Anda di halaman 1dari 14

HUKUM WARALABA

(Franchise)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis

Nama Kelompok :

- Aji Bani Akmal 1202017011


- Andhika Kelana 1202017024
- Fajri Alvendo 1202017082
- Rizky Lestyanto 1202017035

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS YARSI 2018/2019


KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah hukum bisnis
dengan tema “Hukum Waralaba”. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak
Wahyudi Sulistia Nugroho, SH., M.Kn selaku pengajar dalam mata kuliah Hukum Bisnis.
Kami sebagai penulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. oleh karena itu kami menerima kritik dan saran guna menyempurnakan tulisan
selanjutnya. Harapan kami sebagai penulis, kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi siapa saja. Terimakasih

Jakarta, 28 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan .................................................................................................... 1
1.4. Metoder .................................................................................................. 1
1.5. Kegunaan Tulisan .................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

2.1. Pengertian Warabala .............................................................................. 2


2.2. Sumber Hukum Kegiatan Penyelenggaraan Waralaba .......................... 3
2.3. Perkembangan dan Tipe Warabala ........................................................ 4
2.4. Peluang Bisnis dan Aspek Keuangan Waralaba .................................... 5
2.5. Perjanjian Warabala ............................................................................... 6
2.6. Keunggulan dan Kelemahan Waralaba.................................................. 7

BAB III : PENUTUP .................................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 10


3.2. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSAKA........................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bisnis waralaba atau franchise merupakan kegiatan usaha penjualan barang secara retail
kepada masyarakat luas, begitu populernya kegiatan usaha ini, sehingga cepat sekali
berkembang dan meliputi berbagai jenis bidang usaha. Bisnis waralaba diperkenalkan
pertama kali oleh Isaac Singer seorang pencipta mesin jahit merek Singer pada tahun
1851 di Amerika Serikat. Di Indonesia, bisnis penjualan secara retail semacam waralaba
mulai dikembangkan, banyak sekali bermunculan pebisnis-pebisnis lokal yang melirik
penjualan barang atau jasanya secara waralaba.

Di Indonesia, sistem bisnis penjualan secara waralaba sangat diminati oleh pebisnis
waralaba asing dimana mereka memberikan izin kepada pengusaha lokal untuk mengelola
waralaba asing tersebut dan tentunya akan berakibat menimbulkan saingan yang berat
bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak di bidang usaha sejenis.

1.2. Rumusan Masalah


Untuk mengetahui apa itu hukum waralaba beserta pemahamannya. Mahasiswa dituntut
untuk mengerti apa saja yang berhubungan dengan Waralaba.

1.3. Tujuan
Mengetahui pengertian atau definisi dari Waralaba. Selain itu, untuk mengetahui
Kekurangan, kelebihan dan kegagalan dari Waralaba tersebut. Agar setiap mahasiswa
dapat mengerti hal-hal yang berhubungan dengan Waralaba.

1.4. Metode
 Mencari bahan dari internet
 Mencari informasi dengan bertanya kepada orang lain.

1.5. Kegunaan Penulisan


Penulisan makalah ini berguna untuk memberi suatu pembelajaran kepada pembaca
tentang Hukum Warabala. Banyak hal yang harus di ketahui jika ingin membuat satu
Warabala dengan membaca tulisan ini setidaknya dapat menambah pengetahuan yang
berhubungan dengan Warabala.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Waralaba (Franchise)


Pengertian Franchise berasal dari bahasa Perancis affranchir yang berarti to free yang
artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya terkandung makna, bahwa
seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang menghalangi kepada orang untuk
menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu. Dalam bidang bisnis franchise berarti
kebebasan yang diperoleh seorang wirausaha untuk menjalankan sendiri suatu usaha tertentu
di wilayah tertentu.

Franchise ini merupakan suatu metode untuk melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk
memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Selanjutnya disebutkan pula bahwa franchise
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, di mana
sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada individu / perusahaan lain yang
berskala kecil dan menengah (franchisee), hak- hak istimewa untuk melaksanakan suatu
sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu, di suatu
tempat tertentu.

Dari segi bisnis dewasa ini, istilah franchise dipahami sebagai suatu bentuk kegiatan
pemasaran dan distribusi. Di dalamnya sebuah perusahaan besar memberikan hak untuk
menjalankan bisnis secara tertentu dalam waktu dan tempat tertentu kepada individu atau
perusahaan yang relatif lebih kecil. Franchise merupakan salah satu bentuk metode produksi
dan distribusi barang atau jasa kepada konsumen dengan suatu standard dan sistem
eksploitasi tertentu. Pengertian standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan
penggunaan nama perusahaan, merek, serta sistem produksi, tata cara pengemasan, penyajian
dan pengedarannya.

