Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIARE PADA ANAK

Oleh :
Kelompok 1

1. M. Rizal Ari Frandika 172303101007


2. Kerin Tri Utari 162303101065
3. Siti Rohania Adi Suryaningsih 172303101001
4. Suci Nur Ramadhani 172303101043
5. Ridha Nilna Salsabilla 172303101044

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIARE PADA ANAK

Topik : Diare Pada Anak


Sub Topik a. Pengertian diare
b. Penyebab diare
c. Macam-Macam diare dan tanda gejalanya
d. Penalaksanaan diare pada anak

e. Pencegahan diare pada anak

Sasaran Keluarga Pasien di Ruang Bougenville RSUD Dr. Haryoto


Hari / Tanggal Sabtu, 25 Mei 2019
Waktu 30 menit ( 09.00 wib – 09.30)
Tempat RSUD dr.Haryoto Ruang Bougenville
Penyuluh Kelompok 1

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, keluarga pasien yang datang
mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang diare yang
terjadi pada anak

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat:
1. Menjelaskan pengertian diare
2. Menjelaskan penyebab diare
3. Menjelaskan macam-macam diare dan tanda gejalanya
4. Menjelaskan penalaksanaan diare ada anak
5. Menjelaskan pencegahan diare pada anak
C. Kegiatan
Langkah- Kegiatan Sasaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
Langkah
1. Pendahuluan 2 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan maksud
dan tujuan
2. Penyajian 15 menit Menjelaskan materi Memperhatikan dan
penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi: seksama
a. Pengertian diare

b. Penyebab diare

c. Macam-Macam diare
dan tanda gejalanya

d. Penalaksanaan diare
ada anak

e. Pencegahan diare pada


anak

3. Evaluasi 10 menit a. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif


sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampaikan
b. Melakukan sesi tanya pendapat)
jawab
c. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan

4. Penutup 3 menit a. Meminta dan a. Memberi pesan dan


memberi pesan serta kesan mengenai
kesan kepada sasaran acara penyuluhan
tentang acara b. Menjawab salam
penyuluhan
b. Salam dan
berpamitan
1. Setting tempat

Moderator Observer

Peserta
Penyuluhan

Fasilitator

Pemateri

Pintu
Masuk

kk
2. Pengorganisasian
a. Ketua Penyuluhan : Kerin tri Utari
b. Moderator : Ridha Nilna Salsabila
c. Pemateri: Suci Nur Ramadhani
d. Fasilitator :
Siti Rohania Adi Suryaningsih
M. Rizal Ari Frandhika
e. Observer: Kerin Tri Utari

D. Metode:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media :
Media Presentasi Media Demonstrasi
1. laptop 1. Gelas
2. LCD 2. Sendok
3. Leafleat 3. Garam dan Gula
4. PPT 4.Air
F. Materi : Terlampir

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Keluarga klien hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di Ruang Bougenville
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji bekerja sesuai dengan tugasnya.
b. Keluarga klien sangat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Keluarga klien tidak meninggalkan penyuluhan dan tetap memperhatikan.
d. Keluarga klien mengajukan pertanyaan dan penyaji menjawab pertanyaan.
3. Hasil dari Penyuluhan
a. Penyuluhan berjalan dengan lancar, aman dan tertib.
b. Keluarga klien dapat mengetahui lebih luas lagi tentang diare pada anak
c. Keluarga klien merasa puas dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan karena
jawaban yang diberkan dapat dimengerti.
Lampiran Materi

DIARE PADA ANAK

A. PENGERTIAN
Diare merupakan gangguan BuangAir Besar (BAB) ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah(Riskesdas, 2013)
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall,
2012).Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).

Jadi, Diare merupakan situasi dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut
seperti melilit atau mulas kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak
berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

B. PENYEBAB
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit
pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih
dikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat 15
tindakan penanggulangannya.

Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bisa terlambat. Faktor penyebab diare, antara lain :

1. Factor infeksi

a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :

1) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,


Aeromonas, dan sebagainya.
2) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Polomyelitis) Adeno-virus,
Rotavirus, Astovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasite : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides);protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas homini);jamur (Candida
albicans).
2. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut
(OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

3. Factor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan sukrosa);
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.

4. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar(Ngastiyah ,2014).

Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare,
yaitu :

a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan

b. Menggunakan botol susu yang tidak steril (bersih)

c. Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar

d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamaah makanan (Ngastiyah ,2014).

