peradangan. Aspirin juga sering digunakan untuk mengurangi risiko serangan jantung, stroke, dan
angina, karena dapat menghambat terjadinya penggumpalan darah. Dokter bisa meresepkan aspirin
kepada anak-anak yang baru menjalani operasi atau pengidap penyakit Kawasaki.
Aspirin dalam dosis tinggi (biasanya 300mg) berguna untuk mengobati sakit kepala dan gigi, migrain,
mengatasi pilek dan flu, meredakan pembengkakan, serta menurunkan demam. Aspirin dengan dosis
rendah (biasanya 75mg) memiliki efek antiplatelet, yaitu sebagai pengencer darah dan membantu
menghentikan penggumpalan darah.
Dokter mungkin akan memberikan aspirin dengan dosis rendah kepada memiliki stroke atau transient
ischemic attack (TIA), serangan jantung atau angina, penyakit arteri perifer (peripheral arterial disease,
PAD), atau pasien yang baru menjalani operasi di daerah jantung dan pembuluh darah.
Tentang Aspirin
Golongan
Antikogulan
Antiplatelet
Antifibrinolitik
Analgesik
Manfaat
Meredakan pembengkakan
Menurunkan demam
Pengencer darah
Kategori D (apabila dikonsumsi dalam dosis penuh pada kehamilan trimester ketiga): terdapat bukti yang
positif bahwa obat mempengaruhi janin, tetapi penggunaannya pada manusia mungkin masih dapat
diterima walaupun berisiko, misalnya pada keadaan darurat yang membutuhkan obat tersebut, pada
suatu penyakit serius ketika obat lain yang lebih aman tidak tersedia, dan pada keadaan yang apabila
tidak diobati akan menyebabkan sesuatu yang lebih fatal).
Peringatan:
Pernah mengalami gangguan hati, ginjal, jantung, atau tekanan darah tinggi.
Anak-anak atau remaja, di bawah usia 16 tahun, yang ingin mengatasi demam, gejala flu, atau cacar air.
Memiliki alergi terhadap obat. Jika tidak bisa menggunakan aspirin, dokter mungkin akan menyarankan
Anda untuk mengonsumsi paracetamol (untuk meredakan rasa sakit) atau clopidogrel (untuk mencegah
penggumpalan darah).
Dosis Aspirin
Kondisi Dosis
Rheumatoid arthritis 80 - 100 mg perhari, dibagi 5 - 6 kali, untuk kondisi akut, bisa dikonsumsi sampai
130 mg/hari.
Gangguan persendian Dosis awal 2,4 - 3,6 g/hari, selanjutnya 3,6 - 5,4 g/hari
Stent implantation 325 mg 2 jam sebelum prosedur, diikuti dengan 160 – 325 mg/hari setelah
prosedur dilakukan.
Mengonsumsi Aspirin dengan Benar
Aspirin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dan diminum dengan air putih. Agar lebih jelas,
pastikan selalu membaca informasi yang tertera di kemasan. Aspirin dalam bentuk tablet, pil, dan kapsul
baik dikonsumsi dalam keadaan utuh, jangan dipatahkan, dihancurkan, atau dikunyah. Usahakan untuk
mengonsumsi aspirin pada waktu yang sama tiap hari agar pengobatan lebih efektif.
Gunakan obat ini sesuai dengan resep dokter. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis yang
diberikan dokter. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi aspirin, disarankan untuk segera meminumnya jika
jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis di jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Interaksi Obat
Aspirin berpotensi menimbulkan interaksi antar obat jika dikonsumsi bersamaan dengan beberapa jenis
obat tertentu. Interaksi antar obat itu bisa menyebabkan perubahan efek pada aspirin, bahkan
meningkatkan risiko timbulnya efek samping dari penggunaan aspirin. Oleh karena itu, interaksi antar
obat harus diperhatikan.