Sementara itu Munir Fuady menyatakan bahwa Franchise atau sering disebut juga dengan
istilah waralaba adalah suatu cara melakukan kerjasama di bidang bisnis antara 2 ( dua ) atau
lebih perusahaan, di mana 1 ( satu ) pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang
lain sebagai franchisee, di mana di dalamnya diatur bahwa pihak – pihak franchisor sebagai
pemilik suatu merek yang terkenal, memberikan hak kepada franchisee untuk melakukan
kegiatan bisnis dari / atas suatu produk barang atau jasa, berdasar dan sesuai rencana
komersil yang telah dipersiapkan, diuji keberhasilannya dan diperbaharui dari waktu ke
waktu, baik atas dasar hubungan yang eksklusif ataupun noneksklusif, dan sebaliknya suatu
imbalan tertentu akan dibayarkan kepada franchisor sehubungan dengan hal tersebut.

2
Selanjutnya Munir Fudy mengatakan lagi bahwa Franchisee adalah suatu lisensi
kontraktual diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :

1. Mengizinkan atau mengharuskan franchisee selama jangka waktu franchise, untuk


melaksanakan bisnis tertentu dengan menggunakan nama khusus yang dimiliki atau
berhubungan dengan pihak franchisor.
2. Memberikan hak kepada franchisor untuk melaksanakan pengawasan berlanjut selama
jangka waktu franchise terhadap aktivitas bisnis franchise oleh franchisee.
3. Mewajibkan pihak franchisor untuk menyediakan bantuan kepada franchisee dalam
hal melaksanakan bisnis franchise tersebut semisal memberikan bantuan
pendidikan, perdagangan, manajemen, dan lain-lain.
4. Mewajibkan pihak franchisee untuk membayar secara berkala kepada
franchisor sejumlah uang sebagai imbalan penyediaan barang dan jasa oleh pihak
franchisor.

Adapun definisi franchise menurut Asosiasi Franchise International adalah “suatu


hubungan berdasarkan kontrak antara franchisor dengan franchisee. Pihak franchisor
menawarkan dan berkewajiban memelihara kepentingan terus – menerus pada usaha
franchise dalam aspek – aspek pengetahuan dan pelatihan. Sebaliknya franchisee memiliki
hak untuk beroperasi di bawah merek atau nama dagang yang sama, menurut format dan
prosedur yang ditetapkan oleh franchisor dengan modal dan sumber daya franchisee sendiri”.

Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia yang dimaksud dengan franchise adalah
“suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik
merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan
bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu”.

2.2. Sumber Hukum Kegiatan Penyelenggaraan Waralaba


Kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997,
yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang
Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no
42 tahun 2007 tentang Waralaba.

Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba selanjutnya
disebut PP Waralaba menjelaskan bahwa Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh
orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam
rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan
dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

3
Pasal 1 angka 2 PP Waralaba Pemberi Waralaba adalah orang perseorangan atau badan
usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang
dimilikinya kepada Penerima Waralaba.

Pasal 1 angka 3 PP Waralaba Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badan
usaha yang diberikan hak oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan Waralaba yang dimiliki Pemberi Waralaba.

Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis
waralaba adalah sebagai berikut:

 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997


Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba.
 Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008
tentang Penyelenggaraan Waralaba
 Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
 Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

2.3. Perkembangan dan Tipe Waralaba


Pertumbuhan Franchise di Indonesia berawal dari masuknya waralaba asing pada tahun 80-
90an. KFC, Mc Donalds, Burger King, Wendys adalah sebagian dari jejaring waralaba asing
yang masuk ke Indonesia pada awal-awal berkembangnya Franchise di Indonesia.
Perusahaan perusahaan waralaba lokal pun mulai bertumbuhan pada masa itu, salah satunya
adalah yang termasuk pelopor waralaba lokal yaitu Es Teler 77.

Pada tahun 1991 berdiri Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai wadah yang menaungi
pewaralaba dan terwaralaba. Diharapkan dengan berdirinya AFI ini dapat tercipta industri
waralaba yang kuat dan dapat menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi
nasional yang berbasiskan usaha kecil dan menengah.

