Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Aspek hukum dan perlindungan anak

A. Aspek hukum pada anak

Hukum anak sebenarnya memiliki makna yang tidak sebatas pada


persoalan peradilan anak ,namun lebih luas dari itu . undang-undang
No.23/2002 tentang perlindungan anak telah membantu memberi tafsir ,apa
apa saja yang menjadi bagian hukum anak di indonesia yang dimulai dari hak
keperdataan anak di bidang pengasuhan perwalian dan pengakatan anak ,
sosial dan seksual . persoalan lain yang diatur dalam hukum perlindungan
anak adalah bagaimana penghukuman bagi orang dewasa yang melakukan
kejahatan pada anak-anak dan juga tanggungjawab orang tua, masyarakat dan
Negara dalam melindungi anak-anak , dengan demikian cakupan hukum anak
lebih luas dan tidak bisa disederhanakan hanya pada bidang pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh anak-anak

Perlindungan hukum bagi anak mempunyai spectrum yang cukup luas.


dalam berbagai dokumen dan pertemuan internasional terlihat bahwa perlunya
perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi berbagai aspek yaitu :

a) Perlindungan terhadap hak-hak asasi


b) Perlindungan anak dalam proses peradilan
c) Perlindungan kesejahteran anak (dalam lingkungan keluarga
pendidikan dan lingkungan sosial )
d) Perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan
kemerdekaan
e) Perlindungan anak dalam segala bentuk eksploitasi (perbudakan ,
perdagangan anak , pelacuran ,pornografi ,penyalahgunaan obat-
obatan dan lain lain )
f) Perlindungan terhadap anak jalanan
g) Perlindungan anak dari akibat akibat peperangan konflik bersenjata
h) Perlindungan anak terhadap tindakan keras

1
B. Perundang undangan anak

Perundang undangan tentang perlindungan anak di atur dalam undang –


undang republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 23 tahun 2002 . dalam undang-undang yang dimaksud
dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak
yang masih dalam kandungan . perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup
tumbuh , berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat dan kemanusiaan serta mendapat perlindugan dari kekerasan dan
diskriminasi

Dalam undang-undang disebutkan juga bahwa yang dimaksud dengan


perlindungan khusus adalah suatu bentuk perlindungan yang diterima oleh
anak dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa anak
dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman
terhadap ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembang
dan kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik ,psikis ,seksual, dan atau
penelantaran termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,pemaksaan,atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum . anak memiliki hak untuk
antara lain yaitu :

a) Memperoleh identitas dari Negara (akta kelahiran)


b) Anak di asuh oleh keluarga
c) Anak mendapatkan ASI, gizi, imunisasi dan jaminan kesehatan
d) Anak mendapatkan pendidikan,memanfaatkan waktu luang beristirahat
bermain dan berkreasi
e) Anak mendapat perlindungan hukum secara khusus

2
Bagaimana melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual yaitu dengan waspada pada banyak pelaku kekerasan fisik dan
kejahatan seksual dilakukan oleh orang yang dikenal anak dan bangun
komunikasi dengan anak , dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian ,
hargai pendapat dan seleranya walau mungkin orang tua tidak setuju ,jika
anak cerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan , Tanya anak
bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut ,orangtua belajar untuk
melihat dari sudut pandang anak ,jangan cepat mengkritik atau mencela
anak .

2.2 Kekerasan terhadap anak

Kekerasan terhadap anak adalah segalah tindakan baik yang disengaja


maupun tidak disengaja yang dapat merusak anak baik berupa serangan
fisik, mental sosial, ekonomi maupun seksual yang melanggar hak asasi manusia,
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah
suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk
menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk
kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan
kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan
kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa
dalam perlindungan anak tersebut.

A. Kekerasan fisik

kekerasan fisik (Physical abuse) adalah penyiksaan, pemukulan, dan


penganiayaan terhadap anak,dengan atau tanpa menggunakan benda-benda
tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk
luka dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau kekerasan benda
tumpul, seperti bekas gigitan, cubitan, ikan pinggang, atau rotan. Dapat pula
berupa luka bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan rokok atau
setrika.

3
Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi,
dada, perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan terhadap
anak secara fisik umumnya dipicu oleh tingkah laku anak yang tidak disukai
orangtuanya, seperti anak nakal atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang
air atau muntah di sembarang tempat, memecahkn barang berharga.

B. Kekerasan psikis

kekerasan psikis, yaitu tindak kekerasan yang diarahkan pada psikis


anak yang mengakibatkan terganggunya emosional anak sehingga dapat
mempengaruhi tumbuh kembangnya. Jenis tindak kekerasan psikis antara lain
menggertak, mengancam, menakuti, menggunakan kata-kata kasar,
mencemooh, menghina, memfitnah, mengontrol aktivitas sosial secara tidak
wajar, menyekap, memutuskan hubungan sosial secara paksa, mengontrol atau
menghambat pembicaraan, membatasi kegiatan keagamaan yang diyakini oleh
seorang anak dan lain sebagainya.

C. Kejahatan seksual

Kejahatan seksual, yaitu tindak kejahatan seksual yang dialami oleh


anak yang diarahkan pada alat reproduksinya, sehingga mengakibatkan
terganggunya tumbuh kembang anak secara fisik, psikis maupun sosial anak.
Jenis tindak kejahatan seksual tersebut antara lain hubungan seksual secara
paksa atau tidak wajar seperti pemerkosaan,percobaan
pemerkosaan,incest,sodomi,penjualan anak untuk pelacuran atau
pornografi,pemaksaan untuk menjadi pelacur,atau pencabulan, pelecehan
seksual serta memaksa anak untuk menikah.

4
D. Dikriminasi
Membahas tentang pasal 28B ayat 2 Yang berbunyi “Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup,tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Menurut saya banyak sekali
pelanggaran tentang diskriminasi terhadap anak. Ada sebuah contoh kasus ada
penyandang cacat yang tidak dihargai oleh anak-anak yang lain lalu menjadi
korban bullying dan memgakibatkan terjadi diskriminasi. Diskriminasi yang
terjadi menyebabkan penyandang cacat menjadi takut untuk bergaul dengan
anak seusiannya. Padahal dengan bergaul mereka bisa melupakan masalah
yang terjadi pada dirinya. Dan bisa menjadi makhluk social yang seutuhnya.

Bullying juga merupakan pelanggaran HAM. Karena mengakibatkan


orang lain menjadi kehilangan hak asasi manusianya. Bullying biasanya
terjadi pada anak yang berbeda atau anak yang istimewa. Misal anak
penyandang cacat atau anak yang tidak normal dan lain sebagainya. Bentuk
HAM ini penting untuk dijamin perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan
pemenuhannya agar tidak terjadi lagi berbagai kasus yang sudah sering kali
terjadi. Dan juga agar tidak menambah korban-korban bullying dan
diskriminasi. Seandainya jika korban-korban bullying bertambah banyak maka
pelanggaran HAM pasti akan merajalela.
Diskriminasi juga harus diperangi. Karena diskriminasi merupakan
salahsatu pelanggaran HAM. Anak yang menjadi korban diskriminasi harus di
lindungi dan di ayomi serta diskriminasi yang terjadi harus dihentikan. Bisa
dengan cara mengahargai satu sama lain, menganggap bahwa kita semua
sama, tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain, dan tidak
memilih-milih teman berdasarkan harta, kemampuan, atau apapun.

5
E. Eksploitasi
Eksploitasi anak bisa meliputi beberapa hal, misalnya menyuruh anak
di bawah umur untuk bekerja, memaksa anak untuk belajar terlalu keras, dan
masih banyak lagi bentuk eksploitasi anak lainnya.
Kita tentu sering melihat anak-anak jalanan yang menjadi pengamen,
penjual koran bahkan pengemis. Sebagian dari mereka bekerja untuk bisa
membantu orangtuanya serta memenuhi kebutuhannya sendiri karena himpitan
ekonomi. Itu artinya mereka bekerja atas dasar kesadaran pribadi.Akan tetapi,
banyak juga dari mereka yang bekerja keras karena perintah dan paksaan dari
orang tuanya. Hal ini pun tidak terlepas dari himpitan ekonomi yang diderita
oleh keluarga tersebut.
Kemiskinan dinilai menjadi salah satu penyebab utama terjadinya
eksploitasi terhadap anak, meski undang-undang dengan tegas ditegakkan
melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak. Banyak orang tua yang malas
bekerja dan menugaskan anaknya untuk bekerja. Padahal sudah menjadi
kewajiban orang tua untuk mencari nafkah dan sudah menjadi tugas seorang
anak untuk belajar. Kekurangan bahan pokok, biaya sekolah bahkan hutang
bisa menjadi penyebab utama orang tua mepekerjakan anak-anaknya.

F. Penelantaran

Penelantaran, yaitu tindak kekerasan yang dialami anak baik disengaja


atau tidak sengaja, yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
anak untuk tumbuh kembang secara fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual dari orang yang memiliki hak atau kewenangan mengasuh anak
tersebut. Jenis penelantaran tersebut antara lain pengabaian terhadap
kebutuhan dan keinginan anak, membiarkan anak melakukan hal – hal yang
membahayakan anak, lalai dalam pemberian asupan gizi atau layanan
kesehatan, pengabaian pemberian pendidikan yang tepat bagi anak,
pengabaian pemberian perhatian dan kasih sayang dan tindakan pengabaian
lainnya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Penutup

Hukum anak sebenarnya memiliki makna yang tidak sebatas pada


persoalan peradilan anak ,namun lebih luas dari itu. undang-undang
No.23/2002 tentang perlindungan anak telah membantu memberi tafsir
,apa apa saja yang menjadi bagian hukum anak di indonesia yang dimulai
dari hak keperdataan anak di bidang pengasuhan perwalian dan
pengakatan anak, sosial dan seksual.

Kekerasan terhadap anak adalah segalah tindakan baik yang


disengaja maupun tidak disengaja yang dapat merusak anak baik berupa
serangan fisik, mental sosial, ekonomi maupun seksual yang melanggar
hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma
dalam masyarakat.

Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak


adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam
bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan
eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak
dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau
perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang
bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak
tersebut.

3.2 Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn939-2012lamp.pdf [Online;
tersedia]

https://panduperdana4694.wordpress.com/2012/11/21/kekerasan-terhadap- anak/
[Online, tersedia]

https://www.kompasiana.com/salmalfitranoorkholidya/54f5e023a333112e6e8b45
98/pelanggaran-ham-pada-anak-yang-berupa-diskriminasi [Online, tersedia]

Anda mungkin juga menyukai