PENGANTAR ANTROPOLOGI
POKOK-POKOK ETNOGRAFI
DISUSUN OLEH :
NIM : D1A019497
KELAS : I1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I
POKOK-POKOK ETNOGRAFI
Nama yang menjadi sebutan bagi suatu suku bangsa dalam suatu
deskripsi etnografi seringkali menimbulkan masalah, karena suku bangsa yang
bersangkutan sendiri tak jarang menggunakan nama yang berbeda. Sehingga
seorang ahli antropologi yang pergi ke lapangan untuk mengumpulkan data
seringkali mengalami kesulitan. Contohnya, dalam hal sebutan “orang jawa”
yang dimana terdapat pula sebutan terkenal yaitu Javanese. Apabila telah
menggunakan nama yang sudah terlanjur terkenal dalam bahasa etnografi
maka sebaiknya membuat catatan mengenai nama aslinya agar mampu di
kenali. Seperti suku bangsa jawa yang menyebut dirinya Wong Jowo dalam
bahasa santai atau Ngako, dan Tiyang Jawi dalam bahasa resmi atau Krama).
Semua keterangan itu perlu bagi para ahli lain yang ingin memperlajari
hubungan dan pengaruh timbal-balik antara alam dan tingkah laku manusia
dala kehidupan masyarakat. Suatu etnografi perlu pula di lengkapi data
demografi, yaitu data mengenai jumlah penduduk (dirinci dalam jumlah
wanita dan pria, dan sedapat mungkin sesuai dengan tingkat umur dengan
selisih 5 tahun, data mengenai laju kelahiran dan kematian, dan data mengenai
jumlah pendatang beru maupun penduduk yang meninggalkan daerah).
Dalam hal ini diperlukan bantuan dari ahli ilmu lain seperti ilmu
sejarah dan ilmu-ilmu bantu lainnya. Keterangan mengenai asal-mula suku
bangsa yang bersangkutan umumnya harus di cari dalam tulisan para ahli
prehistori yang pernah melakukan penggalian dan analisa benda-benda
kebudayaan prehistori di daerah sekitar lokasi penelitian.
Keterangan sejarah dari zaman sejak suku bangsa yang di teliti telah
mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang kemudian
menghasilkan berbagai tulisan mengenai suku bangsa yang bersangkutan
sangat banyak membantu pekerjaan seorang peneliti antropologi .
BAB II
Kebudayaan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia yang hanya
dapat diperolehnya dengan belajar dan menggunakan akal sehatnya. Untuk
merumuskan konsep “kebudayaan” dengan suatu definisi telah banyak
diupayakan orang, tetapi walaupun dalam tulisan-tulisan ilmiah yang pernah
diterbitkan, definisi yang benar-benar terasa mantap/baik belum ada. Oleh
karena itu, sebaiknya kita mencoba memahami konsep “kebudayaan” dari
bagan visual yang disebut “kerangka kebudayaan”.
Lingkaran yang paling luar dan paling besar menggambarkan
unsur-unsur kebudayaan yang konkret.