Abstrak. kedudukan Majapahit dan raja-rajanya begitu penting dalam percaturan politik di
Nusantara, raja Majapahit senantiasa diacu sebagai bentuk pemberian legitimasi bagi para penguasa
lain di luar Jawa. Lebih jauh, Majapahit juga begitu berperan dalam peta percaturan politik di
kawasan Asia Tenggara. Dengan menggunakan karya sastra tradisional dan uraian berita Cina,
Majapahit menjalin hubungan dengan beberapa kerajaan di Asia Tenggara yang dipandang sebagai
Mitra Satata (sahabat yang setara). Majapahit juga memiliki beberapa bentuk hubungan luar negeri
lain yang dilaksanakan oleh, yaitu: (1) sebagai kekuatan militer; (2) sebagai acuan peradaban; dan
(3) sebagai simpul perdagangan.
Abstract. The legitimation of Majapahit is really important in the race of politic in Nusantara. They
are often referred as a form of giving legitimation for the other king in outside of Java. In addition,
Majapahit plays a significant role in the map of Southeast Asia’s politic. According to traditional
literary works and Chinese news, Majapahit has some relations with many kingdoms in Southeast
Asia, called Mitra Satata (the equal friendship). Majapahit has some forms of international rela-
tions such as (1) as military power; (2) as a reference of civilization; (3) as a centre of commerce.
Sebagai suatu kerajaan besar, tentu Majapahit dan raja Brawijaya. Dia bersama
Majapahit yang berkembang selama kurang kelima saudaranya mengembara ke negeri-
lebih dua abad tidak hanya memperhatikan negeri Riau, Kalimantan, dan Tanah
urusan dalam negerinya, melainkan juga Melayu. Mereka menunjukkan sifat
membuka perhatian terhadap situasi kewiraan-kesatrya dengan menolong
internasional pada masanya. Pada kerajaan-kerajaan yang sedang diserang
kenyataannya memang Majapahit dikenal musuh, membebaskan raja yang ditawan
hingga kawasan Asia Tenggara dan dan sebagainya. Dalam kisah ini terlihat
berbagai wilayah Nusantara di luar Jawa. bahwa keturunan Majapahit dianggap
Hal itu dapat diketahui berkat adanya sebagai lambang keluhuran dan keagungan
sejumlah karya sastra Nusantara yang (Sutrisno 1985: 359). Dalam salah satu
bertutur tentang Majapahit, seperti Sejarah naskah Bali berjudul Babad Arya
Melayu, Hikayat Banjar (Banjarmasin), Kutawaringin dinyatakan bahwa Gajah
Silsilah Kutei, Babad Dalem (Bali), dan Mada menobatkan raja Bali dengan restu
Sang Hyang Siksakanda ng Karesian Raja Majapahit. Disebut Dalem Ketut
(Sunda). Kresna Kapakisan putra bungsu Sri Kresna
Beberapa karya sastra Nusantara juga Wangbang Kapakisan diangkat sebagai raja
banyak yang mengacu kepada kebesaran di Bali dalam tahun 1271 Saka (1349 M)
Majapahit beserta raja-rajanya, misalnya (Rai Putra 1991: 17). Berdasarkan uraian
dalam Hikayat Upu Daeng Menambun dari kedua kitab tersebut dapat diketahui bahwa
Bugis diuraikan bahwa Upu Daeng kedudukan Majapahit dan raja-rajanya
Menambun adalah keturunan Ratu begitu penting dalam percaturan politik di
130
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 131
Nusantara, raja Majapahit senantiasa diacu contoh dalam bentuk karya sastra
sebagai bentuk pemberian legitimasi bagi adalah Nāgarakŗtāgama karya
para penguasa lain di luar Jawa. Risalah Mpu Prapanca, Tantu
ringkas ini selanjutnya membicarakan Panggelaran termasuk Serat
perihal peran Majapahit dan pergaulan Centhini untuk butir pertama,
diplomasi dengan berbagai wilayah lain di butir ke-2 adalah Senopati
kawasan Nusantara dan Asia Tenggara Pamungkas (1986) karya
sejauh data yang tersedia. Kajian akan Arswendo Atmowiloto dan Lusi
sangat disandarkan kepada sumber-sumber Lindri (1987) karya
tertulis terutama karya sastra tradisional dan Y.B.Mangunwijaya. Sebagai
jika mungkin juga data dari uraian berita contoh butir ke-3 adalah kitab
Cina. Pararaton yang berisikan riwayat
Haryati Soebadio (1991) seorang raja-raja Singhasari-Majapahit
pakar filologi terkemuka di Indonesia dan Babad Tanah Jawi yang
menyatakan bahwa sampai sekarang masih menguraikan sejarah politik di
terdapat pandangan yang menganggap Pulau Jawa sejak zaman purba
bahwa karya sastra tradisional tidak memuat hingga masa perkembangan Islam.
data sejarah, namun tidak seluruhnya Dengan demikian karya-karya
demikian. Menurutnya terdapat 3 jenis karya sastra tetap dapat digunakan
sastra yang dapat dijadikan sumber data sebagai data sejarah jika diadakan
sejarah, yaitu: penyaringan kredibilitas terlebih
1. Karya sastra yang disusun pada dahulu. Penyaringan tersebut
kurun waktu tertentu dan berupa perbandingan dengan
mengisahkan keadaan masyarakat sumber lain dan juga membuang
semasa. kemungkinan adanya tendensius
2. ”Sastra Kesejarahan”, suatu karya tertentu dari pengarangnya
fiksi yang menggunakan setting (Soebadio 1991: 3—4).
suatu periode di masa silam.
Dalam karya ini terdapat telah
Majapahit dalam kajian ini dipandang
terdapat tafsiran dari penulisnya,
telah mampu mengadakan hubungan
namun setidaknya ia telah
diplomatik dengan berbagai kerajaan atau
melakukan kajian agar tidak
satuan pemerintahan lainnya di kawasan
terjebak ke dalam anakronisme.
Nusantara dan Asia Tenggara. Dalam
3. Sastra bertujuan untuk
Nāgarakŗtāgama pupuh 15 disebutkan
dokumentasi sejarah, jenis ini
beberapa kerajaan di Asia Tenggara yang
disusun dekat dengan peristiwa
dipandang sebagai Mitra Satata (sahabat
sejarah, tidak jarang penyusun
yang setara) bagi Majapahit. Hal itulah yang
merupakan saksi hidup, dengan
sebenarnya menarik untuk diungkapkan,
demikian kisahnya bisa sangat
bahwa Majapahit telah mengadakan
mengesankan karena bisa diterima
hubungan dengan negeri-negeri lainnya di
sebagai „kesaksian mata‟
luar Jawa bagian timur sebagai inti
(Soebadio 1991: 4—6). Contoh-
kuasanya. Bentuk interaksi diplomatik
132 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 2, Desember 2015
Majapahit terhadap berbagai wilayah lain, sebagai rajakumara (raja muda) di Jiwana
memang belum dikaji selama ini, kajian ini (Kahuripan). Kitab Pararaton menyebut
diharapkan dapat menjadi pembuka bagi tokoh ini setelah meninggal dengan sebutan
telaah-telaah selanjutnya di masa Bhra Hyang Wekasing Sukha, sedangkan
mendatang. nama Hayam Wuruk sewaktu kecil menurut
Pararaton ialah Raden Tetep.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk
HAYAM WURUK MASA
merupakan kecemerlangan Majapahit, tidak
KEEMASAN MAJAPAHIT ada konflik internal atau pun eksternal
Berdasarkan data yang dapat dengan daerah-daerah lainnya, kecuali
ditafsirkan dapat diketahui bahwa era peristiwa Pasunda-Bubat dalam tahun 1357.
kejayaan Majapahit berlangsung dalam Daerah-daerah di luar Pulau Jawa
masa pemerintahan Hayam Wuruk, karena (Nusantara) banyak yang mengakui
dalam masa sebelumnya kejayaan Majapahit kebesaran Majapahit, setiap tahun
baru mulai mendaki ke arah puncaknya, mengirimkan utusannya ke istana Hayam
setelah didirikan oleh Krtarajasa Wuruk. Pengiriman utusan atau upeti ke
Jayawarddha (Raden Wijaya) dalam tahun Majapahit bukan akibat penyerangan atas
1293 M. Dalam masa pemerintahan Ratu daerah-daerah tersebut, melainkan karena
Tribhuwanottunggadewi (1328—1350 M), mungkin armada dagang Majapahit yang
ibunda Hayam Wuruk, Majapahit mulai kerapkali datang ke daerah-daerah
melebarkan pengaruhnya ke luar Jawa, Nusantara. Daerah-daerah di Nusantara lalu
antara lain ke Bali. Penyerangan ke Bali mengagumi kebesaran Majapahit, pada
dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada dan gilirannya mereka rela mengirimkan
saudara sang ratu dari daerah Minangkabau, upetinya.
yaitu Aryya Wangsadhiraja Adityawarman. Menurut uraian Nāgarakŗtāgama
Bali pada waktu itu diperintah oleh Sri Asta dalam masa pemerintahan Hayam Wuruk
Asura Ratna Bhumi Banten yang menurut terdapat tahun-tahun penting yang
uraian Nāgarakŗtāgama bertingkah laku berkenaan dengan kegiatan perjalanannya
jahat dan nista oleh karena itu perlu ke beberapa daerah di tlatah Jawa bagian
dihancurkan (Nag. 49:4). Di era timur. Tahun 1353 mengadakan perjalanan
pemerintahan Tribhuwanottungadewi itulah Pajang, tahun 1354 perjalanan ke pantai
Gajah Mada mengucapkan Sumpah Lasem. Pada tahun 1357 Hayam Wuruk
Palapanya yang terkenal, demikian menurut mengadakan perjalanan menuju ke pantai
Pararaton. Sumpah tersebut kemudian selatan, dan di tahun yang sama terjadi
mampu dibuktikan dalam masa peristiwa Pasunda-Bubat. Tahun itu juga
pemerintahan Hayam Wuruk yang berada di terjadi perjalanan armada Majapahit ke
puncak kemegahan Wilwatikta. daerah Dompo dipimpin oleh Laksamana
Dyah Hayam Wuruk naik tahta Mpu Nala.
