Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN BENCANA II

“Tension Pneumothoraks”

Dosen Pembimbing :

Kapt (L) Ns. Ronny Basirun Simatupang, S.Kep.,M.Si (Han)

Oleh :

Kelompok 1

Wirda Rina Annisa Valeska

Nurhilaliyah Fathul J Meivitha Delina

Sinta Agustina Liza Ika Wulandari

Safitri Hanjani Neneng Dewi A

Oktavea Bunnurmartha P Dwishinta Anggreini

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
2019
TENSION PNEUMOTORAKS

A. Definisi

Tension pneumotoraks adalah akumulasi udara yang terperangkap didalam


rongga pleura dapat menyebabkan keadaan fatal. Hal ini terjadi jika
lukadada membentuk suatu sistem seperti katub. Semakin tinggi tekanan
rongga pleura akan menyebabkan kolapsnya paru paru pada sisi tertentu
dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral (Emergency, 2014).

Tension pneumotoraks terjadi ketika udara masuk ruang pleura sepanjang


inspirasi dan tidak dapat keluar selama ekspirasi. Udara berkumpul pada
kavum thoraks menyebabkan ancaman hemodinamik mengancam nyawa.
Peningkatan tekanan intrathorakal menyebabkan sisi paru-paru yang
mmengalami trauma menjadi kolaps. Tekanan dari akumulasi udara akan
meningkat, paru-paru yang berlawanan kolaps dan mediastinum bergeser,
menekan jantung dan pembuluh vena besar. Venous return, dan kemudian
kardiak output, mengalami penurunan.

Tension pneumotoraks disebabkan oleh trauma tumpul atau penetrasi, atau


komplikasi dari ventilasi mekanik. Pasien dengan pneumotoraks kecil
dapat berkembang menjadi tension pneumotarks dengan cepat setelah
ventilasi tekanan positif, dengan bag-mask atau ventilator mekanik, dapat
diketahui sejak awal (Sheehy, 2018).
Tension pneumotoraks dapat mengakibatkan 2 hal yang sangat serius,
yaitu:

1. Sangat sulitnya usaha bernafas akibat tingginya tekanan rongga


pleura.
2. Menurunnya aliran darah ke jantung

B. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada tension pneumotoraks adalah (Emergency, 2014)
1. peningkatan frekuensi pernafasan
2. terdapat jejas didaerah toraks
3. ekspansi dada tidak simetris
4. tekanan vena jugularis meningkat
5. terdapat deviasi trakea ke arah yang sehat
6. pada saat auskultasi tidak terdengar suara nafas pada sisi yang sakit
7. saat perkusi terdengar hipersonor
Tanda dan Gejala Tension Pneumotoraks (Sheehy, 2018)

1. Respiratori distress berat : dyspnea, gelisah, dan takipnea


2. Tanda penurunan curah jantung : takikardi, hipotensi, perfusi periver
yang tidak baik, sianosis, dan gelisah.
3. Istensi vena jugularis karena mediastinum bergeser dan pembuluh
vena besar
4. Deviasi trakea, menjauh dari sisi yang terkena (mengarah pada paru-
paru ‘yang baik’) dan memungkinkan deviasi mediastinum.
5. Hasil perkusi hipersonor pada dinding dada sisi yang terkena
6. Bunyi jantung menjauh
7. Gejala seperti distensi vena jugularis, pergeseran trakea dan sianosis
akan meningkat saat kondisi memburuk, dan pasien mungkin
menunjukan tanda perburukan hipoksia seperti penurunan tingkat
kesadaran.

C. Penanganan
Penanganan tension pneumotoraks ,yaitu pengurangan tekanan di rongga
pleura dengan cara needle torakosintesis(normal 0,1 cc/kg/bb-0,2
cc/kg/bb). Pada kasus tension pneumotoraks, tidak ada pengobatan non-
invasif yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi yang mengancam
nyawa ini. Pneumotoraks adalah kondisi yang mengancam jiwa yang
membutuhkan penanganan segera. Jika diagnosis tension pneumotoraks
sudah dicurigai, jangan menunda penanganan meskipun diagnosis belum
ditegakkan. Pada kasus tension pneumotoraks, langsung hubungkan
pernafasan pasien dengan 100% oksigen. Lakukan dekompresi jarum
tanpa ragu. Hal-hal tersebut seharusnya sudah dilakukan sebelum pasien
mencapai rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.

Cara pemasangan needle torakostomi adalah


1. Tentukan garis midklafikula
2. Jarum ditusukkan pada interkosta 2 atau 3
3. Setelah insersi udara akan keluar dan tekanan di pleura akan berkurang

Setelah melakukan dekompresi jarum, mulailah persiapan untuk


melakukan torakostomi tube. Kemudian lakukan penilaian ulang
pada pasien, perhatikan ABCs (Airway, breathing, cirvulation) pasien.
Lakukan penilaian ulang foto toraks untuk menilai ekspansi paru, posisi
dari torakostomi dan untuk memperbaiki adanya deviasi mediastinum.
Selanjutnya, pemeriksaan analisis gas darah dapat dilakukan.
Daftar Pustaka

Emergency, P. (2014). Basic Trauma Life Support. Depok: Land Of Paradise.

Sheehy. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana. Singapore: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai