Oleh:
Kerin Tri Utari 162303101065
Iftahul Meilidia 172303101006
Yurita Nur Fariska 172303101031
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Kata Pengantar
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta dorongan
dari semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan seksama.
Makalah mengenai “DM JUVENIL” ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak, Program Ilmu Keperawatan , Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember.
Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan-kekurangan, baik dari
segi materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaanya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk rekan-rekan yang membaca terkait penyakit DM Juvenil.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 LATAR BELAKANG .................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................ Error! Bookmark not defined.
1.3 TUJUAN ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2. ISI ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep Penyakit :
2.1.1 Definisi......................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Etiologi......................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Klasifikasi .................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Patofisiologi ................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1.5 ManifestasiKlinis ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 PeriksaanPenunjang ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Tatalaksana .................................................................. Error! Bookmark not defined.
Konsep Asuhan Keperawatan :
2.2.1 PengkajianKeperawatan ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Diagnosis Keperawatan ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 IntervensiKeperawatan ................................................ Error! Bookmark not defined.
2.2.4 EvaluasiKeperawatan ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 3. PENUTUP ................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus tipe 1 (IDDM) merupakan suatu penyakit autoimun yang mana
sistem imun pasien merusak sekresi insulin oleh sel β pancreas. Sebagian besar kasus
yang terjadi diduga sebagai hasil proses interaksi antara genetic lingkungan. DM Tipe 1
sering disebut Juvenile Onset, Insulin Dependent atau Ketosis Prone karena tanpa insulin
dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Disebut
Juvenile Onset karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan
memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu juga dapat terjadi pada akhir usia 30 tahun
atau menjelang 40 tahun. Pravelensi DM tipe 1 meningkat pada pasien dengan penyakit
autoimun lain.
Di Indonesia penyandang diabetes mellitus tipe 1 sangat jarang. Demikian pula di
Negara tropis lain. Insiden DM tipe 1di Eropa Utara meningkat dalam 2-3 dekade terakhir.
Ini menunjukkan bahwa barangkali pada DM tipe 1 faktor lingkungan juga berperan
penting disamping yang sudah diketahui yaitu faktor genetik. Secara epidemiologi
diperkirakan bahwa pada tahun 2030 pravelensi DM tipe 1 di Indonesiia mencapai 21,3
juta orang, sedangkan hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 diperoleh bahwa
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki
ranking ke-6 yaitu 5,8%.
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi (ISPAD 2009).
1. DM Tipe-1 (destruksi sel-β)
a. Immune mediated
b. Idiopatik
2. DM tipe-2
3. DM Tipe lain
a. Defek genetik fungsi pankreas sel
b. Defek genetik pada kerja insulin
c. Kelainan eksokrin pankreas
Pankreatitis; Trauma/pankreatomi; Neoplasia; Kistik fibrosis;
Haemokhromatosis; Fibrokalkulus pankreatopati; dll.
d. Gangguan endokrin
Akromegali; Sindrom Cushing; Glukagonoma; Feokromositoma;
Hipertiroidisme; Somatostatinoma; Aldosteronoma; dll.
e. Terinduksi obat dan kimia
Vakor; Pentamidin; Asam Nikotinik; Glukokortikoid; Hormon tiroid;
Diazoxid; Agonis -adrenergik; Tiazid; Dilantin; -interferon; dll.
4. Diabetes mellitus kehamilan
Sumber: ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009.
2.1.4 Patofisiologi
Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD
Clinical Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu:
Periode pra-diabetes
Periode manifestasi klinis diabetes
Periode honey-moon
Periode ketergantungan insulin yang menetap.
1. Periode pra-diabetes
Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum nampak karena
baru ada proses destruksi sel β-pankreas. Predisposisi genetik tertentu
memungkinkan terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin mulai
berkurang ditandai dengan mulai berkurangnya sel β-pankreas yang
berfungsi.Kadar C-peptide mulai menurun.Pada periode ini autoantibodi
mulai ditemukan apabila dilakukan pemeriksaanlaboratorium.
2. Periode manifestasi klinis
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode ini
sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel β-pankreas. Karena sekresi insulin
sangat kurang, maka kadar gula darah akan tinggi/meningkat. Kadar gula
darah yang melebihi 180 mg/dl akan menyebabkan diuresis osmotik.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan dan elektrolit
melalui urin (poliuria, dehidrasi, polidipsi). Karena gula darah tidak dapat
di-uptake kedalam sel, penderita akan merasa lapar (polifagi), tetapi berat
badan akan semakin kurus. Pada periode ini penderita memerlukan insulin
dari luar agar gula darah di-uptakekedalam sel.
3. Periode honey-moon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara. Pada
periode ini sisa-sisa sel β-pankreas akan bekerja optimal sehingga akan
diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri. Pada saat ini kebutuhan insulin
dari luar tubuh akan berkurang hingga kurang dari 0,5 U/kg berat
badan/hari. Namun periode ini hanya berlangsung sementara, bisa dalam
hitungan hari ataupun bulan, sehingga perlu adanya edukasi ada orang tua
bahwa periode ini bukanlah fase remisi yang menetap.
4. Periode ketergantungan insulin yang menetap. Periode ini merupakan
periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita akan
membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
Pitfall dalam diagnosis
Diagnosis diabetes seringkali salah, disebabkan gejala-gejala awalnya
tidak terlalu khas dan mirip dengan gejala penyakit lain. Di samping kemiripan
gejala dengan penyakit lain, terkadang tenaga medis juga tidak menyadari
kemungkinan penyakit ini karena jarangnya kejadian DM tipe 1 yang ditemui
ataupun belum pernah menemui kasus DM tipe 1 pada anak. Beberapa gejala
yang sering menjadi pitfalldalam diagnosis DM tipe 1 pada anak di antaranya
adalah:
1. Sering kencing: kemungkinan diagnosisnya adalah infeksi saluran kemih
atau terlalu banyak minum (selain DM). Variasi dari keluhan ini adalah
adanya enuresis (mengompol) setelah sebelumnya anak tidak pernah
enuresis lagi.
2. Berat badan turun atau tidak mau naik:kemungkinan diagnosis adalah
asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyebab organik lain. Hal ini
disebabkan karena masih tingginya kejadian malnutrisi di negara kita.
Sering pula dianggap sebagai salah satu gejala tuberkulosis pada anak.
3. Sesak nafas:kemungkinan diagnosisya adalah bronkopnemonia. Apabila
disertai gejala lemas, kadang juga didiagnosis sebagai malaria. Padahal
gejala sesak nafasnya apabila diamati pola nafasnya adalah tipe Kusmaull
(nafas cepat dan dalam) yang sangat berbeda dengan tipe nafas pada
bronkopnemonia. Nafas Kusmaull adalah tanda dari ketoasidosis.
4. Nyeri perut:seringkali dikira sebagai peritonitis atau apendisitis. Pada
penderita DM tipe 1, nyeri perut ditemui pada keadaan ketoasidosis.
5. Tidak sadar:keadaan ketoasidosis dapat dipikirkan pada kemungkinan
diagnosis seperti malaria serebral, meningitis, ensefalitis, ataupun cedera
kepala (Brink SJ, dkk. 2010)
2.1.5 ManifestasiKlinis
Pemeriksaan penunjang yang dlakukan pada DM tipe 1 dan 2 umumnya tidak
jauh berbeda.
a) Glukosadarah : meningkat 200-100mg/dL
b) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
e) Elektrolit :
- Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
- Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
- Fosfor : lebih sering menurun
f) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (
lama hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan
DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan
insiden ( mis, ISK baru)
g) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
i) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
j) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
k) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe
1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan
antibody .( autoantibody)
l) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
m) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
n) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
o) Diabetes melitus ditegakkan berdasarkan ada tidaknya gejala. Bila dengan
gejala (polidipsi, poliuria, polifagia), maka pemeriksaan gula darah
abnormal satu kali sudah dapat menegakkan diagnosis DM. Sedangkan bila
tanpa gejala, maka diperlukan paling tidak 2 kali pemeriksaan gula darah
abnormal pada waktu yang berbeda (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD
Clinical Practice Consensus Guidelines 2009).
Kriteria hasil pemeriksaan gula darah abnormal adalah:
1. Kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau
2. Kadar gula darah puasa >126 mg/dl atau
3. Kadar gula darah 2 jam postprandial >200 mg/dl.
2.1.6 PeriksaanPenunjang
Untuk menegakkan diagnosis DM tipe 1, maka perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang, yaitu C-peptide <0,85 ng/ml. C-peptide ini merupakan salah satu
penanda banyaknya sel β-pankreas yang masih berfungsi. Pemeriksaan lain
adalah adanya autoantibodi, yaitu Islet cell autoantibodies(ICA), Glutamic acid
decarboxylase autoantibodies(65K GAD), IA2( dikenal sebagai ICA 512 atau
tyrosine posphatase) autoantibodiesdan Insulin autoantibodies(IAA). Adanya
autoantibodi mengkonfirmasi DM tipe 1 karena proses autoimun. Sayangnya
pemeriksaan autoantibodi ini relatif mahal (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD
Clinical Practice Consensus Guidelines 2009).
2.1.6 Tatalaksana
Non-Farmakologi
a. Rencana Diet
Rencana diet dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan
karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari.Pada pasien diabetes mellitus tipe
1 berat badan dapat menurun selama keadaan dekompensasi.Pasien ini
harus menerima kalori yang cukup untuk mengembalikan berat badan
mereka ke keadaan semula dan pertumbuhan.Rencana diet didapat dengan
berkonsultasi dengan ahli gizi.Untuk mencegah hiperglikemia postprandial
dan glikosuria, pasien dengan diabetic tidak boleh makan karbohidrat
berlebihan.Asupan karbohidrat harus disesuaikan dengan kegiatan
fisik.Lemak yang dimakan harus dibatasi sampai 30% dari total kalori per
hari.
Penderita DM tipe-1 yang menggunakan regimen insulin basal
bolus maka pengaturan makanannya menggunakan penghitungan kalori
yang diubah dalam jumlah gram karbohidrat, yaitu dalam 1 unit
karbohidrat mengandung 15 gram karbohidrat. Pada lampiran piramida
makanan, memperlihatkan pengelompokan jenis makanan penukar dan
anjuran konsumsi per hari.
Kelompokmakananpenukar Porsi KH Gram/KH
Pati/tepung 1 unit 15g/KH
Buah 1 unit 15g/KH
Susu 1 unit 12g/KH
Sayur 1/3 unit 5g/KH
Daging 0 unit 0
Lemak 0 unit 0
b. Latihan Fisik
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena
efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan faktor risiko
kardiovaskular. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
Latihan dengan cara melawan tahanan (resistance training) dapat
meningkatkan lean body mass dan dengan demikian menambah laju
metabolism dan istirahat (resting metabolic rate). Semua efek ini sangat
bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan berat badan,
mengurangi rasa stress, dan mempertahankan kesegaran tubuh. Latihan
juga akan mengubah kadar lemak darah, yaitu meniingkatkan kadar HDL-
Kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida. Semua
manfaat ini penting bagi penyandang diabetes, mengingat adanya
peningkatan resiko untuk terkena penyakit kardivaskular pada diabetes.
Farmakologi
a. Insulin Eksogen
Insulin adalah hormone yang dihasilkan dari sel β pancreas dalam
merespon glukosa. insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas
dalam pengendalian metabolism, efek kerja insulin adalah membantu
transport glukosa dari darah ke dalam sel.
Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe
1. Pada DM tipe 1, sel-sel β pancreas penderita rusak, sehingga tidak lagi
dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM
tipe 1 harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme
karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.
3. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran kualitatif atau
GCS dan respon verbal klien.
4. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan:
- Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan
nadi, dan kondisi patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung
memiliki TD yang meningkat/ tinggi/ hipertensi.
- Pulse rate
- Respiratory rate
- Suhu
- Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya didapatkan :
- Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak adanya atropi
otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak
adanya retinopati, kekaburan pandangan.
- Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menuru.
- Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah.
4. Pemeriksaan penunjang
a) Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL
b) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
e) Elektrolit :
- Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
- Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya
akan menurun.
- Fosfor : lebih sering menurun
f) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup
SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan control
tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)
g) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (
asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
i) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi
ginjal)
j) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
k) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/
gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody .( autoantibody)
l) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
m) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
n) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernafasan dan infeksi pada luka.
