Anda di halaman 1dari 47

PAPER SKILL LAB BLOK 20

FORMULASI TABLET DOMPERIDON


“YUNPERIDON TABLET”

DISUSUN OLEH:
NAMA : YUNDA HARIDA UTAMI
NIM : 20110350007

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’aliakum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Sholawat serta salam kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa
istiqomah di jalan-Nya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan
sanggup menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang berjudul
“Formulasi Sediaan Tablet Domperidon” jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan guna mendapatkan hasil karya tulis ilmiah yang lebih
baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin ya
Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 21 November 2013

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAN .........................1
A. Deskripsi umum senyawa aktif .....................................................................1
B. Definisi Bentuk Sediaan Terkait ...................................................................2
C. Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat .................3
D. Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur...................................................3
E. Nomor Registrasi (dengan uraian/ penjelasan penomoran) & nomor bets ...3
BAB II URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI ..........................................5
A. Nama Obat dan Sinonim ...............................................................................5
B. Bentuk Senyawa Aktif ..................................................................................5
C. Mekanisme Kerja Dalam Tubuh ...................................................................5
D. Nasib Obat Dalam Tubuh..............................................................................6
E. Indikasi dan Dasar Pemilihan........................................................................7
F. Kontraindikasi dan Alasannya ......................................................................7
G. Dosis dan Perhitungan ..................................................................................7
H. Cara Pakai .....................................................................................................8
I. Efek Samping ................................................................................................8
J. Toksisitas ......................................................................................................8
K. Interaksi Obat ................................................................................................8
L. Penggunaan Pada Kondisi Khusus ................................................................9
M. Peringatan ................................................................................................10
N. Cara Penyimpanan ......................................................................................10
O. Contoh sediaan yang beredar di pasaran .....................................................10
P. Analisis Farmakologi ..................................................................................11
BAB III ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN
FORMULA ............................................................................................................13
A. Pendekatan formulasi (analisis pemilihan zat aktif dan eksipien) ..............13
B. FORMULASI..............................................................................................18
BAB IV PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN
AKHIR ...................................................................................................................21
A. Metode Pembuatan Sediaan ........................................................................21
B. Perhitungan dan Penimbangan ....................................................................21

iv
C. Prosedur Pembuatan Sediaan ......................................................................24
D. Pengawasan Dalam Proses (IPC) ................................................................26
E. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir ...........................................................31
F. Pengemasan Sediaan Jadi............................................................................37
BAB V WADAH DAN INFORMASI OBAT .......................................................38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................41
LAMPIRAN ...........................................................................................................42

iv
BAB 1

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAN

A. Deskripsi umum senyawa aktif

1. Pemerian

Pemerian serbuk berwarna putih atau hamper putih, praktis tidak larut dalam

air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol dan methanol

(European Pharmacopoeia 5.0).

2. Nama lain (sinonim), nama kimia, struktur kimia

a. Nama lain (sinonim)

Domperidonum, Domperidona,

b. Struktur kimia

(European Pharmacopoeia 5.0)

c. Nama Kimia

Alpha - [2-diisopropylamino) ethyl]-alphaphenyl-2-pyridineacetamide;

Motilium; 5-Chloro-1-(1-(3-(2-oxo-1-benzimidazolinyl) propyl)-

4piperidyl)-2-benzimidazolinone (MSDS).

3. Rumus molekul & Bobot molekul

a. Rumus molekul: C22-H24-Cl-N5-O

b. Bobot Molekul: 425, 92 g/mol (MSDS)

1
4. Kelarutan

Tidak larut dalam air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol

dan methanol (European Pharmacopoeia 5.0).

5. pH larutan, Ph stabilitas

a. pKa 7,9 (Drugbank, 2014)

6. Titik didih atau leleh (terurai atau tidak pada suhu tersebut)

a. Titik didih: -

b. Titik leleh: 244 °C - 248 °C (European Pharmacopoeia 5.0).

7. Stabilitas

Sensitif terhadap cahaya, stabil pada suhu ≤ 25 °C (MSDS)

8. Inkompatibilitas

Reaktif terhadap bahan yang bersifat mengoksidasi (MSDS).

9. Wadah dan penyimpanan

Simpan di tempat kering, tertutup rapat dan gelap, suhu ≤ 25° C dan terlindung

dari cahaya matahari (MSDS).

10. Sifat Khusus yang penting untuk formulasi

Tidak larut dalam air, larut dalam dimetilformida, sedikit larut dalam alcohol

dan methanol (European Pharmacopoeia 5.0).

B. Definisi Bentuk Sediaan Terkait

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahanbahan obat dengan atau

tanpa bahan pengisi (Farmakope Indonesia IV, 1995).

2
C. Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat

Berdasarkan SK Menkes nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 tentang

penggolongan obat dan sediaam, maka sediaan tablet Domperidon digolongkan

menjadi obat keras sehingga berlaku peraturan sebagai obat keras serta

ketetntuan penandaan pada kemasan dan nomor registrasi.

D. Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur

Pada Sediaan Domperidon tablet berlaku aturan penandaan sebagai berikut:

 Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan

hurup K yang menyentuh garis tepi

 Pada wadah obat terdapat tanda khusus obat keras:

“Harus dengan resep dokter”

E. Nomor Registrasi (dengan uraian/ penjelasan penomoran) & nomor bets

Nomor registrasi Domperidon ® adalah: DKL 14300010110 A1

D = Obat dengan nama dagang.

K = Golongan obat keras

L = Produksi dalam negeri (lokal)

14 = Tahun penanda obat jadi

300 = Nomor urut pabrik di Indonesia

101 = Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik

10 = Nomor urut sediaan

A = Kekuatan obat jadi

1 = Kemasan untuk kekuatan obat jadi tersebut

3
Sediaan tablet domperidon dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi

persyaratan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB).

Nomor batch sediaan adalah 14010705

14 = tahun produksi

01 = kode bentuk sediaan

0705 = nomor urut pembuatan

4
BAB II

URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

A. Nama Obat dan Sinonim

1) Nama Kimia : Domperidonum, Domperidona

2) Golongan Farmol : Antiemetik, antidispepsia

3) Golongan Kimia : Golongan Benzimidazolinone, Antagonis dopamin

B. Bentuk Senyawa Aktif

Domperidon mempunyai aktivitas dalam bentuk utuh mengandung tidak kurang

dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% dari 5-chloro-1-[1-[3-(2-oxo-2,3-

dihydro-1H-benzimidazol-1-yl)propyl]piperidin-4-yl]-1,3-dihydro-2H-

benzimidazol-2-one, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (European

Pharmacopoeia 5.0).

