Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READING

Treating Viral Diarrhea in Children


by Probiotic and Zinc Supplements

Oleh:
Gresham Arceliusindi Mulya 04054821820045

Pembimbing:
dr. Hasri Salwan, SpA(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2019
Mengobati Diare Viral pada Anak dengan
Probiotik dan Suplemen Zinc

Abstrak
Tujuan: Sasaran dari penelitian ini adalah untuk menganalisa efek suplemen
probiotik dan Zinc dalam jangka waktu tertentu dengan kejadian diare akut pada
anak usia 6 bulan sampai dengan 2 tahun.
Metode: Pada uji klinis terhadap bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun ini, pasien
dikelompokan menjadi 3 grup: grup yang mendapat Zinc/Zinc Receiving Group
(ZRG), grup yang mendapat probiotik/Probiotic Receiving Group (PRG), dan
grup kontrol yang hanya mendapatkan terapi suportif saja. Kejadian diare
dievaluasi pada grup-grup tersebut pada 24 jam pertama dan jam ke 48-72, serta
dengan durasi dirawat dan diare yang persisten selama 3 sampai 7 hari.
Hasil: Diare persisten sampai hari ke 3 perawatan pada 100% bayi dengan PRG
dibandingkan dengan ZRG hanya 76.1%. Risiko relatif/relative risk (RR) diare
persisten dengan PRG 1.31 kali lebih besar dibandingkan denggan ZRG sampai
hari ketiga. Selain itu juga, 80% kasus diare pada PRG persisten sampai hari
keempat perawatan, dibandingkan dengan ZRG 47,8% dan value-nya signifikan.
Insidensi relatif/relative incidence dari diare persisten pada PRG 36.4 kali lebih
besar daripada ZRG sampai hari keempat. Selain itu persentase komplikasi setelah
pengobatan sekitar 35.5% pada PRG dan 2.6% pada ZRG, dan signifikan.
Kesimpulan: Pada penelitian kami, efektifitas Zinc pada dosis 20 mg lebih tinggi
dibandingkan dengan probiotik. Komplikasi yang berhubungan dengan
suplementasi Zinc juga lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan probiotik.
Kata Kunci: Diare; Pediatrik; Probiotik; Diare viral; Zinc
PENDAHULUAN
Diare merupakan salah satu penyebab utama disabilitas dan kematian pada
anak di seluruh dunia, menyebabkan 5-10 juta kematian setiap tahunnya. Diare
menyebabkan berjuta-juta kematian di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada usia
0-4 tahun. Di Iran, diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak setelah
infeksi saluran pernapasan. Faktor risiko termasuk air yang terkontaminasi,
kesehatan yang buruk, atau kondisi seperti malnutrisi dan faktor kontak dengan
patogen, serta menurunnya keamanan ASI. Diare merupakkan salah satu tanda
klinis tersering pada infeksi yang berhubungan dengan saluran pencernaan bagian
bawah, dan didefinisikan sebagai BAB cair yang terjadi setidaknya 3 kali dalam
waktu 24 jam. Diare dapat dikelompokkan menjadi akut dan kronik: diare akut
merupakan tipe yang paling berat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi, dan
infeksi parasit. Rotavirus dan Escherichia coli merupakan penyebab utama dari
diare.
Peran Zinc terhadap nutrisi manusia telah meningkat secara signifikan.
zinc merupakan salah satu mikronutrien yang sangat efektif bagi kesehatan,
terutama bagi anak-anak. Beberapa melaporkan korelasi antara diare dengan kadar
zinc yang abnormal dalam tubuh. Durasi diare dipengaruhi oleh beberapa faktor,
beberapa diantaranya merupakan berat badan turun yang dipengaruhi oleh usia
dan menurunnya imunitas seluler. Defisiensi Zinc berhubungan dengan kedua
faktor tersebut. Oleh sebab itu, defisiensi zinc dianggap sebagai peranan penting
dalam diare pada anak, dan suplemen zinc efektif dalam mengatasi dan mencegah
gejalanya. Terapi zinc meningkatkan absorbsi air dan elektrolit di usus,
menstimulasi epitelisasi, meningkatkan kadar enzim di usus, dan meningkatkan
respon imun, sehingga menyebabkan penyembuhan diare secara cepat.
Penggunaan probiotik dalam mencegah dan mengontrol penyakit
gastrointestinal, misalnya pada diare yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik
yang lama, telah dipertimbangkan dalam 2 dekade terakhir. Probiotik merupakan
mikroorganisme vital, membantu flora usus, dan mengurangi invasi bakteri di
dinding usus. Sehingga, probiotik dapat mencegah pertumbuhan patogen,
meningkatkan produksi substansi antimicrobial dan mengubah tingkat keasaman
intestinal, sehingga meminimalisir infeksi dengan memproduksi asam lemak
rantai pendek. Probiotik, seperti Lactobacillus acidophilus dan Enterococcus
faecium SF68, digunakan untuk mencegah atau mengatasi diare. Probiotik juga
telah dievalusi untuk kontrol diare rotavirus pada anak-anak dan pendatang.
Probiotik penting dalam mengontrol dan mengurangi gejala dari gastroenteritis
akut, keracunan, irritable bowel syndrome dan alergi makanan.
Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan
membandingkan efek probiotik dan suplemen zinc terhadap durasi dan
banyakanya kejadian diare akut pada anak-anak yang berusia 6 bulan-2 tahun.

