1
B. Perundang undangan anak
2
Bagaimana melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual yaitu dengan waspada pada banyak pelaku kekerasan fisik dan
kejahatan seksual dilakukan oleh orang yang dikenal anak dan bangun
komunikasi dengan anak , dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian ,
hargai pendapat dan seleranya walau mungkin orang tua tidak setuju ,jika
anak cerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan , Tanya anak
bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut ,orangtua belajar untuk
melihat dari sudut pandang anak ,jangan cepat mengkritik atau mencela
anak .
Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah
suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk
menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk
kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan
kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan
kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa
dalam perlindungan anak tersebut.
A. Kekerasan fisik
3
Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi,
dada, perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya kekerasan terhadap
anak secara fisik umumnya dipicu oleh tingkah laku anak yang tidak disukai
orangtuanya, seperti anak nakal atau rewel, menangis terus, minta jajan, buang
air atau muntah di sembarang tempat, memecahkn barang berharga.
B. Kekerasan psikis
C. Kejahatan seksual
4
D. Dikriminasi
Membahas tentang pasal 28B ayat 2 Yang berbunyi “Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup,tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Menurut saya banyak sekali
pelanggaran tentang diskriminasi terhadap anak. Ada sebuah contoh kasus ada
penyandang cacat yang tidak dihargai oleh anak-anak yang lain lalu menjadi
korban bullying dan memgakibatkan terjadi diskriminasi. Diskriminasi yang
terjadi menyebabkan penyandang cacat menjadi takut untuk bergaul dengan
anak seusiannya. Padahal dengan bergaul mereka bisa melupakan masalah
yang terjadi pada dirinya. Dan bisa menjadi makhluk social yang seutuhnya.
5
E. Eksploitasi
Eksploitasi anak bisa meliputi beberapa hal, misalnya menyuruh anak
di bawah umur untuk bekerja, memaksa anak untuk belajar terlalu keras, dan
masih banyak lagi bentuk eksploitasi anak lainnya.
Kita tentu sering melihat anak-anak jalanan yang menjadi pengamen,
penjual koran bahkan pengemis. Sebagian dari mereka bekerja untuk bisa
membantu orangtuanya serta memenuhi kebutuhannya sendiri karena himpitan
ekonomi. Itu artinya mereka bekerja atas dasar kesadaran pribadi.Akan tetapi,
banyak juga dari mereka yang bekerja keras karena perintah dan paksaan dari
orang tuanya. Hal ini pun tidak terlepas dari himpitan ekonomi yang diderita
oleh keluarga tersebut.
Kemiskinan dinilai menjadi salah satu penyebab utama terjadinya
eksploitasi terhadap anak, meski undang-undang dengan tegas ditegakkan
melarang penggunaan tenaga kerja anak-anak. Banyak orang tua yang malas
bekerja dan menugaskan anaknya untuk bekerja. Padahal sudah menjadi
kewajiban orang tua untuk mencari nafkah dan sudah menjadi tugas seorang
anak untuk belajar. Kekurangan bahan pokok, biaya sekolah bahkan hutang
bisa menjadi penyebab utama orang tua mepekerjakan anak-anaknya.
F. Penelantaran
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn939-2012lamp.pdf [Online;
tersedia]
https://panduperdana4694.wordpress.com/2012/11/21/kekerasan-terhadap- anak/
[Online, tersedia]
https://www.kompasiana.com/salmalfitranoorkholidya/54f5e023a333112e6e8b45
98/pelanggaran-ham-pada-anak-yang-berupa-diskriminasi [Online, tersedia]