Domperidon bersifat basa, karena untuk meningkatkan bioavailabilitas obat

serta mempercepat absorbsi obat.

C. Mekanisme Kerja Dalam Tubuh

1) Efek Farmol:

a) Antiemetik: Menghambat reseptor dopamine.

b) Antidispepsia: Mempercepat pengosongan lambung.

2) Mekanisme Kerja

Domperidon merupakan antagonis dopamin dengan sifat antiemetik mirip

dengan metoclopramide dan obat-obatan neuroleptik tertentu. Tidak seperti

obat-obatan lain, Domperidon tidak mudah menembus CSS sehingga tidak

5
berefek sedatif. Jarang menyebabkan efek samping ekstra-piramidal, tapi

dalam jumlah kecil dapat memasuki air susu ibu (Janssen, 2013).

Efek antiemetik akibat dari penghambatan reseptor dopamine di

chemoreceptor trigger zone (CTZ) beserta stimulasi peristaltic dan

pengosongan lambung.

D. Nasib Obat Dalam Tubuh

1) Absorpsi

Domperidon diabsorbsi dengan baik, konsentrasi puncak di dalam plasma,

terjadi pada 10 dan 30 menit setelah pemberian. Bioavaibilitas domperidone

intramuscular sebesar 83% dan P.O 13 sampai 17 %.Bioavailabilitas per

oral rendah akibat dari First-Pass yang terjadi di hati.

2) Distribusi

Kadar Puncak dalam plasma terjadi setelah 90 menit sebesar 21 ng / mL

setelah dua minggu pemberian oral 30 mg per hari hampir sama dengan 18

ng / mL setelah dosis pertama. 91-93% domperidon terikat pada protein

plasma.

3) Metabolisme

Domperidone mengalami metabolisme hepatik secara cepat dan luas

melalui hidroksilasi dan N-dealkilasi. Dalam percobaan in-vitro dengan

inhibitor diagnostik mengungkapkan bahwa CYP3A4 adalah bentuk utama

dari sitokrom P-450 yang terlibat dalam N-dealkilasi dari domperidone,

sedangkan CYP3A4, CYP1A2 dan CYP2E1 terlibat dalam domperidone

hidroksilasi aromatic.

6
4) Ekskresi

Hasil eksresi berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%, masing-masing,

dari dosis oral. Proporsi obat yang diekskresikan tidak berubah atau sangat

kecil (sekitar 1% dari ekskresi urin dan 10% dari ekskresi fekal). Waktu

paruh dalam plasma (t1/2) setelah dosis oral tunggal 7-9 jam pada orang

sehat tetapi berkepanjangan pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat

(Janssen, 2013).

E. Indikasi dan Dasar Pemilihan

Dispepsia yang disertai pengosongan lambung yang lambat, rasa penuh pada

epigastric dan abdomen, mual, muntah. Obat ini juga di gunakan pada reflux-

esophagitis untuk mencegah pengaliran kembali dari asam lambung ke

tenggorokan.

F. Kontraindikasi dan Alasannya

Domperidone Kontraindikasi dengan pasien yang mengalami pendarahan pada

GI, karena pendarahan pada GI menyebabkan domperidone tidak dapat diabsorbsi.

Domperidon kontraindikasi terhadap pasien yang mengalami gangguan hati, karena

domperidon tidak dapat berikatan dengan protein yang menyebabkan kadar

domperidon dalam plasma meningkat dan dapat menimbulkan efek toksik. Selain

itu domperidon kontraindikasi terhadap pasien yang mengalami Prolaktin-

releasing-hipofisis-tumor (Prolactinoma), Obstruksi atau perforasi,

Hipersensitivitas terhadap domperidon (Janssen, 2013).

G. Dosis dan Perhitungan

1) Dewasa

7
- Dispepsia: 3x10mg sehari, 15-30 menit sebelum makan

- Mual-muntah: 3-4x 10-20mg/hari

- Dosis Maksimal 80 mg (Janssen, 2013).

2) Anak

- Mual-muntah: 0,25mg/KgBB 3x sehari,15-20 menit sebelum makan

H. Cara Pakai

1) Diberikan lewat oral (mulut).

2) Diberikan 15-30 menit sebelum makanan.

I. Efek Samping

Pusing 5,6%, Salmnolence 2,5%, Akathsia 1,0%, Diare 5,2%, Rash 2,8%,

Pruritus 1,7%, Gynacomastia 5,3%, Amenorrhea 2,9%, Asthenia 1,9 %

(Janssen, 2013).

J. Toksisitas

Overdosis pada penggunaan Domperidon dapat menyebabkan disorientasi dan

reaksi ekstrapiramidal (Janssen, 2013).

K. Interaksi Obat

Domperidon dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sitokrom P450.

Antifungi golongan Azole, seperti fluconazole, itracpnazole, ketoconazole, dan

voriconazole merupakan penghambat CYP3A4 yang dapat meningkatkan

kadar plasma dari domperidon.

8
Antibiotik golongan makrolida, seperti clarithromycin dan erythromycin

merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma dari

domperidon.

HIV protease inhibitors, sperti amprenavir, atazanavir, fosamprenavir. Indinavir,

ritonavir, and saquinavir; Obat antikolinergik, merupakan CYP3A4

inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.

Calcium antagonists, seperti diltiazem dan verapamil merupakan CYP3A4

inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma dari domperidon.

Amiodarone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar

plasma dari domperidon.

Aprepitant merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar plasma

dari domperidon.

Nefazodone merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar

plasma dari domperidon.

Telithromycin merupakan CYP3A4 inhibitor yang dapat meningkatkan kadar

plasma dari domperidon.

Antasida, Obat antisekretorik (Janssen, 2013)

L. Penggunaan Pada Kondisi Khusus

1) Penurunan fungsi hati

Domperidon kontra indikasi pada pasien dengan gangguan hati sedang atau

berat. Pada subyek dengan gangguan hati sedang (Pugh skor 7 sampai 9, Child-

Pugh rating B), AUC, Cmax dan eliminasi terminal paruh domperidone

9
meningkat secara substansial, fraksi terikat dari domperidone meningkat

sebesar 25%.