MATERIAL DAN METODE


Dalam penelitian klinis ini, semua bayi yang berusia 6 bulan sampai 2
tahun yang dirawat di Rumah Sakit Shahid Madani di Khorramabad dengan diare
sedang sampai berat, disurvei dengan menggunakan kuesioner setelah
mendapatkan izin dari keluarganya masing-masing. Pada penelitian ini, total
sekitar 146 bayi diambil sebagai sampel (50 bayi menggunakan probiotik, 46
menggunakan zinc, dan 50 sisanya sebagai grup kontrol, yang hanya mendapat
terapi suportif saja). Variabel yang diteliti adalah berat badan, frekuensi BAB per
hari, muntah setelah pemberian obat (zinc dan probiotik), dan durasi perawatan di
rumah sakit. Perbaikan pada diare didefinisikan sebagai penurunan frekuensi
pergerakan usus dan meningkatnya konsistensi feces.
Kriteria inklusi adalah semua pasien yang dirawat dari usia 6 bulan-2
tahun dengan diare sedang-berat. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
riwayat pemberian antibiotik 1 minggu sebelum perawatan, terapi antibiotic
selama perawatan, adanya sel darah putih dan merah pada feces, diare bacterial,
pasien imunokompromise, dan pasien dengan malabsorbsi.
Setelah pemilihan sampel berdasarkan kriteria, pasien dikelompokkan
menjadi 2 grup: ZRG dan PRG, menggunakan randomized block allocation. Pada
PRG, bayi usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun mendapatkan 1 kapsul probiotik
setiap harinya dengan yogurt, dan bayi dengan usia 1-2 tahun mendapatkan 1.5
kapsul setiap harinya (tipe obat: kapsul PROKID; Gostaresh Milad Pharmed Co.,
Theran, Iran). Akan tetapi, zinc dapat memicu komplikasi gastrointestinal, seperti
muntah dan sakit perut, oleh karena itu, biasanya zinc diberikan menggunakan
makanan atau susu.
Frekuensi diare pada kedua grup tersebut diperhatikan pada 24 jam
pertama dan jam ke 48-72. Lamanya perawatan dan diare yang persisten selama 3
sampai 7 hari dievaluasi. Persistensi diare pada anak-anak yang sudah pulang dari
rumah sakit dievaluasi dengan cara menelpon orang tua pasien. Pasien pada kedua
grup di follow up outcome-nya oleh orang lain selain peneliti (perawat terlatih).
Penelitian ini diakui oleh Research Ethics Board of Lorestan University of
Medical Sciences (LUMS.RECC.1396)
Analisis Statistik
Analisis data dari 96 bayi dilakukan dengan menggunakan Statistical
Procedures for Social Sciences (SPSS version 19.0; Chicago, IL, USA).
Independent-sample-t-test dilakukan dan dibandingkan dengan Repeated
ANOVA. P-value <0.05 dianggap berpengaruh signifikan.

