Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

Kata sambutan Kata

Pengantar Daftar Isi

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Landasan Hukum
F. Pengertian

II. PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG


DITIMBULKANNYA

A. Potensi Bahaya
B. Hirarki Pengendalian

III. PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS

A. Tahap Perencanaan
B. Tahap Pelaksanaan
C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi

IV.STANDAR PRECAUSTION DI PUSKESMAS

A. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


B. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri
C. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan
D. Penatalaksanaan peralatan
E. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas
F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam

V.INDIKATOR KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


PUSKESMAS

VI.PENUTUP

Lampiran evaluasi pelaksanaan K3 di Puskesmas Ceklis

manajemen K3 di Puskesmas

SPO pengelolaan limbah padat di Puskesmas


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Deklarasi Alma Alta Tahun 1978 mengakui akan pentingnya petugas kesehatan untuk
memelihara kesehatan di lenkungan kerjanya.petugas puskesmas di kebanyakan
negara berkembang tidak terlatih dalam hal pencegahan dan pengendalian sederhana
terhadap berbagai masalah kesehatan kerja.
Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas puskemas maka
Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja ini dapat dijadikan acuan terhadap
perlindungan kesehatan petugas kesehatan .
Salah satu teknik pengelolaan resiko penularan penyakit di puskesmas adalah
dengan penerapan standar precaution.
B. Tujuan
Tujuan Umum :Menciptakan lingkungan kerja yang aman ,sehat dan produktif untuk
petugas puskesmas,pasien ,pengunjung/pengantar pasien,masyarakat dan lingkungan
sekitar pasien.
Khusus
a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas.
b. Teridentifikasinya potensi bahaya/resiko dan cara pengendaliannya.
c. Tersusunnya rencana kerja keselamatan dan kesehatan kerja di
Puskesmas.
d. Terlaksanaya kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas.
e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja di Puskesmas.

C. Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah petugas puskesmas dan pengguna jasa puskesmas.
D. Ruang Lingkup
1. Pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah kesehatan yang
ditimbulkannya.
f. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas.
2. Standard Precaution di Puskesmas
3. Indikator keberhasilan
E. Landasan Hukum
1. UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU no 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
3. UU no 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
4. UU no no 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
5. Peraturan Pemerintah no 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah berbahaya
6. Permenkes no 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

F. Pengertian
1. Bahaya adalah suatu potensi yang dapat menimbulkan kerugian
,gangguan kesehatan,cidera,kerusakan properti dan lingkungan atau kerugian
dalam produksi.
2. Kesehatan kerja adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan (fisik,mental dan sosial ) yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua
jabatan,pencegahan,penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,penempatan dan
pemeliharaan pekerjaan dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara
pekerjaan dan manusia dengan jabatannya
3. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa dengan unsur
unsur tidak terduga dan ruda paksa ,kecacatan dan kematian
disamping menimbulkan kerugian dan atau kerusakan properti
4. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya memberikan jaminan
kesehatan,keselamatan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja
,dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
,promosi kesehatan,pengobatan dan rehabilitasi.
5. Manajemen resiko adalah proses pengendalian resiko secara berkelanjutan mulai
dari identifikasi ,penilaian resiko ,penetapan program pengendalian,pelaksanaan
program pengendalian,monitoring dan evaluasi resiko.
6. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
7. Penyakit akibat kerja adalah setiappenyakit diakibatkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
8. Penilaian resiko adalah proses perkiraan kemungkinan terjadinya suatu
kejadian yang tidak diinginkan dan besarnya akibat dalam jangka waktu tertentu
9. Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya cedera kerugian dari suatu
bahaya,atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat.
10. Resiko kesehatan adalah besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu
bahan,proses atau kondisi untuk menimbulkan kesakitan
,gangguan kesehatan,dan penyakit akibat kerja yang dipengaruhi oleh magnitude
of hazard (konsentrasi dan dosis)efek rating (tingkat
dampak,fatality,very serious,serious,moderate.low,trivial)probabilitas,frekwensi
pajanan,durasi pajanan.
11. Standar operasional prosedur adalah penetapan standar pelaksanaan
pekerjaan baik secara resmi maupun tidak resmi oleh manajemen tentang
tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan pekerjaan sebagai acuan dalam
bekerja.
12. Standar precaution yaitu pengurangan terjadinya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh penularan kontak langsung terhadap bahan infeksius maupun
alat yang tidak steril atau mengandung bahan infeksius.
BAB II.

PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN MASALAH YANG


DITIMBULKANNYA

A. Potensi Bahaya
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragamterhadap
kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat
timbul dari lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara kerja,alat dan bahan kerja yang
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja.
tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang
ditimbulkannya adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian
resiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan
akibat pekerjaan.

1. Potensi Bahaya Umum;


Yaitu potensi bahaya yang sama terdapat disemua ruangan ,al:

N Potensi Jenis Bahaya Masalah


o Bahay a Kesehatan/kecelakaan kerja

1 fisisk Pencahayaan  gangguan mata


Suhu kelembaban  kepanasan/kedinginan stress
ventilasi  pengap


2 Biologi lalat,kecoa,tikus,nyamu  diare,pes,malaria,dbd,typhoi d,


k, kucing torch

3 Ergono mi Posisi duduk terlalu  Gangguan musculoskeletal


lama > 6 jam.
 Posisi berdiri terlalu
lama > 4 jam

4 Psikosos Hubungan antara  stres kerja dan kelelahan


ial petugas
 Beban kerja
 Shift kerja
 kesejahteraan

5 Sanitasi sampah non medis  Pencemaran


 air bersih lingkungan,penularan penyakit
 jamban infeksi

6. Gaya Pola makan  Gangguan gizi


hidup Olah raga  PTM
Merokok  Gangguan paru
Perilaku kerja  PAK/KAK

7 Konstruk Bangunan  Kecelakaan akibat


si  Pintu masuk/keluar tertimpa,tersandung,terpel
banguna n  Tata letak ruangan eset,tertabrak
Ukuran ruangan  Kenyamanan terganggu
Kabel listrik terkelupas  Luka setrum,bakar Kebakaran
Instalasi listrik tak 
standar
 Hubungan arus pendek
 Beban listrik berlebihan

2. Potensi bahaya khusus

Lokasi Potensi Jehis bahaya Masalah


Bahaya Kesehatan/kecelakaan
kerja

Poli umum  Kecelakaa  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


n kerja medis era

biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a

kimia  desinfektan,mercur i  gangguam SSP

ergonomi  posisi janggal  musculoskeletal


disorder

Poli Gigi  Kecelakaa  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


n kerja medis era

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a

 kimia  mercuri,amalgam,  gangguam SSP,


silikat,klor etil,clorin ginjal, dermatitis
 ergonomi posisi janggal  musculoskeletal
disorder

 fisik getaran,bising  renauld


syndrom.pendengara n

 Psikososial Bekerja yang monoton  Stres kerja

KIA/KB  Kecelakaa  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


n kerja medis era

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia mercuri,clorin  gangguam SSP,


ginjal, dermatitis

 ergonomi posisi janggal  musculoskeletal


disorder

 Psikososial Bekerja yang monoton  Stres kerja

Ruang  Fisik Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


tindakan medis era

 biologi mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia mercuri,klor  gangguam SSP,


etil,clorin,desinfe ginjal, dermatitis
ktan

 ergonomi posisi janggal  musculoskeletal


disorder

 Psikososial Situasi gawat  Stres kerja

UGD  Fisik  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


medis era

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol
a, jamur

 kimia  mercuri,klor  gangguam SSP,


etil,clorin,desinfe ginjal, dermatitis
ktan

 ergonomi  posisi janggal  musculoskeletal


disorder

 Psikososial  Situasi gawat  Stres kerja

Ruang  Fisik  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


Persalinan medis era

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia  mercuri,klor  gangguam SSP,


etil,clorin,desinfe ginjal, dermatitis
ktan

 ergonomi  posisi janggal  musculoskeletal


disorder

 Psikososial  Situasi gawat  Stres kerja

Laboratori  Fisik  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


um medis,api era, kebakaran

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri,spora dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia  desinfektan,  gangguam SSP,


reagen ginjal, dermatitis

 ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal,statis,visu al disorder
acuity

 Psikososial  Beban kerja  Stres kerja


Apotik  Fisik Pencahayaan,ventil asi  Tertusuk,tersayat,ced
era

 biologi mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia debu obat,  keracunan, dermatitis


desinfektan

 ergonomi posisi janggal  musculoskeletal


disorder

 Psikososial Beban kerja  Stres kerja

Ruang  Fisik  Tata letak ruangan  Kecelakaan


konsultasi kerja,tersandung

 biologi  mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 ergonomi posisi  musculoskeletal


janggal.duduk disorder
lama

 Psikososial Hubungan petugas  Stres kerja


pasien

Gudang  Fisik Suhu ,kelembaban,  Kelelahan, tertimpa


Obat ruangan sempit

 biologi mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 kimia desinfektan, debu  keracunan, dermatitis


obat,larutan

 ergonomi angkat-angkat  musculoskeletal


disorder

 Psikososial Beban kerja  Stres kerja


Gudang  Fisik Suhu ,kelembaban,  Kelelahan, tertimpa
alat ruangan sempit

 biologi mikroorganisme,vir us  infeksi


bakteri dll hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol a,
jamur

 ergonomi angkat-angkat  musculoskeletal


disorder

Loket  Fisik Suhu ,kelembaban,  Kelelahan, tersayat


ruangan sempit

 kimia debu  dermatitis. Iritasi


mata

 ergonomi posisi  musculoskeletal


janggal.duduk disorder
lama

 Psikososial Hubungan petugas  Stres kerja


pasien

Ruang  Fisik  Suhu ,kelembaban,  Kelelahan,


administra si ruangan sempit, terbentur,mata lelah
komputer

 ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal.duduk disorder
lama

 Psikososial  Hubungan petugas  Stres kerja


pasien

Ruang  Fisik  Suhu ,kelembaban,  Kelelahan,


rapat ruangan sempit, terbentur,mata lelah
komputer

 ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal.duduk disorder
lama

Ruang  Fisik  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,ced


Perawatan medis era

 kimia  mercuri,klor  gangguam SSP,


etil,clorin,desinfe ginjal, dermatitis
ktan
biologi  mikroorganisme,  infeksi hepatitis,tbc,
virus bakteri dll cacar
air,influenza,HIV,
ebola, jamur

ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal.angkat disorder
angkat

Psikososial  Beban kerja,shift kerja  Stres kerja

Toilet  Fisik  Suhu ,kelembaban,  Gangguan


ruangan musculoskeletal,peng
sempit,ventilasi, ap, terpeleset
pencahayaan,lant ai
licin

 biologi  mikroorganisme,  infeksi


virus bakteri dll

 Psikososial  Perilaku penggunaan  kecelakaan


kloset tidak benar

Dapur  Fisik  Suhu ,kelembaban,  Gangguan


ruangan musculoskeletal,peng
sempit,ventilasi, ap,
pencahayaan,lant ai terpeleset,kebakaran
licin,api

 biologi  mikroorganisme, virus  infeksi


bakteri dll,tikus,lalat

 ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal.angkat disorder
angkat

kimia  debu,detejen  dermatitis

Ruang cuci  Fisik  Kelembaban,lantai licin  Kelelahan,terpeleset

 kimia  deterjen,klorin  dermatitis

 biologi  bakteri,tikus,lalat  infeksi


 ergonomi  kerja monoton,  musculoskeletal
angkat-angkat disorder

 Psikososial  Beban kerja  Stres kerja

Ruang  Fisik  Kelembaban,lantai  Kelelahan,terpeleset,


sterilisasi licin,benda tajam,alat tertusuk
medis

 kimia  deterjen,klorin,  dermatitis,tersedak,


debu iritasi, batuk

 biologi  bakteri,virus  infeksi

Kantin  Fisik  Suhu ,kelembaban,  Gangguan


ruangan musculoskeletal,peng
sempit,ventilasi, ap,
pencahayaan,lant ai terpeleset,kebakaran
licin,api

 biologi  mikroorganisme, virus  infeksi


bakteri dll,tikus,lalat

 ergonomi  posisi  musculoskeletal


janggal.angkat disorder
angkat

 Psikososial  Hubungan petugas  Stres kerja


pembeli

Sistem  kimia  limbah  dermatitis


pembuang
an air  biologi  mikroorganisme, virus  infeksi
limbah bakteri dll,tikus,lalat