2) Penurunan fungsi ginjal

Pada pasien dengan insufisiensi ginjal berat (kreatinin serum> 6 mg / 100 mL,

yaitu > 0,6 mmol / L) waktu paruh domperidone meningkat 7,4-20,8 jam,

namun kadar obat dalam plasma lebih rendah dari pada subjek dengan fungsi

ginjal normal.

3) Penggunaan saat menyusui

Domperidon dalam dosis kecil dapat terdistribusi ke air susu ibu sehingga harus

waspada pada anak-anak yang masih menyusu terhadap efek ekstrapiramidal.

4) Penggunaan saat hamil

Penelitian mengenai hubungan Domperidon dengan terjadinya efek toksik saat

kehamilan masih sangat sedikit. Namun penelitian pada tikus membuktikan

bahwa terdapat efek toksik pada kehamilan (Janssen, 2013).

M. Peringatan

1) Gangguan ginjal

2) Gangguan hati

3) Ibu hamil (Janssen, 2013)

N. Cara Penyimpanan

Disimpan pada suhu ruang 25°C, tertutup rapat terlindung cahaya dan lembab.

O. Contoh sediaan yang beredar di pasaran

Costi ®, Domperidon 10 mg (tab)

Galflux®, Domperidon 10 mg (tab)

10
Domedon®, Domperidon 10 mg (tab)

(MIMS, 2010)

P. Analisis Farmakologi

Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan tablet domperidon adalah bentuk

basanya, karena untuk meningkatkan bioavailabilitas obat serta mempercepat

absorbsi obat. Dengan bentuk senyawa aktif berupa basa, maka bentuk ini dalam

kondisi asam di lambung dapat terionisasi sehingga absorbsi dapat meningkat.

Domperidon cocok dalam bentuk sediaan tablet dengan metode granulasi basah.

Domperidon merupakan obat antiemetic dan antidispepsia, untuk efek antiemetic,

domperidon tentunya harus memiliki efek yang cepat. Sehingga di perlukan tablet

domperidon yang memiliki waktu disolusi yang cepat. Indikasi domperidon yang

dibuat adalah sebagai antiemetic dan dyspepsia. Dosis yang digunakan adalah 10

mg baik untuk antiemetic maupun dyspepsia. Tablet domperidon dengan berat 100

mg terdiri dari 10 mg zat aktif dan 90 mg zat tambahan/ eksipien. Kekuatan dari

tablet asam mefenamat yang akan dibuat adalah 10 mg karena mempertimbangkan

efek resiko dan manfaat. Dipilih kekuatan sediaan 10 mg karena pada kekuatan 10

mg ini sudah dapat memberikan efek sebagai anti emetik sehingga sudah masuk

dalam indeks terapi, dan dengan dosis 10 mg dapat untuk mengobati dispepsia.

Obat domperidon sebagai antiemetic dan dyspepsia sehingga penggunaannya yaitu

diminum 15-30 menit sebelum makan.

Kesimpulan analisis farmakologi: Bentuk zat aktif yang digunakan adalah

domperidon basa. Kekuatan sediaan tablet domperidon adalah 10 mg digunakan

sebagai antiemetic dan dispepsia. Dosis dan aturan pemakaian pada dewasa yaitu

11
untuk dispepsia: 3x10mg sehari, 15-30 menit sebelum makan, dan antiemetic: 3-4

x 10-20mg/hari, dengan dosis maksimal 80 mg/hari. Dosis pada anak-anak:

0,25mg/KgBB 3x sehari, 15-20 menit sebelum makan.

12
BAB III

ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA

A. Pendekatan formulasi (analisis pemilihan zat aktif dan eksipien)

1) Zat Aktif yang digunakan dalam pembuatan tablet kali ini adalah domperidon

basa, karena dalam kondisi asam pada lambung dapat terionisasi sehingga

absorbsi dapat meningkat dan bioavailabilitas obat juga meningkat.

Domperidon juga dipilih karena memiliki efek antiemetic dan antidispepsia

dari golongan benzimidazole yang tidak memiliki efek sedatif.

2) Dalam pembuatan tablet domperidone digunakan metode granulasi basah. Di

gunakan metode granulasi basah karena menurut hasil penelitian Bhupenda

G. Prajapati et al, penggunaan metode granulasi basah dapat digunakan untuk

meemformulasi tablet disolusi cepat.

Keuntungan metode granulasi basah:

- Memperoleh aliran yang baik

- Meningkatkan kompresibilitas

- Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

- Mengontrol pelepasan sesuai yang diinginkan

- Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

- Distribusi keseragaman kandungan

- Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah:

- Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

- Biaya cukup tinggi

13
- Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat

dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan

pelarut non air. Namun untuk domperidon, domperidon tahan terhadap

pemanasan sehingga apabila memilih metode granulasi basah tidak ada

masalah.

3) Preformulasi eksipien

a) Avicel 102 (HOP, hal 132)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP : Microcrystalline cellulose
JP : Microcrystalline cellulose
PhEur : Cellulosum microcristallinum
USPNF : Microcrystalline
Sinonim Celex; cellulose gel; Celphere; Ceolus KG; crystalline cellulose;
E460; Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; Pharmacel; Tabulose;
Vivapur.
Nama Kimia Selulosa [9004-34-6]
Formula
Empiris C6H10O5
Pemerian Mikrokristalin selulosa telah dimurnikan, sebagian depolymerize
selulosa yang terjadi berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa,
kristal bubuk terdiri dari partikel berpori . Hal ini secara komersial
tersedia dalam ukuran partikel yang berbeda dan nilai kelembaban
yang memiliki perbedaan sifat dan aplikasi.
Kelarutan Sedikit larut dalam 5% (b/v) larutan natrium hidroksida, praktis
tidak larut dalam air, asam encer, dan pelarut yang paling organik
inkompattibilitas Inkompatible dengan agen pengoksidasi kuat
Stabilitas Mikrokristalin selulosa adalah stabil meskipun material
higroskopis. Bahanatau materiall dalam jumlah besar harus
disimpan di wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Fungsi dan Penggunaan Konsentrasi (%)
konsentrasi yang Adsorbent 20-90
dibutuhkan Antiadherent 5-20
Capsule binder/diluent 20-90
Tablet disentegran 5-15
Tablet binder/diluent 20-90

b) Laktosa (HOPE,hal 385)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Anhydrous lactose
JP: Anhydrous lactose

