Anda di halaman 1dari 2

I.

Identitas Buku
 Judul Buku : Sejarah Kelam Jawa Sunda
 Penulis : Muhammad Muhibbuddin
 Penerbit : Araska Publisher
 Jumlah Halaman : 256 halaman

II. Sinopsis
Hubungan Kerajaan Sunda dengan Kerajaan Majapahit sebenarnya akan dimulai kembali
dengan nuansa romantic. Ada permainan hati antara dua lawan jenis yang ingin menyatu dalam
keagungan pernikahan. Bermula dari Raja Hayam Wuruk yang jatuh cnta kepada Dyah
Pitaloka Citraresmi, putri Kerajaan Sunda. Namun, tragedy Perang Bubat telah menyisakan
luka, dendam, dan permusuhan yang panjang. Proses pernikahan yang seharusnya berlangsung
khidmat dan syahdu, berakhir dengan perang yang memilukan.

III. Fakta Sejarah


Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya Arus Balik, “Majapahit yang wilayahnya
membentang begitu luas di seluruh nusantara, merupakan representasi kerajaan terbesar di
bagian bumi selatan…”. Namun, seperti dikatakan Taylor (2003:29) “Meski Majapahit dikenal
pernah muncul sebagai kerajaan besar di Nusantara dari abad 13 M hingga abad 16 M, hanya
sedikit jejak – jejak peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih tersisa sekarang…”. Dalam
karya A. Boechori yang berjudul Am Introduction to Indonesian Historiography “Ada
komunitas muslim di dekat Hutan Tarik (tempat berdirinya kerajaan majapahit). Bagi Gus Dur,
tidak mungkin selama 3 abad komunitas muslim tersebut tidak mengembangkan pedarabannya.
Bias dimungkinkan bahwa raja pertama Majapahit, Raden Wijaya, telah memeluk Islam.
Dalam laporan Zhao Rugua tentang “Negara jauh”, Zhufan Zhi, yang ditulis tahun 1225
“Orang – orang yang tinggal di sepanjang pantai. Orang – orang tersebut bekerja dalm bidang
pertanian, rumah – rumah, mereka dibangun … Negara ini menghasilkan labu, tebu, telur
kacang dan tanaman.” Kemudian buku perjalanan China Shunfeng Xiangsong dari sekitar 1430
juga melaporkan “Dalam perjalanan kea rah timur dari shun-t’a, sepanjang pantai utara Jawa,
kapal ditemukan … melewati Kalapa, melewati Indramayu, melwati Cirebon.” Dalam naskah
Carita Parahyangan, seperti yang ditulis oleh Nanang Saptono, menunjukkan pekerjaan di
lading. “Sang Mangukuhan menjadi tukang ngahuma (peladang), Sang Karungkalah menjadi
tukang berburu … Sang Sandanggreba menjadi pedagang.” (Atja, 1968:17).
“.... Sang Mangukuhan menjadi tukang ngahuma (peladang), Sang Karungkalah menjadi
tukang berburu (pemburu), Sang Katungmaralah menjadi tukang sadap (pembuat gula merah
dari nira enau), Sang Sandanggreba menjadi pedangang.” Dari kutipan itu bisa diketahui bahwa
aktivitas ngahuma (berburu) dan nyadap merupakan tipologi dari aktivitas peladang. Di dalam
naskah itu bahkan disebut beberapa peralatan yang digunakan untuk bekerja di ladang, seperti
kujang, patik, kored, baliung, dan sadap (Poesponegoro & Notosusanto, 2009:387-
418;Danasasmita, 1987:108).
“Dalam sepuluh tahun kemudian Majapahit mulai menjadi kekaisaran. Kemudian seluruh
Nusantara bersatu di bawah bendera merah putihnya. Waktu itu, hanya ada dua kisar. Kisar
Tiongkok di utara dan Kaisar Majapahit di selatan.” (Pramoedya, 2002:538).
Daerah-daerah di luar Jawa yang menjadi target perluasan selanjutnya setelah jawa itulah
yang disebut dengan Nusantara yang terkait dengan agenda politik Gadjah Mada dalam
Sumpah Palapanya ketika dirinya diangkat sebagai Perdana Menteri Majapahit pada 1334
(Muldjana, 2006:156).
Karena terkendala oleh pro dan kontra dengan berbagai pihak di Majapahit, maka Sumpaj
Palapa baru bisa dilaksanakan oleh Gadjah Mada pada 1334 setelah dirinya berhasil
membungkam lawan-lawan politiknya yang tidak setuj dengan program politiknya (Muldjana,
2006:156).
Ada 12 daerah kekuasaan Suarnabhumi yang kemudian menjadi daerah kekuasaan
Majapahit, yaitu (1) Pahang; (2) Trengganu; (3) Langkasuka; (4) Kelantan; (5) Woloan; (6)
Cerating; (7) Paka; (8) Tembeling; (9) Grahi; (10) Palembang; (11) Muara Kampe; (12)
Lamuri. Semua daerah-daerah yang ada di Sumatra dan Semenanjung Melayu ini disebutkan
sebagai daerah Majapahit oleh Nagarakretagama (Muldjana, 2006:157).
Alasan umum yang selama ini, seperti yang dikatakan Munoz (2013:397) adalah bahwa
Hayam Wuruk memang berniat hendak memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan
politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda. Atas restu dari keluarga
Kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja
Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka.
Hanya disebutkan bahwa Desa Bubat adalah suatu tempat yang memiliki lapangan yang
luas, dan Raja Hayam Wuruk pernah mengunjunginya untuk melihat pertunjukan seni dan
hiburan. Memang, Muldjana juga menyebutkan bahwa peristiwa Perang Bubat itu juga tidak
disebutkan di dalam Nagarakretagama (Muldjana, 2006:148).
Lalu, pada abad ke-20, lanjut Nugraha, C.C.Berg, sejarawan Belanda, menerbitkan teks
dan terjemahan Kidung Sunda (1927) yang mengurai Peristiwa Bubat dan versi yang lebih
pendek Kidung Sundayana (1928).
Dalam Pararaton, seperti dalam ulasan Muldjana (2006:151), dikisahkan bahwa setelah
terjadinya tragedi Bubat, Gadjah Mada melakukan apa yang dia ungkapkan dalam Sumpah
palapa, yaitu melakukan Mukti Palapa: mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Patih
Amangkubumi atau Perdana Menteri Majapahit alias pensiun.
Gadjah Mada saat itu memilih untuk menghentikan proyek politik Nusantaranya itu
adalah karena dirinya kecewa dengan Prabu Hayam Wuruk, dan ditambah dengan usianya
yang sudah mulai tua, sehingga dirinya hanya menjalankan tugas sehari-hari saja sebagai
Patih Amangkubumi Majapahit (Muldjana, 2006:152).
Situasi “perang dingin” antara Kerajaan Sunda dan Majapahit sebagai wujud rusaknya
hubungan diplomatika keduanya yang tidak bisa dipulihkan kembali akibat tragedi Bubat ini
di antaranya digambarkan oleh Tome Pires (seperti dikutip Munoz, 2013:300) dalam
karyanya Summa Oriental (1513).
Meskipun demikian, sebagian besar pakar dapat menerima pada tingkat tertentu
kesejarahan dari Pararaton, dengan memrhatikan kesamaan-kesamaan yang terdapat pada
inskripsi-inskripsi lain serta sumber-sumber China, serta menerima lingkup referensi naskah
tersebut dimana suatu inteprestasi yang valid dapat ditemukan (Johns, 99-1964:91).

IV. Analisis Unsur Intrinsik

Anda mungkin juga menyukai