan akuntansi dalam rumah sakit maka lebih
mempermudah pengawasan dan pengendalian keuangan oleh pemerintah. Dalam standar
akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang menyebabkan laporan keuangan tidak
mencerminkan realitas ekonomi yang ada, akibatnya laporan keuangan tidak
mencerminkan keadaan sebenarnya.
Kelebihan dari Laporan Hasil Usaha adalah Memungkinkan untuk analisis laporan
keuangan, Memungkinkan laporan pertanggungjawaban manajemen. Kekurangan dari
sebuah Laporan Hasil Usaha yakni digunakan hanya untuk melihat berapa besar
pendapatan saja, keuntungan diserahkan pada pemerintah di lihat dari laporan
Kelebihan dari Neraca adalah dapat mengetahui Laporan sisa hasil usaha Rumah
Sakit, dapat melihat Kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya, mengetahui
Jumlah total harta dan susunannya serta Jumlah akumulasi Modal. Kekurangan dari
Neraca yakni Merupakan laporan historis dari semua transaksi di masa lalu akibatnya tidak
bisa menunjukkan nilai saat ini (Current value), dalam neraca digunakan uang sebagai
sebuah ukuran sedangkan uang memiliki nilai yang tidak stabil, tidak dapat mengukur
semua sumber daya rumah sakit, Pos-pos neraca hanya memberikan indikasi atas nilai
secara umum.
Dari laporan arus kas rumah sakit dapat diketahui kelebihannya yakni jumlah
keluar masuk kas dapat terkontrol dengan baik, dengan leporan keungan yang baik
kredibilitas kepada rumah sakit meningkat. Kekurangannya yakni dari banyaknya
penggunaan kas dalam rumah sakit lebih mudah di manipulasi dan fiktifkan.

III. AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU) RUMAH SAKIT


III.1. Rumah Sakit sebagai BLU
Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan Umum adalah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas”.
Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu
dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum. Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam
Pasal 68 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP
No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun
2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa “BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang
sehat”.
Sedangkan Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi
induknya;
b. Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada
pimpinan instansi induk;
c. BLU tidak mencari laba;
d. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah;
e. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.
Berdasarkan Kepmenkes 1981 tahun 2010 tentang pedoman akuntansi BLU rumah
sakit maka BLU RS mempunyai karakteristik antara lain :
• BLU rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang
etis dan sehat, serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
• BLU rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang
diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan,
pendidikan, penelitian, dan pengembangan serta usaha lain dalam bidang kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.
• Untuk mendukung pembiayaan kegiatan sesuai dengan tugas dan wewenangnya,
BLU rumah sakit:
o Dapat menerima bantuan dan atau subsidi yang berasal dari APBN/APBD
berupa uang ataupun barang;
o Berhak menerima pembayaran hasil jasa pelayanan, pendidikan, dan penelitian
di bidang kesehatan serta hasil usaha-usaha lain yang sah;
o Dapat menerima hasil kerja sama dengan pihak lain yang terkait.
o Penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan jasa yang diberikan BLU rumah
sakit merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
• Dalam rangka pengembangan usaha, BLU rumah sakit dapat :
o Menerima hibah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
o Menerima pinjaman dari bank, lembaga keuangan lain dan atau pinjaman dari
luar negeri berdasarkan usulan BLU atas persetujuan Menteri Keuangan; dan
o Bekerja sama dengan lembaga lain yang mempunyai keterkaitan fungsi.
o Kekayaan BLU rumah sakit merupakan kekayaan Negara yang tidak
dipisahkan, yang dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk membiayai
kegiatan operasional BLU rumah sakit.
• Modal BLU rumah sakit tidak terbagi atas saham-saham.
Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar
pelayanan minimum yang ditetapkan oleh menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati,
walikota sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan
layanan.Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD) maka standar pelayanan
minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Standar
pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLU/BLUD;
b. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan;
c. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
d. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD;
e. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah
ditetapkan.
Dengan terbitnya PP No. 23 Tahun 2005, rumah sakit pemerintah daerah
mengalami perubahan menjadi BLU. .Perubahan ini berimbas pada pertanggungjawaban
keuangan tidak lagi kepada Departemen Kesehatan tetapi kepada Departemen Keuangan,
sehingga harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang pengelolaannya mengacu
pada prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan efisiensi. Anggaran yang akan
disusun pun harus berbasis kinerja (sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002).
Penyusunan anggaran rumah sakit harus berbasis akuntansi biaya yang didasari
dari indikator input, indikator proses dan indikator output, sebagaimana diatur
berdasarkan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum, PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum, dan khusus untuk RSUD, pengelolaan keuangannya
harus mengacu dan berdasarkan Permendagri Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