5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
- Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnyan
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa
saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
Hal – hal yang biasanya didapat dari pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus :
1. Aktivitas/ Istirahat
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
2. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus padA kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
3. Integritas Ego
Stress, ansietas
4. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
5. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
6. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
7. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
8. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
9. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010).Diabetes in children and adolescents, basic
training manual for healthcare professionals in developing countries, 1sted. Argentina:
ISPAD, h 20-21.
Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam: Moshang T Jr.
Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18.
Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).Diabetes
Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP Aman B. Pulungan, editor.
Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta: Sagung Seto 2010, h 124-161.
ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric Diabetes 2009: 10.
http://repository.maranatha.edu/3415/3/0910085_Chapter1.pdf (Diakses pada tanggal 1
Maret 2015)
Soal Multiple Choice
1. Berikut tanda dan gejala terjadinya DM Juvenil, kecuali....
a. Polifagi
b. Polidipsi
c. Proliferasi
d. Poliuri
e. BB menurun tanpa sebab
Jawaban: C
2. Apa penyebab DM Juvenil tipe 1....
a. Akibat adanya kerusana pada sel beta di pankreas
b. Obesitas
c. Pola makan yang tidak seimbang
d. Defek genetik pada kerja insulin
e. Kelainan eksokrin pankreas
Jawaban : A
3. Terdapat seorang anak berusia 8 tahun mengalami penurunan berat badan tanpa sebab,
lemas, mual dan muntah, intake makanan adekuat, konjungtiva tampak pucat, pasien
tampak lemah. Masalah keperawatan apa yang muncul pada anak tersebut?
a. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat
b. Risiko ketidak seimbangan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit diabetes
melitus
c. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam absobri makanan karena faktor biologi (defisiensi insulin)
e. Risiko cidera berhubungan dengan disfungsi sensori
Jawaban : D
4. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
2. Monitor kadar gula darah
3. Monitor berat badan tiap hari
4. Berikan insulin sesuai dengan program
5. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia
Manakah intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah keperawatan
kedidakseimbangan nutrisi
a. 1, 2, 3
b. 1, 2, 4
c. 1, 4, 5
d. 1, 3, 5
e. 1, 2, 5
Jawaban : B
5. Pengaruh diabetes mellitus pada bayi adalah . . . .
a. Cacat bawaan
b. Sesak nafas
c. Insufisensi plasenta
d. Infeksi
e. Inflamasi
Jawaban: A
6. Dibawah ini yang tidak menjadi pemicu resiko DM menjadi bertambah tinggi adalah . . . .
a. Minum soda dalam keadaan perut kosong
b. Minum sirup dengan keadaan fruktosa tinggi
c. Pemanis buatan yang terdapat pada minuman
d. Menggunakan gula rendah kalori
e. Faktor genetik
Jawaban: D
7. Obesitas adalah salah satu tanda gejala dari DM Juvenil tipe?
a. Tipe 1
b. Tipe 2
c. Tipe lainnya
d. Tipe kehamilan
e. Tipe gangrene
Jawaban: B
8. Berikut adalah pemeriksaan penunjang pada pasien DM Juvenil, kecuali….
a. GDA
b. Biopsi
c. Insulin darah
d. Pemeriksaan urine
e. Haemoglobin glikosilat
Jawaban: B
9. Faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya penyakit DM Juvenil
a. Faktor genetic, faktor lingkungan, faktor imunologi, virus dan toksin
b. Faktor genetic, faktor psikologis, virus dan toksin, faktor lingkungan
c. Faktor sosial, faktor lingkungan, faktor imunologi, virus dan toksin
d. Faktor genetic, faktor lingkungan, faktor budaya, virus dan toksin
e. Faktor genetic, faktor lingkungan, faktor imunologi, faktor psikososial
Jawaban: A
10. Pernyataan yang benar dibawah ini yakni . . . .
a. DM ditandai dengan anda tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif
b. DM ditandai dengan produksi insulin yang adekuat dan mengakibatkan naiknya berat
badan
c. DM ditandai dengan adanya gangguan sistemik pada metabolism glukosa
d. DM ditandai dengan peningkatan glukosa darah yang diakibatkan produksi insulin
yang adekuat
e. DM ditandai dengan adanya gangguan sistemik pada metabolism glukosa
Jawaban: A