Anda di halaman 1dari 2

Kembali Kepada Cinta Pertama

Perkenalkan namaku meli. Aku adalah seorang mahasiswi semester 7. Sekarang aku
ditugaskan untuk magang disebuah perusahaan dan disitulah awal pertemuan kami lagi. Aku
mempunyai seorang sahabat bernama Dion. Sejak kecil aku sudah mengenal dia, namun aku
mulai dekat dengan dia saat aku dan dia masuk di SMA yang sama. Awalnya sih kami ngobrol
hanya lewat social media, hingga akhirnya pada saat aku berulang-tahun kami saling berbicara.
Aku disitu sebenarnya malu banget, karena pembicaraan kami mengenai sepatu aku yang hilang.
Itu semua karena teman-temanku. Aku berteriak pada salah satu temanku “woy.. mana
sepatuku?. Ini udah sore aku pulang jalan kaki”. Terus temanku menjawab dengan kekehan yang
sangat puas “carilah mel. Jangan pake mulut”. Aku langsung memicingkan mataku dan mulutku
ikut berkomat-kamit.

Tiba-tiba dia datang menghampiriku dan dia berkata “eh meli kenapa, kok marah-
marah?. “. Seketika “hehe, bagaimana ya ceritainnya?. Sepatuku disembunyikan teman-
temanku” ujarku. Ia pun menjawab “ oke aku bantu cariin”. Ketika aku sibuk untuk mencari
tanpa sengaja aku mendengar rencana temanku dengan dion. Kata temanku “dion, sembunyin
sepatu meli. Biar dia cariin “. Kemudian terdengar jawabannya “oke..aku bantu kalian”. Aku
langsung menghampiri mereka dan berteriak “mana sepatuku,cepatlah !!”. Mereka tertawa dan
tetap tidak mengembalikan sepatuku. Aku sudah capek dan bersifat bodoh amat, aku pulang
tanpa alas kaki. Semua orang tertuju melihatku karena aku telah berlumuran telur dan tepung
sudah seperti adonan kue.

Esok harinya ia menemuiku disekolah untuk mengembalikan sepatuku. Aku menatap dia
dengan sinis. Aku berkata “mau apa lagi ?”. Kemudian ia menjawab dengan wajah menunduk
“maafin aku, aku mau mengembalikan sepatu kamu”. Aku langsung menarik sepatuku dan ingin
bergegas pergi, namun dia menarik tanganku dan mengajakku ke taman sekolah. Ia memulai
pembicaraan dengan berkata “ mel, ada yang mau aku omongin “. Aku langsung menjawab “
mau ngomong apa sih, ini mau masuk jam pelajaran”. “aku suka dan cinta sama kamu” ujar dia.
Aku terkejut mendengar ucapannya. Aku langsung meninggalkannya tanpa memberi jawaban
atas pernyataannya itu. Hingga pulang sekolah aku masih memikirkan pernyataan “aku cinta
kamu”. Sebenarnya sih aku senyum memikirkan itu tapi masih ada keraguan dihatiku.
Beberapa hari kemudian ia mengirimkanku pesan yang isinya “mel besok temui aku di
taman sekolah”. Aku hanya ber oh ria. Esok harinya aku berniat menemui dia. Ternyata dia
sudah menunggu di bangku taman. Dia tahu bahwa aku dibelakangnya dan langsung
menghampiri aku. Dia mendekat dan berkata “ aku serius sama kamu mel, aku cinta sama
kamu”. “terus kenapa?” ujarku. Pura-pura bodoh sekali-sekali tidak masalahkan. Ia memegang
tanganku dan menjawab “aku mau kita pacaran”. Aku melihat wajahnya sangat serius dan aku
tertawa dan aku berkata “ haha kalo aku gak mau?”. “Harus maulah” jawab dia. Kemudian aku
menjawab “iya aku mau”.

Hari-hari kami lalui sangat indah, kata orang cinta pertama itu mengesankan. Tapi satu
hal yang membedakan kami dengan pasangan yang lain. Kami jarang untuk menhabiskan waktu
kami diluar untuk hal yang gak berguna. Aneh ya, kami menghabiskan waktu berdua dengan
belajar bersama. Banyak hal yang baru aku ketahui tentang dirinya. Ternyata dion orangnya
cuek, namun itu aku ketahui setelah kami sebulan pacaran. Awalnya sih aku bisa menerima
sikapnya seperti itu. Ketika hubungan kami masuk satu tahun. Dion semakin lama cuek banget.
Dia juga jarang mengirimkan pesan padaku.

Anda mungkin juga menyukai