Obat-obatan yang berpotensi menimbulkan interaksi dengan aspirin contohnya obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAIDs), obat-obatan steroid, obat-obatan antikogulan, obat-obatan antidepresan, obat-
obatan untuk menangani tekanan darah tinggi dan epilepsi, serta obat-obatan lain yang mengandung
aspirin.
Umumnya, aspirin menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan, sakit perut, mengalami
perdarahan atau memar di beberapa bagian tubuh. Untuk mengurangi risiko tersebut, disarankan
mengonsumsi aspirin dengan makanan.
Perdarahan di perut yang menyebabkan muntah darah dan perdarahan di otak yang bisa mengganggu
pengelihatan, sakit kepala, dan bicara cadel.
Biduran (kemunculan bilur berwarna merah atau putih yang terasa gatal) dan tinnitus (bunyi atau
dengungan pada telinga).
Dalam buku farmakologi, Katzhung et al menyebutkan bahwa dosis obat aspirin untuk mendapatkan efek
anti nyeri dan anti-demam adalah 300-900 mg, diberikan setiap 4-6 jam. Dosis maksimumnya adalah 4
gram sehari, karena jika lebih dari itu, aspirin akan menunjukkan efek sampingnya. Sedangkan untuk
mendapatkan efek anti peradangan, dosis yang digunakan adalah 4-6 gram per hari.
Untuk mendapatkan efek anti-platelet, dosis yang digunakan adalah 60-80 mg secara oral per hari. Pada
proses pembekuan darah, aspirin menghambat jalur siklooksigenase yang memproduksi tromboksan A2
dan prostaglandin yang menyebabkan penggumpalan darah yang mungkin menyumbat pembuluh darah.
Aspek farmakologi aspirin (asam asetilsalisilat) utamanya adalah dengan menimbulkan efek antiinflamasi
dan anti agregasi platelet akibat inhibisi pada enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan 2).
Farmakodinamik
Farmakodinamik aspirin bekerja melalui inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2) secara
ireversibel, sehingga menurunkan produksi prostaglandin dan derivatnya, yaitu thromboxan A2. Efek
yang diperoleh adalah efek antipiretik, antiinflamasi, dan antiplatelet.
ASPIRIN : menghambat siklooksigenase dengan cara menurunkan sintesis atau mengurangi lepasnya
senyawa yang mendorong adhesi seperti tromboxan A2.
Konsentrasi puncak tercapai 2 jam sesudah diminum. Cepat diabsorpsi, konsentrasi di otak rendah.
Hidrolise ke asam salisilat terjadi cepat, tetapi tetap aktif.
Ikatan protei plasma : 50-80 persen. Waktu paro (half life) plasma : 4 jam. Metabolisme secara konjugasi
(dengan glucuronic acid dan glycine
Ekskresi lewat urine, tergantung pH. Sekitar 85 persen dari obat yang diberikan dibuang lewat urin pada
suasana alkalis.
Pegagan (Centella asiatica) memiliki cirisebagai berikut : tumbuhan herba dengan batang horizontal,
setiap ruas keluar akar dan menjalar ke tanah. Merupakan herbal tahunan tanpa batang, tetapi dengan
rimpang pendek dan stolon – stolon yang merayap dengan panjang 10 – 80 cm. Helai daun tunggal,
bertangkai panjang sekitar 5 – 15 cm berbentuk ginjal, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Tepinya
bergerigi, dengan penampang 1- 7 cm, tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-
kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda tersusun dalam karangan berupa
paying tunggal, 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun, tangkai bunga 5 – 50 mm. Buah kecil
bergantung yang bentuknya lonjong atau pipih panjang 2 – 2,5mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi
lebih kurang 3 mm, berlekuk 2, berwarna kuning kecoklatan, dan berdinding agak tebal, daunnya wangi
dan rasanya pahit. Akar keluar dari setiap bonggol, banyak cabang yang membentuk tumbuhan baru.