Sistem air  Fisik  Kebisingan mesin  Gangguan


bersih pompa pendengaran

 kimia  larutan desinfektan  dermatitis

3. Potensi masalah diluar gedung

No Kegiatan Potensi Bahaya Masalah kesehatan


kerja

1 Pusling  Kendaraan  Kecelakaan


transportasi

 Peralatan  Infeksi
medis

 Psikososial  Stres kerja

2 Taman  Biologi parasit,  Kecacingan


cacing

 Kimia pupul  Keracunan

3 Kunjungan rumah  Kendaraan  Kecelakaan


transportasi

 Peralatan  Infeksi
medis

4 UKBM  Kendaraan  Kecelakaan


transportasi

 Peralatan  Infeksi
medis

5 fogging  Lar  Gangguan


organophosph pernafasan,keracun
at an, luka bakar

B. Hirarki Pengendalian
Pengendalian resiko dengan hirarki sebagai berikut;
1. alat pelindung diri ;merupakan upaya pencegahan oleh pekerja dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri.contohnya sarung tangan,kaca
mata,apron,masker,penutup kepala,sepatu boat.
2. Administrasi;mengatur cara kerja mencakup pemilihan
pekerjaan,kebijakan-kebijakan,SOP,pengaturan shift kerja,imunisasi
3. Rekayasa;pengendalian resiko melalui perubahan desain,sistem
ventilasi,dan proses yang mengurangi sumber eksposure
4. Penggantian; prinsipnya mengganti bahaya dengan bahan lain yang
mempunyai resiko lebih kecil contohnya tambal amalgam dengan glass ionomer
5. Menghilangkan;mengganti alat atau bahan yang berpotensi bahaya
dengan yang lebih aman , contohnya mengganti tensi raksa dengan digital.

BABIII.
PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PUSKESMAS

A. Tahap Perencanaan
1. Sosialisasi K3 di puskesmas
2. Membuat komitmen dan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di
Puskesmas .Komitmen adalah kesepakatan seluruh pegawai puskesmas
untuk menjalankan K3 di puskesmas dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh seluruh petugas.
3. Pembentukan tim K3;ditetapkan dengan surat keputusan kepala
puskesmas
4. Perencanaan K3’
a. Mapping potensi masalah di puskesmas
b. Membuat perencanaan (RPK) dan renstra dalam satu tahun dan lima
tahun

B. Tahap Pelaksanaan
1. Menyusun SOP,rambu,petunjuk K3
2. Pembudayaan SOP K3
3. Penyediaan sarana dan prasarana K3 (APD,APAR,vaksin dll)
4. Pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat
5. Pengelolaan alat (penyediaan,pemeliharaan dan lain-lain)
6. Pengelolaan limbah
7. Peningkatan kemampuan sumber daya (pelatihan pencegahan
infeksi,cuci tangan benar,pemadaman kebakaran,desinfeksi )
8. Pengendalian resiko dengan upaya;
i. Promotif;
a. Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kpd seluruh petugas
b. Memasang leaflet,brosur budaya kesehatan dan keselamatan
kerja.
c. Melaksanakan latihan fisik,bimbingan rohani,rekreasi
i. Preventif
a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai
sabun,APD,mengganti alat berbahaya,pengaturan shift kerja
b. Vaksinasi hepatitis
c. Penatalaksanaan limbah puskesmas

No Jenis Asal Perlakuan


Limbah

1 Limbah Kegiatan  Ditampung dalam


domestik dapur,kardus obat, kantong hitam
plastik lain yang  Selanjutnya di
tidak bawa ke TPA
infeksius,terkont
aminasi

2 Limbah Materi padat yang  Tidak boleh


benda memiliki sudut recapping
tajam lancip langsung
,dapat  Dikumpul dalam
menyebabkan safety box atau
luka tusuk kontener lain
ataupun iris yang tidak bocor
;contohnya  Tidak boleh
;jarum didaur ulang
suntik,kaca
sedian,infus
set,vial obat

3 Limbah Limbah yang  Ditampung


infeksius diduga dalam wadah
mengandung yang kuat dan
patogen dalam tidak bocor,tidak
jumlah cukup boleh dicampur
untuk dengan limbah
menyebabkan lain
infeksi misalnya
limbah
kultur,stok agen  Penyimpanan di
infeksius dari pkm tidak
laboratorium.lim boleh lebih
bah hasil dari 48 jam
operasi, limbah sejak mulai
pasien dengan dari
penyakit menular penyimpanan
 Penyimpanan di
ruang
khusus,tertutu
p,ada pencatatan
jumlah timbulan
limbah setiap
hari, tidak
mungkin
binatang
pengerta
masuk,termas uk
pembatasan
orang masuk
keruang
tersebut.

4 Limbah Limbah berasal  Masukkan dalam


patologis dari organ kontener kuat
tubuh misalnya dan tidak
janin,organ
tubuh,darah,mu bocor
ntahan.  Perlakuannya
sama dengan
limbah infeksius
 Jika limbah
padat maka
diolah dengan
alat pengolahan
limbah padat
 Jika cair diolah
dengan alat
pengolahan
limbah cair

5 Limbah Limbah yang  Dapat


Farmasi mengandung dikembalikan
bahan bahan pada
obat,vaksin,prod produsannya
uk farmasi,  Bila terjadi
serum kadaluarsa tumpahan obat
dapat
menggunaka n
pasir
absorben untk
menyerap
tumpahan
farmasi,tump
ahan farmasi
termasuk
sampah B3
dan harus
dikelola dan
diolah oleh
pihak yang
khusus dapat
mengelola
limbah farmasi

6 Limbah Limbah berasal  Jika jumlahnya


Kimia dri zat kimia kecil
misalnya pengelolaann
formaldehid,zat ya sama
rontgen,dll, dengan
limbah
infeksius.

7 Limbah Berasal dari alat  Penampunga


logam medis yang nnya ditempat
berat mengandung yang tidak
logam berat bocor dan
misalnya dari kuat
bocoran tensi pengelolaann
air raksa ya bekerjasama
dengan dinas
atau lingkugan
hidup

d. Deteksi dini melalui medical check up;pemeriksaan pekerja sebelum


masuk kerja,pindah,pemeriksaan berkala pada pekerja ,pemeriksaan
khusus pada petugas yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas
lab,radiologi.

ii. Kuratif:
1. Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum
2. Penatalaksanaaan kecelakaan akibat kerja
3. Melakukan pengobatan penyakit akibat kerja
4. Melakukan rujukan kasus

iv. Rehabilitatif
Ditujukan untuk mencegah kecacatan dan kematian,dan
rekomendasi penempatan kembali petugas pasca kecelakaan kerja

C. Tahap Pengawasan ,pemantauan dan evaluasi


Pengawasan dilakukan oleh tim K3 secara berkala sesuai jadwal dalam
rencana.
Pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan SPO,penyediaan APD,
penyediaan kebutuhan sarana prasarana, pelayanan kesehatan kerja dan tanggap
darurat, pengelolaan alat, pengelolaan limbah, peningkatan kemampuan sumber
daya,penyediaan alat dukungan K3,penilaian resiko.dengan menggunakan
instrumen.
Evaluasi dilakukan secara internal oleh tim k3 setiap tahun bertujuan
untuk menilai pelaksanaan K3 di Puskesmas ,hasilnya digunakan untuk
perencanaan tahun berikutnya
BAB IV.STANDAR PRECAUSTION DI PUSKESMAS

Standar precaution adalah suatu upaya pencegahan terhadap penularan infeksi hepatitis B
virus (HBV),hepatitis virus C (HVC) dan HIV secara parenteral melalui membran
mukosa,permukaan kulit yang intak,dengan memperlakukan semua darah,secret vagina,air
mani,cairan amnion,dan cairan tubuh lainnya kecuali feces,urin,keringat,dahak,ingus,air
mata,muntahan tanpa campuran darah dari semua pasien sebagai sumber yang potensial
untuk menularkan infeksi tanpa memperhatikan diagnosis maupun resiko yang ada pada
pasien itu,tahapan kewaspadaan standar adalah

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


2. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri
3. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan
4. Penatalaksanaan peralatan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas
6. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam

A. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


Mencuci tangan dengan cara yang benar.dengan menggesekkan tangan dan
menggunakan deterjen.
Jenis cuci tangan;
1. Cuci tangan rutin;cuci tangan dengan air mengalir 10-15 menit dengan
sabun.Jika tidak terdapat air dan tangan tidak dalam keadaan kotor oleh darah
atau oleh bahan organik lainnya dapat menggunakan gliserin dan alkohol 60%-
90%.
2. Cuci tangan aseptik
Cuci tangan dengan sabun aseptik selama 1 menit pada air mengalir dan
dilakukan pada kegiatan non bedah yang memerlukan tindakan aseptik.
3. Cuci tangan bedah
Membersihkan tangan kuku dan lengan dengan menggunakan sabun antiseptik
(4% chlorhexaxidine atau detergen yang mengandung povidon iodin 0,75 %
selama 3-5 menit (5 menit untuk pencucian pertama dan 3 menit untuk
pencucian berikutnya)posisi tangan lebih tinggi dari siku dan jangan menutup
keran dengan tangan yang telah di cuci.

