Dosen Pengampu :
Wilis, SST., S.Kep, Ns., M.Kes
Di Susun Oleh :
Nama : Iriantika V R P Widyaningsih
NIM : 200106075
Kelas : D4 Keperawatan Anestesiologi 3C
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh
derajat maupun sosial, kesehatan dengan setingi-tingginya, usaha-usaha penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan faktor-faktor pekerjaan dan baik preventif dan
kesehatan yang lingkungan kerja, serta fisik, amental, kuratif terhadap diakibatkan
terhadap oleh penyakit- penyakit umum (Sumakmur, 1981).
Menurut Dainur, kesehatan kerja adalah upaya perusahaan untuk mempersiapkan,
memelihara serta tindakan lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga
kerja dengan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial yang maksimal, sehingga
dapat berproduksi secara maksimal pula (Dainur,1992).
Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa kesehatan kerja merupakan aplikasi
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat (perusahaan, pabrik, kantor, dan
sebagainya) dan menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dengan
masyarakat di sekitar perusahaan tersebut.
Apabila didalam kesehatan masyarakat ciri pokoknya adalah upaya preventif
(pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan), maka dalam kesehatan
kerja, kedua hal tersebut menjadi ciri pokok (Notoatmojo, 1997) Industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi
atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan
industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga
menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi
dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri
sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1. Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2. Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit,
televisi, dan radio.
3. Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obat-obatan, dan
pipa.
4. Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan
makanan kemasan.
5. Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan
marmer Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil
dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing.
Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah
kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan
untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain
merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.
E. Faktor penyebab
A. Faktor Manusia Permasalahan yang terjadi pada faktor manusia meliputi faktor
manajerial, dan faktor tenaga kerja. Permasalahannya dapat merupakan berikut ini :
1) Manajemen:
a) Pemahaman yang kurang tentang hiperkes dan keselamaatan kerja
b) Tidak melaksanakan teknik-teknik hiperkes dan keselamatan kerja
c) Tidak menyediakan alat proteksi/pelindung diri
2) Tenaga kerja:
a) Tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan K3
b) Tidak mengenakan alat proteksi yang telah disediakan
c) Tidak memiliki naluri cara kerja sehat
d) Tingkat pengetahuan terhadap perkembangan teknologi industri.
E. Dampak Penyakit yang timbul dari Bahaya Kecelakaan Kerja pada Industri
Tekstil Pemintalan Benang
Byssinosis adalah penyakit tergolong pneumoconiosis yang penyebabnyaterutama
debu kapas kepada pekerja-pekerja dalam industri textil. Penyakit ini berkaitan erat
dengan pekerjaan blowing dan carding.
Tetapi terdapat pula pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. bahkan dari permulaan
proses (pembuangan biji kapas) sampai kepada proses akhir (penenunan).
Masa inkubasi rata-rata terpendek adalah 5 tahun bagi para pekerja pada blowing dan
carding.
Bagi pekerja lainnya lebih dari waktu 5 tahun.
A. Penyakit Akibat Kerja dan Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
1. Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja ini mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab yang mudah diakui.
2. Penyakit yang berhubungann related disease 9 dengan pekerjaan – work
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor
pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor resiko lainnya
dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
3. Penyakit yang mengenai populasi pekerja Penyakit yang terjadi pada populasi
pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat
oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
4. Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja. Berdasarkan SK Presiden
No.22 tahun 1993, disebutkan berbagai macam penyakit yang timbul karena
hubungan kerja yaitu :
a) Pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentuk jaringan
parut,yang silikonsnya merupakan factor utama penyebab cacat dan kematian
b) Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner) yang disebabkan
oleh debu logam keras.
c) Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas vlas, henep, dan sisal (bissinosis).
d) Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitivisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
e) Aliveolitis alergika yang disebabkan oleh factor dari luar sebagai akibat
dari penghirupan debu organik.
f) Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
g) Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
h) Penyakit yang disebabkan faktor atau persenyawaanya yang beracun
i) Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
j) Penyakit yang disebabkan oleh: mangan, arsen, raksa, timbal,
fluor,benzena, derivat halogen,derivat nitro,dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
Sehingga industri ini akan lebih terayomi dalam 13 hal pelayanan kesehatannya
yang paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), yang dalam hal ini
ditekankan pada ruang lingkup kedokteran industrinya. Misalnya petugas kesehatan
mengunjungi tempat-tempat industri secara rutin guna menilai kesehatan kerja di
perusahaan-perusahaan rumah tangga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada proses pemintalan. limbah debu kapas paling banyak didapat pada proses
blowing, carding dan. Limbah aktual pada pekerjaan blowing dan carding masing-
masing sebesar 3.5% dan 2.5% sedangkan tingkat kebisingan speed frame sebesar
> 85 dampak bahaya. Penyakit yang akan timbul adalah sinosis (penyakit
tergolong pneumoconiosis) yang berasal dari limbah debu kapas kepada pekerja-
pekerja dalam industri tekstil. Pencengahan dengan menggunakan APD (alat
pelindung diri) seperti: memakai safety glasses, ear plung, ear muff, respirator dan
lain-lain. Pencegahan yang lain dapat di lakukan dengan pemeliharaan rumah
tangga yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu kapas sangat sedikit di
udara,pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa hampa udara,
membersihkan lantai dengan sapu tidak baik, ventilasi umum dengan sistim hisap,
pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan
secara berkala, rotasi pekerja yang telah terpapar debu kapas ke tempat yang tidak
berbahaya.
B. Saran
a. Memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan, lakukan terlebih
dahulu hazard identification (identifikasi bahaya).
b. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita
identifikasi.
c. Perlu penegakan disiplin karyawan terhadap pemakaian alat pelindung diri
terutama masker dan sumbat telinga.
d. Perlu adanya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan bidang kesehatan
dan keselamatan kerja, dan keterampilan para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.(online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3704/1/K3
gerrysilaban.pdf.
Nasri,Azhar.2014.(online)https://azharnasri.blogspot.co.id/2014/09/makalah
industri-tekstil-di-indonesia.html
Nugraha,Daniel.2011.(online)http://danielanugrah10’s.blogspot.com/2011/industr
lisasi.html.
Tengky,Usfini.2010.(online)http://usfinitengky.blogspot.com/2010/kesehatan
kerja-higiene.html.