Oleh :
Kelompok 1
b. Penyebab diare
c. Macam-Macam diare
dan tanda gejalanya
d. Penalaksanaan diare
ada anak
Moderator Observer
Peserta
Penyuluhan
Fasilitator
Pemateri
Pintu
Masuk
kk
2. Pengorganisasian
a. Ketua Penyuluhan : Kerin tri Utari
b. Moderator : Ridha Nilna Salsabila
c. Pemateri: Suci Nur Ramadhani
d. Fasilitator :
Siti Rohania Adi Suryaningsih
M. Rizal Ari Frandhika
e. Observer: Kerin Tri Utari
D. Metode:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media :
Media Presentasi Media Demonstrasi
1. laptop 1. Gelas
2. LCD 2. Sendok
3. Leafleat 3. Garam dan Gula
4. PPT 4.Air
F. Materi : Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Keluarga klien hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan diselenggarakan di Ruang Bougenville
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji bekerja sesuai dengan tugasnya.
b. Keluarga klien sangat antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Keluarga klien tidak meninggalkan penyuluhan dan tetap memperhatikan.
d. Keluarga klien mengajukan pertanyaan dan penyaji menjawab pertanyaan.
3. Hasil dari Penyuluhan
a. Penyuluhan berjalan dengan lancar, aman dan tertib.
b. Keluarga klien dapat mengetahui lebih luas lagi tentang diare pada anak
c. Keluarga klien merasa puas dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan karena
jawaban yang diberkan dapat dimengerti.
Lampiran Materi
A. PENGERTIAN
Diare merupakan gangguan BuangAir Besar (BAB) ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah(Riskesdas, 2013)
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall,
2012).Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Jadi, Diare merupakan situasi dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut
seperti melilit atau mulas kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak
berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
B. PENYEBAB
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit
pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih
dikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat 15
tindakan penanggulangannya.
Penyakit diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bisa terlambat. Faktor penyebab diare, antara lain :
1. Factor infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
3. Factor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan sukrosa);
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
5. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar(Ngastiyah ,2014).
Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare,
yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamaah makanan (Ngastiyah ,2014).
C. KLASIFIKASI
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Buku Saku Lintas
Diare (2011) mengatakan terdapat beberapa jenis diare, yaitu:
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung selama kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik atau persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Diare terdapat beberapa jenis atau klasifikasi, menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2015) terdapat beberapa jenis diare diantaranya:
E. PENATALAKSANAAN
1) Tentukan oralit untuk 3 jam pertama. Gunakan umur jika berat badan anak tidak
diketahui.
2) Tunjukkan cara memberikan oralit
a) Minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir, mangkuk atau gelas.
b) Jika anak muntah tunggu 10 menit, dan berikan lagi.
c) Lanjutkan ASI selama anak mau.
d) Bila kelopak mata bengkak, hentikan oralit berikan air matang atau ASI.
3) Berikan tablet Zinc selama 10 hari
Setelah 3 jam periksa anak, dan klasifikasikan kembali dan tentukan terapi yang
harus diberikan. Lalu mulai memberikan makan.
2. DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
a. Di bawa ke rumah sakit
b. Pada dehidrasi berat Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat. Untuk mengetahui
kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat
dihitung dengan cara:
1) Jumlah tetesan per menit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus yang dipakai).
Berikan tanda batas cairan pada botol infus waktu memantaunya.
2) Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan, suhu.
3) Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, encer atau sudah
berubah konsistensinya.
4) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah bibir dan selaput
lendir mulut kering.
5) Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak atau secara
realimentasi.
c. Segera berikan cairan intravena, jika anak bisa minum berikan oralit melalui mulut
sementara persiapkan infus. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (RL) jika tidak tersedia,
berikan cairan Natrium Klorida (NaCl) yang terbagi sebagai berikut:
Periksa kembali anak setiap 15-30 menit.Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat.Beri oralit 5 ml/kg/jam segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah anak 1-2 jam
dan beri juga tablet Zinc. Klasifikasi diare, dan berikan terapi sesuai rencana pengobatan.
Jika tidak dapat memberikan cairan intravena dalam 30 menit dan anak masih bisa
minum berikan ASI dan larutan oralit sebanyak 20 ml/kg/jam selama 6 jam. Periksa kembali
anak setiap 1-2 jam.Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih
lambat. Sesudah 6 jam, observasi kembali anak.
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum &
sesudah menyiapkan makanan atau minuman.
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara laindengan cara merebus
sampai mendidih ± 10-15 menit.
3. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknyamenggunakan jamban
dengan tangki septik.
4. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
5. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air mengalir
lalu rendam dengan air panas ± 5 menit barudigunakan lagi.
6. Menjagakebersihan diri.
7. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaansampah yang baik yaitu
sampah dibuang pada tempatnya dan tempatsampah selalu ditutup agar makanan tidak
tercemar serangga (lalat,kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang tinja termasuk tinja
bayi pada jamban/WC
Apabila Ibu lebih memilih untuk membeli oralit sachetan maka ibu bisa menyimak
beberapa cara untuk menyiapkannya hingga menjadi larutan gula garam. Cara membuat oralit
sachetan yang sudah jadi cukup mudah.
Cara membuat oralit dari gula dan garam ini juga sangatlah mudah.
1. Gelas
2. Air putih yang sudah matang.Ibu dapat menggunakan air yang agak hangat agar dapat
memberikan perasaan nyaman bagi anak yang diare.
3. Gula pasir dan garam.Pilihlah garam dapur yang bersih dan halus agar mudah larut di
dalam air.
Berikut langkah-langkah membuat oralit dari larutan gula garam
2. Masukan setengah sendok teh garam dan dua sendok teh gula. Aduk hingga merata lalu
minum secara perlahan.
Pemberian oralit yang pertama dilakukan pada satu jam pertama setelah diare muncul.
1. Usia di bawah 1 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas. Usia 1 -4 tahun: 600 ml dalam 3 gelas. 2.
Usia 5 – 12 tahun: 1,2 liter dalam 6 gelas. Usia di atas 12 tahun (dewasa): 2,4 liter dalam 12
gelas.
Setelah pemberian pertama tersebut, pemberian oralit yang selanjutnya adalah setiap
selesai buang air besar.
1. Usia di bawah 1 tahun: 100 ml dalam setengah gelas. Usia 1 -4 tahun: 200 ml dalam
1 gelas.
2. Usia 5 – 12 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas. Usia di atas 12 tahun (dewasa): 400 ml
Dalam 5 gelas.
LEMBAR OBSERVASI
Nama observer: Kerin Tri Utari
Tanggal pelaksanaan: Sabtu, 25 Mei 2019
Tempat penyuluhan: Ruang Bougenville RSDH Lumajang
2. Pelaksanaan 1. Moderator,
pembicara, √
fasilitator, dan (Dikarenakan ada
observer salah satu anggota
melakukan tugas yang sakit)
sesuai perencanaan
2. Peserta hadir tepat √
waktu
3. Peserta tidak ada
yang √
meninggalkan
tempat
4. Peserta tidak ada
yang membuat √
gaduh
3. Hasil 1. Peserta sudah
atau belum
mencapai √
kapasitas yang di
harapkan
2. Mengetahui
seberapa
pengetahuan
pasien dan √
keluarga
terhadap
penanganan diare
pada anak
....................................................... .......................................................
NIM. .............................................. NIM. ..............................................
MENGETAHUI,
PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI
....................................................... .......................................................
NIP. .............................................. NIP. ..............................................
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2017