Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Material bangunan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam suatu
proyek bangunan. Untuk mendapatkan mutu bahan bangunan yang memenuhi syarat perlu
diadakan suatu pengujian terhadap mutu bahan tersebut.
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang memeasukkan kegiatan
praktikum, khususnya praktikum Bahan Bangunan yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara-cara pengujian mutu bahan bangunan seperti pasir,
split, semen dan kuat tekan beton.
Dengan diadakannya kegiatan tersebut, maka mahasiswa diharapkan mengetahui material
bangunan yang baik maupun jelek, sehingga dapat memilih material yang sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan oleh suatu proyek.

BAB II
PERCOBAAN KONSISTENSI NORMAL DAN PERMULAAN
PENINGKATAN AIR SEMEN

2.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal semen/
PC
2. Menentukan permulaan pengikatan dari semen / PC
2.2 Bahan Percobaan
1. Semen /PC
2. Air ledeng secukupnya
3. Minyak / pelumas
2.3 Alat Percobaan
1. Timbangan
2. Mangkok porselin dan penumbuk (cawan)
KELOMPOK IX 1
3. Cincin ebonite
4. Gelas ukur/ Meetglass ukuran 100 cc
5. Alat vikat, lengkap dengan peralatan jarumnya
6. Plat kaca ukuran 15 x 15 x 0.5 cm
7. Pisau / sendok pengaduk
8. Stopwatch
9. Thermometer
10. Gelas ukur 5ml
11. Pipet
2.4 Cara Kerja
1. Memeriksa dahulu alat-alat yang digunakan apakah sudah bersih dan kering.
2. Mencoba dahulu kerja alat vika, supaya jarumnya mengenai dasar, jarum penunjuknya
harus berada pada strip paling bawah (0 mm)
3. Hal ini berlaku baik untuk jarum 10 mm maupun jarum 1 mm. Bagian cincin ebonite
diberi sedikit minyak pelumas supaya licin dan letakkan cincin diatas plat kaca 15 x 15 x
0.5 cm dengan diameter kecil diatas dan diameter besar dibawah.
4. Menimbang semen yang disediakan sebanyak ± 300 gram dan taruhlah semen kedalam
mangkuk porselin / cawan
5. Setelah itu mencampur air dengan prosentase tertentu dengan berat semen.
6. Aduk semen dan air tersebut selama ± 3 menit, sehingga diperoleh suatu jenangan yang
plastis, menentukan waktu saat menuangkan air kedalam semen. Menuangkan jenangan
tersebut kedalam cincin sampai penuh.
7. Ketuk- ketuk cincin ebonite yang sudah terisi jenangan perlahan-lahan untuk
menghilangkan gelembung-gelembung udara yang terdapat pada jenangan semen.
8. Meratakan permukaan cincin dengan sendok pengaduk. Meletakkan plat kaca berikut
cincin yang terisi jenangan pada alat vikat.
9. Menggunakan jarum diameter 1 mm, kemudian melepaskan jarum secara bebasakibat
bebanya sendiri (berat alat vikat dan jarum = 300 gram) maka jarum akan menembus
pasta semen.
10. Setelah 30 detik penurunan dalam menembus jenangan semen, matikan sekrup pengunci
dan baca penurunannya. Selama percobaan maka dijaga jangan sampai pengaruhadanya
goncangan-goncangan ataupun getaran-getaran.
11. Percobaan diatas diulang dengan presentase jumlah air sedemikian sehingga diperoleh
nilai konsistensi normal.
12. Dari data-data tersebut dapat digambarkan grafik dari hasil konsistensi normalnya, yang
didapat pada penurunan 10 mm. Presentase air ini yang diperlukan sebagai absis dan
penurunan jarum sebagai ordinat.
13. Dari grafik dapat dihitung jumlah pemakaian air yang digunakan untuk mendapatkan
konsistensi normal dalam persen berat semen yang digunakan.
14. Mencatat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.

KELOMPOK IX 2
PERCOBAAN KONSISTENSI NORMAL &AWAL PENGIKATAN SEMEN

I. KONSISTENSI NORMAL
NO BERAT PROSENTASE PENURUNAN SUHU KETERANGAN
SEMEN AIR (%) JARUM (mm) (°C)
(gram)
1 300 24 0 28 SEMEN GRESIK
2 300 25 0 28 SEMEN GRESIK
3 300 26 1,5 28,5 SEMEN GRESIK
4 300 27 6 28,5 SEMEN GRESIK
5 300 28 11 28,5 SEMEN GRESIK

II. WAKTU PENGIKATAN AWAL SEMEN

NO WAKTU PENURUNA SUHU KETERANGA


PENURUNA N (mm) RUANGAN N
N (menit) (°C)
1 0 40 28,5 SEMEN
GRESIK
2 15 40 28,5 SEMEN
GRESIK
3 30 40 28,5 SEMEN
GRESIK
4 45 36 28,5 SEMEN
GRESIK
5 60 31 28,5 SEMEN
GRESIK

KELOMPOK IX 3
6 75 29 29 SEMEN
GRESIK
7 90 24 29 SEMEN
GRESIK

Catatan :

- Konsistensi normal = 27,8 %


- Pengikatan awal = 87,9 menit

Pembahasan Konsistensi normal dan Pengikatan awal :

1. Setelah dilakukan percobaan maka diperoleh data dan dari data tersebut di buat grafik.
2. Dari grafik tersebut diketahui bahwa Semen Gresik dengan berat 300 gram dengan suhu
ruangan 28,5°C memerlukan air sebanyak 24% x 300 = 72 cc, maka Semen Gresik
memerlukan waktu pengikatan 87,9 menit.

Ketentuan-ketentuan :

1. Waktu pengikatan awal untuk segala macam semen tidak boleh kurang dari 60 menit dan
tidak boleh lebih dari 120 menit.
2. Kelembaban ruangan tidak kurang dari 50%.
3. Air untuk pembuatan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organik atau bahan layu yang dapat mempengaruhi jalan pengikatan awal. Dalam hal ini
seharusnya air yang digunakan sesuai yang disyaratkan dalam SNI.

Kesimpulan :

1. Pengikatan awal 87,9 menit.


2. Konsistensi normal 27,8 %

Saran :

1. Penimbunan dan pengambilan banyak air yang harus diukur secara tepat dan teliti untuk
mendapatkan hasil percobaan maksimal.
2. Pencampura semen dan air harus sehomogen mungkin.
3. Ketuk-ketukk cincin ebonite guna membantu pengeluaran udara yang tertinggal dalam
campuransemen pada waktu memasukan semen.

KELOMPOK IX 4
BAB III
PERCOBAAN FAKTOR AIR SEMEN DAN SLUMP TEST

3.1. Tujuan Percobaan


1. Mengetahui nilai slump (mengetahui kekentalan suatu adukan)
2. Mengetahui banyaknya air yang dipakai untuk aduakan.
3.2. Alat percobaan
1. Alat Abrahms lengkap
2. Stopwatch
3. Cetok, cangkul, dan sekop
4. Cetakan kubus ukuran 15x15x15cm dan silinder ukuran 15x30 cm
5. Compressions tets (soil test ataub tanifuji)
6. Gelas ukur plastik 2 liter
7. Saringan plastik
8. Kotak bahan
9. Kunci pas
3.3. Bahan-bahan
1. Semen/PC
2. Pasir muntilan
3. Kerikil
4. Air ledeng
5. Oli
3.4. Prosedur Pelaksanaan Percobaan
1. Faktor Air Semen dan Slump Test
a. Mengambil semen, pasir, kerikil dengan perbandingan tertentu( ditentukan oleh
pihak labolatorium) atau dengan perbandingan 1 PC: 2 PS : 3 KR dengan volume.
b. Menimbanglah berat masing-masing dalam gram.
c. Menentukanfaktor air semen sesuai petunjuk pihak labolatorium atau bisa dicoba
dengan FAS 0,6. Selanjutnya menghitung air untuk campuran beton dengan
perhitungan berat semen (PC)(gram) dikalikan dengan FAS dan mendapatkan hasil
volume air (ml).
d. Bahan-bahan campuran tersebut dimasukkan kedalam mixer. Air dan semen
terlebih dahulu baru pasir dan kericak dimasukkan sedikit demi sedikit secara
berselang-selang sampai campuran homogen.
e. Menuangkan adukan kedalam loyang atau bak pengaduk.
f. Masukan campuran tersebut kedalam alat slump test (kerucut Abrahams) secara
bertahap sebantak tiga lapisan dengan ketinggian yang sama. Setiap lapisan ditusuk
dengan cara menjatuhkan secara bebas tongkat baja ø 16 mm, panjang 60 cm
setinggi 50 cm sebanyak 25 kali untuk setiap lapisannya.