HASIL
Pada penelitian ini, total sekitar 96 bayi (50 diobati dengan probiotik dan
46 dengan zinc) diteliti. Rata-rata umur pada anak dengan PRG adalah 11.8+5.95
bulan dan pada ZRG adalah 11.15+5.51 bulan, yang tidak berbanding signifikan
(p=0.586) berdasarkan independent-t-test. Selain itu juga, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap kedua grup berdasarkan jenis kelamin, tempat
tinggal, tingkat pengetahuan ibu, dan tipe nutrisi yang diberikan. Berdasarkan
independent-t-test, perbedaan rata-rata berat badan (p=0.794) dan frekuensi
aktivitas usus (p=0.334) pada kedua grup tidak berbanding signifikan sebelum
pemberian probiotik dan suplemen zinc (Tabel 1).
Tabel 1. Perbandingan rerata variabel berat badan dan aktivitas usus pada hari perawatan yang
berbeda

Berdasarkan hasil yang didapat, kami membandingkan berat badan anak


kedua grup pada waktu yang berbeda-beda. Perbedaan berat badan anak pada
waktunya (time effect) pada setiap grup secara statistik signifikan (p<0.001);
tetapi, perbedaan berat badan anak diantara 2 grup (group effect) tidak berbanding
signifikan (p=0.336). Selain itu, perbedaan berat badan kedua grup pada setiap
interval waktu dibedakan masing-masing sebagai yang hari pertama (p<0.835),
kedua (p<0.714) dan ketiga (p<0.449) perawatan, secara statistik tidak signifikan.
Berdasarkan hasil, frekuensi aktivitas usus (BAB) pada anak di setiap grup
sepanjang waktu (time effect) berpengaruh signifikan (p<0.001). Tetapi,
perbedaan frekuensi aktivitas usus pada kedua grup (group effect) secara statistik
tidak berbanding signifikan (p=0.824). Perbedaan yang signifikan didapatkan
pada kedua grup berdasarkan usia (time effect) (p<0.001). Selain itu, rata-rata
frekuensi aktivitas usus kedua grup pada setiap interval waktu ditentukan,
berdasarkan independent t-test pada hari pertama (p=0.657), kedua (p=0.530),
ketiga (p=0.406), dan keempat (p=0.700) perawatan.
Berdasarkan hasil pada Tabel 2, perbedaan perbaikan diare pada PRG
tidak berpengaruh signifikan dalam hal jenis kelamin, edukasi ibu, dan tipe nutrisi
yang diberikan. Tetapi, berdasarkan hasil tes χ2, perbedaan frekuensi diare
membaik pada PRG berdasarkan lokasi anak tersebut berpengaruh signifikan.
Pada grup ini, persentase perbaikan pada anak yang tinggal di pedesaan lebih
signifikan dibandingkan anak yang tinggal di perkotaan (p=0.029).
Berdasarkan analisis, grup ZRG tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada persentase perbaikan diare berdasarkan jenis kelamin, tempat
tinggal, tingkat pengetahuan ibu, atau tipe nutrisi yang diberikan.
Pada grup PRG, diare persisten pada 100% kasus sampai hari ketiga
perawatan, pada grup ZRG, hanya ditemukan pada 76.1% anak sampai hari ketiga
perawatan, perbedaan ini berpengaruh signifikan (p<0.001). Relative risk dari
diare persisten sampai hari ketiga perawatan pada PRG 1.31 kali lebih besar
daripada ZRG.
Selain itu juga, pada grup PRG, diare persisten pada 80% kasus sampai
hari keempat perawatan sedangkan pada grup ZRG, hanya 47.8% anak yang
dirawat sampai hari keempat, dan perbedaan ini secara statistik signifikan
(p<0.001). Relative risk persistensi diare sampai hari keempat pada PRG 36.4 kali
lebih besar dibandingkan dengan ZRG.
Insidensi komplikasi setelah pengobatan terjadi 35.5% pada PRG dan
hanya 2.6% pada ZRG, secara statistik signifikan (Tabel 3). Tingkat kepuasan
pengobatan dengan PRG sekitar 91.4% sedangkan pada ZRG 97.3%, yang secara
statistik tidak signifikan.

