Anda di halaman 1dari 8

Nama : Denis Andria Jaya

Kelas : 12 IPA 3

RINGKASAN NOVEL SEJARAH

“GAJAH MADA”- ENUNG NURHAYANTI MA., PH.D.

A. Identitas Novel
Judul : Gajah Mada

Penulis : Enung Nurhayati MA., Ph.D.

Penerbit : Narasi
Tempat terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : Maret, 2018 (Cetakan pertama

Jumlah halaman : 298

B. Rangkuman Novel

Pada buku Gajah Mada ini menceritakan tentang Gajah Mada yang telah naik
pangkat menjadi Mahapatih dengan gelar Sang Mahamantrimukya Rakryan
Ma Patih Mpu Mada. Cerita pada buku ini berlatar tahun 1357 Masehi.

Terdapat dua tokoh dalam novel ini. Pertama adalah Gajah Mada sendiri dan
yang kedua adalah seorang pemuda bernama Rhisang Saniscara Patriawhura.

Awal cerita bermula dengan sebuah adegan dramatis Rhisang Saniscara


Patriawhura yang memeluk Dyah Pitaloka Citraresmi yang telah mati bunuh
diri.

Tahun 1357 kekuasaan Majapahit telah membentang seluas Nusantara. Dari


ujung barat Swarnabhumi hingga Dompo di Sumbawa. Tetapi keberhasilan
tersebut belum tuntas karena terdapat sebuah negara/kerajaan yang bahkan
letaknya di Jawa sendiri belum menyatakan sikapnya bersatu dengan
Majapahit. Negara tersebut adalah Sunda Galuh.

Berkali-kali Gajah Mada mengirim utusan ke Sunda Galuh untuk memastikan


bergabung atau tidaknya Sunda Galuh dengan Majapahit. Namun berkali-kali
pula Sunda Galuh menyatakan sikapnya, tidak menerima penjajahan
Majapahit. Akhirnya Gajah Mada memutuskan untuk menggempur Sunda
Galuh selayaknya ia menggempur Dompo di Sumbawa. Namun keputusan itu
ditentang keras oleh Ibunda Hayam Wuruk Sri Gitarja Tribuanatunggadewi
Jayawisnuwardani dengan alasan bahwa Sunda Galuh masih berkerabat dengan
Majapahit. Leluhur Hayam Wuruk adalah orang Sunda.
Hubungan tersebut tidak diketahui oleh keluarga kerajaan Sunda Galuh,
sehingga ketika utusan dari Majapahit datang melamar Pitaloka, permintaan
tersebut langsung diterima. Pitaloka sebenarnya lebih memendam cintanya
kepada Saniscara dibandingkan raja Majapahit, Hayam Wuruk. Namun
Pitaloka tidak mempunyai pilihan pada saat itu. Oleh karena itu beberapa hari
sebelum ia berangkat ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahannya,
Pitaloka menyempatkan diri untuk bertemu dengan Saniscara di bangsal
Pustaka Istana Surawisesa.

Dalam prosesi lamaran itu, para Arya yang diutus Gajah Mada untuk
menyampaikan pesan Gajah Mada menafsirkan dengan berlebihan. Mereka
mengancam Linggabuana untuk tunduk dengan Majapahit. Namun ternyata
Linggabuana telah mengangkat Dyah Pitaloka menjadi Prabu Putri dan semua
keputusan berkaitan dengan menyatu atau tidaknya Sunda Galuh berada di
tangan Dyah Pitaloka.

Ketika rombongan bersiap berangkat menuju Majapahit, Hayam Wuruk telah


mempersiapkan prosesi penyambutan. Namun beberapa hari kemudian Hayam
Wuruk mendapatkan kabar bahwa keberangkatan rombongan Sunda Galuh
ditunda selama seminggu. Prosesi penyambutanpun ditunda.

Betapa terkejutnya Hayam Wuruk ketika mengetahui bahwa rombongan Sunda


Galuh telah tiba sementara persiapan penyambutan belum selesai. Gajah Mada
marah karena mendapatkan berita bohong dari Arya yang mengatakan
kunjungan ditunda selama seminggu.