KELOMPOK IX 5
g. Membiarkan adukan selama 30 detik setelah bidang atas dari kerucut Abrahams
diratakan, sambil menunggu bersihkan sisa-sisa kotoran yang ada disekitar kurucut
Abrahams tadi.
h. Mengangkat kerucut pelan-pelan secara vertikal. Setelah itu mengukur permukaan
penurunan tinggi puncak. Mengukur minimal dilakukan pada tiga tempat dan
dibuat rata-rata.
i. Dari hasil pengukuran dapat dihitung nilai slump yang menunjukan kekentalan
adukan.
2. Uji Tekan Beton
a. Menyiapkan cetakan beton silinder dan kubus yang bagian dalamnya sudah diolesi
vaselin atau oli.
b. Memasukkan adukan beton kedalam cetakan dengan pengisian dilakukan dalam
tiga lapis tiaplapis kurang lebih 1/3 volume.
c. Tusuk setiap lapisan sebanyak 25 kali, cara penusukan sama seperti pada
percobaan slump test hingga lapisan akhir.
d. Biarkan selama 24 jam setelah itu buka cetakan lalu rendam sampel beton tersebut
kedalam air sampai dengan umur beton yang dikehendaki atau sampai saat akan
dilakukan pengujian kuat tekan.
e. Pengujian kuat tekan pada beton dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari atau
sesuai dengan petunjuk dari labolatorium

3.5. Hasil Percobaan

No. Perbandingan Penurunan Slump (cm) Ket.


Campuran
1. 1:2:3 2,6 Penurunan slump rata – rata
2. 1:2:3 3,1
3,267 cm
3. 1:2:3 4,1
Slump yang digunakan direncanakan 90mm =9cm

3.6. Syarat dan Ketentuan


Slump Test
A. Menurut PBI 1971
a. Menggunakan semen portland yang memiliki pengikatan awal antara air.
b. Air yang digunakan adalah air bersih

KELOMPOK IX 6
c. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump. Adukan beton
untuk keperluan pengujian slump ini harus diambil langsung dari mesin pengaduk de
ngan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air.
d. Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer
dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai slump yang terletak dalam batas-batas yang
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Slump Maksimal (cm) Slump Minimal (cm)


a. Dinding, plat 12,5 5,0
pondasi, pondasi
telapak bertulang
b. Pondasi telapak 9,0 2,5
tidak bertulang
kaison, konstruksi
bawah tanah
c. Plat, balok kolom, 15,0 7,5
dinding
d. Pengerasan jalan 7,5 5,0
e. Pembetonan 7,5 2,5
massal
e. Untuk maksud dan alasan-alasan tertentu dengan persetujuan pengawas ahli, nilai-
nilai slump yang menyimpan dari PBI 1971 dari tabel diatas dapat dipakai asal :
1. Beton dapat dikerjakan dengan baik.
2. Tidak jadi pemisah pada adukan.
3. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi (PBI 1971 Bab 4 Pasal 4 (3))
B. Kekentalan (konsistensi) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transpot, cara
pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan
tersebut tergantung dari jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen. Jenis susunan
agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu (PBI 1971 Bab 4 Pasal 4(1))
C. Penggunaan jumlah semen dan faktor air semen (FAS) dapat disesuaikan dengan tabel
dibawah ini:

Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum

No. Uraian Jumlah semen Nilai faktor air semen


minimum per m maksimum
beton
(kg)
Beton dalam ruangan bangunan
1. Keadaan keliling non 275 0,60
korosif
2. Keadaan keliling 325 0,52
disebabkan oleh
kondensasi atau uap-uap
korasif
Beton diluar ruangan bangunan
1. Keadaan tidak 325 0,60
terlindungi dari hujan
dan terik matahari

KELOMPOK IX 7
langsung
2. Terlindungi dari hujan 275 0,60
dan terik matahari
langsung
Beton yang masuk kedalam tanah
1. Mengalami keadaan 325 0,55
basah dan kering
berganti-ganti
2. Mendapat pengaruh 375 0,52
sulfat alkal dari tanah
atau air tanah
Beton yang kontinu berhubungan dengan air
1. Air tawar 275 0,57
2. Air laut 375 0,52

D. Sedang beton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kuat tekan yang khas
yaitu bila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji nilainya akan menyebar
sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebab dari hasil-hasil pemerisaan ini akan kecil
atau besar tergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaanya. Dengan
menganggap nilai-nilai dari hasil pemerikasaan tersebut menyebar normal (mengikuti
lengkungan dari GAUSS), maka ukuran dari besar kecilnya penyebaran dari nilai-nilai
hasil pemerikasaan tersebut, jadi ukuran dari mutu pelaksanaannya adalah Deviasi
Standart.

3.7. Pembahasan
1. Slump Test
Penurunan slump test
2,6 +3,1+ 4,1
Rata-rata penurunan slump adalah = 3,267 cm
3
2. Perhitungan kebutuhan bahan
Perhitungan campuran (1:2:3) = (Pc:Ps:Kr)
Volume setelah menjadi beton :
- Semen 20%
- Pasir 30%
- Kerikil 50%

Jumlah air yang dipakai = 9 liter

Jumlah semen dalam adukan = 20 kg


9
FAS = =0,45
20

3.8. Kesimpuan
Sesuai dengan percobaan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dengan rata-rata nilai slump 3,267 cm sehingga tidak memenuhi syarat, karena slump
yang direncanakan 9 cm.
b. Dengan nilai FAS (Faktor Air Semen) sebesar 0,45 beton yang diuji termasuk beton
diluar ruangan dalam keadaan tidak terindung dari hujan dan terik matahari langsung.
3.9. Saran
a. Gunakan air sesuai yang disyaratkan dalam SNI.
b. Rencanakan dengam tepat campuran penyusun beton sehingga didapat mutu beton
seperti yang kita rencanakan perhatikan cara pencampuran beton.

KELOMPOK IX 8
BAB IV
PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON

4.1. Tujuan

- Menentukan kuat tekan beton

- Untuk mengetahui kelas dan mutu beton

4.2. Alat dan Bahan

- Timbangan

- Comperssions Machine

- Penggaris / Rol meter

- Benda uji kubus 15x15x15cm

- Benda uji silinder ø 15x30 cm

4.3. Cara kerja

 Mengambil benda yang telah direndam selama 7 hari, penampang kubus atau silinder
benda uji diukur dan ditimbang untuk mengetahui beratnya.
 Melakukan pengujian tekan beton dengan alat Comperssions Machine (mesin tekan) dan
ikuti petunjuk berikut ini :
1. Buka pintu rangka dan periksa alat penahan beban atas untuk kepastian plat tersebut
sudah terpasang dengan baik.
2. Periksa manometer apakah jarum hitam masih menunjukan angka nol. Arahkan jarum
merah tepat pada angka nol yang berhimpit dengan jarum hitam dengan cara memutar
mur pada kaca manometer.
3. Periksalah selang hidrolik dan mur sambuungan jangan sampai ada yang bocor.
4. Letakan pada plat benda uji penahan dibawah. Untuk benda uji silinder akan
diletakkan plat penahan beban bawah tanpa dudukan tambahan hal ini disebabkan sok
piston hidrolik terbatas.

KELOMPOK IX 9
5. Tekanlah hidrolik dengan hendel pompa dan naikan tekanan berangsur-angsur sampai
benda uji pecah, lalu catat pada angka berapa jarum merah berhenti.
6. Jaga baik-baik agar piston hidrolik yang melebihi 10cm karena akan mengakibatkan
kerusakan.
7. Untuk menurunkan pompa hidrolik, putarlah kran berlawanan arah jarum jam.
8. Untuk pengujian benda yang lain caranya sama dengan ini, dengan usia berbeda sesuai
ketentuan.

Perbandingan kuat tekan beton yang berbeda umur

Umur beton satu 3 7 14 21 28 90 365


hari
PC biasa 0,4 0,65 0,88 0,99 1,0 1,2 1,35
PC dengan 0,55 0,75 0,9 0,95 1,2 1.15 1,2
kekakuan awal
tinggi
Sumber : PBI 1982

4.4. Perhitungan
Berat
Berat isi =
volume

Volume kubus 1 = (sisi x sisi x sisi)

= (15 x 15 x 15)

= 3375 kg/m³

Volume kubus 2 = (sisi x sisi x sisi)

= (14,8 x 14,8 x 15)

= 3285,600 kg/m³

Volume kubus 3 = (sisi x sisi x sisi)

= (14,9 x 14,9 x 14,9)

= 3307,949 kg/m³

Volume kubus 4 = (sisi x sisi x sisi)

= (14,8 x 15 x 15)

= 3330 kg/m³

Volume kubus 5 = (sisi x sisi x sisi)

= (15 x 15 x 15)

= 3375 kg/m³

KELOMPOK IX 10
3,14
1. Kubus 1 = = 0,000930
3375
3,14
2. Kubus 1 = = 0,000956
328 5,600
3,14
3. Kubus 1 = = 0,000949
330 7,949
3,14
4. Kubus 1 = = 0,000943
3330
3,14
5. Kubus 1 = = 0,000930
3375

1
Volume silinder 1 = x  x D² x t
4

1
= x 3,14 x (14,9)² x 29,7
4

= 5176,052 cm²
1
Volume silinder 2 = x  x D² x t
4

1
= x 3,14 x (14,5)² x 30
4

= 4951,387 cm²
1
Volume silinder 3 = x  x D² x t
4

1
= x 3,14 x (14,9)² x 30
4

= 5228,335 cm²
1
Volume silinder 4 = x  x D² x t
4

1
= x 3,14 x (14,8)² x 30
4

= 5198,392 cm²
1
Volume silinder 5 = x  x D² x t
4

1
= x 3,14 x (14,9)² x 30
4

= 5228,335 cm²

3,14
1. Silinder 1 = = 0,000607 kg/cm³
5176,052
3,14
2. Silinder 2 = = 0,000634 kg/cm³
4951,387

KELOMPOK IX 11
3,14
3. Silinder 3 = = 0,000601kg/cm³
5228,335
3,14
4. Silinder 4 = = 0,000604 kg/cm³
5198,392
3,14
5. Silinder 5 = = 0,000601 kg/cm³
5228,335

1. Tegangan Beton Umur 14 Hari


Kuat Tekan
Tegangan fc’ = x 102
Luas penampang
 Kubus I
Luas penampang = 225 cm²
Kuat tekan = 440 M Newton
440
Tegangan fc = x 102 = 199,467 kg/cm² = 19,946 Mpa
225
19 9 , 46 7
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 226,667 kg/cm²
0,88
=22,666 Mpa
19 9 , 46 7
Konvensi kubus ke silinder = = 240,322 kg/cm²
0,83
=24,032 Mpa
 Silinder I
Luas penampang = 174,278 cm²
Kuat tekan = 280 M Newton
280
Tegangan fc = x 102 = 163,876 kg/cm² = 16,387 Mpa
174,278
16 3,876
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 186,223 kg/cm²
0,88
=18,622 Mpa
16 3 , 876
Konvensi kubus ke kubus = = 197,441 kg/cm²
0,83
=19,744 Mpa

2. Tegangan Beton Umur 21 Hari

Kuat Tekan
Tegangan fc’ = x 102
Luas penampang

 Kubus II
Luas penampang = 219,04 cm²
Kuat tekan = 620 M Newton
620
Tegangan fc = x 102 = 288,714 kg/cm² = 28,871 Mpa
219 , 04
288,714
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 303,909 kg/cm²
0,95
=30,390 Mpa
30 3 , 909
Konvensi kubus ke silinder = = 366,156 kg/cm²
0,83
=36,615 Mpa
 Kubus III
Luas penampang = 222,01 cm²
Kuat tekan = 500 MNewon

KELOMPOK IX 12
50 0
Tegangan fc = x 102 = 229,719 kg/cm² = 22,971 Mpa
222 , 01
229,719
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 241,810 kg/cm²
0,95
=24,181 Mpa
24 1,810
Konvensi kubus ke silinder = = 291,337 kg/cm²
0,83
=29,133 Mpa
 Silinder II
Luas penampang = 165,046 cm²
Kuat tekan = 200
200
Tegangan fc = x 102 = 123,610 kg/cm² = 12,361 Mpa
165 , 046
12,3,610
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 130,107 kg/cm²
0,95
=13,010 Mpa
130,107
Konvensi kubus ke silinder = = 156,756 kg/cm²
0,83
=15,675 Mpa
 Silinder III
Luas penampang = 174,278 cm²
Kuat tekan = 440
44 0
Tegangan fc = x 102 = 257,519 kg/cm² = 25,751 Mpa
174,278
257,519
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 271,073 kg/cm²
0,95
=27,107 Mpa
271,073
Konvensi kubus ke silinder = = 325,389 kg/cm²
0,83
=32,538 Mpa

3. Tegangan Beton Umur 28 Hari


Kuat Tekan
Tegangan fc’ = x 102
Luas penampang
 Kubus IV
Luas penampang = 222 cm²
Kuat tekan = 780
780
Tegangan fc = x 102 = 358,378 kg/cm² = 35,837 Mpa
222
358,378
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 358,378 kg/cm²
1
=35,837 Mpa
358,378
Konvensi kubus ke silinder = = 431,781 kg/cm²
0,83
=43,178 Mpa
 Kubus V
Luas penampang = 225 m²
Kuat tekan = 640
640
Tegangan fc = x 102 = 290,133 kg/cm² = 29,013 Mpa
225
290,133
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 290,133 kg/cm²
1
=29,013 Mpa

KELOMPOK IX 13
290,133
Konvensi kubus ke silinder = = 349,558 kg/cm²
0,83
=34,955 Mpa

 Silinder IV
Luas penampang = 171,946 m²
Kuat tekan = 500
500
Tegangan fc = x 102 = 296,604 kg/cm² = 29,660 Mpa
171,946
296,604
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 296,604 kg/cm²
1
=29,660Mpa
296,604
Konvensi kubus ke silinder = = 357,355 kg/cm²
0,83
=35,735 Mpa
 Silinder V
Luas penampang = 174,278 m²
Kuat tekan = 460
460
Tegangan fc = x 102 = 269,225 kg/cm² = 26,922 Mpa
174,278
269,225
Estimasi tegangan umur 28 hari (kg/cm²) = = 269,225 kg/cm²
1
=26,922 Mpa
269,225
Konvensi kubus ke silinder = = 324,367 kg/cm²
0,83
= 32,436 Mpa

Benda uji Lama percobaan


7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari
(Mpa) (Mpa) (Mpa) (Mpa)
Kubus - 19,946 28,871 35,837
Silinder - 16,387 25,751 29,660

Kesimpulan :
- Mutu beton yang didapat dari hasil percobaan setelah 28 hari memenuhi syarat yaitu
35,837 Mpa untuk Kubus dari mutu yang ditentukan 35 kg/cm²
- Mutu beton yang didapat dari hasil percobaan setelah 28 hari memenuhi syarat yaitu
29,660 kg/cm² untuk Silinder dari mutu yang ditentukan 35 kg/cm²
- Dari hasil percobaan slump test didapat nilai rata-rata slump = 3,267 cm
- Nilai faktorair semen (FAS) = 0,45

 K350 = 35 x 88% = 30,8 kg/cm²

KELOMPOK IX 14
1. Estimasi Mutu Beton umur 14 Hari harus memenuhi syarat 88% dari mutu K350 Kuat
tekan beton umur 14 hari :

Kubus = 19,946 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

Silinder = 16,387 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

Konversi Ke silinder = 24,032 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

 K350 = 35 x 99% = 34,65 kg/cm²


2. Estimasi Mutu Beton umur 21 Hari harus memenuhi syarat 99% dari mutu K350 Kuat
tekan beton umur 21 hari :

Kubus =28,871 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

Silinder = 25,751 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

Konversi Ke silinder = 36,615 ( Memenuhi Syarat K350)

 K350 = 35 x 1% = 35 kg/cm²
3. Estimasi Mutu Beton umur 21 Hari harus memenuhi syarat 100% dari mutu K350 Kuat
tekan beton umur 21 hari :

Kubus = 35,837 ( Memenuhi Syarat K350)

Silinder = 29,660 (Tidak Memenuhi Syarat K350)

Konversi Ke silinder = 43,178 ( Memenuhi Syarat K350)

Saran

1. Pada saat pengangkatan kerucut Abrams dengan arah vertikal, mengukur slump test harus
berhati-hati, teliti, dan cermat.
2. Agar tidak terjadi rongga-rongga pada kubus dan silinder beton, setiap lapis ditusuk-tusuk
10 kali perlapisan ( 3 lapisan).
3. Guna penyempurnaan pengerasan beton, beton ditempatkan ditempat lembab atau
direndam dalam air selama 16,8 jam ( 7 hari).
4. Ikuti petunjuk asisten untuk menggunakan percobaan dengan mesin.
5. Berhati-hati pada saat melakukan percobaan dengan mesin.

KELOMPOK IX 15

Anda mungkin juga menyukai