Dalam Pelaksanaannya, Terdapat Beberapa Suatu Tipe Waralaba, Yakni Sebagai Berikut :

1. Trade Name Franchising

Tipe Yang Satu Ini Franchise Mendapatkan Hak Untuk Memproduksi, Contohnya Pada PT.
Great River Mempunyai Hak Untuk Memproduksi Pakaian Dalam Triumph Dengan Lisensi
Dari Jerman.

2. Product Distribution Franchising

Salah Satu Tipe Ini, Franchise Mendapatkan Hak Untuk Distribusi Di Wilayah Tertentu,
Misalnya Pada Soft Drink, Cosmetics.

4
3. Pure Franchising / Bisiness Format

Tipe Yang Satu Ini Franchise Mendapatkan Hak Sepenuhnya, Mulai Dari Trademark,
Penjualan, Peralatan, Metode Operasi, Strategi Pemasaran, Bantuan Manajemen Dan Teknik,
Pengendalian Kualitas, Dan Lain Sebagainya. Contohnya Pada Restaurant, Fash Food,
Pendidikan, Dan Konsultan.

2.4. Peluang Bisnis dan Aspek Keuangan Waralaba


Franchise adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses
(mempunyai merek dagang ternama) dengan usahawan yang relative baru atau lemah dalam
usaha tersebut dengan tujuan memperluas usahanya dan saling menguntungkan, khususnya
dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen. Franchise juga
merupakan bisnis yang cukup mudah untuk mendapatkan keuntungan, terutama bagi
franchisor karena franchisor tidak perlu membuang biaya yang berlebih untuk membuka
cabang baru di tempat lain untuk mengembangkan bisnisnya. Melainkan cukup dengan bisnis
franchise usahanya dapat berkembang di berbagai tempat.

Peluang usaha waralaba adalah pilihan bisnis yang saat ini sedang sangat cerah prospeknya.
Waralaba berarti badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas
usahanya. Jika Anda pingin menjadi pewaralaba alias pihak yang mengembangkan merek
dagang untuk bisa dikembangkan orang lain dengan sistem perjanjian dan pembiayaan
tertentu, maka Anda harus lebih dahulu membuktikan bahwa unit usaha yang Anda kelola
berhasil.

Misalnya, Anda terbukti berhasil mengembangkan kios Susu Cokelat nan Sehat yang Anda
buka di berbagai tempat, sukses meraup untung. Maka, bisa saja Anda mulai menawarkan
merek Susu Cekelat dan Sehat sebagai waralaba yang bisa dikembangkan orang lain. Bagi
seoran yang ingin mengembangkan usaha sebagai pengguna waralaba maka ini adalah sebuah
cara berbisnis yang memang menggiurkan. Soalnya, peluang usaha waralaba menjanjikan
sederet kemudahan bagi siapapun yang ingin menjalankannya.

2.5. Perjanjian Waralaba


Perjanjian franchise merupakan kesepakatan tertulis yang dibuat antara Franchisor dan
Franchisee untuk melindungi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Selain itu, perjanjian
franchise juga diperlukan sebagai salah satu syarat administratif bagi franchisee untuk
mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) sebagai bukti sebuah perusahaan
penerima waralaba (franchisee).

Walaraba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara pemberi waralaba dengan


penerima waralaba. Didalam Peraturan Menteri Nomor 31/M-DAG/PER/2008 secara

5
tegas dinyatakan bahwa pemberi waralaba memiliki pedudukan hukum yang setara dengan
penerima waralaba dalam suatu perjanjian waralaba. Dengan demikian diharapkan pihak
pemberi waralaba maupun pihak penerima waralaba akan berubah untuk mentaati setiap
kesepakatan dalam perjanjian waralaba.

Selanjutnya untuk sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata diperlukan
empat syarat yaitu :

