Larikiansyah
Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Jln. Kalisahak no 28 Komplek Balapan, Yogyakarta
(syahkri62@gmail.com)
INTISARI
Daerah Tambakrejo dianggap menarik untuk dilakukan penelitian, karena permasalahan geologi daerah
tersebut cukup kompleks dan sebagai seorang mahasiswa jurusan Teknik Geologi dituntut dapat menyelesaikan
permasalahan geologi daerah Tambakrejo tersebut. Daerah penelitian secara administratif terletak di daerah
Tambakrejo dan sekitarnya, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur. Secara astronomis
o o o o
terletak pada koordinat 07 07’15’’ LS – 07 20’00’’ LS dan 110 32’30” BT – 110 37’30” BT. Tujuan penulisan adalah
untuk mengetahui keadaan geologi daerah penelitian, yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, geologi struktur, sejarah
geologi, dan geologi lingkungannya. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi permukaan meliputi beberapa
tahapan, antara lain tahap pra-lapangan, tahap lapangan yaitu kolekting data, dan tahap pasca lapangan berup
aanalisis laboratorium dan analisis di studio. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 subsatuan yaitu:
subsatuan geomorfik tubuh sungai (F2), subsatuan perbukitan lipatan kompleks berlereng miring-curam (S21),
subsatuan geomorfik perbukitan berlereng landai terdenudasional (D1). Daerah penelitian mempunyai 2 pola aliran
yaitu dendritik dan trelis dengan stadia daerah muda menuju dewasa. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 4
satuan batuan. Urutan satuan batuan dari yang tertua sampai yang paling muda adalah satuan napal perselingan
batupasir Kalibeng, napal Kalibeng, Napal Lidah serta endapan aluvial. Struktur geologi yang berkembang di daerah
penelitian berupa sesar, kekar dan lipatan. Daerah penelitian terdapat 2 lipatan, 3 sesar naik dan 1 sesar mendatar
yaitu, Antiklin Margomulyo, Sinklin Tambakrejo, Sesar Naik Jatimulyo, Sesar Naik Jumuk, Sesar Naik Ngraho, dan
Sesar Mendatar Windu yang memiliki arah tegasan utama relatif dari utara-selatan dengan pola timur-barat sampai
baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Sesumber yang terdapat pada daerah penelitian adalah air dan
lahan.Bahaya geologi dalam bentuk gerakan tanah berupa longsoran (landslide).
ABSTRACT
Tambakrejo region is considered interesting to do a reasearch, because of the geological problem exist in that
area is considered complex and as a geologist student of Geology engineering, we demanded to explain the
geological information of Tambakrejo region. Administratively research area is located in approximately Tambakrejo
o o
region, Tambakrejo Subdistrict, Bojonegoro Regency of East Java. Astronomicaly located in 07 07’15” – 07 20’00”
o o
latitude and 110 32’30” – 110 37’30” longitude. The writing objective of this essay is to understand the geological
condition of research area, including the geomorfology, stratigraphy, structural, historical and environmental geology.
Methode used in this project is surface mapping including several stage, which is preliminary field study, field study or
data collecting, and post field study in form of laboratory analysis and studio analysis. Research area
geomorphofology is consist of 3 sub unit which is, river bed geomorphical subunit (F2), moderatly to steeply complex
folding hilly subunit (S21), denudational slopes and hills subunit (D1). Research area is made of 2 stream pattern that
is trellis and sub-trellis pattern with youth to mature regional stadia. Statigraphy of research area consist of 4 bedrock
unit. Queu of the bedrock unit from the oldest to youngest is napal bedrock unit with sandstone (Kalibeng formation),
napal kalibeng, napal lidah and alluvial sedimentation. Structural geology developed in research area consist of fault,
joint and folds. Research area consist of 2 folds, 3 reverse fault, 1 slip fault which is, Margomulyo anticline,
Tambakrejo Syncline, Jatimulyo reverse fault, Jumuk reverse Fault, Ngraho reverse fault, Windu slip fault, all of that
have relatively north-south main force direction with east-west pattern to northwest-southeast and northeast-
southwest. Natural reserve occured in research area is mainly water and fertile farm land. Geological hazzard in
research area is mass movement spesifically landslide.
