Dosen Pengampu :
Dr. Rhoma Dwi Aria Yuliantri M.Pd.
Septian Teguh Wijayanto M.Pd.
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
Yang selanjutnya bagian perjalanan awal beliau pada Bab 3. Bab 3 ini menjelaskan
mengenai perjalanan awal beliau sebagai punggawa Majapahit dan perkembangannya,
Bab 4 kemudian membahas tantangan yang dihadapi beliau dan bagaimana beliau
melewati masalah seperti konflik kepentingan, dan tantangan pribadi dari diri patih
sendiri dan berbagai pemberontakan. Contohnya seperti beberapa pemberontakan
pada masa awal Majapahit yang membuat ibukota terkadang tidak aman, terutama
Pemberontakan Kuti dan Sadeng dimasa Kalagemet, dimana Gajah Mada dikenal
dengan Pasukan Bhayangkara. Hal seperti itu membuat posisi Gajah Mada teruji dan
menjadi Patih Majapahit. Selanjutnya ada Bab 5, Gajah Mada menunjukkan
kepiawaiannya dalam pemerintahan Majapahit. Kemudian Bab 6 membahas tentang
kedekatan Gajah Mada terhadap tokoh penting seperti Raja Hayam Wuruk, Patih
Tadah, Prapanca, dll.
Selanjutnya adalah segmen pucak dari Gajah Mada di Bab 7, yaitu membahas tentang
sumpahnya yang terkenal, yaitu Sumpah Palapa/Amukti Palapa yang berisi janji
Gajah Mada untuk berpuasa atau tidak memakan buah palapa sebelum menyatukan
daerah di wilayah Nusantara seperti Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo,
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik dibawah kekuasaan Majapahit. Dari situlah Bab 8
kemudian menyimpulkan Sumpah Palapa merupakan sebuah bentuk penyatuan
kontekstual dan lambang dari impian serta impian persatuan dan kesatuah di
Nusantara. Konsep tersebut yang menginspirasi konsep Sumpah Pemuda, yang mana
sumpah tersebut berisi 3 hal pokok, yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa yang
kemudian melahirkan negara Indonesia.
Sumpahnya yang terkenal, yaitu Sumpah Palapa yang diikrarkan pada 1328 adalah
salah satu yang menjadi titik fokus dalam buku, dikarenakan dalam sumpah tersebut,
Gajah Mada menyebutkan penyatuan daerah di Nusantara dibawah Majapahit. Untuk
pertama kalinya, seorang patih dari kerajaan di Nusantara mengungkapkan niat untuk
menyatukan Nusantara dan secara kontekstual merupakan cikal bakal dari tumbuhnya
semangat dari masa lampau yang mengakibatkan 2 peristiwa penting, yaitu Sumpah
Pemuda, yaitu pengakuan satu bangsa, tanah air, dan bahasa persatuan yang kelak
menjadi dasar terbentuknya bangsa Indonesia. Meskipun terkesan kontekstual dan
menurut beberapa orang tidak akurat, seperti yang dikatakan Asvi Warman Adam
“satu orang yang banyak menciptakan "sejarah yang bercorak nasional" alias
propaganda adalah Muhammad Yamin”, tetapi buku ini menjadi salah satu buku yang
menanamkan jiwa nasionalisme bagi generasi muda di masa depan.