- Adanya kesepakatan dari para pihak yang membuat perjanjian. Artinya untuk
membuat perjanjian tidak boleh ada paksaan, tidak boleh ada penipuan, dan tidak
boleh ada kekhilafan. Kalau ada perjanjian dibuat dengan tidak sepakat maka
perjanjian itu dapat dimintakan pembatalannya.
- Para pihak harus cakap (wenang) bertindak dalam hukum. Artinya pihak-pihak
yang membuat perjanjian tersebut harus cakap (wenang) untuk membuat perjanjian.
Maksudnya orang yang cakap (wenang) adalah orang yang sudah dewasa, orang yang
tidak berada dibawah pengampuan (curatele) seperti orang yang sakit otak, mata
gelap,pemabok, penjudi, dan sebagainya.
- Sesuatu hal tertentu. Artinya yang menjadi objek perjanjian tersebut, misalnya
perjanjian waralaba jenis apa, makanankah, restorankah atau dan sebagainya. Kalau
hal ini tidak dapat ditentukan maka perjanjian tersebut batal demi hukum, artinya
perjanjian tak sah.
- Sebab yang halal. Artinya perjanjian itu dibuat tidak bertentangan dengan Undang-
Undang, agama, ketertiban umum, dan kesusilaan. Kalau ini tak halal, artinya
bertentangan dengan undang-undang, agama, ketertiban umum dan kesusilaan, maka
perjanjian yang dibuat itu tidak sah.
Adapun Perjanjian Waralaba berdasarkan Pasal 5 PP42/2007 Perjanjian Waralaba,
setidaknya memuat:
(i) Nama dan alamat para pihak;
(ii) Jenis Hak Kekayaan Intelektual;
(iii) Kegiatan usaha;
(iv) Hak dan kewajiban para pihak;
(v) Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan dan pemasaran yang diberikan
Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;
(vi) wilayah usaha;
(vii) Jangka waktu perjanjian;
(viii) Tata cara pembayaran imbalan;
(ix) Kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris;
(x) penyelesaian sengketa; dan
(xi) Tata cara perpanjangan, pengakhiran dan pemutusan perjanjian.

6
2.6. Keunggulan dan Kelemahan Waralaba

A. Keunggulan Bisnis Waralaba

Semua jenis bisnis pasti punya kelebihan masing-masing, begitu juga halnya dengan bisnis
franchise. Berikut ini adalah kelebihan bisnis waralaba:

1. Manajemen bisnis telah terbangun

Usaha waralaba yang punya reputasi bagus biasanya telah memiliki manajemen bisnis yang
bisa memberikan keuntungan kepada para mitra mereka. Ide bisnis, nama brand, dan sistem
manajemen bisnis waralaba tersebut sudah teruji dan tinggal diimplementasikan pada lokasi
baru.

2. Brand sudah dikenal masyarakat

Brand yang sudah dikenal masyarakat akan membuat proses pemasaran bisnis waralaba
menjadi lebih mudah, apalagi bila produk yang dijual adalah produk yang dibutuhkan dan
disukai oleh masyarakat.

Hal ini tentu saja akan lebih mudah untuk memasarkan produk yang dijual ke masyarakat,
sehingga biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk membangun reputasi bisnis tidak sesulit
ketika kita membangun bisnis dari awal.

3. Kemudahan dalam manajemen finansial

Kebanyakan investor lebih suka memberikan modal pada sebuah bisnis yang terbukti kokoh
dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Bergabung dengan usaha waralaba memberikan
keuntungan karena sistem manajemen finansial telah ditetapkan oleh pewaralaba. Para mitra
waralaba tidak perlu pusing lagi mengenai hal ini seperti halnya terjadi pada bisnis yang baru
dimulai.

4. Kerjasama usaha telah terbangun

Mereka yang membeli franchise sebuah brand akan mendapatkan keuntungan lain, yaitu
kerjasama bisnis yang telah terbangun dengan baik sebelumnya. Beberapa contoh
keuntungannya adalah dalam hal pemasok bahan baku untuk produk yang dijual, agensi
periklanan dan pemasaran.

7
5. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat

Biasanya para pemilik waralaba memberikan pelatihan khusus kepada para mitra mereka
sebelum beroperasi. Pelatihan ini mencakup manajemen finansial, strategi pemasaran, cara
periklanan, cara menjalankan usaha, dan lain-lain.

Pelatihan tersebut biasanya sudah termasuk dalam pembelian paket waralaba, sehingga para
mitra akan dimudahkan dalam menjalankan bisnis mereka sesuai standar yang baik.

B. Kekurangan Bisnis Waralaba

Semua jenis bisnis pasti ada kekurangan dan tantangan tersendiri, demikian juga dengan
usaha waralaba. Sebagian besar mitra waralaba tidak masalah dengan kekurangan ini, namun
tidak sedikit juga calon mitra yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Berikut ini adalah
kekurangan bisnis waralaba:

1. Mitra waralaba kurang memiliki kendali

Mitra waralaba biasanya tidak punya kendali penuh pada bisnis waralaba yang dia beli,
karena semua sistem sudah ditentukan sebelumnya oleh si pemilik waralaba. Ketika mitra
ingin melakukan inovasi atau perubahan, hal tersebut terbentur dengan ketentuan dan
perturan yang sudah disepakati sejak awal. Dengan adanya hambatan ini, ide-ide Anda
sebagai mitra waralaba tidak bisa diaplikasikan pada bisnis Anda.

2. Mitra waralaba terikat dengan pemasok

Biasanya para pengusaha akan mencari pemasok (supplier) yang menawarkan harga yang
lebih kecil. Hal ini tidak bisa Anda lakukan bila Anda sudah membeli usaha franchise. Bila
pemilik waralaba telah menentukan supplier sejak awal, maka mitra waralaba tidak bisa
membeli atau memilih supplier lain yang lebih murah.

3. Terpengaruh pada reputasi waralaba lain

Ini adalah salah satu kekurangan terbesar dari usaha waralaba. Ketika reputasi waralaba lain
(untuk brand yang sama) tercemar karena kesalahan mereka sendiri, maka bisnis Anda juga
akan ikut terimbas. Terkadang bisa terjadi penurunan omset yang signifikan pada seluruh
cabang waralaba bila hal ini terjadi pada salah satu mitra.

4. Adanya biaya waralaba

Hampir semua usaha waralaba menerapkan sistem fee kepada mitra mereka. Pemiliki
franchise akan mengajukan biaya awal untuk membeli waralaba miliknya. Selain itu, ada juga
biaya berkelanjutan yang dibebankan kepada para mitra, biasanya itu untuk pelatihan dan
dukungan kepada pembeli waralaba.

8
5. Pemotongan keuntungan

Selain biaya waralaba, mitra waralaba juga harus membayar royalti kepada franchisor, yaitu
pemotongan dari sejumlah keuntungan yang Anda dapatkan. Jika ternyata keuntungan Anda
hanya sedikit, maka keuntungan tersebut tetap dipotong untuk menutupi biaya royalti.

Namun tidak semua brand waralaba memberlakukan sistem seperti ini. Jadi, Anda harus
menanyakan mengenai hal tersebut sejak awal.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Waralaba (Franchise) merupakan suatu bentuk bisnis kerjasama yang dilakukan oleh dua
belah pihak, dimana pihak pertama (franchisor) memberikan hak kepada pihak kedua
(franchisee) untuk menjual produk atau jasa dengan memanfaatkan merk dagang yang
dimiliki oleh pihak pertama (franchisor) sesuai dengan prosedur atau system yang diberikan.

Waralaba merupakan salah satu bentuk perikatan/atau perjanjian dimana kedua belah pihak
harus memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing. Perjanjian waralaba adalah
perjanjian yang tidak bertentangan dengan undang-undang, agama, ketertiban umum, dan
kesusilaan. Kemudian banyak orang yang mengatakan bahwa waralaba itu sama dengan
lisensi, padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda baik dari segi pengertian
maupun dari segi pengaplikasiannya. Lisensi merupakan pemberian hak merk/hak cipta
kepada pihak tertentu dan tidak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bimbingan
ataupun pelatihan kepada penerima lisensi. Sedangkan di dalam bisnis waralaba, pihak
franchisor mempunyai kewajiban untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pihak
franchisee.

3.2. SARAN
Demikianlah makalah singkat tentang Menganalisis Franchise/Waralaba yang dapat kami
sampaikan, apabila terdapat banyak kesalahan atau kekurangan di dalam penulisan makalah
ini, sudi kiranya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami sangat mengharapkan
kritik dan sarannya dari pembaca yang budiman sekalian yang bersifat membangun bagi kami
demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSAKA

Silondoe, Arus Akbar, dkk. 2013. Aspek Hukum dalam Ekonomi dan Bisnis (Edisi Revisi).
Jakarta:Mitra Wacana Media

https://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba

http://subaripemuda.blogspot.co.id/2015/06/makalah-franchise-waralaba-lengkap.html

http://al-poenya.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pelaksanaan-bisnis-waralaba.html

http://www.berdesa.com/ini-dia-peluang-usaha-waralaba-pengeruk-laba-anda-wajib-tahu/

http://konsultanwaralaba.com/isi-perjanjian-franchise-kontrak-kerjasama-antara-franchisor-
dan-franchisee/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4718/klausul-klausul-penting-dalam-
perjanjian-franchise-(waralaba)

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-waralaba-jenis-jenis-tipe-
kelebihan-kekurangan.html

11

Anda mungkin juga menyukai