Indikasi cuci tangan untuk mencegah infeksi silang adalah: Cuci tangan

sebelum tindakan:

 Saat akan mulai pekerjaan


 Saat akan memeriksa pasien
 Saat akan memakai alat yang telah dilakukan Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)

Cuci tangan sesudah tindakan:

 Saat hendak pulang kerumah


 Setelah memeriksa pasien
 Setelah menyentuh membran mukosa,darah,atau ,cairan tubuh
 Setelah membuka sarung tangan

 Setelah dari toilet
 Setelah bersin atau batuk
B. Pemakaian sarung tangan dan alat pelindung diri
Sarung tangan :
Prosedur tindakan yang memerlukan sarung tangan:

PROSEDUR/TINDAKAN Perlu Sarung tangan Sarung tangan


sarung desinfeksi tingkat steil
tangan tinggi

Memeriksa tekanan Ya Tidak Tidak


darah, temperatur tubuh
atau menyuntik

Menolong persalinan Ya Bisa diterima dianjurkan


dan kelahiran bayi,
menjahit laserasi atau
episiotomy

Mengambil contoh Ya Tidak Tidak


darah/pemasangan IV

Menghisap lendir bayi dan Ya Ya Tidak


jalan nafas

Memegang Ya Tidak Tidak


membersihkan
peralatan yang
terkontaminasi

Memegang sampah yang Ya Tidak Tidak


terkontaminasi

Membersihkan percikan Ya Tidak Tidak


darah atau cairan tubuh

Hal yang harus diperhatikan saat memakai sarung tangan;


1. Dianjurkan memakai sarug tangan untuk sekali pakai kecuali sarung tangan
untuk membersihkan tempat kerja.
2. Jangan menggunakan sarung tangan bocor
3. Tidak dianjurkan pakai sarung tangan rangkap
4. Sarung tangan yang di DTT jangan dipakai lebi dari 3 kali.

Alat pelindung diri seperti kacamatan,apron,masker,sepatu bergantung pada jenis


pekerjaan atau tingkat paparan dengan darah dan cairan tubuh lain saat melakukan
tindakan.

C. Pengelolaan jarum dan alat untuk mencegah perlukaan:


Tindakan mencegah kecelakaan kerja akibat jarum dan alat tajam untuk mengurangi
resiko kecelakaan adalah;
1. Memperhatikan secara cermat ketika menggunakan jarum
2. Meletakkan jarum yang sudah di pakai pada tempat yang kedap tusuk.
3. Memastikan bahwa setiap ruangan tindakan memiliki safety box
4. Menggunakan sarung tangan tebal saat mencuci peralatan
5. Tindakan menyerahkan alat secara langsung antar petugas (hands free teknis).
6. Tidak membengkokkan ,mematahkan atau menutup kembali jarum
bekas pakai,jika terpaksa menggunakan teknis satu tangan.
7. Menggunakan forcep atau pinset saat mengerjakan jahitan.

D. Penatalaksanaan peralatan
Bertujuan untuk menjamin peralatan dalam kondisi steril.semua alat,bahan dan obat
yang dimasukkan ke dalam jaringan yang steril harus dalam keadaan steril.
Proses penetalaksanaan peralatan melalui 4 tahap:
1. Dekontaminasi:
Merupakan proses merendam peralatan pada larutan khlorin 0,5 % selama 10
menit segera setelah melakukan tindakan.Alat yang didekontaminasi adalah
peralatan operasi/tindakan,jarum atau semprot yang akan dipakai ulang,sarung
tangan,kontener tempat penyimpanan peralatan
2. Pencucian :
Nerupakan langkah pencucian dan penyikatan peralatan dengan sabun dan
deterjen sebelum dilakukan sterilisasi atau DTT.proses pencucian harus dapat
menghilangkan darah,cairan tubuh dan jaringan lain.
3. Sterilisasi atau DTT :
Sterilisasi bertujuan menghilangkan seluruh mikroorganisme dan
direkomendasikan pada alat yang berkontak langsung dengan darah atau
jaringan bawah kulit..
Dilakukan dengan :Uap panas bertekanan tinggi,panas kering,atau
menggunakan bahan kimia.
DTT alternatif jika sterilisasi tidak dapat dilaksanakan .DTT tidak membunuh
semua kuman.DTT dilakukan dengan merebus,menggunakan bahan kimia,atau
menggunakan uap panas.
4. Penyimpanan:
Penyimpanan alat yang sudah disterilisasi.Cara menyimpan adalah:
a) Peralatan dibungkus:
Peralatan dibungkus bertujuan untuk tetap menjamin sterilisasi alat.umur
sterilisasi alat sangat bergantung pada packing,handling,jumlah petugas
yang menangani packing,kebersihan,kelembaban,dan suhu
penyimpanan.

b) Peralatan tidak dibungkus;


Peralatan harus digunakan setelah proses sterilisasi.

