Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FISIOLOGI

TIM PENYUSUN
Pascal Filio 040001800111
Raynor Favianozaki 040001800116
Rossa Nabila 040001800121
Sheilaz Augusty 040001800125
Siti Azizah 040001800127
Stephannie Alvinsia 040001800132
Tasha Nadila 040001800135
Eveline Michelle T 040001800164

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
2018
1.Jelaskan mengenai efek Glukokortikoid yang memiliki efek metabolik
dan berperan kunci dalam adaptasi terhadap stress

Kortisol, glukokortikoid utama, berperan penting dalam metabolisme karbohidrat,


lemak dan protein yang memiliki efek permisif signifikan bagi aktivitas hormon lain dan
membantu seseorang menahan stres.

Efek metabolik

Efek kesuluruhan dari pengaruh kortisol pada metabolisme adalah peningkatan


konsentrasi glukosa darah dengan mengorbankan simpanan lemak dan protein. Kortisol
berfungsi sebagai berikut ;

 Kortisol merangsang glukoneogenesis di hati yaitu non-karbohidrat (asam amino)


menjadi karbohidrat.Di antara waktu makan atau selama puasa , ketika tidak ada
nutrisi baru yang diserap ke dalam darah, glikogen dihati cenderung berkurang karena
diuraikan untuk membebaskan glukosa ke dalam darah. Glukoneogenesis adalah
faktor penting untuk menganti simpanan glikogen hati dan karenanya
mempertahankan kadar glukosa darah tetap normal di antara waktu makan.Hal ini
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar
metabolik tetapi jaringan saraf sama sekali tidak dapat menyimpan glikogen.
 Kortisol menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa oleh banyak jaringan
kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi otak yang membutuhkan ini sebagai
bahan bakar metabolik.
 Kortisol merangsang penguraian protein di banyak jaringan, khususnya otot. Dengan
menguraikan sebagain protein otot menjadi konstituennya (asam amino), kortisol
meningkatkan konsentrasi asam amino darah.Asam amino ini tersedia untuk
glukoneogenesis.
 Kortisol mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak (lipid) di jaringan
adiposa sehingga asam-asam lemak dibebaskan kedalam darah. Asam lemak ini
sebagai bahan bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat menggunakan
sumber energi ini , sehingga glukosa dapat dihemat hanya untuk otak.
Gambar 1.1 Jalur steroidogenik untuk hormon-hormon steroid pertama.

Peran dalam adaptasi terhadap stres

Kortisol berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres. Segala jenis stres merupakan
salah satu rangsangan utama bagi peningkatan sekresi kortisol. Penjelasan yang spekulatif
tetapi masuk akal sebagai berikut : Manusia primitif atau hewan yang terluka atau
menghadapi situasi yang mengancam nyawa harus melupakan makan. Pergeseran dari
penyimpanan protein dan lemak ke peningkatan simpanan karbohidrat dan ketersediaan
glukosa darah yang ditimbulkan oleh kortisol akan membantu melindungi otak dari
malnutrisi selama periode puasa paksa tersebut.Asam-asam amino yang dibebaskan oleh
penguraian protein juga akan menjadi pasokan yang siap digunakan untuk memperbaiki
jarringan jika terjadi cedera fisik. Oleh karena itu, terjadi peningkatan cadangan glukosa,
asam amino,dan asam lemak yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.
2. Jelaskan mengenai perubahan utama hormon selama respon stress dan
tujuannya

HORMON PERUBAHAN TUJUAN

Epinefrin ↑ Memperkuat sistem saraf simpatis untuk


mempersiapkan tubuh “fight-or-flight”.
Memobilisasi simpanan karbohidrat dan
lemak, meningkatkan kadar glukosa dan
asam lemak darah.

Memobilisasi simpanan energi dan bahan


CRH-ACTH-kortisol ↑
pembangun metabolik untuk digunakan jika
diperlukan; meningkatkan glukosa, asam
amino darah; dan asam lemak darah ACTH
mempermudah proses belajar dan perilaku.

Glukagon ↑
Bekerja bersama untuk meningkatkan
glukosa darah dan asam lemak darah
Insulin ↓

Menahan garam dan H2O untuk


Renin-Angiotensin-A ↑
ldosteron meningkatkan volume plasma; membantu
mempertahankan tekanan darah jika terjadi
pengeluaran akut plasma.