III.2. Akuntansi Keuangan (laporan keuangan ) RS sebagai BLU


Berdasarkan peraturan menteri keuangan nomer 76 tahun 2008 maka BLU setidak-
tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub sistem dari sistem
akuntansi BLU, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Keuangan
Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan keuangan
adalah:
a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen; membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan suatu BLU dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan,
pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk kepentingan
stakeholders.
c. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Dalam upaya meningkatkan kemudahan operasional sistem akuntansi keuangan
memiliki sub sistem sebagai berikut:
1. Sistem penganggaran;
2. Sistem akuntansi pendapatan;
3. Sistem akuntansi beban dan belanja;
4. Sistem akuntansi pembiayaan;
5. Sistem akuntansi piutang;
6. Sistem akuntansi persediaan;
7. Sistem akuntansi aset tetap;
8. Sistem akuntansi kewajiban;
9. Sistem akuntansi biaya.
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap
Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk
keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas,
nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU ataupun bukan milik BLU tetapi
berada dalam pengelolaan BLU.
Pengembangan Sistem Akuntansi Aset Tetap diserahkan sepenuhnya kepada BLU
yang bersangkutan. Namun demikian, BLU dapat menggunakan sistem yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
(SABMN).
3. Sistem Akuntansi Biaya
BLU mengembangkan Sistem Akuntansi Biaya yang menghasilkan informasi
tentang harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per unit layanan, dan evaluasi
varian. Sistem Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian,
pengambilan keputusan, dan perhitungan tarif layanan.

III.3. Laporan Keuangan BLU Rumah Sakit


Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan
keputusan ekonomi yang rasional, seperti:
1) Pemberi bantuan (donatur);
2) Investor;
3) Kreditur;
4) Otoritas pengawasan;
5) Pemerintah; dan
6) Masyarakat.
Informasi yang bermanfaat dapat disajikan dalam laporan keuangan antara lain,
meliputi informasi mengenai jumlah dan sifat aset, kewajiban, dan ekuitas BLU rumah
sakit, pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
ekuitas, jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode
dan hubungan antara keduanya serta cara BLU rumah sakit mendapatkan dan
membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya
yang berpengaruh pada likuiditasnya; dan usaha jasa pelayanan BLU rumah sakit.
Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca;
Tujuan utama neraca adalah untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan
BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Informasi dalam
neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan BLU rumah sakit dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan
secara berkelanjutan, Likuiditas dan solvabilitas dan Kebutuhan pendanaan eksternal.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan Utama Laporan Aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
a) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat ekuitas;
b) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan
c) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para pengguna laporan
keuangan untuk:
a) Mengevaluasi kinerja BLU rumah sakit dalam suatu periode;
b) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa;
c) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen BLU rumah sakit
d) Menilai rentabilitas.
3. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para
pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a) kemampuan BLU rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara kas;
b) sumber dana BLU rumah sakit;
c) penggunaan dana BLU rumah sakit; dan
d)kemampuan BLU rumah sakit untuk memperoleh sumber dana serta
penggunaannya untuk masa yang akan datang.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan
analisis atas informasi yang ada di Neraca, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan
informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang
paripurna atas laporan keuangan BLU rumah sakit.
Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain:
a) Pendahuluan;
b) Kebijakan akuntansi;
c) Penjelasan atas pos-pos neraca;
d) Penjelasan atas pos-pos laporan aktivitas;
e) Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;
f) Kewajiban kontinjensi; dan
g) Informasi tambahan serta pengungkapan lainnya.
Laporan keuangan BLU rumah sakit disertai dengan lampiran:
a) Analisis laporan keuangan yang terdiri dari: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas,
Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas;
b) Laporan aktivitas yang disajikan secara komparatif antara proyeksi sebagaimana
tercantum dalam RBA dengan realisasi periode berjalan;
c) BLU rumah sakit dapat menyajikan lampiran lain sesuai kebutuhan.
IV. KESIMPULAN
Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen
keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan
data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan
keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Rumah Sakit
yang dikelola dapat berupa Rumah Sakit yang dikelola oleh pihak swasta dan Rumah Sakit
yang dikelola oleh pemerintah.
Dalam akuntansi rumah sakit terdapat struktur dana yang terdiri dari dana terikat
dan dana tidak terikat. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)adalah dana yang tidak
dibatasi penggunaanya pada suatu tujuan tertentu. Sedangkan Dana Terikat (Restricted
Fund)adalah dan ayang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya
muncul karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan.
Laporan keuangan rumah sakit terdiri dari 4 hal yaitu Neraca, Laporan Operasi,
Laporan Perubahan Aktiva Bersih dan Laporan Arus Kas.
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
BLU setidak-tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub
sistem dari sistem akuntansi BLU yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset
tetap dan sistem akuntansi biaya

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan nomer 1981 tahun 2010 tentang Pedoman Akuntansi Badan
Layanan Umum Rumah sakit
Nordiawan, Deddi. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomer 76 tahun 2008 tentang pedoman akuntansi dan pelaporan
keuangan badan layanan umum
Peraturan Walikota Mojokerto 33 Tahun 2022 Tentang Sistem Akuntansi Pada Badan Layanan
Numum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto
Peraturan Walikota Surabaya Nomer 24 Tahun 2015 Tentang Pedoman Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Surabaya Yang Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
Prianthara, IBT. 2020. Sistem Akuntansi Rumah Sakit.Sidoarjo :Indonesia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai