Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=sKBQ37JON6A
b. Timbal (Pb)
Timbal juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap
manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan
penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya.
c. Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya
pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada
manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit “itai-
itai”. Gejalanya ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh
menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem
fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak
kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang.
Proses Logam Berat Mencemari Air Laut
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di
mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai
tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian
larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian
masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-
cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
2. Minyak
Sebuah perkiraan menyebutkan bahwa sekitar tiga juta ton minyak (seper-sepuluh
dari produk minyak tahunan dunia) berakhir di laut setiap tahunnya. Polusi minyak tersebut
sebagian besar berasal dari tangker-tangker rongsokan, pembersihan tangker minyak dan sisa
produksi minyak yang dibuang ke laut, kecelakaan kapal pada saat beroperasi, serta limbah
minyak pabrik dan mobil yang dibuang ke sungai bemuara ke laut. Contoh kasus pencemaran
laut oleh minyak adalah pada tanggal 24 Maret 1989, kapal tangker minyak EXXON Veldez
karam di Prince William Sound di Alaska. Kapal tersebut menumpahkan lebih dari 42 juta
liter minyak mentah. Tumpahnya minyak tersebut berpengaruh pada perusakan lingkungan
sekitar. Sejumlah besar ikan, burung laut, dan berang-berang laut mati. Di pantai-pantai
tempat minyak berada, binatang-binatang tersebut mati teracuni pada saat meminum dan
berenang di air yang tercampur minyak. Penyebab utama kematian binatang tersebut adalah
karena mimyak dapat menyumbat saluran pada bulu-bulu, sehingga kemampuan binatang
untuk bertahan melawan suhu dingin menurun dan mengakibatkan kematian.
Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna
hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, tentu akan
mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk
berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian
terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah
tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
3. Panas
Sejauh ini, jumlah terbesar dari buangan limbah panas ke laut adalah dari pembangkit
listrik. Sekitar 20 juta meter kubik air pendingin dengan suhu 12 oC di atas suhu air laut, di
buang oleh pembangkit listrik tenaga minyak atau batu bara dengan tenaga 1000 MW (Clark,
1997 dalam Mukhtasor 2006). Sedangkan pembangkit listrik tenaga nuklir menghasilkan air
pendingin dengan suhu sekitar 15oC diatas suhu laut. Limbah air panas dari instalasi
pembangkit listrik biasanya dibuang secara langsung ke sungai sehingga meningkatkan suhu
air dan menimbulkan pencemaran termal.
Kenaikan suhu 10 derajat dapat mempercepat aktivitas metabolism biota air menjadi
dua kali biasanya. Karena masing-masing jenis biota air memiliki kecepatan metabolic yang
berbeda, maka biota air hanya dapat hidup pada rentangan suhu tertentu dan berbeda-beda
untuk setiap kelompok biota. Populasi hewan air akan menurun pada suhu tinggi.