DISKUSI
Pada penelitian klinis ini, kami membandingkan efek probiotik dan
suplementasi zinc pada pengobatan diare viral akut pada anak usia 6 bulan-2
tahun.
Pada penelitian oleh Abraham et al, kombinasi penggunaan suplementasi
zinc dan probiotik lebih bagus dibandingkan penggunaan probiotik sendiri dalam
mengurangi gejala muntah dan diare pada anak.
Tabel 2. Distribusi frekuensi variabel pada anak dengan perbaikan gejala diare
Tabel 3. Distribusi frekuensi variabel

Pada penelitian randomized controlled trial (RCT) oleh Brooks et al, bayi
yang berusia 1-6 bulan dengan diare berair akut di terapi secara acak
menggunakan suplemen zinc elemental 20 mg sebagai zinc acetate setiap hari dan
placebo. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada durasi diare dan
peningkatan berat badan bayi pada kelompok intervensi dan kontrol, yang
konsisten dengan kesimpulan yang didapat pada jurnal ini mengenai peningkatan
berat badan bayi. Tetapi, terdapat perbedaan yang signifikan pada durasi diare,
lamanya perawatan di rumah sakit dan penurunan komplikasi setelah pengobatan
dengan zinc. Pada penelitian ini, relative risk diare yang persisten sampai hari
ketiga pada grup probotik 1.31 kali lebih besar daripada ZRG, dan relative risk
diare yang persisten sampai hari keempat pada PRG 36.4 kali lebih besar daripada
ZRG. Hasil ini menunjukkan efek zinc yang lebih baik dibandingkan dengan
probiotik.
Pada RCT yang dilakukan di India oleh Sachdev et al, pada anak dengan
diare berair, didapatkan bahwa durasi diare dan frekuensi aktivitas usus setelah
pemberian terapi zinc secara signifikan meurun hanya pada pasien dengan
defisiensi zinc berat, dan hasil pada durasi diare konsisten seperti pada temuan di
penelitian ini.
Pada RCT yang dilakukan di Bangladesh oleh Qadir et al, penelitian
melibatkan 190 anak berusia 3-24 bulan, yang didiagnosis dengan diare, durasi
penyakit pada anak dengan berat badan rendah yang mengonsumsi suplemen zinc
berkurang sebesar 33%. Selain itu juga, waktu penyembuhan pada anak laki-laki
dengan pemberian suplemen zinc secara signifikan lebih pendek dibandingkan
dengan anak pada grup kontrol. Penelitian tersebut tidak sesuai dengan temuan
berat badan rata-rata pada penelitian ini. Pada penelitian ini, perbedaan rerata
berat badan (p=0.794) pada kedua grup secara statistik tidak signifikan sebelum
pemberian probiotik dan zinc.
Pada randomized double-blind study yang dilakukan di India, 287 anak
laki-laki (3-36 bulan) dengan maksimum 72 jam setelah onset diare, menunjukkan
perubahan yang signifikan terhadap aktivitas usus stelah pemberian terapi zinc,
dimana hal ini sesuai dengan temuan yang didapat. Pada penelitian ini,
berdasarkan hasil dari grup PRG, 100% kasus diare persisten sampai hari ketiga
perawatan (72 jam), dibandingkan dengan ZRG yaitu 76.1%. Perbedaan ini
berpengaruh signifikan (p<0.001).
Berdasarkan penelitian oleh Bhandari et al tahun 2005, suplementasi zinc
dapat digunakan untuk pengobatan anak malnutrisi dengan diare akut atau
terhadap kelompok besar anak-anak dengan malnutrisi di daerah berisiko tinggi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Boran et al, pada 280 anak yang
berusia 6-60 bulan, grup intervensi diberikan suplementasi zinc selama 14 hari.
Kadar plasma zinc lebih ttinggi dibandingkan grup kontrol, serta durasi dan
frekuensi diare lebih rendah pada kelompok yang diterapi dibandingkan dengan
grup kontrol, tanpa perbedaan yang signifikan. Penelitian tersebut sesuai dengan
penelitian ini pada konteks durasi diare.
Pada penelitian oleh Torabi et al, pengobatan diare dengan menggunakan
zinc sulfat sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hasilnya sesuai dengan
penelitian ini yang menunjukkan dampak positif dari zinc terhadap pasien dengan
diare. Tetapi, penelitian oleh Mazumder et al, tidak menunjukkan penurunan
frekuensi dan durasi diare pada anak dengan terapi zinc, yang sesuai dengan
penelitian ini.
Hasil yang berbeda-beda dapat diakibatkan oleh perbedaan status serum
