Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan penyertaan-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Supervisi Pendidikan”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
“Manajemen Pendidikan”, juga diharapkan dapat membantu kita sebagai calon guru untuk
memahami hal-hal mengenai supervisi pendidikan.
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu diharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk
memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam
peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan
tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada
kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan
supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
kepala sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan
memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara
efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Supervisi Pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis Supervisi Pendidikan?
3. Apa saja prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan?
4. Apakah tujuan dan sasaran Supervisi Pendidikan?
5. Apa fungsi Supervisi Pendidikan?
6. Apa saja teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan?
7. Apa saja metode-metode dalam Supervisi Pendidikan?
8. Siapakah objek dalam Supervisi Pendidikan?
9. Apakah supervisor itu?
10. Bagaimana program Supervisi Pendidikan?
11. Bagaimana pelaksanaan Supervisi Pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Supervisi Pendidikan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Supervisi Pendidikan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
4. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran Supervisi Pendidikan
5. Untuk mengetahui fungsi Supervisi Pendidikan
6. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan
7. Untuk mengetahui metode-metode dalam Supervisi Pendidikan
8. Untuk mengetahui objek dalam Supervisi Pendidikan
9. Untuk mengetahui tentang supervisor
10. Untuk mengetahui program Supervisi Pendidikan
11. Untuk mengetahui pelaksanaan Supervisi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Good Carter
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran,
dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha
memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
2. Boardman
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir
dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir
dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih
cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi
sebagai lebih sanggup berpartisipasi dalam masyarakat modern.
3. Willem Mantja
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan
resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua
tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi
sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
4. Kimball Wiles
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles
beranggapan bahwa faktor manusia yang memiliki kecakapan (skill) sangat penting
untuk menciptakan suasana belajar mengajar yangg lebih baik.
5. Mulyasa
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan
supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas
dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
6. Ross L (1980)
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L
memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan.
7. Purwanto (1987)
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan Supervisi
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dalam kegiatan sedangkan Pengawasan adalah
Melihat apa yang positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan
tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang
disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari
kegiatan sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang
sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah
pembinaannya
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a) Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari
supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah
juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi
pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam
jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya,
meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam
dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda
dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas.
Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada
perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada
bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang
sesuai dengan yang telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajemen sekolah.
b) Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. Karena guru juga manusia
yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara
berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas
profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena
guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar
mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa pembinaan secara
individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga memiliki permasalahan yang
sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan
guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar
itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar
dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun point-point yang
menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru, KBM Guru, Karakteristik
Guru, Administrasi Guru dll.
c) Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti
guru, namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff,
penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah.
d) Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah
yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa
disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan
Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu
sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/1975,
sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
Bangunan dan perabotan sekolah
Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.
Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.
Teknik supervisi Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk
mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai
supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam
supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan
ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah
sebagai berikut :
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya,
yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh
guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan
kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan
dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama dan maju
dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai
seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah
dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan
pengalaman masing – masing. Sehingga masing – masing guru dapat memperbaiki
kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya
akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran
terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara
atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar
pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai
pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun
pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.
3. Diskusi Panel
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut
ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan
melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-
masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau
memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan
dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
4. Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk
mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan
dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat
dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi
masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak
yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar
kelompok mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan
pendidikan dari salah seorang anggotanya.
5. Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah
pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu
topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang
dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan
mendengarkan pidato-pidato tersebut.
6. Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara
mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di
kelas oleh supervisor.
7. Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa
pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan
sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.
Dalam melakukan evaluasi, supervisor tidak hanya sebagai evaluator program yang hanya
memberikan rekomendasi kepada policy maker untuk membuat suatu keputusan, tetapi juga
berperan sebagai pembuat keputusan dan pelaksana putusan.Supervisor harus bertanggung
jawab terhadap kontinyuitas program yang sedang berlangsung juga mutu produknya. Ada
beberapa teknik evaluasi program yang biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka
mencari bahan mentah untuk tindak lanjut, yaitu dengan tes, observasi, laporan diri, evaluasi
diri dan teman sejawat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan proses
evaluasi, yaitu:
1. Komprehensif, evalusi harus dilakukan secara menyeluruh.
2. Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama
antara subjek evaluasi dan objek evaluasi. Evaluasi yang kooperatif
mengindikasikan adanya kesepakatan di antar kedua belah pihak betapa
pentingnya proses evaluasi tersebut.
3. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kualitas proses pencapain tujuan pendidikan senantiasa bisa terus diupayakan
dalam kondisi prima dan berkualiatas.
4. Objektif, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengakaburkan pengukuran
dan penilaian.
5. Humanis, supervisor harus memperlakukan subjek yang diteliti secara
manusiawai, menghargai subjek sebagai individu. Proses evaluasi yang dinamis
akan mengungkap semua masalah yang berkaitan dengan operasionalisasi
pencapaian tujuan pendidikan.
6. Aman, proses evaluasi yang dilakukan hendaknya menjaga privasi individu.
Semua data yang bersifat rahasia sebaiknya tidak diekspos ke khalayak karena
akan berakibat buruk terhadap kinerja hubungan dengan manusia yang berujung
dengan menurunnya produktifitas lembaga.
BAB III
PENUTUP