Dosen : Dr. Yurniwati, SE, M.Si, Ak, CA dan Asniati, SE, MBA, Ak, Ph.D
Oleh :
Kelompok : 2
Anggota Kelompok :
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
Analisis Laporan Keuangan, Analisis Rasio, dan Analisis Laporan Arus Kas.Makalah ini
dibuat sebagai tugas mata kuliah Seminar Analisis Laporan dan Informasi Keuangan dengan
berbagai pemahaman dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan makalah ini, Dan tak lupa pula penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada
Ibu Dr. Yurniwati, SE, M.Si, Ak, CA dan Ibu Asniati, SE, MBA, Ak, Ph.D atas
bimbingannya dalam mata perkuliahan Seminar Analisis Laporan dan Informasi Keuangan
yang banyak membantu penulis dalam poses perkuliahan. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan produk proses pelaporan keuangan yang diatur oleh
standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan
perusahaan. Pemahaman mengenai lingkungan pelaporan keuangan perlu diserta dengan
pemahaman tujuan dan konsep yang mendasari informasi akuntansi yang disajikan dalam
laporan keuangan. Pengetahuan ini akan membantu dalam melihat posisi keuangan yang
sesungguhnya dan kinerja perusahaan dengan lebih baik.
Dengan demikian, empat manajer tuas dapat digunakan untuk mencapai target
pertumbuhan dan laba mereka adalah:
1. manajemen operasi,
2. manajemen investasi,
3. strategi pembiayaan,
4. kebijakan dividen.
Tujuan dari analisis rasio adalah untuk mengevaluasi efektivitas dari kebijakan
perusahaan di masing-masing bidang ini.Analisis rasio yang efektif melibatkan
hubungan keuangan angka-angka untuk faktor-faktor bisnis yang mendasari sedetail
mungkin. Sementara rasio analisis mungkin tidak memberikan semua jawaban kepada
seorang analis mengenai kinerja perusahaan, itu akan membantu para analis
membingkai pertanyaan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dalam analisis rasio, analis dapat :
1. Membandingkan rasio untuk perusahaan selama beberapa tahun (a perbandingan
time-series), Di perbandingan waktu-seri, analis dapat mempertahankan faktor-
faktor spesifik perusahaan konstan dan memeriksa efektivitas strategi perusahaan
dari waktu ke waktu.
2. Membandingkan rasio untuk perusahaan dan perusahaan lain dalam industri
(perbandingan cross-sectional). Membandingkan cross-sectional memfasilitasi
memeriksa kinerja relatif dari suatu perusahaan dalam industrinya, memegang
tingkat industri faktor konstan.
3. Membandingkan rasio dengan beberapa patokan mutlak. Untuk sebagian besar
rasio, tidak ada tolok ukur mutlak. Pengecualian adalah ukuran tingkat
pengembalian, yang dapat dibandingkan dengan biaya modal yang terkait dengan
investasi. Misalnya, tunduk pada distorsi yang disebabkan oleh akuntansi, tingkat
pengembalian ekuitas (ROE) dapat dibandingkan dengan biaya modal ekuitas.
Dengan menggunakan hasil analisis rasio, dapat mengetahui kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan (strength dan weakness) perusahaan pada masa
lalu sebagai dasar penetapan strategi pada masa datang. Artinya, tujuan analisis
adalah untuk mengetahui posisi keuangan pada masa lalu dan sekarang yang akan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa datang.
2.1 Ilustrasi Analisis Rasio
Berbagai rasio dapat dihitung dengan menggunakan laporan keuangan
perusahaan. Beberapa rasio memiliki aplikasi umum dan analisis keuangan, sementara
yang lainnya bersifat unik untuk situasi atau industri yang spesifik. Penerapan analisis
rasio untuk tiga area penting analisis laporan keuangan :
a. Analisis Kredit (Risiko)
Likuiditas. Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek.
Struktur modal dan solvabilitas. Untuk menilai kemampuan memenuhi kewajiban
jangka panjang.
b. Analisis Profititabilitas
Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment – ROI). Untuk menilai
kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
Kinerja operasi. Untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
Pemanfaatan aset (asset utilization). Untuk menilai efektivitas dan intensitas aset
dalam menghasilkan penjualan, disebut perputaran (turn over).
c. Valuasi
Valuasi digunakan ntuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (saham).
2.2 Jenis-Jenis Analisis Rasio
Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis
keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang
digunakan adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan.
Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu diantaranya:
1. Rasio Likuiditas,
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), merupakan kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
efek yang dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva
lancar, kemudian membagi sisanya dengan hutang lancar Dimana kemampuan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid
(quick assets).
2. Rasio Aktivitas,
Mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber – sumber daya
sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan menjadi penjualan
atau kas.
Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva
pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini menganggap bahwa suatu
perbandingan yang “layak” harus ada antara penjualan dan berbagai aktiva
misalnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio produksi
meliputi :
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi
penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menghitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun
yang diukur dengan menggunakan inventory turnover dan waktu rata-rata persediaan
tertahan di gudang. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yang
semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk
menghasilkan penjualan.