GOLONGAN TANAMAN
Nama Daerah : Pegaga (Aceh), pegago (Minangkabau), daun kaki kuda (Melayu), antanan gede / antanan
rambat (Sunda), semanggen (Indramayu, Cirebon) gagan-gagan/ganggagan/kerok
betook/panegowang/rending/calingan rambat (Jawa), kos tekosan (Madura), taidah (Bali), belele (Sasak),
wisu-wisu/pagaga (Makassar), daun tungke-tungke/cipubalawo (Bugis), hisu – hisu (Sulawesi), sarowati,
kori – kori (Halmahera), kolotidi manora (Ternate), dogauke/gogauke/sandanan (Irian).
Nama Asing : Ji xue cao (Cina), Indian pennywort (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola (India).
Penyebaran tanaman: menyebar mulai dari Samudra India sampai ke daerah-daerah tropis di Asia,
terutama tumbuh diIndonesia, pesisir pantai timur Madagaskar, Mauritius, dan Reunion.
Centella asiatica Urb / C. Asiatica banyak mengandung berbagai senyawa aktif dan senyawa yang
terpenting adalah golongan triterpenoid saponin. Triterpenoid saponin meliputi asiatic acid,
madecassoside, asiaticoside, centelloside. Selain itu, herba pegagan juga mengandung unidentified
terpene seperti madecassic acid, thankuniside, isothankuniside, brahmoside, brahmic acid,
brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, carotenoids, hydrocotylin, vellarine(Besung,2009).
Komponenlain yang terkandung adalah minyak atsiri (volatil oil), flavonoid, asam amino, acetate,
camphor, cineole, senyawa – senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin, myo-inosito, resins, tannin,
fytosterol (seperti campesterol, stigmasterol, sitosterol), garam mineral (seperi garam kalium, natrium,
magnesium, kalsium, besi), alkaloid hidrokotilinadan karbohidrat (Soegihardjodan Koensoemardiyah).
Kandungan triterpenoid saponin yaitu asiatic acidpada pegagan berfungsi untuk meningkatkan aktivasi
makrofag.Triterpenoids merupakan antioksidan sebagai penangkap radikal bebas yang dapat mematikan
sel – sel otak dan merevitalisasi pembuluh darah. Asiaticosidedan senyawa sejenis juga berperan
berkhasiat anti lepra (kusta). Secara umum, pegagan berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi
sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya (Thongnopnua, 2008).
Zat vellarine yang ada pada herba pegagan memberikan rasa pahit. Kandungan vitamin berfungsi untuk
meningkatkan stamina dan vitalitas serta sebagai antioksidan yang membantu dalam perkembangan sel
– sel otak. Selain itu garam – garam mineral sebagai pembentuk sel darah merah (zat besi) yang
berfungsi dalam mylenisasi otak dan peningkatan daya konsentrasi. Menurut penilitian yang dilakukan di
Afrika oleh salah satu Mahasiswi IPB (Ine Wasillah), tumbuhan pegagan ini mampu mengobati penyakit
sifilis.
Sifat kimiawi dari herba pegagan yaitu rasanya manis, bersifat mendinginkan (sejuk). Memiliki fungsi
membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas
(antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri,
anti-infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif,
insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang
berlebihan (menghambat terjadinya keloid)
Efekfarmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari kandungan senyawa triterpenoid yaitu
Asiatic acid, Madecassic acid, Asiaticoside, Madecassoside. Berdasarkan penelitian farmakologi yang
dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku, meningkatkan
perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung (connective tissue),
meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar
pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile
integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan
keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan
pada jaringan penghubung. Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A, B, E,
G, dan K, dan mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita dan berfungsi sedatif.
Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises
dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stres dan
depresi.
Pegagan pada penelitian di RSU dr. Soetomo – Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunannya tidak secara drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.