2. Struktur Sesar
3. Struktur Lipatan
Gambar I.9. Sesar-sesar dan lipatan pada daerah penelitian
Liapatan adalah merupakan hasil perubahan dari citra DEM (Penulis, 2016)
bentuk dari suatu yang ditunjukan sebagai
lengkungan atau kumpulan dari lengkungan yang SEJARAH GEOLOGI
ditunjukannya pada unsur garis atau bidang didalam Berdasarkan data lapangan serta hasil
bahan tersebut, pada umumnya unsur yang terlibat analisis laboratorium di interpretasi lokasi daerah
pada lipatann adalah bidang perlipatan, foliasi, dan penelitian dapat disimpulkan, geologi yang
liniasi. Hansen (1971) vide Ragan (2009) menggambarkan mengenai runtutan sejarah geologi
mendefinisikan lipatan sebagai hasil perubahan dalam kerangka ruang dan waktu.
bentuk suatu bahan yang ditunjukan sebagai Sejarah geologi pada daerah penelitian
lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur dimulai pada Kala Miosen Akhir-Pliosen Awal (N18-
garis atau bidang di dalam bahan tersebut. 19). Pada kala itu secara ragional Pulau Jawa
merupakan suatu genangan laut yang memiliki lereng-
a. Antiklin Margomulyo lereng gunungapi yang cukup terjal dan berakhirnya
aktivitas vulkanisme secara umum, dimana zona
Antiklin ini dijumpai pada bagian selatan kendeng merupakan cekungan yang masuk kedalam
daerah penelitian, lebih tepatnya pada Desa cekungan foreland basin, akibat adanya aktivitas
Margomulyo. Ciri-ciri keberadaan antiklin ini ditandai tektonik dan tubuh gunungapi yang sudah tidak aktif
dengan adanya kemiringan lapisan yang saling mulai tererosi dan meningkatkan suplai material
berlawanan, dimana sayap bagian selatan miring ke sedimen sehingga menghasilkan endapan satuan
arah selatan, sedangkan sayap utara miring ke arah napal Kalibeng yang tersusun atas napal masif dan
utara. Lipatan ini melibatkan satuan napal Kalibeng kalsilutit, satuan ini diendapkan pada kedalaman zona
yang terdiri dari napal perselingan batupasir. Sumbu Bathial Atas-Bawah (Barker, 1960), berdasarkan
lipatan tidak dijumpai pada lokasi ini dikarenakan regional daerah penelitian dimana provenace sedimen
terbatasnya dimensi singkapan. Antiklin ini berasal dari arah selatan.
memanjang dari barat-timur daerah penelitian dan Pada Kala Miosen Atas-Pliosen Awal (N18-
berbelok ke tenggara dibagian timur dikarenakan N19) fase pengendapan berikutnya terjadi proses
terpotong oleh sesar mendatar.Berdasarkan data perubahan fasies yang diakibatkan oleh adanya
lapangan dan hasil analisi diperoleh kedudukan kenaikan muka air laut (transgresi) yang disebabkan
o o
bidang sumbu (Antiklin Magomulyo) N 259 E/81 dan oleh penurunan dasar cekungan, sehingga di
o o
sumbu lipatan 7 /N 78 E, maka diperoleh nama endapkan satuan napal perselingan batupasir
lipatan tersebut Upright Horizontal Fold (Fluety,1964). Kalibeng yang tersusun atas napal masif dan
batupasir yang terendapakan pada kedalaman zona
b. Sinklin Tambakrejo Bathial Atas-Bawah (Barker, 1960).
