Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola


Penatagunaan Tanah

OLEH :
PESERTA LATSAR GOL. III ANGKATAN II KELAS B

Nama : YOSUA MANAEK PARDAMEAN, S.T.


NDH : 38
NIP : 19910627 201902 1 002
Jabatan : ANALIS PEMETAAN DAN PENILAIAN
TANAH
Unit kerja : SEKSI PENGUKURAN DAN PENDATAAN
TANAH, BIDANG PERTANAHAN
Dinas/ Inst. : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KABUPATEN BOGOR
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipresentasikan dalam Seminar Laporan


Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ANEKA dalam profesi PNS yang
dilaksanakan di Wisma Industri, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Bogor, 11 Juli 2019

Mentor, Coach,

Yani Maulani, S.Sos., M.M. Drs. H. Dadang Suntana, M.M.


NIP. 19670103 199303 2 006 NIP. 19600925 198110 1 101
006
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dalam Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-nilai


Dasar ANEKA dalam profesi PNS yang dilaksanakan di Wisma
Industri, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Bogor, 11 Juli 2019


Peserta Diklat,

Yosua Manaek Pardamean, S.T.


NIP. 19910627 201902 1 002

Disetujui :
Penguji/Narasumber, Coach, Mentor,

………………………………. Drs. H. Dadang Suntana, M.M. Yani Maulani, S.Sos., M.M.


NIP. ………………………… NIP. 19600925 198110 1 101 NIP. 19670103 199303 2 006

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi ASN dengan gagasan “Penyusunan Kompilasi Data dan
Informasi Peta Pola Penatagunaan Tanah” yang merupakan salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2019 sesuai Perka
LAN No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Dadang Suntana, M.M., selaku Coach yang telah
memberikan bimbingan selama pengerjaan laporan aktualisasi ini.
2. Ibu Ir. Hj. Lita Ismu Yulitanti, M.M., selaku Kepala Dinsd Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Pemerintah Kabupaten Bogor.
3. Bapak Mochamad Idris, S.T., M.Si., selaku Kepala Bidang Pertanahan yang
telah memberikan masukan selama kegiatan aktualisasi ini.
4. Ibu Yani Maulani, S.Sos., M.M., selaku Kepala Seksi Pendataan dan
Pengukuran Tanah dan mentor yang telah mendukung selama pengerjaan
laporan aktualisasi ini.
5. Istri dan kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian laporan aktualisasi ini.
Semoga kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini dapat menjadi solusi untuk
membentuk ASN yang berkualitas khususnya di Bidang Pertanahan, Dinas
Perumahan, Kawasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun agar tercipta Laporan aktualisasi yang lebih
berkualitas.
Bogor, 24 Mei 2019
Penulis,

Yosua Manaek Pardamean, S.T.


NIP. 19910627 201902 1 002

iv
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................1
1.2. Tujuan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aneka dalam Profesi PNS...4
1.3. Manfaat .......................................................................................... 4
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 5
BAB II PROFIL ORGANISASI .........................................................................6
2.1. Kondisi Organisasi ........................................................................6
2.2. Visi, Misi, dan Nilai - Nilai Organisasi .........................................7
2.3. Struktur Fungsi Organisasi ............................................................ 7
2.4. Posisi Penulis (Tugas dan Fungsi Unit Kerja) .............................. 8
2.5. Manajemen ASN ............................................................................10
2.6. Whole of Government (WoG) ....................................................... 11
2.7. Pelayanan Publik ...........................................................................12
2.8. Role Model ..................................................................................... 14
BAB III LAPORAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR ANEKA
DALAM PROFESI PNS ......................................................................16
3.1. Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Isu ............16
3.2. Pengertian dan Nilai Dasar Aneka ................................................18
3.2.1. Akuntabilitas .......................................................................... 18
3.2.2. Nasionalisme .......................................................................... 19
3.2.3. Etika Publik ............................................................................ 20
3.2.4. Komitmen Mutu ..................................................................... 21

v
3.2.5. Anti Korupsi ........................................................................... 21
3.3. Laporan Kegiatan Aktualisasi ....................................................... 25
3.4. Jadwal Laporan Kegiatan Aktualisasi ...........................................27
3.5. Matriks Laporan Kegiatan Aktualisasi .........................................44
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46
FORMULIR UNTUK MENTOR .......................................................................
FORMULIR UNTUK COACH ..........................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel USG identifikasi isu .................................................................17


Tabel 3.2 Tabel nilai-nilai yang terkandung didalam nilai-nilai
profesi ASN ....................................................................................... 25
Tabel 3.3 Laporan Kegiatan Aktualisasi ............................................................ 43
Tabel 3.4 Laporan Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................44

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Kawasan Permukiman


Dan Pertanahan Kabupaten Bogor .................................................. 7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Seksi Pendataan Dan Pengukuran, Bidang
Pertanahan, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Kabupaten Bogor .......................................................... 10

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pada Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menyebutkan bahwa ASN
mengemban 3 (tiga) fungsi yaitu berupa melaksanakan kebijakan publik yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (fungsi pelaksana kebijakan publik), memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas (fungsi pelayanan publik)
dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(fungsi perekat dan pemersatu bangsa).
ASN memiliki peran yang teramat penting dalam rangka menciptakan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil dan bermoral tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata. Tujuan akhirnya adalah dalam rangka
mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pada prakteknya, implementasi dari fungsi, tugas serta peran ASN
sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 5 Tahun 2014 tidaklah mudah.
Dalam hal ini, seorang ASN dituntut kesungguhan, kedisiplinan, motivasi,
inovasi dan komitemen serta menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggungjawab.
Dalam rangka membentuk birokrasi yang profesional, diperlukan adanya
pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan Pelatihan dasar

1
CPNS (Latsar CPNS) adalah salah satu syarat bagi calon PNS untuk diangkat
menjadi PNS. Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS dilaksanakan untuk
memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya
organisasinya agar nantinya mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayanan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2018, pendidikan dan pelatihan dasar bagi CPNS
menggunakan pola baru di dalam pelaksanaannya. Diklatsar dibagi menjadi 2
(dua) sesi yaitu on campus dan off campus. On campus adalah diklatsar
dimana peserta calon PNS menerima teori-teori tentang nilai-nilai dasar
profesi ASN agar dapat dimengerti, dipahami dan di implementasikan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Teori-teori yang diberikan selama on
campus diantaranya; (1) wawasan kebangsaan dan bela negara; (2)
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
atau biasa disingkat ANEKA; (3) Pelayanan Publik; (4) Whole of
Government dan (5) Manajemen ASN. Sementara itu, off campus adalah
pendidikan dimana peserta harus melakukan aktualisasi nilai-nilai ANEKA
yang telah dipelajari pada saat on campus dalam lingkungan kerjanya masing-
masing.
UU No. 5 Tahun 2014 bertekad mengelola ASN agar menjadi semakin
profesional dengan tujuan utama membangun aparat sipil negara yang
memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik,
bebas dari KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat. Pola baru ini diterapkan karena adanya
perubahan pola pikir ASN dari yang semula cenderung ingin dilayani publik
menjadi pola melayani publik. Proses pembelajaran dan pendidikan ini juga
bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan
tuntutan kebutuhan pembangunan. Tujuan akhirnya adalah terbentuknya ASN
profesional yang produktif, efektif dan efisien dalam bekerja serta memiliki

2
jiwa nasionalisme, etika publik, berkomitmen untuk menjunjung mutu,
berkomitmen untuk bekerja secara akuntabel dan berkomitmen untuk anti
korupsi.
Terlebih lagi ASN di kalangan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pertanahan, yang senantiassa dituntut profesional dan berkomitmen mutu
dalam mewujudkan fungsi membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan.
Dari beberapa masalah pertanahan yang ada saat ini, perkembangan penduduk
dan dinamika pembangunan akan mempengaruhi pola penggunaan,
pemanfaatan dan penguasaan tanah. Dinamika pembangunan yang cukup
pesat dapat menyebabkan terjadinya permasalahan keseimbangan dalam
penggunaan tanah, sebagai akibat berkurangnya tanah pertanian produktif,
berkurangnya tanah pertanian sawah irigasi teknis, terjadinya konflik dalam
peruntukan dan penguasaan tanah dan sebagainya.
Dalam rangka menyelesaikan persoalan tersebut, pemerintah menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang menjadi acuan pedoman untuk
pengarahan peruntukan pembangunan yang didasarkan pada fungsi kawasan
dalam RTRW. Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan rencana program
pembangunan Pemerintah Daerah jangka menengah yang digambarkan dalam
bentuk uraian dan peta, yang membagi seluruh wilayah dalam fungsi-fungsi
kawasan, serta mempertimbangkan daya dukung tanah yang terdapat di
wilayah dalam fungsi-fungsi kawasan, serta mempertimbangkan daya dukung
tanah yang terdapat di wilayah yang bersangkutan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah, disebutkan bahwa Penyelenggaraan Penatagunaan
Tanah dilakukan melalui kegiatan yang meliputi: a) pelaksanaan inventarisasi
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; b) penetapan perimbangan
antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah menurut fungsi kawasan yang disusun dalam bentuk Neraca
Penatagunaan Tanah (NPGT), yang meliputi: (1) penyajian neraca perubahan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah pada Rencana Tata Ruang Wilayah, (2)

3
penyajian neraca kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah pada
Rencana Tata Ruang Wilayah, dan (3) penyajian dan penetapan prioritas
ketersediaan tanah pada Rencana Tata Ruang Wilayah; serta c) penyajian dan
penetapan prioritas ketersediaan tanah pada Rencana Tata Ruang Wilayah.
Permasalahan pendaatan yang kurang optimal dapat menyebabkan
terjadinya permasalahan keseimbangan dalam penggunaan tanah dan juga
nantinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tidak terselenggara dengan
baik. Sebagai bentuk dukungan kerja kepada pemerintah di bidang pertanahan,
diperlukannya gagasan Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola
Penatagunaan Tanah yang baik dan akurat guna menjalankan program
pemerintah dengan baik dan benar. Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola
Penatagunaan Tanah merupakan suatu proses penggabungan serta
menterjemahkan sesuatu sumber data lahan/tanah menjadi bentuk data yang
berupa angka atau gambar sehingga dapat memberikan pengertian dan/atau
penjelasan tentang sumber data tersebut.

1.2. Tujuan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aneka dalam Profesi PNS


Dinas Tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan dan pelatihan dasar
CPNS ini adalah mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN
dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di Dinas Perumahan Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bogor, meliputi:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas sehingga memiliki
tanggungjawab dan integritas tinggi terhadap apa yang akan dan sudah
dikerjakan;
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai Nasionalisme sehingga dalam bekerja
dilandasi atas semangat dan nilai-nilai pancasila;
3. Mengaktualisasikan nilai-nilai Etika Publik sehingga dapat
menciptakan lingkungan pelayanan yang baik;
4. Mengaktualisasikan nilai-nilai Komitmen Mutu sehingga dapat
mewujudkan pelayanan prima yang mengedepankan inovasi,
kreatifitas dan efisiensi;

4
5. Mengaktualisasikan nilai-nilai Anti Korupsi sehingga dapat
mewujudkan disiplin dan budaya positif yang anti korupsi di
lingkungan kerja.
6. Memperoleh informasi mengenai perimbangan penguasaan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan yang
telah ditetapkan dalam RTRW sehingga dapat memberikan informasi
mengenai kondisi ketersediaan tanah

1.3. Manfaat
1. Mampu mewujudkan Akuntabilitas dalam menjalankan tugas di Dinas
Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bogor;
2. Mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bela Negara dalam
menjalankan tugas di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bogor;
3. Mampu menjunjung tinggi standar Etika Publik dalam menjalankan
tugas di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bogor;
4. Mampu mengedepankan kinerja untuk peningkatan mutu pelayanan
di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bogor;
5. Mampu mewujudkan sikap dan perilaku Anti Korupsi dalam
menjalankan tugas di Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bogor.
6. Mampu memberikan informasi aspek pertanahan yang terdiri dari
penggunaan tanah, data penguasaan tanah dan RTRW, Perubahan
Penggunaan Tanah, Kesesuaian Penggunaan Tanah terhadap RTRW,
Penetapan Prioritas Ketersediaan Tanah pada RTRW, Melakukan
identifikasi perkembangan pemanfaatan ruang dan audit kesesuaian
pemanfaatan ruang.

5
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan
Aktualisasi kegiatan nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan selama 30
hari bertempat di Bidang Pertanahan, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman
dan Pertanahan Kabupaten Bogor.

6
BAB II
PROFIL ORGANISASI

2.1. Kondisi Organisasi


Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008.
Namun, Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Kabupaten Bogor telah berganti
nama menjadi Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Kabupaten Bogor. Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Ketentuan
mengenai Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan ditetapkan melalui
Peraturan Bupati Bogor Nomor 58 Tahun 2016. Dinas Perumahan Kawasan
Kabupaten Bogor berdiri karena adanya penghapusan dan penggabungan dari
beberapa dinas sehingga membentuk dinas yang baru. Sehingga dengan
pembentukan dinas baru diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 5 (lima) Bidang, 3
(tiga) Sub Bagian, 15 (lima belas) Seksi dan 3 (tiga) Unit Pelaksana Teknis
(UPT).
Adapaun tugas pokok Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
di bidang perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan. Dalam rangka
melaksanakan tugas pokok, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan mempunyai Visi yang sama dengan Kabupaten Bogor periode 2019
– 2023, yaitu “MEWUJUDKAN KABUPATEN BOGOR TERMAJU,
NYAMAN DAN BERKEADABAN”. Dan mempunyai 5 Misi, antara lain :
1. Mewujudkan masyarakat yang berkualitas
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan

7
3. Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan, dan
berkelanjutan
4. Mewujudkan kesalehan sosial
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik

2.2. Visi, Misi, Dan Nilai – Nilai Organisasi


Visi organisasi mengacu pada program PANCA KARSA Kabupaten
Bogor periode tahun 2018 – 2023 yang terdiri dari : Bogor Cerdas, Bogor
Membangun, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Berkeadaban. Atas program
Kabupaten tersebut, maka dapat disimpukan misi organisasi secara umum
adalah “membangun sarana, prasarana dan infrastruktur yang memadai dan
memajukan daerah”. Adapun juga nilai-nilai organisasi dapat disebutkan adalah
“Berkualitas, Berdaya Saing, Berkeadilan, Kesolehan, dan Baik”

2.3. Struktur dan Fungsi Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan


Pertanahan Kabupaten Bogor

8
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud,
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan bidang perumahan, kawasan permukiman dan bidang
pertanahan
2. Pelaksanaan kebijakan bidang perumahan, kawasan permukiman dan
bidang pertanahan
3. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang perumahan, kawasan
permukiman dan bidang pertanahan
4. Pelaksanaan administrasi Dinas
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya

2.4. Posisi Penulis


Bidang Pertanahan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
penyusuanan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan pertanahan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pertanahan
mempunyai fungsi :
1. Penyusunan kebijakan pengelolaan pertanahan;
2. Penyusunan perencanaan penggunaan tanah;
3. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan pertanahan;
4. Pelaksanaan fasilitasi pendaftaran hak atas tanah milik/dikuasai pemerintah
daerah;
5. Penyelesaian ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan;
6. Pelaksanaan dan/atau fasilitasi penerbitan izin membuka tanah;
7. Fasilitasi penyelesaian masalah tanah terlantar, serta inventarisasi dan
pemanfaatan tanah terlantar;
8. Pemantauan dan analisis pengelolaan pertanahan;
9. Penyusunan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada bidang
pertanahan; dan

9
10. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugas pokok, Bidang Pertanahan mempunyai 3 Seksi,
yang diantaranya adalah :
1. Seksi Pendayagunaan Pemaanfaatan Tanah
2. Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah
3. Seksi Administrasi Pertanahan
Penempatan Kerja Penulis berada di Seksi Pendataan dan Pengukuran,
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pertanahan dalam penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pendataan dan pengukuran tanah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Penulis mempunyai
tugas membantu :
1. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pendataan dan pengukuran
tanah;
2. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pendataan dan pengukuran
tanah;
3. Pelaksanaan pendataan dan pengukuran tanah;
4. Pemantauan dan analisis pelaksanaan pendataan dan pengukuran tanah;
5. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada seksi pendataan
dan pengukuran tanah; dan
6. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Berikut struktur organisasi Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah :

KASIE PENDATAAN DAN


PENGUKURAN TANAH
YANI MAULANI, S.Sos,
M.M

ANALIS PEMETAAN DAN ANALIS PEMETAAN DAN


ANALIS PENGUKURAN
PENILAIAN TANAH PENILAIAN TANAH
WIWIN SUSWANDARI, S.E
BAHWAN SAENA, S.T YOSUA MANAEK PARDAMEAN, S.T

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Seksi Pendataan Dan Pengukuran, Bidang Pertanahan Dinas
Perumahan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Bogor

10
2.5. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai
ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas
asn;

11
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
pegawai asn

2.6. Whole of Government


Whole of Government menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (LAN, 2017). Whole of
Government terdiri dari tiga kata kunci utama yaitu koordinasi, kolaborasi dan
komunikasi.
Konsep penyelenggaraan pemerintahan saat ini tidak bisa lepas dari para
pemangku kepentingan lainnya. Interaksi yang terjadi bukan hanya saat
menerima pelayanan atau pada saat penyampaian produk barang/jasa saja, akan
tetapi juga pelibatan total dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi
pasca pelayanan diberikan. Pendekatan kolaboratif seharusnya menjadi salah
satu prioritas pemerintah, namun kenyataannya masih jarang dipraktekan.
Pendekatan kolaboratif atau dalam pengertian formal juga dikenal dengan “the
whole of government approach”, didefinisikan oleh Australian Publik Service
(APS) sebagai :
“Publik service agencies working across portfolio boundaries to achieve
a shared goal and an integrated government response to particular issues.
Approaches can be formal and informal. They can focus on policy development,
program management and service delivery”.
Inti dari definisi tersebut yaitu instansi yang berbeda-beda, memiliki
tujuan yang disepakati untuk satu isu tertentu, dilakukan baik secara formal
maupun informal, berfokus pada pengembangan kebijakan, manajemen
program serta penyampaian pelayanan.

2.7. Pelayanan Publik


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009
pasal 1 ayat 1 tentang Pelayanan Publik, pengertian pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

12
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam
memberikan pelayanan publik, Saudara sebagai seorang ASN perlu mengetahui
bahwa pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh
birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah
perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesarbesarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
3) Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,
birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang
menduduki posisi sebagai agen;
4) Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga
negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status
sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi
seksual, difabel, dan sejenisnya;

13
5) Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana
masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah,
artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah
untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini
perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi;
6) Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
(dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga
negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara
formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara
vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut
sebagai social accountability.

14
9) Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang
kuat.

2.8. Role Model


Dalam teori kepemimpinan, secara sederhana arti dari kata role model
adalah teladan. Role model adalah seseorang yang pantas untuk kita jadikan
teladan karena banyaknya prestasi yang dia dapat serta perilaku baik yang
tentunya mencerminkan sikap positif untuk orang banyak. Tujuan adanya role
model adalah agar kita bisa lebih memahami diri sendiri, tahu ke mana arah
akan berkembang, dan paham bagaimana cara terbaik untuk mencapainya.
Role model yang dapat kita teladani di lingkungan kerja/ instansi adalah
pimpinan kita, terutama dalam meneladani contoh dan sikap baik yang
ditunjukkan kepada bawahan dan lingkungan di sekitarnya. Dalam birokrasi
pemerintahan, suatu daerah juga dapat memiliki role model daerah lain yang
dijadikan benchmark dalam pengembangan berbagai kebijakan dan
pelaksanaan dari kebijakan daerah tersebut.

15
BAB III
LAPORAN AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR ANEKA DALAM
PROFESI PNS

3.1. Identifikasi, Penetapan Isu, dan Gagasan Pemecahan Isu


Unit Pelaksana Teknis : Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah.
Identifikasi Isu :
1. Kurang optimalnya teknologi alat ukur sebagai inventaris guna
kepengtingan efektivitas pekerjaan pengukuran tanah.
2. Belum optimalnya pendataan pola penatagunaan tanah
3. Kurangnya koordinasi Kepala Desa/Lurah dalam menentukan batas lahan.
Untuk menetapkan prioritas isu yang akan menjadi fokus penyelesaian
masalah, penulis menggunakan metode USG.
 U (Urgency) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan, artinya apabila masalah tidak segera
ditanggulangi akan semakin gawat.
 S (Seriousness) yaitu dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan
sistem atau tidak, apabila masalah tidak diselesaikan dengan cepat akan
berakibat serius pada masalah lainnya.
 G (Growth) yaitu apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa
sehingga sulit untuk dicegah, artinya apabila masalah tersebut tidak
segera diatasi pertumbuhannya akan berjalan terus.

No Isu U S G Total
1. Kurang optimalnya 2 3 3 8
teknologi alat ukur guna
kepengtingan efektivitas
pekerjaan pengukuran
tanah.
2. Belum optimalnya 4 3 4 9
pendataan pola
penatagunaan tanah

16
3. Kurangnya koordinasi 2 2 3 7
Kepala Desa/Lurah dalam
menentukan batas lahan.

Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 =


kecil, 1 = sangat kecil)
Tabel 3.1 Tabel USG identifikasi isu

Berdasarkan tabel di atas dapat ditetapkan prioritas isu yang dijadikan


fokus penyelesaian masalah yaitu “belum optimalnya pendataan pola
penatagunaan tanah”, dengan analisis dampak jika isu itu tidak segera
diselesaikan akan mengakibatkan:
1. Pendaatan yang kurang optimal dapat menyebabkan terjadinya
permasalahan keseimbangan dalam penggunaan tanah
2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tidak terselenggara dengan
baik.
Sehingga gagasan pemecahan isu dari permasalahan di atas adalah
“Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola Penatagunaan
Tanah”

3.2. Pengertian dan Nilai Dasar ANEKA


Dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi ASN sebagai
pelayan masyarakat yang berkarakter dan profesional, maka diberikan nilai-
nilai dasar profesi ASN pada pelatihan dasar CPNS ini yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Komitmen Mutu, Etika Publik dan Anti Korupsi (ANEKA).

3.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tangung jawab dan
kemauan untuk tanggung jawab. Dalam banyak hal kata akuntabilitas
sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun
pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Sedangkan
akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus

17
dicapai dan merujuk kepada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Boven, 2007),
yaitu untuk menyediakan kontrol (peran demokratis), untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program dan akuntabilitas
kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntablitas
berupa perencanaan strategis, kontrak kinerja dan laporan kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung Jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi
3.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai

18
Pancasila. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN,
bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktuaisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

3.2.3. Etika Publik


Etika publik merupakan pemberian pelayanan yang layak kepada
masyarakat. Konsep etika sering disamakan dengan moral, padahal ada
perbedaan antara keduanya. Etika lebih difahami sebagai refleksi yang
baik atau benar. Sedangkan moral mengacu kepada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga
dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Menjalanan tugas secara profesional dan tidak berpihak

19
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

3.2.4. Komitmen Mutu


Komitmen mutu merupakan sikap menjaga keefektifan dan
keefisienan kerja. Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektifitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Hal tersebut
merupakan indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan.

3.2.5. Anti Korupsi


Anti korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Kata
korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu “Corruptio” yang artinya

20
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Berdasarkan penjelasan mengenai definisi diatas terdapat lima nilai-
nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi maka kemudian dapat ditarik nilai-nilai
yang terkandung didalam nilai-nilai profesi ASN tersebut yaitu:

Nilai Dasar Aneka Aspek Nilai Dasar Deskripsi


Akuntabilitas Kepemimpinan Memberi contoh kepada orang lain
dan memiliki komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan.
Transparansi Mengungkapkan bentuk
pertanggungjawaban kepada publik
secara terbuka tanpa harus ditutupi.
Integritas Kesesuaian antara perkataan dan
tindakan.
Tanggung Jawab kewajiban dari individu atau
lembaga terhadap setiap tindakan
yang telah dilakukan.
Keadilan Melakukan pertanggungjawaban
secara adil.
Kepercayaan Upaya pertanggungjawaban yang
dilakukan harus memuat hal hal
yang dapat dipercaya.
Keseimbangan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian yang dimiliki.
Kejelasan Mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi.
Konsistensi menjamin stabilitas untuk mencapai
lingkungan yang akuntabel.

Nasionalisme Religius Meyakini adanya Tuhan yang


mengatur kehidupan manusia.
Toleransi Menghargai perbedaan yang
melakat dalam diri setiap manusia.
Percaya Diri Keyakinan akan kemampuan pada
diri sendiri.
Amanah Menjaga setiap kepercayaan yang
dipercayakan.
Humanis Mewujudkan pergaulan yang
memanusiakan manusia.
Tenggang Rasa Menghargai perasaan orang lain.
Persamaan Derajat Kesadaran bahwa setiap manusia

21
memiliki derajat yang sama
Saling Menghormati Menghormati setiap orang tanpa
mempermasalahkan perbedaan.
Tidak Diskriminatif Tidak membedakan satu orang
dengan orang lain dengan latar
belakang suku agama ras dan antar
golongan.
Cinta Tanah Air Mengabdi pada bangsa dan negara
Indonesia.
Rela Berkorban Mengorbankan waktu dan
kepentingan pribadi demi
kepentingan bangsa dan negara.
Mengutamakan Menempatkan kepentingan publik
Kepentingan Publik dalam prioritas utama.
Kerja Sama Usaha bersama untuk mencapai
tujuan bersama.
Menghargai Orang Lain Menghormati pihak lain dengan
segala hal yang melekat pada diri
orang tersebut.
Kesederhanaan Sifat bersahaja atau tidak berlebih-
lebihan.
Tolong Menolong Saling membantu untuk
meringankan beban satu sama lain.
Kerja Keras Berusaha sepenuh hati dan sekuat
tenaga untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan.

Etika Publik Jujur Tidak bohong dan tidak curang.


Bertanggung Jawab Kewajiban memikul segala akibat.
Integritas Tinggi Kesesuaian antara ucapan dan
perbuatan.
Profesional Keahlian spesifik untuk
menjalankan sesuatu.
Tidak Berpihak Bersikap netral dan memperlakukan
setiap orang dengan sama.
Tidak Diskriminatif Bersiakap adil terhadap setiap orang
tanpa memandang latar belakang.
Bertanggung Jawab Kewajiban memikul segala akibat.
Kecermatan Kehati-hatian dalam melakukan
sesuatu.
Kesopanan Cara melakukan sesuatu dengan
cara beradab.
Taat Aturan Mengikuti segala aturan yang ada.
Menjaga Rahasia Kemampuan menjaga informasi
atau hal lain yang dianggap rahasia.

Komitmen Mutu Efektivitas Tingkat ketercapaian target yang


telah direncanakan baik
menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja.
Efisiensi Tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga tidak terjadi pemborosan

22
sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur,
dan mekanisme yang keluar alur.
Inovasi Perubahan yang diciptakan untuk
mencapai keadaan yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Berorientasi Mutu Setiap kegiatan atau program yang
dilakukan diarahkan untuk
pencapaian standar mutu.

Anti Korupsi Kejujuran Tindakan maupun ucapan yang


lurus, tidak berbohong dan tidak
curang.
Kepedulian Mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian
dapat dilakukan terhadap
lingkungan sekitar.
Kemandirian Dapat berdiri di atas kaki sendiri,
tidak banyak bergantung kepada
orang lain dalam berbagai hal.
Kedisiplinan Ketaatan/kepatuhan kepada
peraturan.
Tanggung Jawab Keadaan wajib menanggung segala
sesuatu.
Kerja Keras Kemauan yang memuat tekad, daya
tahan, ketekunan, dan daya kerja.
Kesederhanaan Dibiasakan untuk tidak hidup boros.
Keberanian Kesanggupan untuk mengatakan
dan membela kebenaran.
Keadilan Sama berat, tidak berat sebelah dan
tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya.

Tabel 3.2 Tabel nilai-nilai yang terkandung didalam nilai-nilai profesi ASN

3.3. Laporan Kegiatan Aktualisasi


Unit Kerja : Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah
Jabatan : Analis Pemetaan dan Penilaian Tanah
Uraian Tugas :

23
1. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pendataan dan pengukuran
tanah;
2. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pendataan dan pengukuran
tanah;
3. Pelaksanaan pendataan dan pengukuran tanah;
4. Pemantauan dan analisis pelaksanaan pendataan dan pengukuran tanah;
5. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada seksi
pendataan dan pengukuran tanah; dan
6. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Identifikasi isu :
1. Kurang optimalnya teknologi alat ukur sebagai inventaris guna
kepengtingan efektivitas pekerjaan pengukuran tanah.
2. Belum optimalnya pendataan pola penatagunaan tanah
3. Kurangnya koordinasi Kepala Desa/Lurah dalam menentukan batas lahan.

Isu yang diangkat : Belum optimalnya pendataan pola penatagunaan


tanah
Gagasan pemecahan isu : Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta
Pola Penatagunaan Tanah

24
3.4 Jadwal Laporan Kegiatan Aktualisasi

Minggu Pelaksanaan
Kegiatan Tahapan kegiatan Mei Juni Juli Evidance (Bukti)
No.
4 1 2 3 4 1
Mempersiapkan bahan konsultasi - Scan catatan
- Foto
Melakukan konsultasi dengan Mengajukan janji kepada pimpinan
- Surat
1 pimpinan terkait Laporan
kegiatan aktualisasi Kegiatan konsultasi - Foto
Mencatat saran dan masukan dari hasil konsultasi. - Scan catatan
Mengumpulkan data penatagunaan tanah - Dokumen

CUTI BERSAMA
Pengumpulan, pengolahan, serta Mempelajari data - foto
2 analisis data dan pengukuran
tanah Mencatat permasalahan dan hambatan yang ditemui dari proses
- Scan catatan
penyusunan pelaporan yang dialami saat ini
Pengkajian mengenai spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG)
yang diperlukan guna menunjang kegiatan.
Pengkajian Sistem Informasi Mengumpulkan keperluan data, serta memilah jenis-jenis data yang
Geografi (SIG), menyusun jenis diperlukan dalam penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta - Dokumen
3
data dan kriteria teknis yang Pola Penatagunaan Tanah.
disajikan
Menyusun kriteria teknis yang diperlukan untuk melakukan
penilaian kesesuaian penggunaan tanah dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah.