3. Rasio Leverage,
Menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun
modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur yang dihitung dengan
cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, merupakanbagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan utang. Secara sistematis dapat ditulis sebagai
perbandingan antara total utang dengan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Tangible assets debt coverage = Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang
tanpa menyulitkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan.
Dimana besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
4. Rasio Profitabilitas,
Digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sehingga
menghasilkan keuntungan sebagai berikut:
a. Gross profit margin, menunjukkan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba
kotor.
b. Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk menghasilkan laba
bersih (Earning After Tax, EAT)
c. Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva menghasilkan laba
sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam menghasilkan laba
setelah pajak.
e. Return on equity, Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan
bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
5. Rasio Pasar,
Diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon
investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham dari segala aspek
atas kinerja masa lalu perusahaan dan harapan kinerja di masa yang akan datang.
a. Earning per share, menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
b. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham.
Jika rasio ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi
bahwa investasi pada saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri.
Rasio harga pasar pada umumnya digunakan untuk melihat saham perusahaan dan
mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar untuk setiap rupiah
pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan tingkat kepercayaan
investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
c. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku
saham, juga merupakan indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio
harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap
kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap
nilai buku atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai
buku per lembar saham biasa.
Niali buku per lembar saham biasa = Ekuitas saham biasa
Jumlah lembar saham biasa yang beredar
2.3Intrepretasi Analisis Rasio
Tabel 1. Ratio keuangan untuk Perusahaan x
Ratio Keuangan Cara Perhitungan 19x2 19x3
Ratio Liquiditas:
Aktiva Lancar
Curent ratio Utang Lancar 2,2 2,17
Ratio Aktivitas
365
Average collection periode Perputaran piutang 44,7 hari 79,9 hari
365 289,7
Average age of inventory Perputaran persediaan hari 3,47 hari
Ratio Leverage
Total utang
Debt ratio Total aktiva 0,63 0,62
Total utang
Debt/ Equity ratio Modal Sendiri 1,67 1,60
EBIT
Time interest eamed Biaya Bunga 11 kali 9 kali
Ratio Profitabilitas
Laba Kotor
Gross profit margin Penjualan bersih 0,41 0,12
EAT
Profit margin Penjualan bersih 0,12 0,12
EAT
Return on total assets Total aktiva rata − rata 0,0623 0,1200
EAT
Return on common equity Modal sendiri 0,17 0,17
Nilai pasar
Dari contoh analisis rasio pada tabel 1. untuk Perusahaan x, maka nilai ratio
untuk tahun 19x3 tersebut dapat diintrepretasikan:
1. Rasio Likuiditas,
a. Current Ratio = 2,17 :
berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,17
b. Cash ratio = 1,26 :
berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh kas, surat berharga dan piutang
sebesar Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 :
berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.
Likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan
mudah karena merupakan barang setengan jadi, barang usang atau barang untuk
kegunaan tertentu.
b) Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang terlebih dahulu
sebelum menjadi uang kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yang lebih baik
jika persediaan tidak mudah diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar
merupakan ukuran likuiditas yang lebih disukai.
Pada umumnya dari ke tiga alat ukur likuiditas yang telah diterangkan diatas,
jika semakin tinggi nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan
likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek yang telah jatuh tempo sehingga akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk
meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas.
2. Rasio aktivitas:
a. Account receivable ratio = 4,57 kali,
artinya dana yang tertanam dalam piutang itu mampu berputar sebanyak 4,57 kali
dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya adalah 80 hari, yang artinya
dibutuhkan waktu rata-rata 80 hari untuk mengumpulkan mengumpulkan piutang
menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab semakin cepat
tertagih.
b. Inventory ratio = 1,05 kali,
artinya kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam tahun
19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan waktu rata-rata dari persediaan tertahan di
gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama dengan 347,6 hari.
Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yang semakin kecil.
Untuk mengetahui siklus operasi dalam bisnis tertentu digunakan ukuran
operating cycle yang menunjukkan jumlah hari yang diperlukan untuk
mengonversikan persediaan piutang hingga kembali menjadi uang kas.
Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory
c. Total asset turnover = 0.381,
artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total aktiva rata-rata hanya dapat
berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan
bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya mampu menghasilkan penjualan
sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio tersebut, maka semakin jelek.
3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 :
artinya 62% dari total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang berasal dari
utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 :
artinya bagian dari utang yang dijamin oleh modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) =
0,625 stsu 62,5%. Jadi, apabila perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang
dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%.
c. Long term debt to equity ratio = 0,95
artinya hanya 95% dari modal sendiri yang akan digunakan untuk menjamin utang
jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali,
artinya EBIT yang diperoleh itu 9 kali biaya bunga, atau dapat juga diartikan bahwa
setiap Rp 1,00 bunga dijamin oleh Rp 9,00 EBIT
4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38
artinya setiap penjualan Rp 1,00 akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12
artinya Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan Rp 0,12 laba setelah pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08
artinya Rp 1,00 total aktiva mampu menghasilkan Rp 0,08 laba sebelum dipotong
bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457
artinya setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu menghasilkan laba setelah pajak sebesar
Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123
artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan Rp 0,123 untuk para
pemegang saham.
5. Rasio pasar
a. Earning per share =2,12, artinya laba per lembar saham yang menjadi hak pemegang
saham yaitu sebesar 2,12
b. Price earning ratio = 9,39 artinya semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin
baik karena dapt menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yang
diharapkan oleh para pemodal.
c. Market to book value = 18,80
3. ANALISIS ARUS KAS
Laporanaruskasadalahmenyediakaninformasiaruskasmasukdariaruskaskeluaruntuk
satu periode.Laporan tersebut jugamembedakan sumberpenggunaanarus kas dengan
memisahkanaruskasmenjadiaktivitasoperasi,investasi,pendanaan.Analisisini membantu
kitamenilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan.
Tidakdiharuskannyapengungkapanterpisahuntukaruskasyangterkaitdenganpos
luarbiasa.
Bungadandividenyangditerimasertabungayangdibayarkandikelompokkansebaga
i arus kas operasi.
Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi
Pemindahanlabaataurugipenjualanakivatetapatauinvestasisebelumpajakdari
aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi danaktivitas
investasi.
PengukuranArus KasAlternatif
Jikalaporanlabarugimenggambarkanhasiloperasiuntuksatuperiodewaktu,maka
neraca menggambarkankondisiasetperusahaanpadasuatutitikwaktutertentuserta
sumber pendanaan dari aset tersebut.Laba akan meningkatkan aset dan beban
merupakan konsumsi
atasaset.Keduakomponentersebutterdapatdalamlaporanlabarugidanberhubungandenga
n pos dalamneraca.Makadapatditarik kesimpulan bahwalaba bersih terkaitdenganarus
kas melalui penyesuaian pos-pos dalam neraca.
Banyakditemukankondisiperusahaanyang memilikilabayang
besartetapimengalami kesulitandalammelunasikewajibanjangka pendek serta
memerlukankasuntukberekspansi. Untuk itu, penting bagiperusahaan untuk
memisahkan kinerjaantaraktivitas, terutama
pemisahaanantarakinerjaoperasidengankeuntunganyangberasaldariaktivitasinvestasid
an pendanaan.Walaupun ketigaaktivitastersebutsamasamapenting dan saling
terkait,tetapi ketigaaktivitas tersebut tidak samadan mencerminkan aspek
perusahaanyangberlainan.
Dalamlaporanaruskasdiungkapkanimplikasiaktivitaslabaterhadapkasdanmene
kankan bahwa laba berbeda denganaruskasdarioperasi.Perusahaandengankinerja
keuanganyang baik mengandalkan kemampuan untuk menghasilkan arus kas dari
operasi.
Masalaharuskasoperasiberbedauntukperusahaanyang
suksesdanperusahaanyang gagal.Perusahaanyangsuksesmenghadapi
masalahkenaikaninvestasidalampiutang dan
persediaandikarenakannaiknyapermintaanpelanggan.Labayang meningkatmendorong
perusahaanuntukmendapatanpendanaantambahan(utang
danekuitas).Sehinggaakhirnya laba perusahaanakanmenghasilkanaruskasyangpositif.
Sementara perusahaanyanggagal mengalamikekurangan
kas.Perusahaanbisameningkatkanaruskasdenganmengurangi
piutangdanpersediaan,namunbiasanyajugaakandiikutidenganpenurunanpelayanankep
ada pelanggan. Walaupunmanajer
perusahaandapatmelaukanpinjaman,tetapilangkahtersebut hanyaakan
memperbesarkerugian.
Laporanaruskasmerupakankomponenyang sangatpenting
dalammenganalisislaporan keuangan suatu perusahaan, diantara kegunaannyaadalah
untuk memprediksihasiloperasi berdasarkan kapasitas produksi yangdimiliki
dandirencanakan; untuk menilai kapasitas ekspansiperusahaandimasa
depan,kebutuhanmodalnya,dansumberaruskasmasuknya; sebagaijembatanpenting
antaralaporanlabarugidenganlaporanposisikeuangan;untuk
melihataruskasmasukdanaruskaskeluarsertakemampuanperusahaanuntukmemenuhike
wajibanlancarnya;untukmengidentifikasihasilatauperkiraanoperasiyangsalahatau
menyesatkan.
Kenaikanaruskasoperasiyang
timbulakibatkenaikankewajibanlancarjugabiasanya
bukanmerupakansumberaruskasmasukyang dapatdipertahankan.Misalnya,perusahaan
dapatmenundapembayaran(menaikkanutang
usaha)untukmeningkatkanaruskasoperasi.
Akantetapipadasuatutitik,pemasokakanmemprosesdenganmembebankanbiayayangleb
ih tiggiatau menghentikan pengirimanroduk-produknya. Sama
halnya,akrualmencerminkan kewajibanyang
belumdibayardimanabebantelahdilaporkanpadaperiodeberjalan.Akrual
gajimasihharus dibayar, sepertijugaakrualsewa, danseterusnya.Kenaikanakrual
umumnya mencerminkan penangguhan arus kas keluardalam jangkapendek.