Kesalahpahaman yang terjadi membuat kondisi semakin panas ketika para


Arya terlihat mengacung-acungkan pedang ke arah prajurit Sunda Galuh. Para
prajurit Sunda Galuh menganggap itu adalah isyarat perang, maka bentrokan
tak seimbangpun terjadi di lapangan Bubat tersebut. Terjadilah perang yang
dikenang sepanjang sejarah, Perang Bubat pada tahun 1357 masehi.
Bab Judul Ringkasan
1 Asal Usul Gajah Tokoh besar pada masa Majapahit kebanyakan
Mada adalah seorang raja yang mengendalikan
kepemerintahan Kerajaan Majapahit. Namun ada
satu tokoh yang begitu terkenal dan fenomenal di
masa Majapahit yang bukan dari golongan raja. Dia
adalah Gajah Mada, seorang Mahapatih
Amangkubhumi. Mahapatih Gajah Mada adalah
seoerang patih yang begitu berpengaruh, terutama
pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Masa
kejayaan Kerajaan Majapahit adalah pada masa
Raja Hayam Wuruk. Raja Hayam Wuruk bahu
membahu bersama Mahapatih Gajah Mada
membangun peradaban Kerajaan Majapahit sampai
membuat Majapahit menjadi kerajaan besar dan
mempunyai pengaruh begitu luas.
2 Perjalanan Karir Gajah Mada memulai karirnya sebagai prajurit
Gajah Mada Bhayangkara pada masa pemerintahan Raja
Jayanegara. Karena kemampuannya menjadi
Kepala Prajurit Bhayangkara dengan tugas
memimpin pasukan pengaman dan pengawal Raja.
Menjadi Patih Kerajaan Majapahit pada masa
pemerintahan Ratu Tribhuawanatunggadewi
Jayawisnuwardhani.
3 Sistem Politik Gajah Majapahit selalu menjalankan politik bertetangga
Mada yang baik dengan kerajaan asing, seperti kerajaan
Cina, Ayodya (Siam), Champa, dan Kamboja.Hal
itu terbukti sekitar tahun 1370-1381, Majapahit
telah beberapa kali mengirim utusan persahabatan
ke Cina.Hal itu diketahui dari berita kronik Cina
dari Dinasti Ming.Dari Paraton dan
Nagarakrtagama dapat diketahui bahwa system
pemerintahan dan politik Majapahit sudah teratur
dengan baik dan berejalan lancer.Konsep politik ini
menyatu dengan konsep jagat raya, yang
melahirkan pandangan cosmoginos.dengan arus
politik utama. Di zama Orde Lama, Yap tersingkir.
Di era Orde Baru, dia pun di penjara.
4 Citra Gajah Mada Citra Gajah Mada yang diceritakan oleh enak karya
(Kakawin Nagarkartama, Serat pararaton, Kidung
sunda, Hikayat banjar, Hikayat hang tuah, dan
kakawinan gajah mada) menghasilkan suatu
gambaran umum citra gajah mada yang sama, akan
tetapi ada juga yang berbeda atau bertolak
belakang. Gambaran umum dari citra gajah mada
ialah bahwa dia seorang perdana mentri yang besar
di kerajaan maja pahit. Itu bisa dilihat dari hal besar
yaitu kebesarannya berkat kebijakannya sebagai
Negara dalan hal penaklukan wilayah-wilayah di
Nusantara.
5 Kepemimpinan Wijaya artinya seorang pemimpin harus
Gajah Mada mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana
serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai
macam persoalan karena hanya dengan jiwa yang
tenang masalah akan dapat dipecahkan. Mantriwira
artinya seorang pemimpin harus berani membela
dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa
terpengaruh tekanan dari pihak manapun. Satya
Bakti Prabu artinya seorang pemimpin harus
memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih
tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi
nusa dan bangsa. Dan Gajah mada memiliki 12
jiwa kepemimpinan lainnya.

C. Struktur Teks Sejarah

1. Judul : Gajah Mada

2. Orientasi : Bab 1 (Asal usul gajah mada)

3. Rangkaian Peristiwa : Bab 2 (Perjalanan karir gajah mada); Bab 3


(Sistem politik gajah mada); Bab 4 (Citra gajah mada)

4. Komplikasi : Bab 3 (Sistem politik gajah mada); Bab 4 (Citra


gajah mada)

5. Resolusi : Bab 5 (Kepemimpinan gajah mada)

D. Ciri Bahasa Tekas Cerita Sejarah

1.Menggunakan Waktu Lampau

 “Berabad-abad yang lalu, Pada tahun 1290 Gajah Mada


lahir
 “Gajah mada telah mencapai masa makmurnya pada 1310

2. Penunjukan Toko

 “Gajah mada sangat baik saat menjadi raja”


 “Paginya Baginda Raja Sri Naranata di hadapan semua
mentri di depan gajah mada”
3. Kata-kata yang menunjukan latar (waktu, tempat, suasana)

 “Rumah Ki Gudug Basur ramai siang itu”

4. Memuat kata-kata untuk mendeskripsikan pelaku, pemampilan fisik, atau


kepribadiannya

 “Bersikap adil dan sangat jujur”


 “ Semua prajurit kecilnya sangat berani

5. Memuat kata kerja yang menunjukan peristiwa-peristiwa yang di alami


pelaku

 “Ki pasung Grigis bersyukur saat tanamannya subur”

E. Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Moral : Sangat memiliki sifat berani dan sangat adil dan itu patut
dicontoh jika kita bertindak sebagai pemimpin.

2. Nilai Sosial : Patih Gajah Mada populer sebagai seorang tokoh nasional
pada masa kejayaan Majapahit. Banyak karya sastra dan mitos yang berkaitan
dengan tokoh yang mempersatukan Nusantara sampai ke Kepulauan
Madagaskar, Malaysia, hingga Filipina selatan. Salah satu karya sastra tersebut
adalah Kakawin (nyanyian sakral) Gajah Mada (disingkat KGM). Dalam KGM
ditemukan berbagai taktik, strategi, dan ajaran kepemimpinan yang
dilaksanakan Mahapatih Gajah Mada yang relevan untuk dikaji dari perspektif
model kepemimpinan Hindu dalam masyarakat Bali.

3. Nilai Adat Istiadat : Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah
ketika ia ditanya oleh Kebo Wawira (Kebo Iwa) dan Pasung Grigis tentang maksud
kedatangannya ke Bali. Gajah Mada diutus oleh raja Jawa yang mempunyai putri yang
sangat cantik, tiada duanya di Wilatikta, dan memuji Kebo Wawira (Kebo Iwa)
supaya bersedia mengawini putri Jawa tersebut. Karena penampilannya yang sopan
dan ramah, akhirnya Kebo Wawira (Kebo Iwa) berhasil ditipu oleh Gajah Mada.
4. Nilai Agama : Karena dalam agama Hindu, sifat-sifat kepemimpinan
yang menonjol biasanya diambil dari sifat-sifat dewa Wisnu atau Narayana,
yang tampak dalam setiap penjelmaan (awatara-awatara)-Nya.

5. Nilai Estetika : Mampu menarik simpati, cerdas dan kreatif. Hal ini
tampak ketika Gajah Mada pertama kali mengabdikan dirinya di istana maha
patih yang sudah mulai tua yang bernama Arya Tadah, dan kemudian dia
dikawinkan dengan putrinya yang bernama Dyah Bebed. Kecerdasan Gajah
Mada tampak pula ketika ia ingin mengetahui wajah asli raja Bedahulu dengan
cara minta dijamu sayur pakis yang utuh sedepa panjangnya, lauk pauknya
setumpuk usus ayam, minumnya satu bumbung legen, ia bersedia makan
dihadapan raja. Dengan cara demikian itu Gajah Mada akan mudah melihat
wajah raja Bali pada saat itu, dan raja tidak boleh membunuh utusan raja
Majapahit ini, apalagi yang bersangkutan sedang menikmati makanan.

Anda mungkin juga menyukai