Kegunaan herba pegagan antara lain, daunnya sangat baik untuk menyembuhkan luka kecil, sebagai
peluruh air kemih yang lembut, peluruh keringat pada penderita keracunan jengkol, juga dapat sebagai
peluruh demam, peluruh getah empedu, wasir, keputihan, batu ginjal, sariawan, dan sebagainya
(Perry,1980). Dilaporkan oleh Suwono dkk. (1992), bahwa infusa herba pegagan mempunyai efek
antihipertensi pada anjing. Melihat kenyataan tersebut, dipandang bahwa kandungan kimia dalam herba
pegagan sangat potensial digunakan sebagai obat (Soegihardjo dan Koensoemardiyah).
Triterpenoid dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar,
memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi yang lebih baik.
Asiaticoside berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku,
rambut, dan jaringan ikat.
Dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda rasa nyeri.
Saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai manfaat mempengaruhi collagen misalnya
dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (Bown, 2001).
Asiatic acid juga mungkin memiliki sifat anti-angiogenesis. Selain itu, persiapan topikal telah terbukti
memiliki unik penyembuhan luka-sifat yang mungkin bermanfaat bagi pasien tumor otak dalam
pemulihan mereka dari operasi. Selain itu, risiko rendah efek samping yang merugikan, sejarah panjang
penggunaan sukses dalam pengobatan tradisional, bukti substansial bahwa itu melintasi penghalang
darah otak, dan bukti yang relatif baru bahwa itu adalah sitotoksik untuk jalur sel kanker banyak,
menunjukkan bahwa asitic acid mungkin menjadi suplemen pelengkap yang tepat untuk pengobatan
tumor otak yang komprehensif.
Dalam sebuah penelitian yang unik diterbitkan pada tahun 2006.Science Biomaterial dan Laboratorium
Teknik di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) menemukan bahwa asiatic acid menyebabkan dosis dan
waktu bergantung kematian sel dalam baris sel glioblastoma umum, U-87MG. Hal ini terjadi melalui
kematian sel apoptosis, Ca 2 +-dimediasi kematian sel nekrotik, dan aktivasi caspase-9 dan caspase-
3c(Cho, Choi,Cardone,Kim,Sinskey, 2006).
Untuk pasien tumor otak, asiatic acid banyak juga manfaatnya. Diantar divalidasi ilmiah-efek yang dapat
digunakan oleh pasien tumor otak, asiatic acid menyediakan:
Adaptogenik properti
Eksraksi glikosida triterpenoid. Sebanyak 500,0 mg simplisia dan biomasakering dimaserasi tiga kali 24
jam denganmetanol 70%. Disaring, hasil penyaringandicampur, lalu dipekatkan. Ekstrak berair
inidipucatkan dengan norit dipanaskan, disaringpanas. Filtrat didinginkan, diawalemakkan dengan
petroleum eter dengan menggunakancorong pisah, sampai lapisan petroleum eterhampir tak berwarna.
Lapisan berair dipartisi dengan etilasetat, sampai lapisan etilasetat hampir tak berwarna. Lapisan berair
dipartisi dengan n-butanol sampai lapisan n-butanol hampir tak berwarna. Sari n-butanol
dicampurdiuapkan sampai kering, lalu dilarutkan dalam metanol sebanyak 1 ml. Untuk ekstraksi
biomasa, tahap penghilangan pigmen tidak dikerjakan, karena biomasa tidak mengandung pigmen.
Sistem KLT yang digunakan adalahsebagai berikut. Fase diam yang digunakanadalah silikagel GF254 dan
fase gerak adalahn-butanol-asam asetat glacial-air (3:1:1,v/v).Sebagai pembanding digunakan
TECA(Titrated Extract Centella asiatica) (PT.CorsaPharmaceutical Industries, Jakarta yang diimpor dari
Syntex Lab.,Perancis) yang mengandung asiaticoside 41,4%, serta asiatic acid dan madecassic acid
sebanyak 58,5%. Untuk deteksi bercak digunakan pereaksi semprot asam sulfat 5% dalam metanol;
dipanaskan pada suhu 110° C selama 10 menit.