E. Pengelolaan limbah dan sanitasi puskesmas


Kegiaytan kesehatan selain menghasilkan limbah domestik juga limbah medis dan
limbah berbahaya
1. Sampah rumah tangga;
a. Organik
b. Non organik

2.Sampah medis;

a. Padat
b. Cair

3.Limbah berbahaya

F. Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas/benda tajam

Kejadian tertusuk,terluka akibat pekerjaan harus didokumentasikan (dicatat dan


dilaporkan)

Langkah-langkah pentik kejadian tertusuk;

1. Jangan panik
2. Segera keluarkan darah dengan memijat bagian tertusuk dan mencuci dengan
air mengalir atau jumlah yang banyak,cuci dengan sabun atau anti septik
3. Jika darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka segera cuci dengan air
mengalir dan menggunakan sabun.
4. Jika darah mengenai mulut,ludahkan dan kumur-kumur beberapa kali
5. Jika darah mengenai mata cuci mata dengan mengalir atau garam fisiologis
6. Jika darah mengenai hidung ,hembuskan keluar bersihkan dengan air
7. Luka tertusuk tidak boleh dihisap
8. Lapor ke tim K3 dlam 24 jam.

Tim PIN/K3 akan melakukan tindakan lanjut:

1. Menetukan status pasien sebagai sumber jarum/alat tajam bekas pakai terhadap
status HIV,HBV,dan HVC.
2. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV,HBV,dan HVC.jika tidak
diketahui sumber paparannya
3. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC. Tidak dalam masa inkubasi tidak perlu
dilakukan tindakan khusus untuk petugas,atau cukup konseling
4. Bila status pasien HIV,HBV,dan HVC positif maka tentukan status
petugas HIV,HBV,dan HVC petugas tersebut
5. Petugas dilakukan konseling pre test
BAB V.

INDIKATOR KEBERHASILAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


PUSKESMAS

1. Komitmen dan kebijakan kepala puskesmas


2. Adanya SK Tim
3. Adanya rencana kerja
4. Adanya dukungan sarana dan prasarana
5. Tingkat kepatuhan petugas akan SOP
6. Angka kecelakaan akibat kerja
7. Angka penyakit umum dan angka penyakit akibat kerja
8. Review sop,rambu,petunjuk
9. Pembudayaan k3 melalui SOP dan pertemua
10.Pelayanan kesehatan kerja dan tangggap darurat
11.Pengelolaan limbah.
NO Kegiatan Indikator

INPUT

1 Kebijakan Ka PKM  Adanya kebijakan teknis SK


 Tim

2 Komitmen  Adanya komitmen tertulis yang ditanda tangani


oleh seluruh petugas

3 Rencana K3  Ada renja tahunan

4 Dukungan sumber  SDM terlatih K3


daya  Adanya peralatan pendukung K3 Tersediaanya
 dana K3

PROSES

5 Kepatuhan  Kepatuhan standar K3


pelaksanaan K3 o Mencuci tangan
o Penggunaan sarung tangan
o Pengelolaan jarum
o Kepatuhan pemilihan tempat sampah
 Kepatuhan mapping dan penilaian

OUT PUT

6 Pencatatan dan  Catatan kasus kecelakaan kerja (tertusuk


pelaporan jarum
 Jumlah kasus diduga akibat kecelakaan
kerja
 Jumlah kasus diduga penyakit akibat kerja
pada petugas puskesmas
 Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada
petugas puskesmas
 Jumlah kecelakaan kerja pada petugas
puskesmas

VI.PENUTUP
LAMPIRAN

INSRUMEN EVALUASI INTERNAL PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DI PUSKESMAS

Nama Puskesma :

Kecamatan :

Kabupaten :

Propinsi :

Alamat :

Tanggal Pelaksanaan Evaluasi :

Pelaksana Evaluasi :

1........................................................................................Jabatan...........................
..........................

2........................................................................................Jabatan...........................
..........................

3........................................................................................Jabatan...........................
..........................

4........................................................................................Jabatan...........................
..........................
A.Perencanaan :

Lampiran
No Kegiatan Ada Tidak Ket
SK Dok

1. Komitmen dan Kebijakan

2. Pembentukan tim K3

3. Perencanaan K3

B.P ELAKSANAAN K3 DI PUSKESMAS

Lampiran
No Kegiatan Ada Tidak Ket
SK Dok

1. Penyusunan SOP,tanda
bahaya,Petunjuk K3

2. Pembudayaan K3

3. Penyediaan kebutuhan dan


sarana K3

4. Pelayanan Kesehatan Kerja:

a. MCU
b. Emergency plan
c. Mapping bahaya
d. Penyiapan sarana tanggap
darurat,

5. Pengelolaan dan pemeliharaan


alat puskesmas

a. Alat sterilisasi
b. Alat medis
c. Alat K3
d. Kalibrasi alat

6. Pengelolaan Limbah;

a. Limbah padat
b. Limbah cair
c. Limbah gas
d. Limbah medis
e. Limbah non medis.