Majapahit menggantikan ibunya, Ratu Tahun 1359 perjalanan ke Lamajang
Tribuwanottunggadewi yang merupakan jalur paling lama, tahun
Jayawisnuwarddhani, pada tahun 1351 M. 1360 perjalanan ke Tarib dan Sampur.
Sebelumnya Hayam Wuruk berkedudukan Tahun 1361 perjalanan ke Rabut Palah
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 133
4. Wijayarajasa (suami Rajadewi dan mantri er haji (mantri her haji) adalah
Maharajasa) pejabat yang mengurusi perihal kaum
5. Rājasaduhiteśwarī (adik pertama pertapa.
raja) Mengenai penataan wilayah di dalam
6. Singhawarddhana (suami Kerajaan Majapahit, secara ringkas terdapat
Rajasaduhiteśwarī) peringkat sebagai berikut:
7. Rājasaduhitendudewī (adik ke-2 1. Tempat kedudukan raja atau dapat
raja) disebut sebagai ibukota kerajaan
8. Raden Lanang/Bhre Matahun yang dinamakan dengan
(suami Rajasaduhitendudewī) Majapahit, Wilwatikta atau
Shripalatikta. Tempat ini berhasil
diidentifikasikan oleh para
Dalam melaksanakan pemerintahan
arkeolog berdasarkan data
raja dibantu oleh pejabat tinggi utama, yaitu
arkeologis, prasasti, sumber
patih amangkubhumi, masa itu adalah Gajah
tertulis lainnya, dan berbagai
Mada atau Pu Mada. Kemudian menyusul
artefak yang tersisa adalah situs
para pejabat tinggi kerajaan yang disebut
Trowulan sekarang (Munandar
tanda. Mereka terdiri atas beberapa
dkk, 2014: 3-4). Diperkirakan
peringkat, pertama adalah mahamantri
situs Trowulan dipenuhi aktivitas
katrini yang terdiri dari mahamantri i hino, i
masyarakat Majapahit selama
halu, dan i sirikan. Kelompok kedua adalah
kurang lebih 200 tahun lamanya
pasangguhan atau hulubalang, dan
sepanjang abad ke-14—15 M.
kelompok ketiga adalah rakryan mantri
2. Daerah lain di luar kota Majapahit
dwipantara, yaitu pejabat urusan daerah-
terdapat sistem pemerintahan
daerah Nusantara. Peringkat keempat adalah
daerah yang berkuasa atas bhumi
sang panca Wilwatikta, terdiri dari patih,
(=wilayah) tertentu, lazim
demung, kanuruhan, rangga, dan
dinamakan dengan bhumi.
tumenggung. Kelima adalah para pejabat
Permukiman ramai di suatu bhumi
juru pangalasan, pembesar daerah dan
dinamakan dengan nagara (=kota)
pembesar di negara bagian yang dilengkapi
tempat kedudukan penguasa
dengan para patih di daerah tersebut.
daerah yang kerapkali disebut
Kelompok lainnya adalah para aryya, yaitu
dengan Bhattara i (Bhre).
pejabat yang lebih rendah dari rakryan
Misalnya nagara Daha terdapat di
mantri. Para aryya dapat naik jabatannya
bhumi Kadiri, nagara Glang-
apabila dianggap berjasa, mereka dapat
glang di bhumi Wurawan,
menjadi wrddhamantri (menteri senior).
Kahuripan di bhumi Janggala, dan
Selain para pejabat pemerintahan tersebut
nagara Lasem di bhumi Lasem.
terdapat pula para pejabat tinggi yang
Pada masa Majapahit dapat
menangani urusan keagamaan, yaitu
diketahui terdapat sekitar 21
Dharmmadyaksa ring Kasaiwan yang
negara daerah (Djafar 1978: 112-
mengurusi perihal agama Hindu-Saiwa, dan
25, 2012: 56).
Dharmmadyaksa ring Kasogatan pejabat
yang mengurusi agama Buddha Mahayana,
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 135
Dalam Nāgarakŗtāgama dinyatakan nama lama dari Martaban atau disebut juga
sebagai berikut: Mergui, suatu daerah di tepi pantai di bagian
“…tuhun/taŋ syańkāyodyapura kimutaŋ Myanmar Timur, sedangkan Rajapura atau
darmmānāgarî, disebut juga Rajpuri/Ratburi, kerajaan yang
marutma mwaŋ riŋ rajapura nguniweh terletak di pantai Teluk Siam. Adapun
sińhanaragari, Singhanagari atau Singhapuri terletak di
ri campa kambojanyat i yawana mitreka percabangan Sungai Menam, dalam salah
satatā (Nag. Pupuh 15:1, Pigeaud I, 1960: satu prasasti dari Campa dinamakan pula
12) (…adapun Syangka, Ayodhyapura, Singhapura. Daerah Campa tidak lain adalah
tidak terlupa Darmmanagari, Marutma, Kerajaan Campa dahulu berada di wilayah
serta Rajapura, termasuk Singhanagari, Vietnam bagian selatan, Kamboja adalah
Campa, Kamboja, Yawana, mereka itu Khmer dewasa ini dan masih dikenal
adalah teman sederajat”) sebagai satu kesatuan negara. Yawana
adalah daerah di Vietnam yang mungkin
Prapanca menyebutkan beberapa penduduknya telah banyak memeluk agama
negara di kawasan Asia Tenggara sebagai Islam. Sumber-sumber India banyak
Mitra Satata atau negara sahabat yang menyebut banyak menyebut Yawana
sejajar bagi Majapahit. Mungkin hubungan sebagai daerah yang dihuni oleh para
antara Majapahit dengan kerajaan-kerajaan pemeluk Islam, mungkin daerah seperti itu
tersebut seperti halnya skema hubungan dulu pernah berkembang di Vietnam
antarnegara sekarang, mereka saling (Pigeaud 1962, IV: 35).
