Anda di halaman 1dari 1

Karya sastra Zaman Hindu-Buddha

1) Kakawin Bharatayudha yang ditulis oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Isinya memperingati kemenangan
Janggala atas Panjalu semasa raja Jayabaya.
2) Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna, isinya menceritakan riwayat Kresna. Ia dikenal sebagai seorang
anak yang nakal, tetapi sangat dikasihani oleh setiap orang karena ia suka menolong. Selain itu, ia mempunyai
kesaktian yang luar biasa. Setelah dewasa ia kawin dengan Dewi Rukmini.
3) Kitab Sumarasantaka karangan Empu Monaguna, isinya menceritakan bidadari Harini yang kena kutuk
kemudian menjelma menjadi seorang putri. Ketika masa kutukannya habis, ia kembali lagi ke kahyangan.
4) Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya ditulis oleh Empu Panuluh. Kitab Hriwangsa isinya menceritakan tentang
perkawinan antara Kresna dengan Dewi Rukmini.
5) Kitab Smaradhahana, karya Empu Dharmaja berisi pujian kepada raja sebagai titisan dari Dewa Kama.
6) Kitab Lubdaka dan Kitab Wrtasancaya, karya Empu Tan Akung. Kitab Lubdaka berisi kisah Lubdaka sebagai
pemburu yang mestinya masuk neraka yang akhirnya diangkat ke surge karena pemujaan istimewanya.
7) Kitab Negara Kertagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota Majapahit, daerah-daerah
jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk mengelilingi daerah-daearah kekuasaannya. Selain itu, juga disebutkan
adanya upacara Sradda untuk Gayatri, mengenai pemerintahan dan kehidupan keagamaan zaman Majapahait.
Kitab ini sebenarnya lebih bernilai sebagai sumber sejarah budaya daripada sumber sejarah politik. Sebab,
mengenai raja-raja yang berkuasa hanya disebutkan secara singkat, terutama raja-raja Singasari dan Majapahit
lengkap dengan tahun.
8) Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Isinya tentang riwayat Sotasoma, seorang anak raja yang menjadi
pendeta Buddha. Ia bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan semua makhluk yang ada dalam
kesulitan. Oleh karena itu, banyak orang yang tertolong olehnya. Di dalam Kitab ini terdapat ungkapan yang
berbunyi; “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa”, yang kemudian dipakai sebagai motto Negara
kita.
9) Kitab Arjunawijaya, karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa yang berhasil dikalahkan oleh Arjuna
Sasrabahu.
10) Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya. Isinya menceritakan tentang raksasa Kunjarakarna yang
ingin menjadi manusia. Ia meng- hadap Wairocana dan diizinkan melihat neraka. Oleh karena taat kepada
agama Buddha, akhirnya apa yang diinginkannya terkabul.
11) Kitab Parthayajna, juga tidak diketahui pengarangnya. Isinya tentang keadaan Pandawa setelah kalah main
dadu, yang akhirnya mereka mengembara di hutan.
12) Kitab Pararaton, isinya sebagian besar cerita mitos atau dongeng tentang raja-raja Singasari dan Majapahit.
Selain itu, juga diceritakan tentang Jayanegara, pemberontakan Ranggalawe dan Sora, serta peristiwa Bubat.
13) Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat, yaitu rencana perkawinan yang kemudian berubah menjadi
pertempuran antara Pajajaran dan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada. Dalam pertempuran itu raja
Sunda (Sri Baduga Maharaja) dengan para pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka sendiri kemudian
bunuh diri. Kitab ini ditulis dalam bentuk kidung.
14) Kitab Sorandakan, ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tentang pemberontakan Sora terhadap Raja
Jayanegara di Lumajang.
15) Kitab Ranggalawe, ditulis dalam bentuk kidung dan menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe dari
Tuban terhadap Jayanegara.
16) Kitab Panjiwijayakrama, ditulis dalam bentuk kidung dan isinya riwayat R.Wijaya sampai menjadi raja Majapahit.
17) Kitab Usana Jawa, tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar. Tantu Panggelaran, tentang
pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Runtuhan gunung
Mahameru sepanjang pulau Jawa menjadi gunung-gunung di Jawa.
18) Kitab Calon Arang, isinya tentang seorang tukang tenung yang bernama Calon Arang yang hidup pada masa
pemerintahan Airlangga. Ia mempunyai anak yang sangat cantik, tetapi tidak ada yang berani me- minangnya.
Calon Arang dengan sendirinya merasa terhina dan menyebarkan penyakit di seluruh negeri. Atas perintah
Airlangga ia dapat dibunuh oleh Empu Bharada.
19)

Anda mungkin juga menyukai