7. Peningkatan kapasitas SDM


a. Pelatihan K3 eksternal
b. Pelatihan K3 internal
c. Sosialisasi K3
d. Sosialisasi pencegahan
Infeksi

8. Penyediaan srana dan dukungan K3

a. APAR
b. APD
c. Sterilisasi
d. Anti septik
e. Vaksin

9. Monitoring dan pemantauan K3 di


puskesmas

10. Penilaian resiko K3 di Puskesmas


(sesuai mapping)

11. Pengendalian resiko kesehatan :

a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
CEKLIST MANAJEMEN

K3 PUSKESMAS

XXXXX TAHUN :

A. Tahap Perencanaan Ada Tida


k

1. Komitmen :

2. Kebijakan

3. Advokasi Dinas Kesehatan

4. SK Dinas Kesehatan

B. Tahap Pelaksanaan

B. Dalam Gedung Puskesmas 1

1. Sosialisasi K3 kepada semua petugas


2. Peningkatan Kemampuan petugas K3

3. Identifikasi bahaya potensial :


a. Umum

b. khusus

4. Penilaian resiko K3

5. Pengendalian resiko K3
a. Secara umum:
i. Menghilangkan bahaya

i.
Subsitusi/mengganti
ii.Rekayasa teknik
iv.Administrasi:
1. Cara kerja yang aman
2. Bekerja sesuai SPO
3. Pengaturan waktu kerja atau shift kerja
4. Kebujakan /aturan
b. Pengendalian dalam aspek kesehatan
i. Promotif
1. Penyuluhan bahaya potensial
dengan gangguan yang timbul
2. Penyuluhan penggunaan APD yang
benar
3. Pemasangan leaflet dan brosur
4. Pemenuhan gizi
5. Penyusunan SPO pelayanan
6. PHBS Kerja
7. Pelatihan K3
8. Olahraga
9. Rekreasi bersama
10.Konseling
11.Manajemen stress
12.Bimbingan rohani
i. Preventif
1. Penggunaan APD berdasarkan
potensi bahaya :
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Topi
d. Kacamata
e. Apron
f. Sepatu bot
g. Dll..
2. Imunisasi
a. Hepatitis
b. Dll..
3. Penatalaksanaan Limbah :
a. Limbah domestik
b. Limbah benda tajam
c. Limbah infeksius
d. Limbah patologis
e. Limbah farmasi
f. Limbah kimia
g. Limbah logam berat
4. Deteksi dini melalui MCU
a. Pemeriksaan prakerja
b. Pemeriksaan berkala
c. Pemeriksaan khusus
ii. Kuratif
1. Penatalaksanaan tertusuk jarum
bekas/benda tajam
2. Penatalaksanaan kecelakaan kerja
3. Penatalaksanaan gawat darurat
4. Pengobatan penyakit akibat kerja
5. Rujukan kasus
6. Penatalaksana paska pajanan.
iv. Rehabilitatif
1. Evaluasi tingkat kecacatan
2. Rekomendasi penempatan kembali
sesuai kemampuan.

B2 Luar Gedung Puskesmas


.
 Puskesmas Keliling
 Kunjungan rumah:
o PHN
o Gizi
o UKS
o Surveilan
 UKBM
o Posyandu
o Pos UKK
o Pos Lansia
 Fogging
 Pemantauan

C. Pengawasan :

Dilakukan oleh Kepala Puskesmas: Dilakukan

oleh Dinas Kesehatan

D. Monitoring dan Evaluasi

1. Pencatatan dan pelaporan :

a. Pencatatan semua kegiatan K3


b. Pencatatan KAK
c. Pencatatan PAK
d. Pencatatan gaat darurat
e. Pencatatan tertusuk benda tajam/jarum suntik,
f. Pencatatan pasca pajanan

2.-Inspeksi dan pengujian

-Inspeksi

-Pengajian

3.Audit K3

- audit Internal

-audit eksternal

4.Tindakan perbaikan dan pencegahan

E. Tinjauan penerapan /pelaksaan K3

F. Pengembangan /peningkatan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai