Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1 Defenisi
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau tidak. Hepatitis
yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. Hepatitis yang tidak
disebabkan oleh virus biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon
tetraklorida, jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999).

2 Anatomi Fisiologi
Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan. Hati
normal kenyal dengan permukaannya yang licin (Chandrasoma, 2006). Hati merupakan
kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari dua lobus
utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior, lobus kiri
dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum Falsiformis (Noer, 2002).

Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang
terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus mengelilingi vena sentralis. Diantara
lempengan terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer
berfungsi sebagai pertahanan hati (Price, 2006). Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus
biliaris, yang merupakan saluran kecil dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati.
Kanalikulus biliaris membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke
duktus biliaris di dalam traktus porta (Chandrasoma, 2006)
Fungsi dasar hati dibagi menjadi :

a. Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu


Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu
menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati
mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%),
elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin
terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus
halus. Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum,
mengalami sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun
bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak
mempunyai peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu,
karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

b. Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta
setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan
di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara
konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa
dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya
diubah menjadi glikogen, disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam
jaringan subcutan. Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak
(glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali globulin
gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang
lain.

c. Fungsi Pertahanan Tubuh


Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi oleh
enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang
memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak
aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang
berfungsi sebagai sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga
menghasilkan immunolobulin.

d. Fungsi Vaskuler Hati


Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati, seterusnya
darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya masuk ke
dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc
darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang
dewasa jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.

3 WOC

Infeksi virus / reaksi toksik terhadap obat atau


bahan kimia

Inflamasi pada hepar

Gangguan suplay darah

Kerusakan sel hepar

hepatomegali

Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas

nyeri Mual, muntah, diare

Gangguan nutrisi : kurang Resiko kekurangan


dari kebutuhan tubuh volume cairan
4 Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2005: 485) Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus.
Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini.
a. Virus hepatitis A (HAV)
Merupakan virus RNA kecil yang dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa inkubasi
dan fase preikterik. HAV sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. HAV terutama
ditularkan melalui oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi. Penularan
ditunjang oleh adanya sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak
intim (tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi rata-rata adalah 28 hari. Masa infektif
tertinggi adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus.
b. Virus hepatitis B (HBV)
Virus Hepatitis B merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan kronik, sirosis dan
kanker hati di seluruh dunia. Cara utama penularan HBV melalui parenteral dan
menembus membran mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-
rata adalah sekitar 120 hari. Hampir semua cairan tubuh –darah, semen, saliva, air mata,
asites, susu ibu, kemih dan juga feses– dari orang yang terinfeksi dapat menular
c. Virus hepatitis C (HCV)
Virus Hepatitis C diduga terutama ditularkan melalui jalan parenteral, kemungkinan
melalui kontak seksual. Virus dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi lebih sering
orang dewasa. Masa inkubasi berkisar 15–160 hari, rata–rata 50 hari.
d. Virus hepatitis D (HDV)
HDV (delta) merupakan virus RNA. Penularannya terutama melalui serum. Masa
inkubasinya sekitar 2 bulan.
e. Virus hepatitis E (HEV)
Infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal-oral, dan telah dikaitkan lewat air di negara
sedang berkembang. Paling sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur,
dan pada wanita hamil didapatkan angka mortalitas yang sangat tinggi (20 %). Masa
inkubasinya sekitar 6 minggu.

f. Hepatitis F (HFV)
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F
merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
g. Hepatitis G (HGV)
Penyebab utama infeksi hepatitis G adalah melalui transfusi dan transplantasi organ

5 Manifestasi Klinis
Terdapat tiga stadium :
a. Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu.
Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan
berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.
c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak
lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang
biasa berbeda
6 Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
1) respon waktu protombin terhadap vitamin K
2) pemeriksaan serum transferase dan transaminase
3) AST atau SGOT
4) ALT atau SGPT
5) LDH
6) amonia serum
d. Radiologi
1) foto rontgen abdomen
2) pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
3) kolestogram dan kalangiogram
4) arteriografi pembuluh darah seliaka
e. Pemeriksaan tambahan
1) laparoskopi
2) biopsi hati

7 Penatalaksanaan
Istirahat baring pada masa masih banyak keluhan, mobilisasi berangsur dimulai jika
keluhan atau gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun. Aktifitas normal
sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium normal.
Diet khusus tidak ada, yang penting adalah jumlah kalori dan protein adekuat, disesuaikan
dengan slera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan kurang akibat mual dan
muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral : infuse Dekstrose 10-20 %, 1500
kalori/hari.
Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Tidak ada
indikasi terapi kortikosteroid untuk hepatitis virus akut, penambahan vitamin dengan makanan
tinggi kalori protein diberikan pada penderita yang mengalami penurunan berat badan atau
malnutrisi. (PDT Ilmu Penyakit Dalam divisi Gasteroenterologi-Hepatologi)

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS HEPATITIS


1. Pengkajian
Biodata
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut
kanan atas, demam dan kuning

Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut
kanan atas
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan
rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.