Vasopresin dan angiotensin II menyebabkan


Vasopresin ↑
vasokonstriksi arteriol untuk meningkatkan
tekanan darah.
Vasopresin membantu proses belajar.
3.Jelaskan mengenai jalur-jalur utama proses metabolik yang melibatkan
molekul nutrien organik

Metabolisme adalah reaksi yang melibatkan penguraian,sintesis dan transformasi


ketika kelas molekul kaya energi-protein,karbohidrat dan lemak-secara kolektif . Selama
proses pencernaan molekul nutrien besar (makromolekul) diuraikan menjadi subunit-subunit
yang lebih kecil dan dapat diserap sebagai protein diubah menjadi asam amino, karbohidrat
kompleks menjadi monosakarida, dan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak
bebas.Unit yang diserap ini dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah baik
langsung atau melalui pembuluh limfe.Produk yang kita makan baik protein, karbohidrat,
lemak trigliserida setelah di absropsi di pencernaan akan menjadi sub unit-sub unit molekul
yang dapat diserap oleh tubuh yang dapat dilihat pada (gambar 19-14).

Asam amino simpanan metabolik di tubuh ini dapat di anabolisme (sintesis protein)
menjadi protein tubuh ,pelepasan asam amino oleh katabolisme protein tubuh (penguraian
protein), dan dapat dikatabolisme untuk urea.Simpanan metabolik di tubuh ini berupa glukosa
dapat di anabolisme (glikogenesis) menjadi simpanan glikogen dalam hati dan otot,
pelepasan glukosa oleh katabolisme simpanan glikogen (glikogenolisis), dan dapat
dikatabolisme untuk menghasilkan energi untuk produksi ATP.Sedangkan Fatty acids (asam
lemak) dapat bersama sama dengan gliserol menjadi trigliserida (Sintesis lemak) , pelepasan
asam lemak dan gliserol oleh katabolisme trigliserida (Penguraian lemak), dan dapat
dikatabolisme untuk menghasilkan energi untuk produksi ATP.

Selain mampu membentuk kembali molekul organik yang telah dikatabolisme


menjadi jenis molekul yang sama , sel hati dapat mengubah sebagian besar tipe molekul
menjadi tipe lain contohnya, pengubahan asam amino menjadi glukosa atau asam
lemak.Karbohidrat dan lemak yang dimakan dikatabolisme untuk menghasilkan energi ,
sedangkan asam amino utama digunakan untuk menghasilkan energi setelah diubah menjadi
karbohidrat atau lemak. Ketiga kategori bahan makanan ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar dan kelebihan setiap jenis makanan dapat disimpan sebagai bahan bakar simpanan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi


Glikogenesis Glukosa  glikogen  Glukosa darah
Glikogenolisis Glikogen glukosa  Glukosa darah
Glukoneogenesis Asam amino  glukosa  Glukosa darah
Sintesis Protein Asam amino  protein  Asam amino darah
Penguraian Protein Protein  asam amino  Asam amino darah
Sintesis lemak (lipogenensis Asam lemak dan gliserol   Asam lemak darah
atau sinstesis trigliserida) trigliserida
Penguraian lemak (lipolisis Trigliserida  asam lemak  Asam lemak darah
atau penguraian trigliserida dan gliserol
Bahan Bentuk Bentuk Tempat Presentase Kapasitas Peran
Bakar dalam Simpanan Penyimpa Kandungan Cadangan
Metabolik Darah nan Utama Energi (dan
Kalori*)
Tubuh Total
Karbohidrat Glukosa Glikogen Hati, otot 1% (1500 Mengandung Sumber
kalori) energi untuk energi
kebutuhan pertama;
kurang dari esensial
sehari bagi otak
Lemak Asam Trigliserida Jaringan 77% Mengandung Cadangan
lemak lemak (143.000 energi untuk energi
bebas kalori) kebutuhan utama,
sekitar dua sumber
bulan energi
selama
puasa
Protein Asam Protein Otot 22% Kematian Sumber
amino tubuh (41.000 terjadi jauh glukosa
kalori) sebelum untuk otak
kapasitas selama
digunakan puasa;
cadangan
secara
terkahir
penuh untuk
karena memenuhi
gangguan kebutuhan
struktural energri
dan lain
fungsional
4. Jelaskan mengenai interaksi Insulin dan Glukagon yang bekerja sebagai
1 tim untuk mempertahankan glukosa dan asam lemak darah