menghormati, tidak intervensi, dan juga Tidak ada laporan atau sumber-
saling membantu apabila diperlukan. sumber Jawa Kuno yang menguraikan
Kerajaan-kerajaan yang disebutkan dalam tentang kondisi kerajaan-kerajaan yang
Nāgarakŗtāgama itu ada yang masih disebutkan dalam Nāgarakŗtāgama sebagai
bertahan hingga sekarang, dan banyak pula Mitra Satata bagi Majapahit. Kondisi
yang telah lebur berpadu dengan sistem beberapa wilayah tersebut dapat diketahui
negara modern dewasa ini. berkat laporan dari sumber-sumber Cina,
Menurut kajian Th.G.Th.Pigeaud antara lain catatan yang dilakukan oleh Ma-
(1962), Syangka disebut juga dengan Siam huan dan Fei Xin dua orang terpelajar Cina
nama lama untuk Muang Thai atau yang ikut dalam pelayaran muhibah ke
Thailand, masyarakat Jawa masih menyebut bersama Laksamana Cheng-ho. Negara
Siam untuk beberapa aspek kebudayaan Mitra Satata yang dapat diketahui
seperti Sepat Siam, Kembar Siam, dan Raja kondisinya berkat catatan Ma-huan dan Fei
Siam yang pernah berkunjung ke Tanah Xin yang turut serta dalam perjalanan
Jawa dalam masa penjajahan Belanda Cheng-ho antara lain:
dahulu. Ayodhyapura adalah salah satu 1. Campa
kerajaan di kawasan Thailand juga sekarang
Di kota Campapura terdapat istana
disebut dengan Ayuthia atau Ayutthaya.
raja, temboknya tersusun rapi dari bata.
Dharmanagari disebut juga dengan
Istana itu cukup luas bergenting panjang,
Dharmmarajanagara yang terletak Thailand
dikelilingi benteng dengan dinding terbuat
selatan, di daerah Ligor. Marutma adalah
dari batu berpintu empat, dengan daun pintu
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 137
yang dihias dengan ukiran, pintu Adat istiadat yang menarik dan
gerbangnya dijaga ketat. Rajanya seorang berhasil dicatat oleh Ma-huan dan Fei Xin
pemeluk Buddha, memakai mahkota emas antara lain, orang Campa memakan sirih,
dan kain panjang, pinggangnya disabuk kain dalam perkawinan mempelai pria yang
sutera beraneka warna, raja tidak memakai mendatangi kediaman perempuan. Keluarga
alas kaki. Jika dia bepergian menaiki gajah mempelai pria mendatangi rumah mempelai
atau menggunakan cikar yang dihela oleh wanita sambil menabuh genderang,
dua ekor sapi. Kepala kampung mempelai wanita dijemput untuk dirayakan
(pemimpin/pejabat daerah) memakai topi di kediaman mempelai pria, lalu kedua
kajang dengan sedikit perhiasan emas. keluarga berpesta sambil meminum arak
Perumahan penduduk atapnya terbuat dari bersama. Orang Campa tidak mempunyai
ilalang dengan atap rendah, sehingga pena dan kertas untuk menulis, mereka
seseorang yang memasuki pintunya harus menggunakan kulit kambing dan
menundukkan kepala. Orang Campa menggunakan kulit pohon sebagai bahan
kulitnya kehitam-hitaman, memakai kain untuk ditulisi. Raja akan mengundurkan
hingga setinggi lutut, pinggangnya dililit diri setelah memerintah selama 30 tahun,
kain sutera, mereka juga tidak memakai alas sang raja sebelumnya akan menitahkan
kaki. saudara lelaki, anak atau kemenakan
Hasil bumi Campa antara lain adalah lelakinya sebagai pengganti memerintah
kayu hitam yang terbaik di dunia, bambu kerajaan. Raja yang mengundurkan diri
bermutu bagus (bambu Guan Ying) yang akan hidup sebagai pertapa di daerah
halus seperti rotan, dan wangi-wangian pegunungan, ia akan tinggal selama setahun
kalambak sangat harum. Binatang khasnya dengan hanya memakan tumbuh-tumbuhan.
badak dan gajah, binatang lainnya kerbau, Jika dalam tahun kedua bekas raja itu masih
sapi, kambing dan babi. Ayamnya kecil- hidup dia dapat memerintah kembali di
kecil, ayam jenggernya merah dan istana dan disebut dengan Sri Maharaja.
telinganya putih, ayam jantan yang menarik Penduduk setempat menganggap
adalah jika dipegang tetap berkokok. Bebek bahwa kepala manusia merupakan sesuatu
dan angsa jarang dijumpai di negeri ini. yang suci dan pantang dijamah, barang siapa
Buah-buahan di Campa antara lain prem, yang gegabah menjamah kepala orang lain
jeruk, semangka, kelapa, nangka, pisang, akan dikutuk dan dibenci masyarakat.
dan tebu. Sayur-sayurannya adalah labu Dalam perniagaan orang Campa
putih, labu manis, mentimun, daun mostar, menggunakan uang emas dan perak yang
bawang, jahe dan lainnya. Penduduk campa keasliannya 70%, mereka sangat menyukai
kebanyakan nelayan, hanya sedikit yang barang-barang dari Cina, dan juga manik-
mengerjakan pertanian, mereka menanam manik, barang-barang itu ditukar dengan
padi dengan bulir-bulir beras yang panjang, uang emas. Utusan Campa jika berkunjung
terdapat pula beras berwarna merah, mereka ke istana kaisar Cina akan membawa cula
tidak menanam gandum. Mereka membuat badak, gading, dan wangi-wangian
arak dengan cara mencampur nasi (ketan) (Yuanzhi 2011: 162—7).
dengan ragi dimasukkan ke dalam guci,
sampai berair dan menjadi minuman keras.
138 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 2, Desember 2015
kemenyan, emas, perak, perunggu, besi, air kurang lebih sama. Dalam kondisi yang
raksa, bulu burung, cula, gading, barang sama dalam beberapa hal itulah kemudian
pecah belah, kain katun, suteram payung Prapanca pantas menyebutnya sebagai
dan sebagainya. Hewan unik dari Siam yang negara-negara sahabat yang sederajat
terkenal gajah putih, singa, kucing, dan tikus semuanya terletak di wilayah Asia Tenggara
putih. Binatang ternak, kerbau, lembu, daratan. Dalam pada itu berita Cina juga
kambing, ayam, bebek dan lainnya, sayur menguraikan sedikit keadaan beberapa
mayur sama dengan yang dikenal di Campa, daerah di Semenanjung Melayu yang
begitupun cara pembuatan araknya sama disebut-sebut oleh Nāgarakŗtāgama, yaitu
dengan menggunakan beras (ketan) yang Pahang, Kelantan, dan Johor. Bersama
diberi ragi. Uang kepeng Cina tidak berlaku dengan daerah Nusantara lainnya, ketiga
di Siam, mata uang yang mereka pakai daerah di Semenanjung Melayu itu juga
terbuat dari emas, perak, dan perunggu, sangat mungkin mengirimkan utusan ke
sejenis kerang yang bagus, dihargai dan istana Majapahit sebagai bentuk
digunakan juga sebagai mata uang. penghargaan mereka kepada kemegahan
Di sebelah barat Ayuthia (ibu kota Majapahit.
Siam) terletak kota bernama Shangshui, Mengenai Pahang catatan orang-
kurang lebih berjarak 200 li (100 km) dari orang Cina kurang lebih menyatakan:
Ayuthia. Dari Shangshui ke selatan Propinsi Negara ini terletak di sebelah barat
Yunnan (Cina barat daya) terdapat jalan Siam, dikelilingi oleh pegunungan
penghubung yang ramai dilalui pedagang. berbatu, lahannya datar,
Oleh karena itu Shangshui berkembang menghasilkan banyak beras,
cuacanya hangat. Kebiasaan
sebagai kota dagang dan dihuni antara 500-
mereka tidak bisa dipuji, mereka
600 kepala keluarga. Penduduk kota itu
membuat arca manusia dari kayu
hidup dari perniagaan dengan daerah-daerah wangi, agar doa-doa mereka dapat
pedalaman Cina, terdapat komoditi yang dikabulkan kerapkali mereka
berharga yaitu batu Yaqut, permata yang mengorbankan manusia untuk
berwarna merah delima. Kerajaan-kerajaan mengadakan upacara persembahan
Siam berkembang perdagangannya, karena darah kepada sang arca. Pria dan
dilakukan melalui jalur laut karena banyak wanita menyanggul rambut
pedagang Cina yang singgah di pelabuhan- mereka dan menutupi tubuh
pelabuhannya dan juga jalur darat melalui dengan sehelai kain. Gadis-gadis
dari keluarga kaya menggunakan
Shangshui (Yuanzhi 2011: 159—61).
hiasan emas beberapa lapis
Demikian uraian beberapa negara
melingkari kepala dan dahi
yang disebut sebagai Mitra Satata bagi mereka, sedangkan gadis dari
Majapahit menurut berita Cina. Mengapa keluarga kebanyakan
disebut ”satata” oleh Prapanca, mungkin menggantinya dengan untaian
karena kondisi dan masyarakat dari negara- manik-manik. Mereka membuat
negara tersebut kurang lebih sama dalam garam dengan mendidihkan air
beberapa halnya dengan Majapahit yang lautdan membuat arak dengan
berkembang dalam kurun waktu yang sama beras ketan. Hasil bumi negeri ini
dan juga dalam kondisi geografis yang adalah kayu gaharu, kamper, timah
dan sejenis kayu pewarna. Barang
140 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 2, Desember 2015
yang diimpor adalah emas, perak, beras dan lainnya. Catatan Cina
sutera berwarna, kain Jawa (batik), menambahkan bahwa antara tahun 1573 dan
tembaga, peralatan besi, gong 1619 raja Johor sangat suka berperang
Jawa, papan dan sebagainya dengan negara tetangganya, Inderagiri dan
(Groeneveldt 2009: 193).
Pahang cukup menderita akibat peperangan
dengan Johor. Rumah penduduk beratapkan
Catatan tentang Kelantan sebagai
jerami, sekeliling kota Johor diperkuat
berikut:
dengan benteng dari kayu yang kuat.
Dalam tahun 1412 Cheng-ho
Apabila negeri sedang aman, semua
mendapat perintah kaisar Cina
untuk berkunjung ke Kelantan, penduduk melakukan perdagangan dengan
membawa surat kekaisaran yang negeri-negeri lain, namun jika dalam kondisi
berisikan pujian terhadap perang, semua penduduk dipanggil untuk
perbuatan Raja Kelantan yang menjadi tentara, oleh karena itu negeri Johor
pernah mengirimkan upeti ke Cina kuat. Tanah tidak subur, karena itu mereka
dalam tahun 1411. Cheng-ho juga membeli beras dari negeri lain, terutama
membawa beraneka macam sutera Sumatera.
untuk sang raja (Groeneveldt 2009: Kaum pria menggunduli rambutnya,
196).
tidak memakai alas kaki, dan selalu
membawa senjata tajam (beladau/pedang),
Armada Cheng-ho pada awal abad para tetua membawa dua beladau. Kaum
ke-15 melewati dan singgah di suatu pulau perempuan Johor menyanggul rambut
yang dinamakan Tong-si-tiok, mungkin mereka, mereka menulis di daun lontar
sekali nama itu adalah pelafalan Cina untuk (kajang) dengan cara menoreh permukaan
Tumasik, atau sekarang Singapura. Menurut lontar dengan pisau tajam. Raja mempunyai
catatan Cina, pulau itu mempunyai peralatan makan dari emas, penduduk
perbukitan di bagian tengah dapat dilihat menggunakan gerabah/keramik Cina,
dari semua arah laut, tanahnya tandus, tidak mereka tidak mengenal sumpit. Jika
sesuai untuk bercocok tanam. Penduduk berkabung, perempuannya akan memotong
mendapatkan beras dari daerah pesisir pendek rambutnya, dan kaum pria tetap
Sumatera, mereka membuat garam dengan menggunduli rambut. Jenazah penduduk
cara mendidihkan air laut, dan membuat yang meninggal semua diperabukan. Johor
arak dari kelapa. Pria dan wanita memotong menghasilkan gading gajah, cula badak,
rambut mereka menjadi pendek, dan tempurung penyu, kapur barus, kemenyan,
menutupi tubuh dengan kain yang bergaris. timah putih, malam (lilin), tikar halus, katun,
Tumasik sangat mungkin bagian dari buah pinang, sarang walet untuk agar-agar,
Johor, karena catatan Cina mempersamakan sagu, manggis dan buah-buahan lainnya.
uraian antara keduanya, dan dinyatakan Barang yang dihasilkan di Johor juga adalah
letaknya juga berdekatan, hanya dipisahkan ”darah naga” yang belum dapat diketahui
oleh selat sempit. Johor menghasilkan buah artinya (Groeneveldt 2009: 190—2).
pinang, kain katun dan tikar dai serat pohon Terdapat beberapa daerah lain yang
pisang, barang-barang yang laku dijual di diuraikan dalam berita-berita Cina, namun
Johor antara lain timah, lada, peralatan besi, tidak semua dibicarakan dalam risalah
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 141
Majapahit pun kembali (Sutrisno, 1985: mendapat pelajaran dari segala menteri di
356—7). keraton. Sekembalinya ke Kutai lalu
Dalam pada itu Hikayat Banjar mendirikan istana bergaya keraton Jawa,
menyebutkan bahwa ketika Negara-Dipa dengan dilengkapi dengan pintu gerbang
telah berdiri maka dan telah makmur maka yang dibawa dari Majapahit (Sutrisno 1985:
banyak pedagang yang datang berniaga di 360). Uraian tersebut kembali menunjukkan
pelabuhannya. Kemudian sang raja berkata: bahwa peradaban Majapahit memang layak
”Sudah kita berbuat nagri sandiri, dijadikan acuan bagi daerah-daerah lain di
manurut tahta astilah tjara nagri Nusantara. Contoh bahwa pencapaian
Majapahit. Maka pakaian kita peradaban Majapahit diapresiasi oleh
samuanja pakaian tjara orang wilayah lain di Nusantara dan Asia
Djawa. Maka chabar tjarita orang
Tenggara adalah tersebarnya kisah-kisah
tuha-tuha dahulu-dahulu kala:
Panji yang berasal dari zaman Majapahit
manakala orang nagri itu manurut
pakaian orang nagri lain nistjaja akhir. Diterimanya Kisah Panji oleh
datangnya sangsara” (Ras 1968: masyarakat di negara-negara Asia Tenggara
264). sebenarnya adalah bentuk pengakuan
terhadap kejayaan Majapahit itu sendiri.