25
Inventarisasi data penggunaan
dan pemanfaatan tanah, Mempelajari dan menyusun data menjadi satu kesatuan wilayah
4
penguasaan tanah dan Rencana administrasi untuk ditinjau.
Tata Ruang Wilayah

Penggambaran secara rinci pada setiap bangunan meliputi


penggunaan tanah lama, penggunaan tanah baru, penguasaan tanah,
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam peta yang
terpisah.
5 Pengolahan data
Perhitungan luas dari masing-masing jenis poligon yang ada dalam
setiap peta tersebut.
Analisis superimpose masing-masing peta tematik meliputi
penggunaan tanah lama, penggunaan tanah baru, penguasaan tanah,
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Analisis Penyusunan Kompilasi Analisis Perubahan Penggunaan Tanah
6 Data dan Informasi Peta Pola Analisis Kesesuaian Penggunaan Tanah terhadap RTRW
Penatagunaan Tanah. Analisis Ketersediaan Tanah
Penyusunan Laporan Kompilasi
Menggabungkan semua jenis data dan informasi terkait peta pola
7 Data dan Informasi Peta Pola
penatagunaan tanah
Penatagunaan Tanah

Monitoring dan evaluasi Memeriksa kembali hasil penyusunan laporan Realisasi Aktualisasi
8 penyusunan laporan realisasi
Aktualisasi Mengajukan izin kepada mentor untuk mengkoreksi hasil laporan
aktualisasi

Tabel 3.3 Laporan Kegiatan Aktualisasi

26
3.5 Matriks Laporan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Terhadap Penguatan


Proses dan Output/Hasil Nilai-Nilai dasar Dampak
Kegiatan Tahapan kegiatan Visi dan Misi Nilai-Nilai
No Kegiatan ASN Analisis
Organisasi Organisasi

Saya memulai dengan memahami


Melakukan konsultasi
dan catatat secara baik arahan
usulan kegiatan secara
dari Coach. Setelah mendapat Akuntabilitas:
baik, jelas, dan
pemahaman, selanjutnya mencatat Kejelasan,
terperinci guna
ulang bahan untuk rencana tanggung jawab,
Penyusunan Kompilasi Melakukan
konsultasi berdasarkan arahan teliti
Data dan Informasi konsultasi
Coach secara jelas dan terinci.
Melakukan Peta Pola Penatagunaan dengan
Mempersiapkan bahan Tidak lupa untuk memeriksa Pelayanan
konsultasi Tanah di Bidang pimpinan Tidak
konsultasi secara teliti bahan konsultasi publik:
dengan Pertanahan Kabupaten menguatkan tepatnya
yang akan digunakan sebelum Responsif
pimpinan Bogor akan nilai-nilai sasaran
1. digunakan sebagai dasar
terkait berkontribusi terhadap organisasi Laporan
konsultasi dengan mentor. Etika Publik
Laporan misi organisasi yaitu khususnya kegiatan
Kecermatan
kegiatan Mewujudkan nilai aktualisasi
Tersedianya bahan konsultasi
aktualisasi Pembangunan Daerah kebaikan,
yang disusun secara jelas dan
yang Merata, kesolehan dan
bertanggungjawab
Berkeadilan dan berkualitas.
Saya mempersiapkan surat, saya Nasionalisme:
Berkelanjutan serta
mengetik surat permohonan Saling
Mengajukan janji Mewujudkan Tata
secara rapi untuk diajukan ke menghormati
kepada pimpinan Kelola Pemerintah
pimpinan. Lalu setelahnya, saya
Daerah yang Baik
memperhatikan situasi dan Etika Publik:

27
kondisi secara cermat beban dan Kesopanan,
situasi pekerjaan pimpinan. Professional
Setelah dirasa mendapatkan
waktu yang tepat, selanjutnya Nasionalisme:
saya mengajukan surat Saling
permohonan kepada pimpinan menghormati
dengan baik dan sopan
Whole of
Terjadwalkannya kegiatan Government:
konsultasi secara sopan, saling Penyertaan
menghormati kesibukan
masing-masing serta sesuai
dengan aturan yang berlaku
Saya mulai dengan memberika
Etika Publik:
salam kepada atas secara sopan,
Kesopanan,
lalu membuka konsultasi dengan
Professional
memperlihatkan bahan
konsultasi kepada pimpinan
Nasionalisme:
secara baik dan sopan. Lalu
Saling
mulai berdiskusi secara baik dan
menghormati
teratur sesuai bahan konsultasi.
Kegiatan konsultasi
Tidak lupa untuk mengadakan
Anti Korupsi
sesi foto sebagai bukti
Kedisiplinan
dokumentasi secara sopan.
Whole of
Terselenggaranya kegiatan
Government:
konsultasi dengan pimpinan
Dialog
secara sopan serta disipilin
sesuai jadwal dan tepat waktu.

28
Setelah melakukan konsultasi
dengan atasan secara tepat
waktu dan sopan, selanjutnya
saya memahami dan mencatat
secara cermat hasil konsultasi
dengan pimpinan secara teratur.
Komitmen Mutu:
Selanjutnya mengerjakan arahan
Efektifitas,
dari pimpinan sebagai hasil
Efisiensi
konsultasi secara baik dan
Berorientasi Mutu
Mencatat saran dan benar. Lalu terakhir melaporkan
masukan dari hasil ke pimpinan bahwa arahan sudah
Whole of
konsultasi. dikerjakan dengan baik dan
Government:
benar
Joint Planning
dialog
Tersusunnya notulensi
konsultasi laporan aktualisasi
berupa saran dan masukan guna
meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam penyusunan
laporan dan pelaksanaan
kegiatan aktualisasi
Saya memulai dengan membuat Akuntabilitas: Melakukan Pengumpulan,
Pengumpulan, Data yang
surat permohonan ke atasan Kepercayaan Pengumpulan, pengolahan,
pengolahan, tidak
untuk meminta dan mencopy Tanggung Jawab pengolahan, serta serta analisis
serta analisis lengkap dan
data secara baik dan analisis data di Bidang data dan
data dan kurang jelas
Mengumpulkan data bertanggung jawab. Lalu Nasionalisme: Pertanahan Kabupaten pengukuran
2 pengukuran sehingga
penatagunaan tanah selanjutnya memilih data yang Kerja sama Bogor akan tanah
tanah menghamba
sesuai untuk kebutuhan berkontribusi terhadap menguatkan
t proses
penyusunan laporan dengan teliti Komitmen Mutu: misi organisasi yaitu nilai
penyusunan
dan cermat. Setelah selesai, lalu Berorientasi Mutu Mewujudkan organisasi
data dan
saya mengembalikan sumber Pembangunan Daerah yang bersifat

29
data kepada atasan secara baik Anti Korupsi: yang Merata, berkualitas, pengukuran
dan mengucapkan terima kasih Jujur Berkeadilan dan serta berdaya tanah
secara sopan. Berkelanjutan serta saing tinggi.
Pelayanan Mewujudkan Tata
Tersedianya data laporan yang Publik: Kelola Pemerintah
berkualitas, terpercaya, jujur Transparan Daerah yang Baik
dan dapat dipertanggung
jawabkan melalui sebuah proses
pengumpulan yang melibatkan
kerja sama antar pegawai.
Saya memulai kegiatan dengan
mencari sumber-sumber terkait
di luar data dengan mandiri.
Setelah menemukan data
pendukung lalu saya
Akuntabilitas:
mempelajari data dengan
Tanggung Jawab
sumber-sumber lain sebagai data
pendukung secara cermat dan
Mempelajari data Etika Publik
teliti. Lalu setelahnya
Kecermatan
mencocokkan sumber-sumber
data yang ada dengan teliti.
Anti Korupsi:
Kemandirian
Terungkapnya permasalahan
serta hambatan dari penyusunan
pelaporan yang dialami saat ini
secara mandiri, cermat dan
tanggung jawab.

30
Saya mengidentifikasi masalah-
Komitmen Mutu:
masalah yang ditemukan secara
Efektivitas
baik. Lalu mencatat
Efisiensi
permasalahan dan rencana solusi
secara cermat. Lalu untuk
Etika Publik:
menyelesaikanya, saya mencari
Mencatat permasalahan Kecermatan
sumber-sumber data terkait
dan hambatan yang
masalah-masalah yang ada
ditemui dari proses Anti Korupsi:
dengan teliti.
penyusunan pelaporan Kemandirian
yang dialami saat ini
Tersusunnya daftar
Komitmen Mutu:
permasalahan dan hambatan
Efektifitas,
yang dijadikan bahan perbaikan
Efisiensi
pada laporan guna meningkatkan
Berorientasi Mutu
efektivitas dan efisiensi
penyusunan laporan kegitan
Pengkajian mengenai Saya memulai kegiatan ini Kegiatan
Pengkajian Sistem
spesifikasi Sistem dengan mempelajari jenis-jenis Pengkajian
Informasi Geografi
Informasi Geografi SIG yang umum digunakan Sistem
(SIG), menyusun jenis
Pengkajian (SIG) yang diperlukan secara baik dan benar. Lalu Informasi
Akuntabilitas: data dan kriteria teknis
Sistem guna menunjang mengenali alat-alat Geografi Tidak
Kepercayaan di Bidang Pertanahan
Informasi kegiatan. SIG yang pendukungnya secara baik. Dan (SIG), tepatnya
Tanggung Jawab Kabupaten Bogor akan
Geografi berfungsi sebagai alat selanjutnya saya melatih menyusun sistem
berkontribusi terhadap
3 (SIG), menysesuaikan dengan kecakapan dalam mengolah data jenis data dan informasi
Komitmen Mutu: misi organisasi yaitu
menyusun kebutuhan yang ada. dari referensi yang ada secara kriteria teknis geografi
Berorientasi Mutu Mewujudkan
jenis data dan Dengan diketahuinya cermat. yang disajikan yang
Efektifitas, Pembangunan Daerah
kriteria teknis spesifikasi SIG dimaksudkan disajikan
Efisiensi yang Merata,
yang disajikan memudahkan dalam Terpenuhinya kebutuhan untuk
Berkeadilan dan
pengelolaan pekerjaan kegiatan persiapan untuk menguatkan
Berkelanjutan serta
Penyusunan Kompilasi menentukan metode kerja yang nilai
Mewujudkan Tata
Data dan Informasi Peta akan dipakai untuk pelaksanaan organisasi

31
Pola Penatagunaan secari baik, terpercaya dan Kelola Pemerintah yang bersifat
Tanah. berkomitmen mutu Daerah yang Baik berkualitas,
berdaya
Untuk memulai kegiatan saya saing tinggi,
meyiapkan data peta dan bernilai
administrasi wilayah kegiatan baik.
Akuntabilitas:
secara baik dan benar. Lalu
Mengumpulkan Kepercayaan
saya menyiapkan data pola ruang
keperluan data, serta Tanggung Jawab
Cibinong Raya secara baik dan
memilah jenis-jenis data
rapi, serta menyiapkan peta
yang diperlukan dalam Komitmen Mutu:
RTRW (Rencana Tata Ruang
penyusunan Kompilasi Berorientasi Mutu
Wilayah) di daerah Cibinong
Data dan Informasi Peta
Raya secara baik dan benar.
Pola Penatagunaan Whole of
Tanah. Government:
Tersusunnya data yang baik dan
Joint Planning
juga bermutu yang siap untuk
dikaji dan diberikan penilaian
kesesuaian penggunaan tanah
Saya telah berusaha
mencermati kebutuhan konten
Akuntabilitas:
yang akan disajikan secara baik
Kepercayaan
Menyusun kriteria teknis dan cermat. Dan tidak lupa juga
Tanggung Jawab
yang diperlukan untuk saya bertanggung jawab untuk
melakukan penilaian memeriksa data teknis yang
Komitmen Mutu:
kesesuaian penggunaan tersedia secara baik dan benar.
Berorientasi Mutu
tanah dengan Rencana Lalu saya dengan teliti
Tata Ruang Wilayah. mengeliminasi metode-metode
Anti Korupsi:
yang tidak diperlukan secara
Jujur
cermat.

32
Tersusunnya data kriteria teknis
yang baik dan benar yang siap
untuk digunakan sebagai bahan
kaji dan penilaian kesesuaian
penggunaan tanah.
Inventarisasi
Melaksanakan
data
Inventarisasi data
Saya mengumpulkan keperluan penggunaan
penggunaan dan
data wilayah administrasi secara dan
pemanfaatan tanah,
teliti. Lalu saya telah berusaha pemanfaatan Tidak
Inventarisasi penguasaan tanah dan
dengan tekun mempelajari data tanah, tersusunnya
data Rencana Tata Ruang
spasial dan non spasial untuk penguasaan data
penggunaan Akuntabilitas: Wilayah di Bidang
digabungkan menjadi satu tanah dan penggunaan
dan Mempelajari dan Kepercayaan Pertanahan Kabupaten
kesatuan secara lengkap. Lalu Rencana Tata dan
pemanfaatan menyusun data menjadi Tanggung Jawab Bogor akan
pada akhirnya tahapan ini saya Ruang pemanfaatan
4 tanah, satu kesatuan wilayah berkontribusi terhadap
sudah menyusun data untuk Wilayah tanah,
penguasaan administrasi untuk Komitmen Mutu: misi organisasi yaitu
proses peninjauan secara rapi menguatkan penguasaan
tanah dan ditinjau. Berorientasi Mutu Mewujudkan
dan benar. nilai tanah dan
Rencana Tata Pembangunan Daerah
organisasi Rencana
Ruang yang Merata,
Terpenuhinya kebutuhan master yang bersifat Tata Ruang
Wilayah Berkeadilan dan
data pertanahan wilayah berkualitas, Wilayah
Berkelanjutan serta
administrasi yang baik dan berdaya
Mewujudkan Tata
benar. saing tinggi,
Kelola Pemerintah
dan bernilai
Daerah yang Baik
baik.
Penggambaran secara Saya telah menyiapkan peta Akuntabilitas: Melakukan pengolahan Kegiatan Tidak
rinci pada setiap berdasarkan citra google earth Kepercayaan data di Bidang Pengolahan tepatnya
Pengolahan bangunan meliputi secara baik dan benar dan Tanggung Jawab Pertanahan Kabupaten data perbandinga
5
data penggunaan tanah lama, menelaah keadaan lahan yang Bogor akan menguatkan n data
penggunaan tanah baru, tergambar dalam citra secara Komitmen Mutu: berkontribusi terhadap nilai keadaan
penguasaan tanah, dan baik dan teliti. Lalu selanjutnya Berorientasi Mutu misi organisasi yaitu organisasi tanah

33
Rencana Tata Ruang saya melakukan digitalisasi peta Mewujudkan yang bersifat dengan
Wilayah (RTRW) dalam menjadi peta vektor secara baik Pelayanan Pembangunan Daerah berkualitas, Rencana
peta yang terpisah. dan benar. Publik: yang Merata, berdaya Tata Ruang
Transparan Berkeadilan dan saing tinggi, Wilayah
Tersusunnya peta wilayah yang Berkelanjutan serta kesolehan,
siap baik dan bermutu untuk Mewujudkan Tata dan bernilai
segera dikaji dan dibandingkan Kelola Pemerintah baik.
dengan peta RTRW Daerah yang Baik
Saya menyiapkan peta yang akan
ditinjau secara benar dan
Akuntabilitas:
lengkap. Lalu saya menghitung
Kepercayaan
Perhitungan luas dari luasan bidang secara baik dan
Tanggung Jawab
masing-masing jenis benar. Lalu di akhir tahapan,
poligon yang ada dalam saya mencatat dan merekap data
Komitmen Mutu:
setiap peta tersebut. luasan secara baik dan benar.
Berorientasi Mutu
Tersedianya peta dengan data
luasan yang baik dan benar.
Langkah awal saya menyiapkan
peta yang sudah berbentuk
Akuntabilitas:
Analisis superimpose vektor secara baik dan benar.
Kepercayaan
masing-masing peta Dan kemudian saya menyiapkan
Tanggung Jawab
tematik meliputi layer lahan yang berbentuk peta
penggunaan tanah lama, vektor secara teliti. Langkah
Komitmen Mutu:
penggunaan tanah baru, selanjutnya adalah melakukan
Berorientasi Mutu
penguasaan tanah, dan penggabungan 2 layer untuk
Rencana Tata Ruang mendapatkan data yang akan
Anti Korupsi:
Wilayah (RTRW). dianalisis secara baik dan
Jujur
benar.

34
Tersusunnya peta tematik yang
baik dan jelas terhadap peta
yang menjadi acuan tinjauan.
Sebagai contoh peta penguasaan
tanah yang ditinjau terhadap peta
Rencana Tata Ruang Wilayah
Langkah awal saya melakukan
overlay (tumpang tindih) Peta
Penggunaan Tanah Baru dan Kegiatan
Peta Penggunaan Tanah Lama Melakukan Analisis Analisis
secara baik dan teliti. Lalu Penyusunan Kompilasi Penyusunan
selanjutnya menginventarisasi Data dan Informasi Kompilasi
luas, jenis, dan letak perubahan Peta Pola Penatagunaan Data dan
Tidak
penggunaan tanah pada waktu Tanah di Bidang Informasi Peta
Analisis dilakukanny
tertentu; untuk Akuntabilitas: Pertanahan Kabupaten Pola
Penyusunan a analisis
menyederhanakan penyajian Kepercayaan Bogor akan Penatagunaan
Kompilasi menyebabka
data, dilakukan klasifikasi jenis Tanggung Jawab berkontribusi terhadap Tanah
Data dan Analisis Perubahan n terjadinya
6 penggunaan tanah secara baik misi organisasi yaitu menguatkan
Informasi Peta Penggunaan Tanah kesalahan
dan benar. Dan hasilnya saya Komitmen Mutu: Mewujudkan nilai
Pola Informasi
menyajikan Peta Perubahan Berorientasi Mutu Pembangunan Daerah organisasi
Penatagunaan Pola
Penggunaan Tanah berdasarkan yang Merata, yang bersifat
Tanah. Penatagunaa
klasifikasi secara baik dan Berkeadilan dan berkualitas,
n Tanah
benar. Berkelanjutan serta berdaya
Mewujudkan Tata saing tinggi,
Tersusunnya data perubahan Kelola Pemerintah kesolehan,
penggunaan tanah terhadap peta Daerah yang Baik dan bernilai
Rencana Tata Ruang Wilayah baik.
(RTRW) yang benar dan
bertanggung jawab.

35
Proses selanjutnya adalah
membaca data peta hasil proses
kegiatan overlay (tumpang
tindih) Peta Penggunaan Tanah
Baru dan Peta Penggunaan
Tanah Lama secara baik dan
teliti. Lalu selanjutnya saya
membuat rekap hasil proses Akuntabilitas:
kegiatan overlay peta secara Kepercayaan
Analisis Kesesuaian baik dan benar. Agar mudah Tanggung Jawab
Penggunaan Tanah dibaca dan dipahami, saya
terhadap RTRW membuat Matriks Kesesuaian Komitmen Mutu:
Penggunaan Tanah di Kawasan Berorientasi Mutu
Cibinong Raya Terhadap Pola
Ruang (RTRW) secara baik dan
rapi.

Tersusunnya data kajian


kesesuaian Penggunaan Tanah
terhadap RTRW secara baik dan
bertanggung jawab
Akuntabilitas:
Sebagai langkah awal analisis,
Kepercayaan
saya menyiapkan peta tanah
Tanggung Jawab
existing secara baik dan benar.
Lalu menyiapkan data peta
Analisis Ketersediaan Komitmen Mutu:
acuan lahan Rencana Tata Ruang
Tanah Berorientasi Mutu
Wilayah secara baik dan benar.
Dan kemudian membandingkan
Pelayan Publik:
keduanya untuk didapatkan hasil
Transparan
ketersediaan tanah secara baik

36
dan terukur dan dapat
dipelajari

Tersusunnya data kajian


ketersediaan tanah yang
bertanggung jawab dan
transparan
Kegiatan
Mengawali proses penulisan Penyusunan
Melakukan Penyusunan
laporan, saya mengawali tahapan Laporan
Laporan Kompilasi
kegiatan ini dengan menyusun Kompilasi
Data dan Informasi
seluruh data yang sudah ada dan Data dan
Peta Pola Penatagunaan
sudah dibuat secara baik dan Informasi Peta
Tanah di Bidang
Penyusunan rapi. Masih dalam tahapan Pola
Akuntabilitas: Pertanahan Kabupaten
Laporan penyusunan, saya melakukan Penatagunaan
Kepercayaan Bogor akan
Kompilasi Menggabungkan semua penulisan digital yang berupa Tanah
Tanggung Jawab berkontribusi terhadap Tidak
Data dan jenis data dan informasi data teks secara baik dan menguatkan
7 misi organisasi yaitu tercapainya
Informasi Peta terkait peta pola tersusun rapi. Dan sebagai hasil nilai
Komitmen Mutu: Mewujudkan gagasan
Pola penatagunaan tanah akhir tahapan kegiatan ini, saya organisasi
Berorientasi Mutu Pembangunan Daerah
Penatagunaan melakukan cetak/print out yang bersifat
yang Merata,
Tanah dengan teliti secara sistematika. berkualitas,
Berkeadilan dan
berdaya
Berkelanjutan serta
Tersusun secara baik dan rapi saing tinggi,
Mewujudkan Tata
semua jenis data pendukung dan berkeadilan,
Kelola Pemerintah
informasi terkait peta pola kesolehan,
Daerah yang Baik
penatagunaan tanah. dan bernilai
baik.
Monitoring Memeriksa kembali Mengakhiri kegiatan habituasi, Akuntabilitas: Melakukan Penyusunan Kegiatan Kesalahan
dan evaluasi hasil penyusunan saya membaca kembali laporan Kepercayaan Laporan Monitoring Monitoring dalam
8
penyusunan laporan Realisasi secara teliti dan memeriksa Tanggung Jawab dan evaluasi dan evaluasi penyusunan
laporan Aktualisasi kesalahan penulisan secara penyusunan laporan penyusunan konten

37
realisasi terperinci. Lalu setelahnya saya Anti Korupsi: realisasi Aktualisasi laporan Laporan
Aktualisasi memperbaiki kesalahan dalam Kemandirian akan berkontribusi realisasi aktualisasi
penyusunan maupun penulisan terhadap misi Aktualisasi
dengan baik dan benar organisasi yaitu menguatkan
Mewujudkan nilai
Tersajinya penulisan laporan Pembangunan Daerah organisasi
yang baik dari segi penulisan yang Merata, yang bersifat
maupun konten Berkeadilan dan berkualitas,
selanjutnya saya mengetik surat Berkelanjutan serta berdaya
permohonan secara rapih untuk Mewujudkan Tata saing tinggi,
diajukan ke pimpinan. Kelola Pemerintah berkeadilan,
Nasionalisme: Daerah yang Baik
Selanjutnya saya melihat situasi kesolehan,
Saling
dan kondisi secara cermat beban dan bernilai
menghormati
dan situasi pekerjaan pimpinan. baik.
Setelah menemukan waktu yang
Etika Publik:
tepat, saya segera mengajukan
Mengajukan izin kepada Kesopanan,
surat permohonan kepada
mentor untuk memeriksa Professional
pimpinan dengan baik dan
hasil laporan aktualisasi
sopan.
Whole of
Government:
Terjadwalkannya
Penyertaan,
kegiatan konsultasi akhir dengan
Dialog
pimpinan secara sopan, saling
menghormati kesibukan
masing-masing serta sesuai
dengan aturan yang berlaku

38
Setelah konsultasi akhir, saya
mencatat hasil koreksi dari
mentor secara teliti. Lalu
selanjutnya mengerjakan hasil
pemeriksaan berupa koreksi Akuntabilitas:
secara baik dan benar. Kepercayaan
Memasuki akhir dari semua Tanggung Jawab
kegiatan habituasi, saya
Mengevaluasi dan revisi
mengerjakan bahan presentasi Anti Korupsi:
hasil pemeriksaan
dalam bentuk slide power point Kemandirian
laporan dengan mentor
secara ringkas dan jelas sebagai
bahan presentasi pada seminar Komitmen Mutu:
laporan habituasi. Berorientasi Mutu

Laporan aktualisasi yang siap


untuk dipresentasikan dengan
baik dan jelas, dan
bertanggung jawab

Tabel 3.4 Matriks Laporan Kegiatan Aktualisasi

39
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi yang dilakukan selama kurang lebih 1
bulan yang bertempat di Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan
Pertanahan, tepatnya di Bidang Pertanahan adalah untuk menanamkan nilai-
nilai dasar profesi ASN dan juga merupakan syarat kelulusan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil.
Kegiatan aktualisasi didasarkan pada isu yang ada di Bidang Pertanahan.
Isu yang dimaksud adalah Belum optimalnya pendataan pola penatagunaan
tanah, dengan analisis dampak jika isu itu tidak segera diselesaikan akan
mengakibatkan :
1. Pendaatan yang kurang optimal dapat menyebabkan terjadinya
permasalahan keseimbangan dalam penggunaan tanah
2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tidak terselenggara dengan
baik.
Sehingga gagasan pemecahan permasalahan dari isu yang disebutkan
adalah melakukan kegiatan Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta
Pola Penatagunaan Tanah. Implementasi dari gagasan dituangkan dalam 8
langkah kegiatan yang bertujuan untuk merealisasikan gagasan dengan baik,
berkualitas dan berdaya saing tinggi sesuai dengan nilai-nilai Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Pemerintah Kabupaten Bogor. Uraian
kegiatan antara lain adalah :
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait Laporan kegiatan
aktualisasi, merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar profesi
ASN yaitu akuntabilitas, pelayan publik, etika publik, nasionalisme,
whole of government, anti korupsi, dan komitmen mutu.
2. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data dan pengukuran tanah,
merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu

40
akuntabilitas, pelayan publik, etika publik, nasionalisme, anti korupsi,
dan komitmen mutu.
3. Pengkajian Sistem Informasi Geografi (SIG), menyusun jenis data
dan kriteria teknis yang disajikan, merupakan nilai implementasi
nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, pelayan publik, etika
publik, anti korupsi, komitmen mutu, dan whole of government
4. Inventarisasi data penggunaan dan pemanfaatan tanah, penguasaan
tanah dan Rencana Tata Ruang Wilayah, merupakan nilai
implementasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas dan
komitmen mutu.
5. Pengolahan data, merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar
profesi ASN yaitu akuntabilitas, pelayan publik, anti korupsi, dan
komitmen mutu.
6. Analisis Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola
Penatagunaan Tanah, merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar
profesi ASN yaitu akuntabilitas, pelayan publik, dan komitmen mutu.
7. Penyusunan Laporan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola
Penatagunaan Tanah, merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar
profesi ASN yaitu akuntabilitas, komitmen mutu.
8. Monitoring dan evaluasi penyusunan laporan realisasi Aktualisasi,
merupakan nilai implementasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu
akuntabilitas, etika publik, nasionalisme, whole of government, anti
korupsi, dan komitmen mutu.
Mengingat keterbatasan waktu dan luasnya wilayah pengamatan, maka
pada laporan Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola
Penatagunaan Tanah ini, kegiatan peninjauan tata ruang hanya dilakukan
penilaian pada 2 tahap yaitu :
1. Kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang
2. Kesesuaian pemanfaatan ruang dengan izin pemanfaatan ruang yang
diberikan oleh pejabat berwenang. Kegiatan ini akan dilakukan
dengan cara mengambil beberapa sampel dari penggunaan lahan yang

41
tidak sesuai dengan fungsi kawasan yang sudah ditetapkan di dalam
peta pola ruang (RTRW).

4.2. Saran
Laporan aktualisasi ini disusun agar dapat menyelesaikan permasalah isu
di unit kerja Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah, Bidang Pertanahan, Dinas
Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bogor, tentang belum
optimalnya pendataan pola penatagunaan tanah. Diharapkan dengan adanya
gagasan Penyusunan Kompilasi Data dan Informasi Peta Pola Penatagunaan
Tanah dapat membantu memberikan informasi yang baik ke Pemerintah Daerah
serta ke seluruh masyarakat khususnya penduduk Kabupaten Bogor.

42
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan TIndak PIdana


Korupsi. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta :


Presiden Republik Indonesia

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta :


Presiden Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri


Sipil. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri


Sipil. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III : Aktualisasi Nilai-nilai Dasar
PNS. 2019. Lembaga Administrasi Negara

43
Formulir Untuk Mentor pada Tahap Laporan Aktualisasi ANEKA

1. Nama Peserta YOSUA MANAEK PARDAMEAN,


S.T.

2. Instansi DINAS PERUMAHAN KAWASAN


PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN

3. Judul Laporan Aktualisasi ANEKA PENYUSUNAN KOMPILASI


DATA DAN INFORMASI PETA
POLA PENATAGUNAAN TANAH

4.Konsultasi dan bimbingan yang dilakukan selama Proses Penyusunan Laporan


Aktualisasi ANEKA

Hari ,tanggal Kegiatan yang Output Paraf


dilakukan Mentor

Bogor, ........................
Mentor,

(Yani Maulani, S.Sos., M.M.)


NIP. 19670103 199303 2 006

44
1. Nama Peserta YOSUA MANAEK PARDAMEAN,
S.T.

2. Instansi DINAS PERUMAHAN KAWASAN


PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN

3. Judul Laporan Aktualisasi ANEKA PENYUSUNAN KOMPILASI


DATA DAN INFORMASI PETA
POLA PENATAGUNAAN TANAH

4.Konsutasi dan bimbingn yang dilakukan selama Proses Penyusunan Laporan


Aktualisasi ANEKA

Hari ,tanggal Kegiatan yang Output Paraf Coach


dilakukan

Bogor, ........................
Coach,

(Drs. H. Dadang Suntana, M.M.)


NIP. 19600925 198110 1 101

45

Anda mungkin juga menyukai