zinc pada setiap pasien diberbagai negara berbeda dengan jumlah sampel yang
diteliti. Penelitian berdasarkan kadar serum zinc biasanya spesifik terhadap area
geografis tertentu.
Penelitian klinis telah menunjukkan bahwa konsumsi bacteria yang
memproduksi asam laktat pada 109-1011 dapat mengurangi insidensi, durasi, dan
tingkat keparahan dari beberapa gangguan digestif. Pada penelitian saat ini,
didapatkan bahwa probiotik mengurangi diare pada hari ketiga dan keempat,
walaupun tidak sebagus seperti pada grup yang mendapatkan suplemen zinc,
meskipun berbanding signifikan dengan grup kontrol (p<0.001) (Tabel 3). Telah
ditemukan bahwa probiotik dapat mempertahankan flora normal dan mencegah
komplikasi digestif seperti diare yang berhubungan dengan terapi antibiotic,
inflammatory bowel disease, diare pada anak, diare pada turis, intoleransi laktosa,
infeksi Helicobacter pylori, irritable bowel syndrome, dan penyakit usus yang
disebabkan oleh Clostridium difficle. Selain itu juga, penelitian klinis dan
laboratorium menunjukkan bahwa probiotik sangat bagus untuk mencegah infeksi
saluran kemih dan genital, kadar lipid tinggi dalam darah, alergi, dan septicemia.
Tentu saja, untuk membuktikan efek tersebut, penelitian scientific yang baik
dibutuhkan termasuk double-bllind multicenter clinical trials dengan grup
kontrol, dan juga penelitian farmakokinetik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 20% pasien kehilangan flora
microbial setelah terapi antibiotika. Probiotik efektif sebagai terapi dan
pencegahan pada tipe diare ini. Probiotik efektif sebagai terapi terhadap turis dan
penyakit dengan infeksi mendasar seperti rotavirus pada anak-anak. Probiotik
termasuk beberapa jenis Lactobacillus (contohnya, rhamnosus) mengurangi risiko
diare pada anak-anak. Inflamasi dari membrane mukosa usus atau gastroenteritis
merupakan salah satu penyebab utama dari diare akut, yang biasanya berlangsung
selama beberapa hari. Virus, bacteria dan parasit mencetuskan gastroenteritis.
Pada anak-anak, rotavirus merupakan penyebab utama dari gastroenteritis.
Meskipun pemberian cairan dan elektrolit oral merupakan terapi utama, hal ini
tidak mengurangi durasi dari penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
probiotik dapat menurunkan durasi diare, terutama ketika dimulai pada tanda awal
dari gejala. Tetapi, pengobatan dengan probiotik dapat menjadi tidak efektif pada
kasus lanjut yang membutuhkan akses intravena.
Beberapa penelitian menunjukkan bukti yang jelas dari efikasi probiotik
terhadap penyakit intestinal. Szajewska et al melaporkan sebuah penelitian meta-
analisis yang menunjukkan efek probiotik terhadap pengobatan dan pencegahan
dari infeksi diare akut pada bayi dan anak. Penelitian ini menjelaskaan peran
Lactobacillus rhamnosus GG (LGG) pada diare akut yang melibatkan bayi baru
lahir dan anak-anak. Tidak terdapat reaksi efek samping pada pengunaan LGG.
Berbagai macam spesies probiotik seperti Lactobacillus reuteri 55730
ATCC, LGG (L. rhamnosus), Lactobacillus 114001-DNcasei dan Saccharomyces
boulardii efektif dalam mengurangi keparahan dan durasi dari infeksi diare akut
pada anak. Durasi dari diare akut pada anak yang diterapi dengan probiotik
berkurang sekitar 1 hari. Organisme hidup seperti LGG dan ragi seperti S.
boulardii menunjukkan efek teraupetik yang menguntungkan dalam pencegahan
diare yang berhubungan dengan pemberian antibiotic, dengan efikasi yang
terbukti pada dewasa dan anak-anak yang didemonstrasikan dengan pemberian
antibiotik.
Mekanisme yang mendasari efek probiotik yang berbeda harus dijelaskan
secara mendalam sehingga dapat dipilih spesies probiotik yang paling tepat
terhadap beberapa patogen spesifik. Terlebih lagi, dosis dan lama pemberian
terapi juga harus dijelaskan. Pada penelitian ini, efektifitas zinc pada dosis 20 mg
lebih tinggi dibandingkan dengan probiotik. Tetapi, komplikasi pemberian
suplementasi zinc lebih rrendah dibandingkan dengan probiotik.
TELAAH KRITIS