Dengan jelas uraian Hikayat Banjar Berdasarkan kajian yang telah
meminta seluruh penduduk negeri Negara- dilakukan dapat diketahui bahwa Kisah
Dipa mengikut tatacara peradaban Panji mempunyai beberapa keistimewaan
Majapahit, bahkan dipandang bahwa dalam uraiannya, antara lain sebagai berikut:
tatacara peradaban Majapahit itulah yang 1. Kisah Panji memiliki nilai
terbaik. Tata cara negeri-negeri lain universal luar biasa, yaitu
dianggap tidak baik dan akan membawa menjadi acuan kepahlawanan,
kesengsaraan. Uraian tersebut menunjukkan penghargaan kemanusiaan,
bahwa peradaban di Majapahit telah mengetengahkan etika pergaulan,
menjadi acuan bagi pengembangan negeri- dan diplomasi pergaulan. Hal itu
negeri baru Nusantara, antara lain Negara- terlihat dari sepak terjang Raden
Dipa di Kalimantan bagian selatan. Inu atau Panji dalam kisah-
Dalam Silsilah Kutai disebutkan kisahnya, tokoh tersebut pada
bahwa raja Kutai Batara Agung Dewa Sakti dasarnya selalu menjunjung nilai-
pernah menyabung ayam jantannya ke nilai peradaban dan kemanusiaan.
Majapahit. Sekembali dari Majapahit ia 2. Kisah Panji mewakili suatu
menenggelamkan diri dengan perahunya mahakarya (masterpiece)
(mungkin karena ayam jagonya dikalahkan kejeniusan kreatif manusia sebab
oleh ayam Majapahit). Kedudukannya Kisah Panji digubah oleh para
digantikan oleh anaknya bernama Paduka pujangga Jawa Kuno dengan tema
Nira, raja ini kemudian digantikan oleh dan lokasi cerita di Tanah Jawa
anaknya pula berjuluk Maharaja Sultan. sendiri, tidak mendapat pengaruh
Raja baru beserta saudaranya ini pergi ke asing, namun memengaruhi
Majapahit untuk mempelajari adat istiadat kebudayaan masyarakat Asia
dan tata negara Majapahit, mereka Tenggara secara luas.
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 145
mengirimkan utusan ke Cina tanpa seizin hanya kepada seekor anjing, pasti dia akan
raja Jawa. Tentu saja pengiriman utasan itu dikalahkan. Mendengar hal itu Pasung
dipandang oleh raja Jawa sebagai Grigis pun menyerah kepada pasukan
pelanggaran terhadap status negara Majapahit, dan tetap dirajakan sebagai
Suwarnabhumi yang sebenarnya menjadi menjadi penguasa Bali dengan menghormati
bawahan raja Jawa Majapahit (Groeneveldt raja Majapahit waktu itu Kala Gemet atau
1960: 69, Muljana 1979: 142). Jayanagara.
Berdasarkan sumber data dalam Selain Bali, kawasan yang secara
negeri yang tersedia bala-tentara Majapahit langsung didatangi dan diserang oleh
pernah melakukan serangan langsung balatentara Majapahit adalah Dompo di
terhadap dua daerah, yaitu terhadap Bali Pulau Sumbawa. Menurut kitab Pararaton
(Balidwipamandala) dan wilayah Dompu di serangan terhadap Dompo itu dinamakan
Pulau Sumbawa. Berita luas tentang dengan Padompo. Dalam peristiwa ini
serangan tentara Majapahit ke Bali dapat ditafsirkan bahwa Gajah Mada sendiri
disebutkan oleh Nāgarakŗtāgama, yang memimpin serangan ke Dompo
Pararaton dan sejumlah karya sastra Bali sebagaimana yang terjadi dengan serangan
pada masa yang agak kemudian, seperti ke Bali. Serangan armada Majapahit ke
Babad Dalem, Babad Ksatrya Taman Bali, Dompo juga dipimpin oleh laksamana sang
dan Babad Arya Kutawaringin. Pengaruh Wiramandalika Pu Nala. Kelak setelah
Majapahit kemudian sangat terlihat dalam Gajah Mada meninggal dalam tahun 1364
perkembangan kebudayaan Majapahit di M, Pu Nala itulah salah satu pengganti
masa kemudian hingga sekarang. Adapun Gajah Mada dalam hal pelaksanaan tugas
penyerbuan Majapahit ke Sumbawa sebagai mantri amancanagara yang
disinggung dalam Nāgarakŗtāgama, memperhatikan daerah-daerah lain di luar
Pararaton serta temuan beberapa bukti Jawa.
arkeologis lokal yang dapat dikembalikan Tafsir mengenai peranan Gajah Mada
kepada adanya pengaruh Majapahit. dalam Padompo tersebut dapat dijumpai
Dalam uraian Babad Dalem (Rai dalam karya sastra yang dijumpai dalam
Putra 1995: 6—7) dari Bali dinyatakan koleksi bekas Kesultanan Bima. Karya itu
bahwa balatentara Majapahit menyerang berjudul “Cerita Asal Bangsa Jin dan
Bali, raja Bali Pasung Grigis yang Segala Dewa-dewa” yang telah
berkedudukan di Bedahulu dapat dikalahkan dialihaksarakan dan diterjemahkan oleh
oleh tentara Majapahit di bawah pimpinan Henri-Chambert-Loir (2004). Hanya saja
Gajah Mada dan Adityawarman. Gajah karya tersebut memang tidak menyebut
Mada secara cerdik mengalahkan langsung nama Gajah Mada, namun yang
kesombongan Pasung Grigis dengan mudah, disebutkan adalah tokoh dalam cerita
Pasung Grigis dipandang tidak ksatrya oleh Mahabharata, yaitu Bima yang dipandang
Gajah Mada karena tidak menepati janjinya sebagai cikal-bakal penguasa Kerajaan
untuk memberi makan anjing yang telah Bima di Sumbawa Timur. Uraian kisahnya
dipanggil raja Bali itu. Gajah Mada mencela pun telah dilingkupi dengan berbagai mitos,
sikap Pasung Grigis yang tidak ksatrya, legenda, dongeng, dan mungkin juga
karena tidak menempati janjinya walaupun peristiwa sejarah sezaman ketika naskah itu
Agus Aris Munandar, Mitra Satata: Diplomasi Majapahit di Nudantara... 147
pertama kali digubah dalam abad ke-17 dan Majapahit ke Dompo dan juga berdasarkan
19 (Chambert-Loir, 2004: 7). temuan arca-arca serta prasasti yang
Henri Chambert-Loir pernah bercirikan kronologi lebih tua daripada
menyatakan bahwa pemberian nama daerah zaman Majapahit adalah bahwa di daerah
Bima kepada wilayah di timur Dompo di Dompo telah berkembang kerajaan yang
daerah Sumbawa timur itu agaknya diberikan bercorak Hindu-Buddha. Kerajaan itu
oleh orang asing (sangat mungkin orang agaknya telah lama berkembang dan
Jawa), tidak diketahui alasan orang asing pengaruhnya dirasakan mengganggu armada
tersebut memberikan nama Bima kepada dagang Majapahit ke wilayah Nusantara
daerah tersebut, karena penduduk asli sendiri timur, karena itulah perlu segera ditaklukkan
menamakannya dengan Mbojo, untuk oleh tentara Majapahit. Pada waktu serangan
“bahasa Bima” disebut dengan nggahi tentara Majapahit ke Dompo tersebut, pusat
Mbojo dan “orang Bima” disebut doü kekuasaan di Bima belum lagi ada,
Mbojo. “Barangkali nama tersebut patut karenanya baik Pararaton maupun
dibubungkan dengan kultus tokoh Bima Nāgarakŗtāgama menyatakan adanya
yang berkembang di Jawa Timur pada akhir serangan Majapahit ke Dompo, bukan ke
Jaman Majapahit”, demikian menurut Bima.
Chambert-Loir (2004: 69). Dalam serangan ke Dompo tersebut
Adanya kemungkinan serangan bala tentara Majapahit agaknya disertai juga
orang-orang Jawa dari Majapahit terhadap tentara Bali yang dipimpin langsung oleh
daerah Dompo dan Bima ternyata mendapat rajanya Pasung Grigis yang telah
dukungan dari berbagai tinggalan ditaklukkan oleh Gajah Mada. Dalam kitab
arkeologis. Selain adanya arca-arca yang Babad Dalem dari Bali disebutkan sebagai
bersifat Hindu-Saiwa, di daerah tersebut berikut:
terdapat juga dua prasasti singkat yang “Kemudian Pasung Grigis diadu
dinamakan oleh penduduk dengan Wadu untuk menyerang Raja Sumbawa
Pa’a (batu pahat) dan Wadu Tunti (batu yang bernama Dedela Nata.
bertulis). Prasasti Wadu Tunti diperkirakan Tingkah laku baginda garang dan
angkuh, bertaring kukuh seperti
oleh para ahli berasal dari abad ke-14 M.
besi, giginya tajam seperti keris
Selain prasasti singkat juga dipahatkan 4
kecil, kedua matanya membelalak
figur relief rendah yang salah satunya dan bersinar, kalau menguap
menggambarkan Śiwa Mahādewa. Adapun suaranya bagaikan petir. Tidak
Prasasti Wadu Pa’a mempunyai banyak ciri, diuraikan betapa hebat perang
prasasti tersebut diperkirakan berasal dari tanding itu, akhirnya atas takdir
abad ke-6—7 M karena mengandung Tuhan, mereka berdua sama-sama
beberapa ciri prasasti Śrīwijaya, tetapi juga gugur, di medan perang, roh
menyimpan ciri prasasti Bali abad ke-11, mereka masing-masing menuju
namun ada juga sebagian karakter yang Wisnuloka, karena itulah ganjaran
bagi mereka yang gugur di medan
mirip dengan prasasti-prasasti Jawa Timur
laga” (Putra 1995: 6).
dari sekitar tahun 1371 M (Chambert-Loir,
2004: 67—69). Kesimpulan yang dapat
ditarik dari berita adanya serangan
148 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesembilan, Nomor 2, Desember 2015
Prof.Dr.P.J.Zoetmulder .
Editor: Sulastin Sutrisno,
Darusuprapta, Sudaryanto.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. Halaman
354—69.