C. KLASIFIKASI

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Buku Saku Lintas
Diare (2011) mengatakan terdapat beberapa jenis diare, yaitu:

a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung selama kurang dari 14 hari.

b. Diare kronik atau persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

D. MACAM-MACAM DIARE DAN TANDA GEJALANYA

Diare terdapat beberapa jenis atau klasifikasi, menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2015) terdapat beberapa jenis diare diantaranya:

1. Diare dengan Dehidrasi Ringan atau Sedang


Terdapat dua atau lebih gejala berikut:
a. Gelisah, rewel atau mudah marah
b. Mata cekung
c. Haus, minum dengan lahap
d. Cubitan kulit perut kembali lambat
2. Diare dengan Dehidrasi Berat
Ditandai dengan adanya gejala:
a. Letargis atau tidak sadar
b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
3. Diare tanpa dehidrasi
Tidak adanya tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau
ringan/sedang.
4. Diare Persisten Berat
Diare berlangsung 14 hari atau lebih dengan disertai dehidrasi.
5. Diare Persisten
Diare berlansung 14 hari atau lebih tanpa disertai dehidrasi.
6. Disentri
Diare berlangsung 14 hari atau lebih disertai adanya darah dan atau lendir dalam feses
atau tinja.

E. PENATALAKSANAAN

1. DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN / SEDANG


a. Di bawa ke puskesmas
b. Berikan minum sebanyak-banyaknya, 1 gelas setiap kali setelah pasien defekasi. Cairan
harus mengandung eletrolit, seperti oralit. Bila tidak ada oralit dapat diberikan larutan
gula garam dengan 1 gelas air matang yang agak dingin dilarutkan dalam 1 sendok teh
gula pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus muntah atau tidak mau minum
sama sekali perlu diberikan melalui sonde.
c. Bila pemberian cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infus dengan cairan
Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter). Yang penting diperhatikan
adalah apakah tetesan berjalan lancar terutama pada jam-jam pertama karena diperlukan
untuk segera mengatasi dehidrasi.
d. Penanganan dehidrasi ringan/ sedang dengan oralit. Berikan oralit di klinik sesuai yang
dianjurkan selama periode 3 jam.

Pemberian Oralit Terapi B

1) Tentukan oralit untuk 3 jam pertama. Gunakan umur jika berat badan anak tidak
diketahui.
2) Tunjukkan cara memberikan oralit
a) Minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir, mangkuk atau gelas.
b) Jika anak muntah tunggu 10 menit, dan berikan lagi.
c) Lanjutkan ASI selama anak mau.
d) Bila kelopak mata bengkak, hentikan oralit berikan air matang atau ASI.
3) Berikan tablet Zinc selama 10 hari
Setelah 3 jam periksa anak, dan klasifikasikan kembali dan tentukan terapi yang
harus diberikan. Lalu mulai memberikan makan.
2. DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
a. Di bawa ke rumah sakit
b. Pada dehidrasi berat Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat. Untuk mengetahui
kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat
dihitung dengan cara:
1) Jumlah tetesan per menit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus yang dipakai).
Berikan tanda batas cairan pada botol infus waktu memantaunya.
2) Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan, suhu.
3) Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, encer atau sudah
berubah konsistensinya.
4) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah bibir dan selaput
lendir mulut kering.
5) Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak atau secara
realimentasi.

c. Segera berikan cairan intravena, jika anak bisa minum berikan oralit melalui mulut
sementara persiapkan infus. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (RL) jika tidak tersedia,
berikan cairan Natrium Klorida (NaCl) yang terbagi sebagai berikut:

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit.Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat.Beri oralit 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah anak 1-2 jam
dan beri juga tablet Zinc. Klasifikasi diare, dan berikan terapi sesuai rencana pengobatan.

Jika tidak dapat memberikan cairan intravena dalam 30 menit dan anak masih bisa
minum berikan ASI dan larutan oralit sebanyak 20 ml/kg/jam selama 6 jam. Periksa kembali
anak setiap 1-2 jam.Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih
lambat. Sesudah 6 jam, observasi kembali anak.

F. PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

Menurut kementrianKesehatanRepublik Indonesia (2015),Diare mudah dicegah antara lain


dengan cara:

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum &
sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara laindengan cara merebus
sampai mendidih ± 10-15 menit.
3. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknyamenggunakan jamban
dengan tangki septik.
4. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
5. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air mengalir
lalu rendam dengan air panas ± 5 menit barudigunakan lagi.
6. Menjagakebersihan diri.
7. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaansampah yang baik yaitu
sampah dibuang pada tempatnya dan tempatsampah selalu ditutup agar makanan tidak
tercemar serangga (lalat,kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang tinja termasuk tinja
bayi pada jamban/WC

G. CARA PEMBUATAN ORALIT

a. Cara membuat oralit sachet

Apabila Ibu lebih memilih untuk membeli oralit sachetan maka ibu bisa menyimak
beberapa cara untuk menyiapkannya hingga menjadi larutan gula garam. Cara membuat oralit
sachetan yang sudah jadi cukup mudah.

cara membuat larutan gula garam dari oralit sachetan:

1. Siapkan air hangat sebanyak satu gelas (200 cc)

2. Buka kemasan oralit sachet

3. Tuang bubuk oralit ke dalam air

4. Aduk merata hingga larut

5. Minum sesuai dengan dosis

b. Cara membuat oralit dari larutan gula garam

Cara membuat oralit dari gula dan garam ini juga sangatlah mudah.

Siapkan bahan-bahannya terlebih dahulu yakni:

1. Gelas
2. Air putih yang sudah matang.Ibu dapat menggunakan air yang agak hangat agar dapat
memberikan perasaan nyaman bagi anak yang diare.
3. Gula pasir dan garam.Pilihlah garam dapur yang bersih dan halus agar mudah larut di
dalam air.
Berikut langkah-langkah membuat oralit dari larutan gula garam

1. Tuangkan air putih ke dalam gelas.

2. Masukan setengah sendok teh garam dan dua sendok teh gula. Aduk hingga merata lalu
minum secara perlahan.

Pemberian oralit yang pertama dilakukan pada satu jam pertama setelah diare muncul.

Berikut adalah daftar takarannya:

1. Usia di bawah 1 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas. Usia 1 -4 tahun: 600 ml dalam 3 gelas. 2.
Usia 5 – 12 tahun: 1,2 liter dalam 6 gelas. Usia di atas 12 tahun (dewasa): 2,4 liter dalam 12
gelas.

Setelah pemberian pertama tersebut, pemberian oralit yang selanjutnya adalah setiap
selesai buang air besar.

Berikut daftar takarannya:

1. Usia di bawah 1 tahun: 100 ml dalam setengah gelas. Usia 1 -4 tahun: 200 ml dalam

1 gelas.

2. Usia 5 – 12 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas. Usia di atas 12 tahun (dewasa): 400 ml

Dalam 5 gelas.
LEMBAR OBSERVASI
Nama observer: Kerin Tri Utari
Tanggal pelaksanaan: Sabtu, 25 Mei 2019
Tempat penyuluhan: Ruang Bougenville RSDH Lumajang

KEGIATAN INDIKATOR YA TIDAK


1. perencanaan/ 1. Tanggal √
persiapan pelaksanaan sesuai (Dikarenakan ada
perencanaan pergantian jadwal)
2. Pengorganisasian √
dilakukan H-1 (Pengorganisasian
sudah dilakukan
mulai tanggal 24-
3. Setting tempat 05-2019)
dilakukan ± 15 √
menit sebelum
pelaksanaan
4. Undangan disebar

15 menit sebelum
acara dimulai

2. Pelaksanaan 1. Moderator,
pembicara, √
fasilitator, dan (Dikarenakan ada
observer salah satu anggota
melakukan tugas yang sakit)
sesuai perencanaan
2. Peserta hadir tepat √
waktu
3. Peserta tidak ada
yang √
meninggalkan
tempat
4. Peserta tidak ada
yang membuat √
gaduh
3. Hasil 1. Peserta sudah
atau belum
mencapai √
kapasitas yang di
harapkan
2. Mengetahui
seberapa
pengetahuan
pasien dan √
keluarga
terhadap
penanganan diare
pada anak

LUMAJANG,25 Mei 2019

KETUA PENYULUHAN OBSERVER

....................................................... .......................................................
NIM. .............................................. NIM. ..............................................

MENGETAHUI,
PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

....................................................... .......................................................
NIP. .............................................. NIP. ..............................................
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2017

Ngastiyah. 2014. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC

Riset Keperawatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Diakses tanggal 9 Januari 2017


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf

Anda mungkin juga menyukai