Jurnal yang diakses dari Pediatric Gastroenterology Hepatology &


Nutrition (PGHN) ini merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-
based medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi cermat dan sistematis
suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan kegunaannya
dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical appraisal
adalah validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu
penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis menempati
urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian
dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-
masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan
apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

I. Population
Penelitian ini meliputi 146 partisipan yang terdiri dari 50 bayi yang
menggunakan probiotik, 46 bayi menggunakan zinc dan 50 sebagai grup kontrol
di Rumah Sakit Shahid Madani di Khorramabad, Iran yang berusia 6 bulan
sampai 2 tahun.

II. Intervention
Penelitian ini dilakukan intervensi yaitu dengan pengelompokkan grup
dengan pemberian probiotik dan pemberian zinc, serta grup kontrol.

III. Comparison
Penelitian ini membandingkan variabel-variabel seperti berat badan, frekuensi
BAB setiap hari, frekuensi muntah setelah pemberian obat, dan durasi perawatan
setelah diberikan terapi probiotik atau suplementasi zinc terhadap diare pada anak
usia 6 bulan-2 tahun.

IV. Outcome
Pengobatan diare akut pada anak yang berusia 6 bulan-2 tahun lebih efektif
menggunakan suplementasi zinc jika dibandingkan dengan penggunaan probiotik
dalam hal persistensi diare sampai hari ketiga dan keempat perawatan, serta
insidensi komplikasi yang terjadi.

V. Study Validity
Research questions
Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Ya. Desain penelitian clinical trial ini dapat menjawab tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui perbedaan efek pemberian probiotik dan suplemen
zinc pada anak yang berusia 6 bulan-2 tahun dengan diare akut.

Does the author use appropriate methods to answer their question?


Ya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yaitu
randomized controlled trial, analisis data dilakukan dengan menggunakan
independent-t-test dan repeated ANOVA untuk membandingkan efek pemberian
terapi pada penelitian.

Is the data collected in accordance with the purpose of the research?


Ya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian
adalah 146 pasien yang terdiri dari 50 grup probiotik, 46 grup zinc dan 50 grup
kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Ya. Penelitian ini menggunakaan randomized block allocation, follow-up
pasien pada penelitian ini dilakukan oleh orang lain selain peneliti, yaitu perawat
yang terlatih.

Interventions and co-interventions


Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed
by others? Other than intervention, were the two groups cared for in similar way
of treatment?
Ya, pada penelitian ini metode intervensi dijelaskan secara detail. Selain
daripada intervensi yang diberikan, grup probiotik dan grup diare diberikan terapi
yang sama.

VI. Importance
Is this study important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat membuktikan
perbedaan efektifitas probiotik dan zinc terhadap lama perawatan dan frekuensi
terjadinya diare akut pada anak usia 6 bulan-2 tahun.

VII.Applicability
Are your patient so different from these studied that the results may not apply
to them?
Ya, karakteristik kadar serum zinc pada pasien di beberapa negara berbeda-
beda, sehingga hasil penelitian yang didapat belum tentu sama dari penelitian
seperti ini.

Is your environment so different from the one in the study that the methods
could not be use there?
Lingkungan di Indonesia berbeda dari Iran namun metode yang digunakan
dalam penelitian ini juga dapat diterapkan di Indonesia.
Kesimpulan: Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini
dapat digunakan sebagai referensi.

Anda mungkin juga menyukai