Anda di halaman 1dari 3

Berbagai Penyakit Kerja di Bidang

Industri Tekstil
Posted: 01 Apr, 2013

Fahmi Arif-Bapelkes Cikarang

Dewasa ini, laju pembangunan dan teknologi yang perkembangannya


semakin pesat, secara tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas dan eksistensi
lingkungan. Tak dapat dipungkiri semakin pesatnya perkembangan teknologi dan
pembangunan akan berpengaruh pula terhadap makin tingginya resiko atau dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan.

Pesatnya perkembangan pembangunan dan teknologi tidak terlepas dari pesatnya juga
pertumbuhan dan pembangunan industri-industri dari berbagai bidang. Mulai dari industri di
bidang otomotif, industri elektronik , industri makanan, industri tekstil dan bidang instrustri
lainnya.

Setiap bidang industri dalam pengelolaannya berbeda satu sama lain. Karakteristik bahan
baku, cara pengolahan, dan cara produksi tergantung dari jenis industrinya. Begitupun dengan
limbah yang dihasilkannya, akan spesifik tergantung jenis dan bidang industry tersebut. Baik
itu limbah cair, padat maupun limbah gas.

Kita ketahui bahwa jenis industri sering mempergunakan bahan baku, memproses bahan dan
menghasilkan bahan buangan dan gas yang beracun yang membahayakan kesehatan manusia.
Untuk memperkecil bahkan kalau mungkin menghilangkan bahaya ini, perlu adanya
pengelolaan kesehatan lingkungan yang industri yang baik.

Industri tekstil, adalah salah satu jenis industri yang maju dan mempunyai kedudukan
penting, dilihat dari tingginya kebutuhan manusia di bidang tekstil dan tingginya tenaga
manusia yang bekerja di bidang industri ini.

Industri ini menggunakan berbagai bahan baku seperti sutra, vlas, hennen, kapas, asbes, wool,
dan sebagainya.

Ditinjau dari segi hygiene kesehatan, ada hal khusus yang tidak ada pada ndustri lainnya yang
bisa menyerang pekerja atau orang di sekitar industri tekstil. Beberapa gangguan atau
penyakit yang bisa menyerang dalam industri tekstil antara lain:
 TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
Tuberklosa, bakteri ini menyerang siapa saja pria, dan biasanya penyakit TBC sering
menyerang pada usia rata-rata 15-35 tahun, boleh dibilang usia masih produktif. Pada
umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri mikobakterium
tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan dahak. Bahayanya
jika bakteri selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru, maka bakteri ini akan
berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang
rendah.
 Berbagai penyakit saluran pernapasan lainnya seperti bronchitis, influenza dan lain-
lain.
 Penyakit akibat kerja seperti pneumopathia pada pekerja yang mengolah vlas yang
sudah terlalu lama disimpan; kanker kulit dan jari-jari tangan; penyakit paru-paru akut
pada para pembuat kasur yang menggunakan kapas berwarna dan berkualitas rendal
byssionis pada pekerja-pekerja pemintalan; penyakit antraks pada pekerja pengolahan
wool.
 Gangguan kesehatan akhibat pengaruh fisik seperti pernafasan dan kegaduhan
terutama menyerang pekerja bagian karding atau blowing, juga kelembapan sering
menimbulkan gangguan kesehatan para pekerjaan.
 Kecelakaan bisa datang dari akibat kebakaran, pemakaian aliran listrik, ledakan akibat
mesin-mesin yang berputar.
 Kelelahan bisa datang dari akibat pekerjaan, karena pada umumnya pekerjaan disini
dilakukan dengan berdiri di samping pekerjaannya sendiri menjemukan, ditambah
dengan suhu dan kelembaban yang tinggi pada empat kerja disertai kada debu
walaupun belum sampai menimbulkan byssionis, dapat dirasakan sebagai pengganggu
kenikmatan kerja.

Pencegahan merupakan hal yang pokok dalam memelihara kesehatan lingkungan dalam
bidang perindustrian, sebab pada umumnya penyakit-penyakit yang terjadi akibat kerja di
bidang industri tidak bisa diobati secara sempurna. Beberapa upaya pencegahan yang dapat
dilakukan diantaranya:

a. Pemeliharaan kebersihan dan kesehatan yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu
kapas di udara dapat diminimalisir.

b. Para pekerja atau karyawan di insdustri tekstil dibekali berbagai APD (alat pelindung diri)
yang dapat mendukung proses produksi seperti masker, dan lain-lain

c. Ventilasi umum dengan sistim hisap.

d. Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara


berkala.

e. Rotasi pekerja yang telah terpapar debu kapas ke tempat yang lebih sehat.

Sumber: http://www.artikellingkunganhidup.com/kesehatan-lingkungan-di-bidang-
perindustrian.htm
http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_content&view=article&id=6
91:berbagai-penyakit-kerja-di-bidang-industri-tekstil&catid=39:kesehatan&Itemid=15

Anda mungkin juga menyukai