Data Dasar Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit Hepatitis


a) Aktifitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
b) Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c) Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat

d) Makanan dan Cairan


1) Anoreksia
2) Berat badan menurun

3) Mual dan muntah

4) Peningkatan oedema

5) Asites

e) Neurosensori

1) Peka terhadap rangsang


2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis

f) Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan

3) Mialgia

4) Atralgia

5) Sakit kepala

6) Gatal (pruritus)

g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria

3) Lesi makulopopuler

4) Eritema

5) Splenomegali

6) Pembesaran nodus servikal posterior


h) Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

2. Diagnosa
a. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
diare, mual atau muntah
c. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan
pendarahan

3. Intervensi
NO NANDA NOC NIC
1 Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan proses · Pain Level, Pain Management
patologis penyakit · Pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
· Comfort level secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
 Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri presipitasi
 Mampu mengenali 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (skala, intensitas, ketidaknyamanan
frekuensi dan tanda 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri) 4. Pilih dan lakukan penanganan
 Menyatakan rasa nyeri (farmakologi, non
nyaman setelah nyeri farmakologi dan inter personal)
berkurang 5. Kaji tipe dan sumber nyeri

 Tanda vital dalam untuk menentukan intervensi

rentang normal 6. Ajarkan tentang teknik non


farmakologi
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
9. Tingkatkan istirahat

Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
5. Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
6. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
7. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

2 Gangguan NOC : NIC :


pemenuhan Nutritional Status : food Nutrition Management
kebutuhan nutrisi and Fluid Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh untuk menentukan jumlah kalori
b/d intake nutrisi  Adanya peningkatan dan nutrisi yang dibutuhkan
yang tidak adekuat berat badan sesuai pasien.
akibat mual dan dengan tujuan 3. Anjurkan pasien untuk
nafsu makan yang  Berat badan ideal sesuai meningkatkan protein dan
menurun dengan tinggi badan vitamin C
 Mampu 4. Yakinkan diet yang dimakan
mengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi

 Tidak ada tanda tanda 5. Ajarkan pasien bagaimana


malnutrisi membuat catatan makanan

 Tidak terjadi penurunan harian.

berat badan yang berarti 6. Monitor jumlah nutrisi dan


kandungan kalori
7. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
6. Monitor mual dan muntah
7. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
8. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
9. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
10. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
3 Resiko kekurangan NOC: NIC :
volume cairan · Fluid balance Fluid management
yang berhubungan · Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
dengan muntah, · Nutritional Status : Food diperlukan
diare, dan and Fluid Intake 2. Pertahankan catatan intake dan
pendarahan Kriteria Hasil : output yang akurat
 Mempertahankan urine 3. Monitor status hidrasi
output sesuai dengan (kelembaban membran mukosa,
usia dan BB, BJ urine nadi adekuat, tekanan darah
normal, HT normal ortostatik), jika diperlukan
 Tekanan darah, nadi, 4. Monitor vital sign
suhu tubuh dalam batas 5. Monitor masukan makanan /
normal cairan dan hitung intake kalori
 Tidak ada tanda tanda harian
dehidrasi, Elastisitas 6. Kolaborasikan pemberian cairan
turgor kulit baik, IV
membran mukosa 7. Monitor status nutrisi
lembab, tidak ada rasa 8. Berikan cairan IV pada suhu
haus yang berlebihan ruangan
9. Dorong masukan oral
10. Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
11. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
12. Tawarkan snack (jus buah, buah
segar)
13. \Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul meburuk
14. Atur kemungkinan tranfusi
15. Persiapan untuk tranfusi

C. DAFTAR PUSTAKA
Sievert, William, Melvyn G. Korman, Terry Bolin. (2010). Segala Sesuatu tentang
Hepatitis.Jakarta: Arcar.
Sulaiman, Andri Sanityoso, dkk. (2010). Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C
dalam PraktikKlinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto.
Syahrurachman, Agus, dkk. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara
ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

OLEH :

KELOMPOK 3 KELAS DI.D

1. I MADE HERY ARJAYA


2. I GST AYU NYM ARI SETIANINGSIH
3. DESTA DWI WICAKSONO
4. PUTU DARMINI
5. NI WAYAN SARJANI
6. I GUSTI AYU PUTU NITIASIH
7. I KOMANG ERDIARTA
8. CUT KHAIRUNNISA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
2017

Anda mungkin juga menyukai