14
PhEur: Lactosum anhydricum
USPNF: Anhydrous lactose
Sinonim Anhydrous Lactose NF 60M; Anhydrous Lactose NF Direct
Tableting; Lactopress Anhydrous; lactosum; lattioso; milk sugar;
Pharmatose DCL 21; Pharmatose DCL 22; saccharum lactis; Super-
Tab Anhydrous.
Nama Kimia O-b-D-galactopyranosyl-(1!4)-b-D-glucopyranose
Formula
Empiris C12H22O11 BM:342.30
Pemerian Serbuk putih , tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil diudara, tetapi
mudah menyerap bau.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol,dan eter. Mudah (dan
pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan bahan yang bersifat oksidasi kuat.
Inkompatibel terhadap amino acids, aminophylline, amfetamines,
dan lisinopril.
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-
stearat. Stabil dengan penyimpanan di tempat kering dan tertutup
rapat.
Fungsi dan Fungsi laktosa adalah sebagai bahan pengisi. Umumnya digunakan
konsentrasi bersama dengan Avicel, namun apabila diformulasi sendiri maka
yang digunakan dalam konsentrasi 40 hingga 50%.
dibutuhkan

c) Talk (HOPE, hal 767)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Purified Talc
JP: Talc
PhEur: Talc
USP: Talc
Sinonim Altalc; E553b; hydrous magnesium calcium silicate; hydrous
magnesium silicate; Imperial; Luzenac Pharma; magnesium
hydrogen metasilicate; Magsil Osmanthus; Magsil Star; powdered
talc; purified French chalk; Purtalc; soapstone; steatite; Superiore;
talcum.
Nama Kimia Talc
Formula Empiris Mg6(Si2O5)4(OH)4.
Pemerian sangat halus, putih keabu-abuan putih, tidak berbau, tidak teraba,
bermanis-manis, bubuk kristal. Hal ini melekat mudah pada kulit
dan lembut untuk disentuh dan bebas dari butiran.

Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut asam dan alkali, pelarut organik
dan air.
Inkompattibilitas Inkompatible dengan senyawa amonium kuartener

15
Stabilitas dan Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan
Kondisi pemanasan pada 160 C selama tidak kurang dari 1 jam . Hal ini
Penyimpanan juga dapat disterilkan oleh paparan etilen oksida atau iradiasi
gamma . Talk harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk , tempat kering.
Fungsi dan
konsentrasi yang Penggunaan Konsentrasi (%)
dibutuhkan Dusting powder 90-99
Glidan and tablet lubricant 1-10
Capsule and tablet diluent 5-30

d) Mg Stearat (HOPE, hal 430)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Magnesium stearate
JP: Magnesium stearate
PhEur: Magnesii stearas
USPNF: Magnesium stearate
Sinonim Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, magnesium salt;
stearic acid, magnesium salt.
Nama Kimia Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
Formula Empiris C36H70MgO4
Pemerian sangat halus, cahaya putih, dipercepat atau digiling, bubuk teraba
dari bobot isi rendah, memiliki bau samar dari asam stearat dan
rasa yang khas. Serbuk ini berminyak saat disentuh dan mudah
melekat pada kulit .
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit
larut dalam benzena hangat dan etanol hangat (95%).
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
magnesium stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam alkaloid
berlebih.
Stabilitas dan Magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam wadah
kondisi tertutup baik. di tempat yang sejuk dan kering
penyimpanan
Fungsi dan Magnesium stearat secara luas digunakan dalam kosmetik,
konsentrasi yang makanan, dan formulasi farmasi . Hal ini terutama digunakan
dibutuhkan sebagai lubrikan dalam kapsul dan pembuatan tablet pada
konsentrasi antara 0,25 % dan 5,0 % b/b. Hal ini juga digunakan
dalam barier krim.

e) Starch (HOPE, hal 725 )


Keterangan
Deskripsi
Nama Generik BP: Maize starch PhEur: Maize Starch
Potato starch Pea Starch

16
Rice Starch Potato Starch
Tapioca Starch Rice Starch
Wheat Starch Wheat Starch
JP: Corn Starch USP-NF: Corn Starch
Potato Starch Potato Starch
Rice Starch Tapioca Starch
Wheat Starch Wheat Starch
Sinonim Amido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel; Eurylon; fecule;
Hylon; maydis amylum; Melojel; Meritena; oryzae amylum; Pearl;
Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity 826; solani
amylum; tritici amylum; Uni-Pure.
Nama Kimia Starch
Formula
Empiris (C6H10O5)n where n = 300–1000.
Pemerian Tidak berbau dan tidak berasa, baik-baik saja, putih sampai serbuk
putih. Ini terdiri dari butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau
seperti biji-bijian yang ukuran dan bentuk berkarakteristik untuk
setiap botani bervariasi.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin ( 96 % ) dan air dingin. Pati
mengembang seketika dalam air sekitar 5-10 % pada 37 C . Pati
menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas suhu gelatinisasi.
Pati yang sebagian larut dalam dimetilsulfoksida dan
dimetilformamida.
Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Senyawa
inklusi berwarna yang dibentuk dengan yodium.
Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi.
Larutan pati atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah
dimetabolisme oleh mikroorganisme, karenanya harus baru
disiapkan bila digunakan untuk granulasi basah. Pati harus
disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan
kering.
Fungsi dan Penggunaan Konsentrasi (%)
konsentrasi Starch pasta 3-20
yang Antiadherent dan lubrikan di tablet 3-10
dibutuhkan Wet granultion binder/diluent 5-10
Tablet disentegran 3-25

f) Sodium Starch Glycollate/SSG (HOPE, hal 701)


Deskripsi Keterangan
Nama Generik BP: Sodium starch glycollate
PhEur:Carboxymethylamylum natricum
USPNF: Sodium starch glycolate
Sinonim Carboxymethyl starch, sodium salt; Explosol; Explotab; Glycolys;
Primojel; starch carboxymethyl ether, sodium salt; Tablo; Vivastar
P.
Nama Kimia Sodium carboxymethyl starch

17
Formula
Empiris -
Pemerian Serbuk erwarna putih atau hampir putih, tidak berbau, tidak berasa,
memiliki sifat alir yang baik.
Kelarutan Tidak larut dalam air, tidak larut dalam methylene chloride.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam askorbat.
Stabilitas Stabil meskipun sangat higroskopis, dan harus disimpan dalam
wadah tertutup yang terlindung dari kelembapan dan suhu yang
dapat menyebabkan penggumpalan.
Fungsi dan Digunakan sebagai disintegrant, SSG digunakan dengan
konsentrasi konsentrasi adalah 2-8 %, dengan konsentrasi optimum 4%.
yang
dibutuhkan

B. FORMULASI
1. Formulasi Umum
Formula umum tablet:

R/ Zat aktif x mg

Zat tambahan (bahan pengisi, pengikat, pelicin, penghancur, dll) X%

2. Formula Pustaka

R/ Domperidon 10 mg Zat aktif

SSG 15 mg Disintegran

Starch (paste) 18 mg Disintegran, Pengikat


Bobot tablet: 300 mg qs
Lactose Pengisi
Metode: Granulasi basah
Mg stearate 3 mg Lubrikan

Talc 6 mg Glidant

(Bhupendra G.Prajapati et al)


3. Pengembangan Formula

18
a) Pada Formula modifikasi ini ditambahkan avicel dikarenakan avicel PH 102

berbentuk granul dengan sifat alir yang baik sehingga menghasilkan tablet

dengan kekerasan yang memenuhi syarat.

b) SSG tidak digunakan. Penggunaan SSG pada formula berfungsi sebagai

disintegrant. Berdasarkan hasil penelitian B.R. Pharmar, untuk membuat

sediaan fast-disolving Avicel PH 102 lebih baik dibanding SSG. Dan

penggunaan SSG dan Avicel PH102 secara bersamaan menghasilkan

sediaan yang memiliki waktu disolusi yang sangat cepat, namun ditakutkan

menghasilkan tablet yang rapuh.

c) Konsentrasi starch yang digunakan 10 %. Penggunaan starch dimaksudkan

sebagai pengikat dan juga disintegrant. Dengan menaikkan konsentrasi

menjadi 10 % diharapkan tablet tidak rapuh, namun dapat juga membantu

disintegrasi tablet dalam saluran cerna.

d) Pada formula modifikasi ini akan dibuat tablet dengan berat 100 mg, karena

domperidon memiliki dosis yang cukup kecil, sehingga untuk

mengefektifkan dan mendapatkan keseragaman dosis dipilih berat tablet

yang kecil juga.

4. Usulan Formula

a) Formula Utama
R/ Domperidon 10 mg Zat aktif
Starch (paste) 10% Disintegran, Pengikat
Avicel 102 20% Disintegran
Lactose qs Pengisi
Bobot tablet: 100 mg
Mg stearate
Metode: 1%
Granulasi basah Lubrikan
Talc 6% Glidant

19
b) Formula Alternatif
R/ Domperidon 10 mg Zat aktif
SSG 5% Disintegran
Starch (paste) 6% Glidant, disintegran, pengikat
Lactose qs Pengisi
Mg stearate 1% Lubrikan
Talc 6% Glidant
Bobot tablet: 100 mg

Metode: Granulasi basah

20
BAB IV

PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

A. Metode Pembuatan Sediaan

Akan dibuat sediaan tablet domperidon dengan kekuatan 10 mg, dan bobot 100

mg pertablet. Dalam 1 batch akan dibuat 5000 tablet, dengan metode granulasi

basah karena metode ini memiliki sangat cocok untuk domperidon yang memiliki

sifat alir yang buruk, sehingga untuk memperbaiki sifat alir yang buruk dipilih

metode granulasi basah.

B. Perhitungan dan Penimbangan

Metode granulasi basah

Perhitungan dan penimbangan tablet domperidon 100 mg yang akan dibuat

sebanyak 5000 tablet adalah sebagai berikut:

Bahan Fungsi Kons % Berat yang Berat yang


akan akan
ditimbang/tabl ditimbang
et(mg 1000 tablet
(gram)
Domperidon Zat aktif 10% 10 mg 50 gr
Fase Starch pasta Pengikat 10% 10 mg 50 gr
dalam
93%
Avicel PH Disentegran 20% 20 mg 100 gr
102
Laktosa Pengisi qs 53 mg 265 gr
talk glidant 6% 1 mg 5 gr
Fase luar Magnesium Lubrikan/ 1% 6 mg 30 gr
7% stearate pelicin
Total 100 500
bobot
tablet

21
1. Perhitungan

Diketahui:

- Dosis domperidon 10 mg

- Bobot tablet 100 mg

- Jumlah tablet yang akan dibuat 5000 tablet

- Fase dalam 93% dari bobot tablet

- Fase luar 7% dari bobot tablet

Maka bahan yang akan ditimbang dalam pembuatan 5000 tablet Domperidon

10 mg adalah:

1. Fase dalam
93
FD 93% = x 100 mg = 93 mg/tab x 5000 =465 g/batch
100

Domperidon = 10 mg/tab x 5000 = 50 g/batch


10
Starch (paste) 10% bobot tablet=100 x 100mg =10 mg/tab x 5000 =50 g/batch

20
Avicel 102 20% bobot tablet= 100 x 100 mg = 20 mg/tab x 5000=100g/batch

Lactose q.s  93 mg – (10+10+20) mg = 53 mg/tab x 5000 =265 g/batch +

Total fase dalam =93 mg/tab =465 g/batch

2. Fase Luar
1
Mg stearate 1% 93 x 93 mg = 1 mg/tab = 5 g/batch

6
Talc 6% 93 x 93 mg = 6 mg/tab = 30 g/batch

a. Pemisalan (1) : Granul FD yang diperoleh adalah 450 g dengan kadar air

2%,

22
maka untuk kadar air 0% bobot granulnya adalah = 98% x 450 g = 441 g

jumlah tablet yang diperoleh =(441/465)x5000

tablet

= 4741,9 tablet

Fase luar yang ditambahkan adalah

Talk 6% = 6/93 x 450 g = 30 g

Mg Stearat1% = 1/93 x 450 g = 4,8 g

Bobot tablet yang diperoleh = 450 g +30 g + 4 g

4742 tablet

= 0,10207 g = 102,07 mg/tablet

b. Pemisalan (2) : Granul FD yang diperoleh adalah 450 g dengan tidak

memperhitungkan kadar air,

jumlah tablet yang diperoleh = 450/465 x5000

tablet

=4838,7 tablet

Fase luar yang ditambahkan adalah

Talk 6% = 6/93 x 450 g = 30 g

Mg Stearat1% = 1/93 x 450 g = 4,8 g

Bobot tablet yang diperoleh = 450 g +30 g + 4 g

4839 tablet

= 0,10019 g = 100,19 mg/tablet

23
2. Penimbangan

Nama Bahan Konsentrasi Jumlah per Jumlah per


tablet batch
Domperidon 10 10 mg 50 gr
Starch 10 % 10 mg 50 gr
Avicel 102 20% 20 mg 100 gr
Lactose q.s 53 mg 265 gr
Talk 1% 1 mg 5 gr
Mg stearate 6% 6 mg 30 gr

Keterangan:
-Bobot tablet : 100 mg
-Jumlah tablet dalam 1 Batch: 5000 tablet
C. Prosedur Pembuatan Sediaan

Prosedur pembuatan 5000 tablet domperidon 10 mg dilakukan dalam beberapa

tahapan, yaitu:

1) Penimbangan

Diayak dan ditimbang seksama masing-masing bahan fase dalam dan fase

luar sesuai dengan perhitungan.

2) Penyiapan starch pasta

a) Menambahkan air dingin dan mengaduk hingga homogen

b) Menambahkan air panas bersuhu <80oc dan dipanaskan diatas penangas

dengan pengadukan konstan sampai mengembang menjadi transparan.

3) Granulasi Basah

a) Masukkan domperidon, sebagian lactose, Avicel 102 ke dalam kantong

plastic.

24
b) Gojok plastic untuk mendapatkan campuran yang homogen.

c) Masukkan sedikit laktosa ke dalam mortir.

d) Masukkan starch pasta ke dalam mortar yang berisi laktosa dan aduk

hingga homogen.

e) Masukkan campuran yang terdapat dalam plastic dan sisa laktosa ke

dalam mortir yang berisi campuran starch dan laktosa.

f) Mengaduk secara geometris hingga terbentuk granul

g) Mengayak granul menggunakan mesh 12

h) Memasukkan kedalam oven bersuhu 40oc, diamkan selama 2 hari.

4) Pembuatan Tablet

Setelah granul melewati uji evaluasi granul dan memenuhi spesifikasi,

granul siap untuk dilakukan kompresi. Setelah didapatkan granul maka

magnesium steerate dan talk kemudian ditambahkan ke butiran dan

dicampur secara menyeluruh. Granul yang dikompresi ke tablet

menggunakan mesin tablet rotary punch. Berikut prosedur pembuatan tablet

domperidon 10 mg:

a) Dimasukin granul ke dalam hopper (corong alimentasi).

b) Dihitung dan diatur matris (die), Feed shoe, upper punch dan lower

punch untuk mendapatkan tiap tablet domperidon mengandung 10 mg

domperidon.

25
c) Diatur daya tekanan yang akan diberikan untuk mengempa tablet

domperidon dengan bobot akhir 100 mg sehingga didapat spesifikasi

tablet yang diinginkan (Tinjau IPC Pembuatan Tablet).

d) Berikut skema alur mesin tablet. (tergantung dengan mesin yang

digunakan, baik single atau rotary punch)

Gambar. Skema mesin pencetak


D. Pengawasan Dalam Proses (IPC)

1) Sifat aliran

Tujuan penetapan: Menjamin keseragaman pengisi ke dalam cetakan

bobot/tablet.

Ada beberapa cara uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua

metode yang paling umum dipakai yaitu:

a) Metode sudut baring/sudut istirahat

α=arc tan H/R

26
b) Metode kecepatan aliran Hopper

Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan

mengalir.

Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam satuan waktu (granul/detik).

1. Timbang beker glass kosong (Wo)

2. Set skala nol

3. Masukkan serbuk/granul ke corong

4. Catat waktu aliran (T)

5. Timbang beker glass berisi serbuk/ granul(Wt)

6. Hitung aliran serbuk/granul

Aliran=(Wt-Wo)/T

Tablet yang akan menggunakan metode kempa langsung harus memili sifat alir

yang baik (Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

2) Homogenitas campuran

Homogenitas campuran yang akan dibuat menjadi tablet harus baik, karena

akan berpengaruh terhadap keseragaman zat aktif atau dosis.

3) Kadar air (kandungan Lembab)

Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70oC).

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat

seperti Moisture Balance. Tujuan:

a. Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi

masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama

kandungan lembab menjadi factor penyebab.

27
b. Mengontrol K.L granul berikatan dengan pertumbuhan mikroba, jika

granul tidak langsung langsung di kempa mnjadi tablet.

Prosedur:

c. Timbang granul sebanyak 5 g diatas nampan logam (alumunium)

d. Nyalakan alat, cek suhu pada 70oC

e. Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat(% hilang

atau g hilang)

f. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka constant.

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013)

4) Kadar mampat

Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.

𝑉𝑜−𝑉500
%T= 𝑉𝑜

Ket: %T= Kadar pemampatan

Vo = volume sebelum mampat

V500= Volume setelah mampat 500x

%T<20 atau V<20 mlgranul memiliki aliran yang baik

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013)

5) Distribusi ukuran partikel (granulometri)

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-

ukuran granul). Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari

ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri

berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan aliran

akan lebih baik.Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva terdistribusi normal.

28
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan

berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun

pengayak dengan mesh yang makin kecil.

Prosedur:

 Timbang 100 gr granul

 Letakkan granul pada pengayak paling atas

 Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada

getaran.

 Hitung persentasi granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak

(Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

6) Bobot Jenis

Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet,

kelarutan, dan sifat-sifat lainnya (Terj.Lachman ed. 2 hal.682).

a) BJ Sejati

BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann. Ada 2 metode untuk

menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang

pertama mengguankan air raksa sebagai cairan pengisi sela.Yang kedua

memakai pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misal, benzene) dan

tidak melarutkan granul.Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan

cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Ketepatan diukur dari volumr

cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam

piknometer.

b) BJ ruah granul (BJ nyata)

29
 ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul

 dimasukkan ke dalam gelas ukur

 Diamati volume dan hitung BJ ruahan (BJ= bobot/ volume)

- Berat Jenis Nyata Setelah Pemampatan (BJ Nyata)

 ditimbang seksama 100 gram serbuk/granul

 dimasukkan ke dalam gelas ukur

 Dimampatkan granul dengan alat volumeter dengan 500 kali

pemampatan

 Dihitung perbandingan bobot dengan volume setelah proses

pemampatan. Dengan skema sebagai berikut:amati volume dan hitung BJ

ruahan (BJ= bobot/ volume)

c) BJ nyata setelah pemampat

 Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampat (ketukan

sebanyak 500x).

 Masukkan 100 g granul ke dalam gelas takar. Mampatkan 500x dengan alat

volumeter.

 Lihat volume setelah pemampat

BJ nyata setelah pemampatan=bobot/volume setelah


pemampat
30
d) Bilangan Hauser

Perbandingan Antara BJ mampat dengan BJ nyata. Makin meningkat

kemampuan untuk kempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya.

Makin berkursng kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya

mengalirnya (Teknologi Sediaan Farmasi, 2013).

E. Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir

1) Evaluasi Fisik

a) Keseragaman Bobot

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui keseragaman bobot dari tablet yang

kita buat. Prosedur: Keseragaman bobot: 20 tablet ditimbang satupersatu,

hitung rata-rata tiap tablet. Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang

terhadap rata-rata lebih dari kolom A, dan tidak boleh ada satupun tablet

yang menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom B.

* Hasil dapat diterima apabila tidak terdapat lebih dari 2 tablet yang memiliki

bobot menyimpang lebih dari 10% bobot rata-rata dan tidak boleh ada 1

tablet yang menyimpang lebih dari 20% dari bobot rata-ratanya (Depkes RI,

1979).

Jika perlu, diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satupun tablet yang

menyimpang terhadap rata-rata lebih dari kolom A dan B. (Depkes RI,

1979).

31
b) Kekerasan Tablet

Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses:

pengemasan, penghantaran (shipping). Kekerasan yang cukup dari suatu

tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-

faktor yang mempengaruh kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan

sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai ukuran dari

tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat

pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet

dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1970).

Prosedur:

- 20 tablet diambil secara acak

- Ukur kekerasan masing-masing tablet

- Catat skala yang terukur

- Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet

- Variasi kekerasan dilihat dari harga SD

Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan

kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet

yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan

transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima,

asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan

disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008).

c) Keseragaman Ukuran

Diambil 20 tablet secara acak

32

Diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong

Tablet yang baik : diameter < 3 kali tablet dan > 4/3 tebal tablet

d) Uji Disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan

disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet

dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.

Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila

dinyatakan dalam masing-masing monografi. (DepKes RI, 1995).

Prosedur:

 900 mL medium dissolusi di isi pada tabung denga suhu ± 37oC

 Dimasukkan tablet pada masing-masing tabung

 Dijalankan alat uji disolusi metode paddle dengan kecepatan

pengadukan dan lama pengujian yang sesuai.

 Diambil sampel 5 ml pada selang waktu tertentu

 Setiap penggambilan sampel diganti dengan media disolusi dengan

volume dan suhu yang sama

e) Uji Waktu Hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang

tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan

bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau

dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka

33
waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih

dengan jarak waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.

Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan

gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu

hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut

sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang

tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai

inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak

larut.

Waktu disentegrasi obat yang baik dari tablet yang di uji adalah 15 menit

untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet

bersalutb gula dan bersalut selaput (FI III, hal 7 1979).

Prosedur:

 Bejana diisi HCL 0,1N, volume diatur pada kedudukan tertinggi (lempeng

kasa di permukaan larutan) dan kedudukan terendah (mulut tabung di atas

permukaan) dengan suhu pelarut 36-38oC.

 6 tablet dimasukkan di setiap tabung, dan keranjang di naik-turunkan

teratur selama 30 kali/menit.

 Tablet hancur bila ada bagian yang tertinggal di kasa.

 Dihitung waktu hnacur sejak tablet mulai hancur hingga tidak ada yang

tertinggal di kasa.

f) Friabilitas

34
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet

terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.

Friabilitas diukur dengan friabilator (gambar terlampir). Prinsipnya adalah

menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam

friabilator selama waktu tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat

diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu yang digunakan

adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran. Mula-mula tablet dibersihkan dahulu dari

debunya kemudian ditimbang dengan seksama. Untuk tablet dengan bobot <>

650 mg, timbang tablet sebanyak 10 buah. Masukan seluruh tablet yang telah

ditimbang ke dalam friabilator. Jalankan alat selama 4 menit. Setelah selesai,

keluarkan tablet dari alat. Bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama.

Hitung persentase bobot yang hilang selama pengujian. Untuk tablet yang baik

(dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh lebih dari 1 %.

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam

proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet

tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran

meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang

sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah

dilakukan (USP & NF).

Prosedur:

 20 tablet dibersihkan dengan menggunakan sikat halus dan ditimbang.

 Tablet dimasukkan dalam Friabilator dan diputar sebanyak 100 putaran.

 Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang.

35
 Dihitung friabilitas tablet

g) Friksibilitas

Adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami gesekan

antar sesama tablet.

Tujuan penetapan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap

gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.

Prosedur:

- 20 tablet diambil secara acak

- Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)

- Masukkan uji (100 x) putaran

- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)

- Hitung % friksibilitas tablet

% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%

Pada umumnya persen friksibilitas yang dapat diterima adalah < 1%

2) Evaluasi Kimia

a) Uji penetapan kadar zat berkhasiat

Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet

harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman dkk., 1994). Dalam

penetapan kadar zat berkhasiat pada setiap tablet biasanya menggunakan 20

tablet yang kemudian dihitung, ditimbang, dan kemudian diserbukkan.

Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh

tablet, maka harus ditimbang secara seksama. Kadar zat berkhasiat tertera

36
pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara penetapan

(Siregar, 2008).

F. Pengemasan Sediaan Jadi

Sediaan domperidon disimpan dalam blister sebagai kemasan primer dan

kardus sebagai kemasan sekunder.

37
BAB V

WADAH DAN INFORMASI OBAT

Kemasan primer (Label), Kemasan Sekunder (Wadah) dan Brosur.

 Nama Obat : Yunperidon® Tablet

 Uraian Kerja Farmol : Domperidone merupakan antagonis dopamine

perifer yang selektif di reseptor D2. Obat ini bekerja di Chemoreceptor Trigger

Zone dan di lambung. Domperidone meningkatkan aktifitas spontan lambung

dan mengantagonis penghambatan pengosongan lambung oleh dopamine. Obat

ini meningkatkan proses pengosongan lambung. Domperidon di metabolism

melalui hepar. 91-93% domperidon terikat pada protein plasma. Hasil eksresi

berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%. Waktu paruh dalam plasma (t1/2)

setelah dosis oral tunggal 7-9 jam.

 Indikasi : Untuk mengobati mual-muntah dan dyspepsia

 Kontaindikasi : Pengunaan domperidon tidak dianjurkan pada penderita

perdarahan GI, prolaktin-releasing-hipofisis-tumor (Prolactinoma), Obstruksi

atau perforasi, hipersensitivitas terhadap domperidon.

 Efek Samping : Reaksi efek samping jarang terjadi, mulut Kering,

somnolence, sakit kepala, galactorhoea, diare.

 Bentuk Sediaan : Tablet

 Komposisi : Tiap tablet mengandung Domperidon 10mg

 Volume : 100mg

 Dosis :

-Mual dan muntah

38
Dewasa (termasuk lanjut usia): 10-20 mg setiap 4-8 jam.

Anak-anak: 0,2-0,4 mg/kg/BB/hari setiap 4-8 jam

-Untuk pengobatan dyspepsia funsional:

10-20 mg 3 kali sehari 15-30 menit sebelum makan dan 10-20 mg pada malam

hari tergantung respon klinik. Lama pengobatan tidak boleh lebih dari 2

minggu.

 Cara Pakai : Diminum 15-30 menit sebelum makan

 Peringatan :

- Obat ini tidak dianjurkan pada wanita hamil dan menyusui

- Hati-hati pemakaian pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

 Penandaan : Obat Keras

 Penandaan :

- Harus dengan resep dokter

 Batas Kadaluarsa : April 2020

 Wadah dan Kemasan : Blister berisi 10 tablet

 Cara Simpan : Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu

ruang 20°C-25°C, terlindung cahaya dan lembab. Simpan dalam kardus sampai

pada waktu ingin digunakan.

 Nomor bets :14010705

 Nomor Registrasi :DKL 14300010110 A1

 Nama pabrik : PT. YUNDA PHARMACEUTICAL

 Simbol Pabrik :

39
yp

PT. YUNDA PHARMACEUTICALS

LOMBOK TIMUR-INDONESIA

 Alamat Pabrik : Jalan Sambelia KM.3 Lombok Timur

40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, European Pharmacopoeis 5th, volume 5,0., The Councilof Europe,
1473.
Anonim, 2003, Tabelet Secara Umum, Teknologi Sediaan Farmasi.
B.R. Parmar., 2009, Formulation and Evaluation of Domperidone Fast Dissolving
Tablets, International Journal of PharmTech Research, USA.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3.,
Departemen Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia ,1995, Farmakope Indonesia, edisi 4.,
Departemen Kesehatan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
http://www.drugbank.ca/drugs/DB01184. Diakses pada 5 november 2014.
Janssen, 2013, Motilitium, CCDS, Pdf.
Lachman, L., Liebermann, H.A., and Kaning, J.L., 1994. Teori dan praktek
industry, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, edisi 3, Universitas Indonesia,
Jakarta, 760-779.
Material Safety Data Sheet, Domperidon MSDS, Chemicals and Laboratory
Equipment, Science Lab.com.
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10 20010/2011. www.mims.com

Parrot, E. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.


Burgess Publishing Company. United States of America.
Prajapati, B. G. dan D. V. Patel., 2010, Formulation And Optimization Of
Domperidone Fast Dissolving Tablet By Wet Granulation Techniques
Using Factorial Design, S.K.Patel College of Pharmaceutical Education
and Research Ganpat University, India.
Rhoihana, D. (2008). Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet Metronidazol
Produk Generik dan Produk Dagang. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Rowe, R. C. , Paul, J.S., and Sian, C.O., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Exipients , 5Th ed., Pharmaceutical Press, United Kingdom.
Siregar, 2008
USP, 2007, This Unique E-Book of The US Pharmacopoeia 30-NF25 is Made
Especially for Arabswell,USP 30-NF25, Amerika.

41
LAMPIRAN
DESAIN KOTAK/BOX:

BROSUR:

Yunperidon® Tablet
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Domperidon 10 mg
Indikasi : Untuk mengobati mual-muntah dan
dyspepsia
Cara Kerja : Domperidone merupakan antagonis dopamine
perifer yang selektif di reseptor D2. Obat ini bekerja
di Chemoreceptor Trigger Zone dan di lambung.
Domperidone meningkatkan aktifitas spontan
lambung dan mengantagonis penghambatan
pengosongan lambung oleh dopamine. Obat ini
meningkatkan proses pengosongan lambung.
Domperidon di metabolism melalui hepar. 91-93%
domperidon terikat pada protein plasma. Hasil eksresi
berupa urin dan feses sebesar 31 dan 66%. Waktu
paruh dalam plasma (t1/2) setelah dosis oral tunggal
7-9 jam.
Kontaindikasi : Pengunaan domperidon tidak dianjurkan
pada penderita perdarahan GI, prolaktin-releasing-
hipofisis-tumor (Prolactinoma),Obstruksi atau
perforasi, hipersensitivitas terhadap domperidon.
Efek Samping : Reaksi efek samping jarang terjadi, mulut
Kering, somnolence, sakit kepala, galactorhoea, diare.
Dosis :

42
Dosis dan frekuensi pemberian di sesuaikan dengan berat
dan lamanya gangguan:
- Mual dan muntah
Dewasa (termasuk lanjut usia): 10-20 mg setiap 4-8 jam.
Anak-anak: 0,2-0,4 mg/kg/BB/hari setiap 4-8 jam
- Untuk pengobatan dyspepsia funsional:
10-20 mg 3 kali sehari 15-30 menit sebelum makan dan
10-20 mg pada malam hari tergantung respon klinik.
Lama pengobatan tidak boleh lebih dari 2 minggu.
sehari.
Cara Pakai : Diminum 15-30 menit sebelum
makan
Peringatan :
- Obat ini tidak dianjurkan pada wanita hamil dan
menyusui
- Hati-hati pemakaian pada penderita dengan gangguan
fungsi hati dan ginjal.
Penandaan : Obat Keras
Penandaan :

- Harus dengan resep dokter


Batas Kadaluarsa : April 2020
Bentuk Sediaan : Tablet
Volume : 100mg
Wadah dan Kemasan : Blister @ 10 tablet
Cara Simpan : Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada
suhu ruang 20°C-25°C, terlindung cahaya dan
lembab. Simpan dalam kardus sampai pada
waktu ingin digunakan.
Nomor bets : 14010705
Nomor Registrasi : DKL 14300010110 A1

Diproduksi oleh: PT. YUNDA PHARMACEUTICAL

yp

LOMBOK TIMUR-INDONESIA

43

Anda mungkin juga menyukai