Terdapat hubungan umpan-balik negatif langsung antara konsentrasi glukosa darah


dan laju sekresi sel β dan sel α, tetapi dalam arah berlawanan. Peningkatan kadar glukosa
darah merangsang sekresi insulin, tetapi menghambat sekresi glukagon , sementara
penurunan kadar glukosa darah menyebabkan penurunan sekresi insulin dan peningkatan
sekresi glukagon ( Gambar 19-20). Karena insulin menurunkan dan glukagon meningkatkan
glukosa darah, perubahan sekresi kedua hormon pankreas ini sebagai respon terhadap
perubahan glukosa darah bekerja sama secara homeostatis untuk memulihkan kadar glukosa
darah ke normal . Demikian juga, penurunan konsentrasi asam lemak darah secara langsung
menghambat pengeluaran insulin dan merangsang pengeluaran glukagon oleh pankreas ,
keduanya adalah mekanisme kontrol umpan-balik negatif untuk memulihkan kadar asam
lemak darah ke normal.

Efek konsentrasi asam amino darah pada sekresi kedua hormon ini adalah cerita yang
berbeda. Peningkatan konsentrasi asam amino darah merangsang sekresi baik insulin maupun
glukagon. Jika selama penyerapan makanan kaya-protein , peningkatan asam amino darah
hanya merangsang sekresi insulin maka dapat terjadi hipoglikemia, karena hanya sedikit
tersedia karbohidrat untuk diserap. Setelah konsumsi diet tinggi-protein,peningkatan sekresi
insulin yang dipicu oleh asam amino akan mendorong sebagian besar glukosa masuk ke
dalam sel sehingga terjadi penurunan mendadak kadar glukosa darah. Namun, peningkatan
simultan sekresi glukagon yang dipicu oleh peningkatan kadar asam amino darah
meningkatkan produksi glukosa oleh hati. Karena efek hiperglikemik glukagon melawan efek
hipoglikemik insulin, hasil akhir adalah terpeliharanya kadar normal glukosa darah selama
absorpsi makanan yang kaya protein tetapi rendah karbohidrat.

5. Jelaskan mengenai peran hormon Paratiroid dalam meningkatkan


kadar Ca+2 bebas plasma melalui efeknya pada tulang

Hormon paratiroid (PTH) adalah hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar
paratiroid, empat kelenjar seukuran bulir padi yang terletak di permukaan belakang kelenjar
tiroid, satu setiap sudut. Seperti aldosteron, PTH bersifat esensial bagi kehidupan. Efek
keseluruhan PTH adalah meningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma
(dan, karenanya, CES keseluruhan) sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada
sama sekali, kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya akibat asfiksia karena spasme
hipokalsemik otot-otot pernafasan. Oleh efeknya pada tulang, PTH meningkatkan kadar
Ca2+ plasma saat kadar tersebut mulai turun sehingga dalam keadaan normal hipokalsemia
dan segala efeknya dapat dicegah. Hormon ini juga menurunkan konsentrasi PO43- plasma.

Pada tulang, saat Ca2+ dipompa keluar, cairan tulang diganti dengan Ca2+ dari tulang
yang mengalami mineralisasi parsial di sepasang permukaan tulang sekitar. Karena itu,
pertukaran Ca2+ tidak melibatkan resorpsi tulang yang telah mengalami mineralisasi
sempurna, dan massa tulang tidak berkurang. PTH menarik Ca2+ dari tulang dan cepat
meningkatkann kadar Ca2+ plasma tanpa menguraikan tulang yang mengalami mineralisasi
itu sendiri. Pada keadaan normal, pertukaran ini cukup untuk mempertahankan konsentrasi
Ca2+ plasma.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen1 halaman
    Dokumen
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Jaj
    Jaj
    Dokumen17 halaman
    Jaj
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • CGG
    CGG
    Dokumen9 halaman
    CGG
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Soal Epidemiologi
    Soal Epidemiologi
    Dokumen42 halaman
    Soal Epidemiologi
    David Anggara Putra
    87% (23)
  • 1751 FIx
    1751 FIx
    Dokumen16 halaman
    1751 FIx
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Komplemen Dan Respon Imun
    Komplemen Dan Respon Imun
    Dokumen52 halaman
    Komplemen Dan Respon Imun
    Rado Razo
    0% (1)
  • Uvula Bifida
    Uvula Bifida
    Dokumen4 halaman
    Uvula Bifida
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • ZJJZZ
    ZJJZZ
    Dokumen1 halaman
    ZJJZZ
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Eveline Michelle
    Belum ada peringkat