Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA II

“Open Pneumotorax”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Bencana II

Dosen Pembimbing:

Kapt (L) Ns. Ronny Basirun Simatupang,S.Kep.,M.Si

Ns. Seven Sitorus, S.Kp.,MKep.,Sp.KMB

Disusun oleh :

Alvian fauzhan (1032161008)

Adzan yudianto (1032161042)

Annisa Yunita Maharani (1032161016)

Ella Novri hosana (1032161022)

Nuraulia Hanifunissa W (1032161043)

Pratiwi Febriani (1032161040)

Putri Mayang Sari (1032161013)

Rosalinda H Sa’diah (1032161003)

Tenny Ramayanti (1032161049)

Ester Novita sari

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MH THAMRIN

TAHUN 2018/2019
“PNEUMOTORAKS”

1. Definisi
Pneumotoraks (American College of Surgeons Commite on Trauma, 2005,
Willimas, 2013) Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara yang
terperangkap di rongga pleura akibat robeknya pleura visceral, dapat terjadi spontan
atau karena trauma, yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan negatif
intrapleura sehingga mengganggu proses pengembangan paru.
Pneumotoraks terjadi karena trauma tumpul atau tembus toraks.Dapat pula
terjadi karena robekan pleura viseral yang disebut dengan barotrauma, atau robekan
pleura mediastinal yang disebut dengan trauma trakheobronkhial.Rhea (1982),
membuat klasifikasi pneumotoraks atas dasar persentase pneumotoraks, kecil bila
pneumotoraks <20 %, sedang bila pneumotoraks 20 % - 40 % dan besar bila
pneumotoraks >40 %. Pneumotoraks dibagi menjadi simple pneumotoraks, tension
pneumotoraks, dan open pneumotoraks.
Menurut (American College of Surgeons Commite on Trauma, 2005) Open
Pneumotoraks terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada toraks sehingga
udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah. Tekanan intra
toraks akan sama dengan tekanan udara luar. Dikenal juga sebagai sucking-wound.

Open pneumotoraks adalah pneumotoraks yang terjadi akibat terdapatnya


hubungan antara rongga pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari luar.
Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan gerakan pernapasan, pada
saat inspirasi tekanan menjadi negative dan pada saat ekspirasi tekanan menjadi
positif.
Open pneumotoraks adalah adanya trauma tembus pada dinding dada dimana
udara yang masuk diruang pleura lebih banyak berasal dari paru-paru yang rusak
dari pada defek dinding dada. Jika dinding dada cukup lebar udara dapat masuk
dan keluar dari ruang pleura pada setiap pernafasan sehingga mnyebabkan paru
didalamnya kolaps.
Open pneumotoraks merupakan adanya lubang pada dinding dada yang cukup
besar untuk memungkinkan udara mengalir dengan bebas dan masuk ke luar
rongga toraks bersama setiap upaya pernafasan. (Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah vol.1 edisi 8).
a. Anatomi
Dinding thorax
Dinding thorax terdiri atas kulit, fascia, saraf, otot, dan tulang. Kerangka
dinding thorax membentuk sangkar dada osteokartilaginous yang melindungi
jantung, paru-paru, dan beberapa organ rongga abdomen. Kerangka thorax terdiri
dari vertebra thoracica dan discus entervertebralis, kostae dan cartilago costalis,
serta sternum. Beberapa otot pernapasan yang melekat pada dinding dada antara
lain:
1) Otot-otot respirasi : M. intercostalis externus, M. levator costae, M. serratus
posterior superior dan M. scalenus
2) Otot ekspirasi : M. intercostalis internus, M. transversus thoracis, M.
serratus posterior inferior, M. subcostalis.

Traktus respiratorius
Traktus respiratorius dibedakan menjadi dua yaitu traktus respiratorius bagian
atas dan bagian bawah. Traktus respiratorius bagian atas terdiri dari cavum nasi,
nasofaring, hingga orofaring. Sementara itu, traktus respiratorius bagian bawah
terdiri atas laring, trachea, broncus (primaries, sekundus dan tertius), bronchiolus,
bronchiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus. Paru- paru kanan terdiri
atas tiga lobus (anterior, superior, inferior) sementara paru-paru kiri terdiri atas du
lobus (superor dan inverior). Masing-masing paru diliputi oleh kantung pleura yang
terdiri dari dua selaput serosa yang disebut pleura, yaitu pleura parietalis dan
visceralis. Pleura visceralis meliputi paru-paru termasuk permukaannya dalam
visuran sementara pleura parietalis melekat pada dinding thorax, mediastinum dan
diafragma. Kavum pleura merupakan ruang potensial antara kedua lapis pleura dan
berisi sedikit cairan pleura yang berfungsi melumasi permukaan pleura sehingga
memungkinkan gesekan kedua lapisan tersebut pada saat pernapasan.
b. Fisiologi
Proses inspirasi terjadi bila tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Tekanan paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume
paru diakibatkan oleh pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi
akibat dua factor yaitu factor thoraca dan abdominal. Faktor thoraca (gerakan otot-
otot pernapasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada kearah
tranversal dan anterior superior sedangkan factor abdominal (kontraksi diafragma)
akan memperbesar ventrikel rongga dada.
Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negative pada cavum pleura
paru-paru menjaidi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar,
tekanan intrapulmoner menurun. Oleh karena itu udara yang kaya O2 akan
bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus O2 akan berdifusi masuk ke
kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.
Sebaliknya proses ekspirasi terjadi bbila tekanan intra pulmonal lebih besar dari
tekanan atmosfir . kerja otot-otot respirasi dan relaksasi diaphragm akan
mengakibatkan rongga dada kemballi keukuran semula sehingga tekanan pada
cavum pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya tekanan
intra pulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari
paru-paru ke atmosfir.

2. Etiologi
Open pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus dada. Berdasarkan
kecepatannya, trauma tembus dada dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan
kecepatannya, yaitu :
a. Luka tusuk
Umumnya dianggap kecepatan rendah karena senjata (benda yang menusuk atau
mengenai dada) menghancurkan area kecil di sekitar luka. Kebanyakan luka tusuk
disebabkan oleh tusukan pisau. Namun, selain itu pada kasus kecelakaan yang
mengakibatkan perlukaan dada, dapat juga terjadi ujung iga yang patah (fraktur
iga) mengarah ke dalam sehingga merobek pleura parientalis dan viseralis
sehingga dapat mengakibatkan open pneumotoraks
b. Luka tembak
Luka tembak pada dada dapat dikelompokkan sebagai kecepatan rendah, sedang,
atau tinggi. Faktor yang menentukan kecepatan dan mengakibatkan keluasan
kerusakan termasuk jarak darimana senjata ditembakkan, kaliber senjata, dan
konstruksi serta ukuran peluru. Peluru yang mengenai dada dapat menembus dada
sehingga memungkinkan udara mengalir bebas keluar dan masuk rongga toraks.

3. Pathway
Trauma dada

Robekan pleura

Terbukanya dinding dada

Aliran udara ke rongga pleura meningkat

Tekanan di rongga pleura lebih tinggi dari pada di atmosfer

Terjadi kollaps paru

Kompensasi untuk memenuhi oksigen ke seluruh tubuh berkurang

Jantung bekerja lebih cepat

Takikardi

Napas menjadi pendek dan cepat
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang
masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps
(mengempis).Gejalanya bisa berupa: Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba,
dan semakin nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk.
a. Sesak nafas
b. Dada terasa sempit
c. Mudah lelah
d. Denyut jantung yang cepat
e. Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur. Gejala lainnya
yang mungkin ditemukan:
a. Hidung tampak kemerahan
b. Cemas, stres, tegang
c. Tekanan darah rendah (hipotensi).

5. Penatalaksanaan Medik
Pneumotoraks terbuka membutuhkan intervensi kedaruratan. Menghentikan
aliran udara yang melewati lubang pada dinding dada merupakan tindakan
menyelamatkan jiwa. Pada situasi darurat tersebut, apa saja dapat digunakan untuk
mentup luka dada misalnya handuk, sapu tangan, atau punggung tangan. Jika sadar,
pasien diinstruksikan untuk menghirup dan mengejan dengan glotis tertutup. Aksi
ini membantu mengembangkan kembali paru dan mengeluarkan udara dari toraks.
Di rumah sakit, lubang ditutup dengan kassa yang dibasahi dengan petrolium.
Balutan tekan dipasang dan diamankan dengan lilitan melingkar. Biasanya, selang
dada yang dihubungkan dengan drainase water-seal (WSD) dipasang untuk
memungkinkan udara dan cairan mengalir. Anti biotik biasanya diresepkan untuk
melawan infeksi akibat kontaminasi.
Penatalaksanaan open pneumotoraks :
a. Luka tidak boleh di eksplore.
b. Luka tidak boleh ditutup rapat yang dapat menciptakan mekanisme
ventil.
c. Pasang plester 3 posisi.
d. Torakostomi+ WSD.
e. Singkirkan adanya perlukaan atau laserasi pada paru-paru atau organ
intra toraks lain.
f. Umumnya disertai dengan perdarahan atau hematotoraks.
Pada pneumotoraks kecil (<20 %), gejala minimal dan tidak ada
respiratory distress, serangan yang pertama kali, sikap kita adalah
observasi dan penderita istirahat 2-3 hari. Bila pneumotoraks sedang, ada
respiratory distress atau pada observasi nampak progresif foto toraks,
atau adanya tension pneumothorax, dilakuka n tindakan bedah dengan
pemasangan torakostomi + WSD untuk pengembangan paru dan
mengatasi gagal nafas.
Tindakan torakotomi dilakukan bila:
1. Kebocoran paru yang masif sehingga paru tak dapat mengembang
(bullae / fistel bron kopleura).
2. Pneumotoraks berulang.
3. Adanya komplikasi (Empiema, Hemotoraks, Tension pneumothorax).
4. Pneumotoraks bilateral.
5. Indikasi social (pilot, penyelam, penderita yang tinggal di daerah
terpencil)
6. Teknik bedah
Pendekatan melalui torakotomi anterior, torakotomi posterolateral dan sternotomi
mediana, selanjutnya dilakuka n reseksi bleb, bulektonomi, subtotal pleurektomi.
Parietalis dan Aberasi pleura melalui Video Assisted Thoracoscopic surgery
(VATS), dilakukan reseksi bleb, aberasi pleura dan pleurektonomi.(Rhea,1982).

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Ro.Thoraks
Menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura; dapat menunjukkan
penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
b. Gas Darah Arteri (GDA) Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang
dipengaruhi atau gangguan mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi
PaCO2 kadang meningkat. PaCO2 mungkin normal atau menurun ;saturasi O2 bisa
menurun.
c. Torasentesis
Menyatakan darah atau cairan serosanguinosa.
d. Hb
Mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah.
DAFTAR PUSTAKA

Bare BG., Smeltzer SC. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC.

Brunner dan Suddarth.2007.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Keperawatan Gawat Darurat Dan Bencana Sheehy, edisi Indonesia pertama oleh
Amelia Kurniati, Yanny Trisyani & Siwi Ikaristi Maria Theresia 2018

Anda mungkin juga menyukai