Pada Kala Pliosen Awal-Plistosen Struktur
Lipatan ini letaknya berdekatan dengan Antiklin geologi yang berkembang di daerah penelitian terjadi
Margomulyo, berada pada Desa Tambakrejo. 2 kali proses pembentukan struktur geologi yaitu
Keberadaan lipatan tersebut ditandai dengan adanya terjadi 2 orde pembentukan struktur geologi, pada
kemiringan lapisan yang berlawanan. Lipatan sinklin orde 1 menghasilkan gaya utama berasal dari utara-
Tambakrejo memenjang barat-timur atau sejajar selatan yang menghasilkan Fase deformasi rezim
dengan jurus sesar naik Jatimulyo. Berdasarkan data kompresi yang membentuk jalur lipatan-anjakan yang
lapangan dan hasil analisis pada sinklin Tambakrejo berarah barat-timur yang membentuk Antiklin
o o
diperoleh kedudukan bidang sumbu yaitu N 277 E/89 Margomulyo, Sinklin Tambakrejo, Sesar Naik
o o
dan sumbu lipatan 14 , N 277 E. Jatimulyo, Sesar Naik Jumuk, Sesar Naik Ngraho
dan Sesar Naik Ngraho. Dampak lain dari rezim
kompresi ini yaitu aktifnya jalur magmatisme Zaman 2. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari 4 satuan
Kuarter yaitu terbentuknya vulkanisme Gunungapi batuan, dengan urutan dari yang tertua sampai
Pandan yang bersamaan dengan perlipatan Zona termuda adalah satuan napal perselingan
Kendeng. batupasir karbonatan Kalibeng, merupakan satuan
Setelah terjadi pengangkatan besar-besar di yang paling tua di daerah penelitian, di atasnya
Kala Pliosen Akhir-Pleistosen Awal maka seiring diendapkan satuan napal Kalibeng yang memiliki
dengan proses erosi dan pelapukan yang terjadi hubungan selaras menjari terhadap satuan napal
diendapkan secara tidak selaras satuan Napal Lidah perselingan batupasir karbonatan Kalibeng.
dengan umur Pleistosen (N22-N23) yang tersusun Satuan napal Lidah secara tidak selaras di bawah
atas napal dengan beberapa sisipan batupasir yang satuan napal Kalibeng serta tidak selaras dengan
terendapkan pada zona kedalaman Neritik Tengah endapan aluvial di atas.
100-200 meter (Barker, 1960). 3. Struktur geologi yang berkembang di daerah
Kemudian terjadi aktivitas tektonik terakhir penelitian berupa lipatan, kekar dan sesar. Daerah
selanjutnya yang menyebabkan terbentuknya struktur penelitian terdapat 2 lipatan, 3 sesar naik dan 1
geologi pada orde yang ke 2, yang memiliki gaya sesar mendatar yaitu, Antiklin Margomulyo, Sinklin
utama berasal masih dari utara-selatan, yang Tambakrejo, Sesar Naik Jatimulyo, Sesar Naik
menghasilkan struktur geologi berupa sesar-sesar Jumuk, Sesar Naik Ngraho, dan Sesar Mendatar
mendatar Windu yang memotong lipatan dan Sesar kiri Windu yang memiliki arah tegasan utama relatif
Anjak di lokasi penelitian. dari utara-selatan dengan pola timur-barat sampai
baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya.
GEOLOGI LINGKUNGAN 4. Bahaya geologi bencana alam di daerah penelitian
adalah gerakan massa berupa land slide.
Geologi lingkungan juga merupakan salah satu
Sesumber geologi daerah penelitian berupa
cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
sumber daya air dan lahan.
interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya,
serta pelestarian dan pemanfaatan bumi oleh
manusia. Interaksi tersebut meliputi pemanfaatan dan
DAFTAR PUSTAKA
pengembangan sumber daya alam, dampak yang
ditimbulkan oleh adanya kegiatan pemanfaatan dan
Asikin, S., 1974, Geologi Struktur Indonesia,
pengembangan sumber daya alam tersebut, serta
Laboratorium Geologi Dinamis Institut Teknologi
adaptasi terhadap bencana alam.Sesumber yang
Bandung.
terdapat pada daerah penelitian yaitu:
Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia
1. Sumber daya air
Vol. 1A, Goverment Printing Office, Netherland.
2. Sumber daya tanah
Blow, W. H., 1969, Late Middle Eocene to Recent
Bencana alam adalah suatu proses yang dapat
Planktonic Foraminifera Biostratigraphy, Leideen
menimbulkan kerugian bagi makhluk hidup. Disebut
Nederland, E. J, Vol 1, Geneva.
bencana adalah karena adanya aktivitas geologi yang
memberi dampak negatif bagi kehidupan manusia,
Bouma, A.H., 1962, Sedimentology of Some Flysh
baik langsung maupun tidak langsung. Bencana alam
Deposits, A Graphic Approach to Facies
yang terdapat pada daerah penelitian gerakan
Interpretation. Elsevier Co., Amsterdam.
massa (land slide)
Dunham, R. J., 1962, Classification of Carbonate
KESIMPULAN
Rock According to Depositional Texture, In Han,
W. E. (ed) 1962, Classification of Carbonate
Pada daerah penelitian dari hasil pengolahan Rock, AAPG, bulletin, v.65, h. 108-121.
dan interpretasi data lapangan dan data laboratorium
yang dilandasi konsep geologi, maka dapat diambil Fossen, H., 2010, Structural geology, Cambridge
kesimpulan bahwa keadaan geologi daerah University Press, New York.
penelitian, yang terletak pada daerah Tambakrejo dan
sekitarnya Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Genevraye , P., Samuel, L, 1972,Geology of the
Bojonegoro, Propinsi Jawa Timur, adalah sebagai Kendeng Zone (Central and East Java),
berikut: Indonesian Petroleum Association.
1. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 Howard, A.D., 1967, Drainage Analysis in Geologi
satuan geomorfik yaitu: subsatuan geomorfik Interpretation, AAPG Bulletn, vol.51.
tubuh sungai (F2) menempati sekitar 0,52% dari
luas daerah penelitian, subsatuan geomorfik Hussein, S., 2016, Buku Panduan Ekskursi Geologi
perbukitan lipatan komplek (S21) menempati Regional Jawa Timur Bagian Barat, Jurusan
sekitar 80% dari luas daerah penelitian dan Teknik Geologi, Fakultas teknik Universitas
subsatuan geomorfik perbukitan denudasional Gadjah Mada, Yogyakarta.
(D1) menempati sekitar 19% dari luas daerah
penelitian. Pola pengaliran yang berkembang Koesoemadinata, R. P., 1985, Prinsip-prinsip
berupa subdendritik dan trelis, dengan stadia Sedimentasi, Catatan Kuliah, Jurusan Teknik
daerah muda menuju dewasa. Geologi ITB.
BIODATA PENULIS
Marshak, S. & Mitra, G., 1988, Basic Methods of
Structural Geology, New Jersey : Prentice Hall. Nama Lengkap :
rd Larikiansyah
Pettijhon, F. J., 1975, Sedimentary Rock 3 edition,
Harper and Row, Publishers, New York, 1-628. Tempat Tanggal Lahir :
1,5,13. Prabumulih ( Sumatera Selatan) 14 April 1992
Lobeck, A.K., 1939, Geomorphology, An Introduction Alamat :
to the Study of Landscape, Mcgraw-Hill Book Jln Wijoyomulyo Glaga Lor, Kecamatan Banguntapan,
Company Inc., New York. Kabupaten Bantu, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pringgoprawiro., 1983. Biostratigrafi dan Bidang :
Paleogeografi Cekungan Jawa Timur : Suatu Teknik Geologi
Pendekatan Baru, Thesis Doktor, ITB, Bandung.
Tahun Lulus :
Pringgoprawiro,H.,dan Sukido, 1992, Peta Geologi !6 Januari 2017
Lembar Bojonegoro skala 1 : 100.000, Puasat
Penelitiandan Pengembangan Geologi, Bandung.